Anda di halaman 1dari 24

MEMBANGUN MASYARAKAT PROFESIONAL BERBASIS

AKHLAKUL KARIMAH

Disusun oleh :
Kelompok 2 JTD 4C

Ariska Rachmatillah

( 1241160014 )

Candra Setiya Fajriawan

( 1241160058 )

Choirul Huda

( 1241160076 )

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2015
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Membangun Masyarakat Profesional Berbasis Akhlakul Karimah ini
dapat selesai dengan tepat pada waktunya tanpa ada hambatan yang berarti.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agama Islam. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Abdul Chalim, S.Ag., M.Pd.I selaku dosen Mata Kuliah Umum
Agama Islam Program Study Jaringan Telekomunikasi Digital
Politeknik Negeri Malang yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
2. Kedua orang tua kami yang selama ini memberi dorongan motivasi
dan materi kepada kami.
Akhir kata, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf
atas segala kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami berharap adanya kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Malang, 18 September 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 5
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................... 6
2.1 Pengertian Akhlak dan Etika ........................................................
2.1.1 Pengertian Akhlakul Karimah ...........................................
2.1.2 Manfaat Akhlakul Karimah ...............................................
2.1.3 Dasar - Dasar Akhlakul Karimah ......................................
2.2 Ciri-Ciri Seorang Muslim yang Memiliki Profesionalisme

7
8
8
8
Berbasis

Akhlakul Kharimah ........................................................ 10


2.3 Membangun Masyarakat yang Profesional ........................... 11
2.4 Membangun Masyarakat Berbasis Akhlakul Karimah ............ 13
2.5 Faktor Pembentuk Akhlak Manusia ................................... 13
2.6 Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan ................................ 17
BAB III. PENUTUP ................................................................................. 24
3.1

Kesimpulan ....................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 25

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Suatu bangsa atau negara akan jaya bila warga negaranya terdiri
dari orang-orang yang berakhlak mulia/luhur. Sebaliknya, bila warganya
berakhlak buruk maka rusak pulalah bangsa dan negara itu.Apabila rusak
akar,

maka

akan

Subhanahuwataala

rusaklah

tanaman

berfirman:Dan

dan

tanah

cabangnya.

yang

baik,

Allah

tanaman-

tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak
subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur. (Al- Araf: 58).(http://arifnursahid.blogspot.com).
Sudah kita rasakan jati diri bangsa kita sebagai bangsa yang ramah
tamah, lemah lembut, penuh sopan santun mulai pudar karena bangsa kita
mengalami krisis akhlak al karimah.Hal itu terjadi karena yang mereka
pupuk bukan hatinya, tetapi nafsunya.Bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang besar, bangsa yang umat muslimnya paling banyak di dunia
seharusnya bisa menjadi contoh bangsa-bangsa yang lain dalam hal
akhlak, bukan malah menjadi bangsa yang mengekor kepada akhlak atau
budaya barat yang tidak ada nilai-nilai islaminya.
(http://murtadinkafirun.forumotion.net)
Agama berperan penting dalam kehidupan umat manusia.Agama
menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan bangasa dan negara
yang bermakna, damai dan bermartabat.Menyadari betapa pentingnya
peran agama bagi kehidupan manusia maka internalisasi nilai-nilai agama
dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat.(http://tobroni.staff.umm.ac.id)
Sependapat dengan (http://prezi.com), Membangun masyarakat
professional berbasis aklahkul karimah dimaksudkan untuk peningkatan
potensi spiritual dan membentuk menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Subhanahu Wataala dan berakhlak mulia.Akhlak
mulia menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari
pendidikan

Agama.

Peningkatan

potensi

spiritual

mencakup

pengenalan,pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta

pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun


kolektif kemasyarakatan yang profesional. Tolak Ukur baik dalam
berakhlaqul karimah

adalah baik secara aturan dan sikap (cara

penyampaian) menurut:
1. Agama (Allah dan Rasul).
2. Aturan Perundangan yang berlaku
3. Norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat
Menurut (Toto Suryana ,1997 : 107 ), Akhlak merupakan bagian
yang sangat penting dalam ajaran Islam. Atau dengan kata lain, Akhlak
dapat disebut sebagai aspek ajaran agama Islam yang mengatur tentang
perilaku manusia. Bahkan maksud diturunkannya agama adalah untuk
membimbing

sikap

dan

perilaku

manusia

agar

sesuai

dengan

fitrahnya.Agama menuntun mahasiswa agar dapat memelihara dan


mengembangkan kecenderungan mental yang bersih dan jiwa yang suci.
Oleh karena itu, Rasul bersabda : Tiadalah Aku diutus melainkan untuk
menyempurnakan akhlak dan perilaku manusia. . Oleh karena itu, penulis
kali iniakan membuat makalah yang berjudul Membangun Masyarakat
yang Profesional sesuai dengan Akhlakul Karimah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditentukan
rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1

Bagaimana ciri - ciri masyarakat yang profesional berbasis


ahklakul karimah ?

1.2.2

Bagaimana membangun masyarakat profesional berbasis

akhlakul karimah?
1.2.3

Bagaimana penerapan akhlakul karimah pada kehidupan sehari-

hari ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang dicapai sesuai rumusan masalah yang diperoleh adalah
sebagai berikut :

1.3.1

Untuk mengetahui cara menumbuhkan masyarakat yang

1.3.2

profesional berbasis akhlakul karimah.


Untuk membangun masyarakat yang profesional dan berbasis

1.3.3

Akhlakul Karimah.
Untuk mengetahui penerapan akhlakul karimah pada kehidupan
sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak dan Etika
Menurut (Abdul Chalim, 2011 : 85 - 86),Secara etimologis kata
akhlak berasal dari bahasa arab ( )(dalam bentuk jama, sedang
mufradnya adalah khuluq ( ) , yang berarti budi pekerti atau perangai
atau tingkah laku. Akhlak bersinonim dengan etika dan moral.Kata
akhlak mengandung segi persesuaian dengan khalqun (ciptaan) serta erat
hubungannya dengan khaliq dan makhluq. Setiap perbuatan dan perilaku
manusia , baik secara individu maupun interaksi sosial tidak dapat terlepas
dari pengawasan khaliq (Tuhan). Perkataan ini bersumber dari kalimat
yang tercantum dalam Al Quran surat Al- Qalam yang artinya berbunyi
bahwa :
Sesungguhnya engkau ( Ya Muhammad ) mempunyai budi pekerti yang
luhur. Demikian juga dari Hadits Nabi SAW : Aku diutus untuk
menyempurnakan kemuliaan budi pekerti .
Menurut Ibnu Miskwaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang
yang mendorong untuk melakukan perbuatan perbuatan tanpa melalui
pertimbangan fikiran terlebih dahulu. Sedangkan, Al Ghazali
menyebutkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa
yang darinya timbul perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan fikiran. Sejalan dengan itu, Ahmad Amin menjelaskan
bahwa akhlak adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada yang
lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat.
Sebagaimana, Akhlak secara substansial adalah sifat hati (kondisi
hati) bisa baik buruk yang tercermin dalam perilaku.Jika sifat hatinya baik
maka yang muncul adalah akhlak yang baik (al-akhlaq al-karimah).
Sedangkan Etika adalah sebuah tatananperilaku berdasarkan suatu
sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika lebih banyak dikaitkan
dengan ilmu/filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk
adalah akal manusia.(Rahmat Djatnika, 1992:26)
7

2.1.1

Pengertian Akhlakul Karimah


Menurut

Akhlakul karimah

(http://hasans.blogspot.com)
merupakan

keadaan

jiwa

menjelaskan
yang

bahwa,

kokoh,

dari

manatimbul berbagai perbuatan dengan mudah tanpa menggunakan


pikiran dan perencanaan. Bilamana perbuatan-perbuatan yang timbul dari
jiwa yang baik,maka keadaannya disebut akhlak yang baik. Mengamalkan
akhlakul karimah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah secara
horizontal kepada sesama manusia, lingkungan masyarakat, bangsa dan
Negara.
2.1.2

Manfaat Akhlakul Karimah


(http://hasans.blogspot.com)

mengungkapkan

bahwa, Manfaat

Akhlakul Karimah adalah keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat.


Keberuntungan atau manfaat lain dari akhlakul karimah di antaranya
adalah:
1. Memperkuat dan menyempurnakan agama.
2. Mempermudah perhitungan amal di akhirat
3. Menghilangkan kesulitan.
4. Selamat hidup di dunia dan akhirat.
2.1.3

Dasar - Dasar Akhlakul Karimah


(http://arifnursahid.blogspot.com)menjelaskan bahwa, Dalam Islam

yang menjadi dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat
seseorang itu baik atau buruknya adalah Al Quran dan As Sunnah.Apa
yang baik menurut Al Quran dan As Sunnah itulah yang baik untuk
dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, apa yang
buruk menurut Al Quran dan As Sunnah berarti itu tidak baik dan harus di
jauhi.Dalam surat (Al Qalam :4) yang artinya :
Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) mempunyai akhlak (budi
pekerti) yang amat tinggi .

Hadits (HR.Tirmidzi)yang berbunyi :


Orang mukmin yang sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaqnya
(budi pekertinya ).
Hadits (HR. Akhmad)yang artinya :
Sesungguhnya akan diutus kedunia itu untuk menyempurnakan akhlak
budi pekerti yang mulia.
(Al Forqan, 25 : 63 ) yang artinya :
Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu
( ialah ) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati
( tidak sombong ) dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka ,
mereka mengucapkan kata-kata ( yang mengandung ) keselamatan
( TAWADHU ). (http://republika.co.id)
Hadist (HR.Tabrani)yang artinya:
Siapakah diantara mereka hamba-hamba Allah ini yang lebih dicintai
oleh Allah ? Rasulullah menjawab, Yaitu orang yang paling baik
akhlak-nya. (http://republika.co.id)
Hadist (HR.Tabrani)yang artinya:
Siapakah diantara orang mukmin yang paling sempurna imannya ?
Rasulullah menjawab: Yaitu orang yang paling baik akhlak
nya. (http://.republika.co.id)

Hadist ( HR.Ahmad ), Dari Abdullah bin Amir : Aku pernah mendengar


Rasulullah bersabda , Maukah kalian kuberitahu tentang orang yang
paling kucintai dan paling dekat duduknya dengan aku nanti di hari kiamat
? Diulanginya perkataan itu dua kali tiga kali. Mereka menjawab :
Baiklah ya Rasulullah , Beliau bersabda , Yaitu orang yang paling baik
akhlak nya.

Menurut

(http://arifnursahid.blogspot.com),Yang

termasuk

Akhlakul Karimah / akhlak yang terpuji:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.2

Berbakti kepada ibu bapak


Bersikap baik kepada saudara dan tentangga
Suka menolong kepada orang lain
Cinta kepada Allah SWT
Cinta dan taat kepada Rasul
Memelihara dan menyantuni binatang& tumbuh tumbuhan
Menepati janji , Amanah, Sabar, Pemaaf & Ikhlas
Tawakal, Adil, Bijaksana, Berani karena benar & Tawadhu

Ciri-Ciri Seorang Muslim yang Memiliki Profesionalisme Berbasis


Akhlakul Kharimah
1. Mengembangkan prinsip manajemen profesional
2. Memiliki jiwa kepemimpinan.
3. Mempertimbangkan keputusan yang di ambil.
4. Menghargai waktu.
5. Selalu berusaha ke arah yang lebih baik.
6. Memiliki semangat berlomba dalam kebaikan.
7. Memiliki motifasi untuk mandiri.
8. Berwawasan kerahmatan lilalamin.
9. Haus untuk memiliki sifat ilmu pengetahuan.
10. Tidak cepat puas, tidak mudah putus asa, penuh kesabaran, ulet,
pantang menyerah. (http://id.scribd.com)

2.3

Membangun Masyarakat yang Profesional


Menurut (http://sambokritis.blogspot.com) bahwa, Era globalisasi
sudah berjalan sedemikian rupa, setiap sektor kehidupan baik dalam
bernegara ataupun berbangsa yang meliputi aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan membutuhkan
pengelolaan yang efektif dan efisien dalam rangka mempertahankan
kelangsungan hidup dan identitas bangsa dan negara. Pengelolaan yang
efektif salah satunya bertitik tolak pada kesediaan sumber daya manusia
yang unggul, dan salah satu manifestasi dari sumber daya manusia yang
unggul adalah tenaga profesional, oleh karena itu setiap bangsa dituntut
untuk menjadi bangsa yang profesional.

10

Dalam menanamkan profesionalisme media yang paling efektif


adalah pendidikan formal. Profesionalisme harus sudah dikenalkan pada
lembaga pendidikan formal paling dasar (SD-SMP) dan mulai diterapkan
pada lembaga pendidikan formal tingkat menengah. Pada pendidikan
formal tingkat tinggi yang output dan outcome-nya dipersiapkan sebagai
tenaga yang handal dalam mengelola setiap aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara, profesionalisme harus sudah mendarah daging. Sehingga
ketika memasuki dunia sesungguhnya (kerja), profesionalisme sudah dapat
dimanifestasikan.
Profesionalisme tanpa didasari akhlakul karimah akan pincang,
seperti beberapa waktu ke belakang, bagaimana seorang hakim di
Sumatera Utara begitu bersikukuh pada profesionalisme sehingga
mengabaikan aspek moral dan psikologis seorang bocah yang bernama
Raju, yang baru berusia 7 tahun 8 bulan. Bagaimana seorang artis karena
terlalu terfokus pada profesionalisme mengabaikan nilai-nilai akhlakul
karimah beriringan dengan hilangnya kreaifitas. Profesionalisme dengan
ditunjang akhlakul karimah menurut mereka adalah pengkebirian
kreatifitas, padahal sesungguhnya kreatifitas akan selalu hidup walaupun
dibatasi norma.
Sebagaimanayang diungkapkan (http://okinugraha.wordpress.com)
bahwa, seorang profesional kreatif yang dilandasi akhlakul karimah akan
menghasilkan produk yang bernilai sangat tinggi, hal tersebut karena
produk yang dihasilkan merupakan produk profesional dan produk yang
sesuai

norma

(akhlakul

karimah).

Seorang

profesional

akan

mendedikasikan dirinya untuk profesinya dan seorang yang berakhlakul


karimah akan senantiasa menjunjung norma norma, seorang yang keatif
akan selalu menghasilkan kreasi yang dapat memberikan nilai positif bagi
dirinya.
Manusia diciptakan dengan segala kesempurnaannya, sehingga
menjadikan dirinya makhluk yang mulia, tetapi kesempurnaan dan
kemuliaan itu akan sirna dan jatuh akan keterpurukan, kecuali mereka

11

yang mengerjakan amal soleh, yang membela kebenaran dan menetapi


kesabaran.
Dewasa ini yang sangat terasa di negara kita yang tercinta ini
adalah rendahnya kesadaran terhadap fitrah manusia dan terlalu
terfokusnya prilaku dan pola pikir terhadap kapitalisme. Kesadaran bangsa
kita akan pentingnya norma terkikis oleh hegemoni demokrasi yang
kebablasan, terkikis oleh demokrasi yang menjurus kepada kebebasan
absolut.
Sumber daya manusia yang berada di belakang media massa harus
memilki profesionalisme, kreaifitas dan akhlakul karimah. Para pengelola
media massa harus mengikis mental kapitalisme yang mengabaikan
kepentingan-kepentingan umum (mayoritas). Para pengelola media massa
harus memiliki mental khoirunnas yan fauhum linnas, sebaik-baiknya
manusia ialah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Jangan hanya demi
memperkaya diri lalu hilanglah kesadaran bahwa sesungguhnya yang
berada disekitar kita sengsara akibatnya.Manfaat yang diambil hanya
untuk dirinya sendiri.

2.4

Membangun Masyarakat Berbasis Akhlakul Karimah


Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf,
serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. (Al-Araaf: 199)
Ayat ini menurut Az-Zamaksyari dan Ibnu Asyur termasuk kategori
Ajmau Ayatin fi Makarimil Akhlak, ayat yang paling komprehensif dan
lengkap tentang bangunan akhlak yang mulia, karena bangunan sebuah
akhlak yang terpuji tidak lepas dari tiga hal yang disebutkan oleh ayat
diatas, yaitu memaafkan atas tindakan dan prilaku yang tidak terpuji dari
orang lain, senantiasa berusaha melakukan dan menyebarkan kebaikan,
serta berpaling dari tindakan yang tidak patut.
Sedangkan dalam surat Ali Imran: 159, Allah menggambarkan
rahasia sukses dakwah Rasulullah saw yang dianugerahi nikmat yang

12

teragung dari Allah swt yaitu nikmat senantiasa bersikap lemah lembut,
lapang dada dan memaafkan terhadap perilaku kasar orang lain ,
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah

mereka,

mohonkanlah

ampun

bagi

mereka,

dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila


kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya. (QS Ali Imran:159). (http://id.scribd.com)
2.5

Faktor Pembentuk Akhlak Manusia


Perwujudan

akhlak

dalam

kehidupan

manusia

mengalami

perbedaan. Hal ini dipengaruhi dua faktor utama sebagaimana dinyatakan


(Thohir Luth, 2005:119-133) sebagai berikut :
a. Faktor dari dalam (internal) yaitu sifat sifat bawaan atau yang
dibawa sejak lahir.
b. Faktor dari luar (eksternal) : pengaruh yang terjadi di luar diri manusia
karena adanya suatu aksi dan interaksi.
1. Instink ( Naluri )
Setiap kelakuan manusia lahir dari suatu kehendak yang
digerakkan oleh naluri (instink).Naluri adalah tabiat yang dibawa manusia
sejak lahir, jadi merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir.Ada
yang mendefinisikan bahwa naluri ialah sifat yang dapat menimbulkan
perbuatan yang menyampaikan tujuan dengan terpikir terlebih dahulu ke
arah tujuan itu tanpa didahului latihan perbuatan. Hal tersebut merupakan
bidang pembahasan psikologi, pengertian tentang naluri sangat penting
sebab para ahli etika tidak merasa hanya menyelidiki tindak tanduk lahir
manusia saja , tetapi merasa perlu menyelidiki faktor - faktor pendorong
dari dalam jiwa pelakunya yang bersumber dari suatu naluri yaitu naluri
ingin makan dan mempertahankan kelanjutan hidupnya. Dalam hubungan

13

ini, ahli ahli psikologi menerangkan berbagai naluri yang ada apada
manusia yang menjadi pendorong tingkah lakunya diantaranya :
a. Naluri makan (nutritive instinct). Begitu lahir manusia telah membawa
suatu hasrat makan tanpa didorong oleh orang lain.
b. Naluri berjodoh (sexual instinct). Laki laki menginginkan wanita dan
sebaliknya. Dalam Al Quran dijelaskan bahwa : Manusia itu
diberi hasrat (keinginan) kepada wanita, anak-anak dan kekayaan
yang melimpah limpah. (Ali Imran:14)
c. Naluri keibu-bapakan (paternal instinct), yaitu tabiat kecintaan orang
tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak pada orang tuanya.
d. Naluri berjuang (combative instinct), tabiat manusia yang cenderung
mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan.
e. Naluri ber-Tuhan, tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya
yang mengatur dan memberikan nikmat kepadanya. Naluri ini
disalurkan dalam hidup beragama.
Selain dari kelima instink tersebut, masih banyak lagi instink yang
dikemukakan oleh para ahli psikologi, misalnya : instink memiliki, instink
ingin tahu dan memberitahu, instink takut, instink suka bergaul, instink
meniru. Naluri itu laksana pedang bermata dua, dapat merusak diri
sendriri dan dapat mendatangkan manfaat sebesar-besarnya. Hal ini
bergantung pada cara penyalurannya.
Nutritive Instink misalnya : jika diperturutkan begitu saja dengan
makan apa saja tanpa batas sesuai dengan panggilan hawa nafsu, maka
pastilah akan merusak diri sendiri. Islam mengajarkan agar naluri ini
disalurkan dengan makan atau minum barang yang baik, halal dan suci
serta tidak berlebih-lebihan.
Naluri Berjodoh, jika diperturutkan begitu saja, dapat menyeret
pada kehinaan dan kerendahan, misalnya kebebasan sex, kepelacuran,
homosexual,

lesbian, dan

sebagainya. Tetapi juga agama

tidak

menghendaki agar nafsu sex itu dibinasakan dengan menganiaya diri


sendiri. Naluri berjodoh itu perlu disalurkan melalui jalan yang halal dan
suci, yakni pernikahan sesuai dengan syariah Islam.
2. Keturunan

14

Salah satu faktor yang diselidiki dalam etika ialah masalah


Keturunan. Dan Sunatullah yang berlaku pada laam ini dapat diketahui
bahwa cabang itu menyerupai pokoknya dan pokok menghasilkan yang
serupa atau hamper serupa dengannya. Dalam dunia manusia dapat dilihat
anak-anak yang menyerupai orangtuanya bahkan nenek moyangnya yang
sekalipun sudah jauh, sejumlah warisan fisik dan mental masih terus
diturunkan pada cucu-cucunya.
Manusia mendapatkan warisan fisik dan mental, mulai dari sifatsifat umum sampai ke sifat-sifat yang khusus yang dapat dikemukakan
sebagai berikut :
a

Manusia yang berasal dari satu keturunan dimana-mana membawa


turunan dari pokok-pokoknya beberapa sifat dan pembawaan yang
bersamaan, misalnya bentuk badan, perasaan, akal dan pemikiran.
Dengan sifat-sifat manusia yang diwariskan dari satu nenek moyang,
maka manusia dapat menundukan alam, sedangkan keistimewaan itu

tidak diwariskan kepada hewan karena berlainan keturunan.


Dan sifat-sifat kemanusiaan yang umum menurunkan sifat-sifat khas
kemanusiaan kepada keturunannya, maka kita dapati pula adanya
rumpun, bangsa dan suku sebagai cabang dari ranting dan asal

manusia tadi.
3. Azam
Salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku manusia
adalah kemauan keras (Azam). Itulah yang menggerakan manusia berbuat
dengan sungguh-sungguh. Seorang dapat bekerja sampai larut malam dan
pergi menuntut ilmu dinegeri yang jauh berkat kekuatan azam.
Sebenarnya kehidupan orang-orang besar dan terkemuka dalam sejarah
hidupnya digerakkan oleh kehendak yang keras. Itulah rahasia
kemenangan hidup mereka. Semangat mereka luntur dalam melaksanakan
segala urusan, karena memliki azam yang demikian kuatanya.
Kadang-kadang kehendak itu pun terkena penyakit sebagai mana
halnya tubuh kita natara lain :
a

Kelemahan kehendak : seseorang mudah menyerah kepada hawa


nafsunya, kepada lingkungan atau kepada pengaruh yang jelek.

15

Kehendak yang kuat tetapi salah arah : yakni diarahkan pada pola
hidup yang merusak dalam berbagai bentuk kedurhakaan dan
kerusakan.
Pendorong dan perangsang kelakuan manusia sehingga dapat

melakukan perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan jahat sesuai


dengan nalurinya itu, dinyatakan dalam Al-Quran berupa :
a

Tandazir : yakni peringatan berupa neraka atau siksaan atau

timpakan kepada orang-orang yang berbuat jahat.


Tabyir : yakni berita gembira bahwa surge atau kebahagiaan yang
kekal dan abadi dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan

beramal saleh
4. Suara Batin
Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu wkatu
memberikan peringatan (syarat) jika tingkah laku manusia berada di
ambang bahaya dan keburukan. Kekuatan tersebut adalah suara batin
atau suara hati yang dalam bahasa Arab disebut dlamir. Fungsi dara
bahasa batin tersebut ialah memperingatkan bahanyanya perbuatan buruk
dan berusaha mencegahnya.
5. Kebiasaan
Yang dimaksud kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang
ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan.
Contoh :
a Merokok adalah suatu kelakuan yang pada waktu pertama
b

dilakukan tidaklah merupakan suatu kesenangan.


Bangun tengah malam mengerjakan solat tahajud, berat bagi orang
yang tidak biasa. Tetapi apabila hal tersebut sering dilakukan maka
akan menjadi mudah.

2.6

Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan


Sependapat dengan(Abdul Chalim, 2011 : 105-111),Dalam
pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa
seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari
keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku
kehidupan sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul
sebagaimana disabdakannya :

16

Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.(


HR.Ahmad)
Secara umum dapat dikatakan, bahwa akhlak yang baik pada dasarnya
adalah akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatu secara utuh dalam
diri seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syariat akan
lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku
yang tampak apabila syariat Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.
Menurut obyek / sasarannya terdapat akhlak terhadapa Allah,
akhlak kepada manusia dan akhlak kepada lingkungan.

1. Akhlak kepada Allah


a. Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim
beribadah membuktikan kepatuhan terhadap perintah Allah.
Berakhlak kepada Allah dilakukan melalui medi komunikasi yang
telah disediakan, antara lain ibadah shalat.
b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai
situasi dan kondisi , baik diucapkan dengan mulut maupun dalam
hati,

Berzikir

kepada

Allah

melahirkan

ketenangan

dan

kententraman hati sebagaimana dimaksud dalam firman Allah :


Ingatlah, dengan zikir kepada Allah akan menentramkan hati.(ArRad, 13:28)
c. Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa
merupakan inti ibadah karena ia merupakan pengakuan atas
keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan
akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan doa
dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus
kekuatan akal manusia. Orang yang tidak pernah berdoa adalah
orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia
karena dipandang sebagai orang yang sombong.

17

d. Tawakkal kepada Allah yaitu, berserah diri sepenuhnya kepada


Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu
keadaan.

Tawakkal

bukanlah

menyerah

kepada

keadaan,

sebaliknya tawakkal mendorong orang untuk bekerja keras karena


Allah tidak menyia-nyiakan kerja manusia. Setelah bekerja keras
apapun hasilnya akan diterimanya sebagai sesuatu yang terbaik
bagi dirinya, tidak kecewa atau putus asa.
e. Tawaduk kepada Allah adalah rendah hati di hadapan Allah.
Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang
Mahakuasa, oleh karena itu, tidak ada alas an bagi manusia untuk
tidak bertawaduk kepada Allah karena manusia diciptakan dari
bahan yang hina , yaitu tanah.
2. Akhlak kepada Manusia
a. Akhlak kepada diri sendiri
1. Sabar adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri
sebgau hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap
apa yang menimpanya. Sabar melaksanakan perintah adalah
sikap menerima dan melaksanakan segala perintah tanpa pilih
pilih dengan ikhlas.
2. Syukur adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat
Allah

yang

tidak

bisa

terhitung

banyaknya.

Syukur

diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Orang yang


suka bersyukur terhadap nikmat Allah akan ditambah nikmat
yang diterimanya sebagaimana firmanNya :
Kalau kalian bersyukur, tentu Aku akan menambah (nikmat)
untukmu dan jika kamu mengingkati (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Ibrahim, 14:7)
b. Akhlak kepada ibu bapak
Akhlak kepada Ibu Bapak adalah berbuat baik kepada
keduanya dengan ucapan dan perbuatan.Allah mewasiatkan agar
manusia dapat berbuat baik kepada ibu bapak. Berbuat baik kepada
ibu bapak dapat dibuktikan dengan menyayangi dna mencintai
mereka serta berterima kasih dengan cara bertutur kata lembut dan
sopan. Berbuat baik kepada Orang tua tidak hanya ketika mereka

18

hidup, tetapi harus berlangsung walaupun mereka telah meninggal


dunia dengan cara mendoakan dan meminta ampunan untuk
mereka, menepati janji mereka yang belum terpenuhi, dan
meneruskan silaturahmi dengan sahabat sahabat sewaktu mereka
hidup.

c. Akhlak kepada keluarga


Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih
sayang diantara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk
komunikasi.Komunikasi dalam keluarga diungkapkan dalam
bentuk perhatian baik melalui kata kata maupun perilkau.
Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan
dirasakan oleh seluruh keluarga. Pendidikan dalam keluarga akan
ditanamkan dalam keluarga akan menjadi ukuran utama bagi anak
dalam menghadapi pengaruh yang dating kepada mereka di luar
rumah.
3. Akhlak kepada Lingkungan
Misi Agama Islam adalah mengembangkan rahmat bukan
hanya kepada manusia tetapi juga kepada alam dan lingkungan
hidup, sebagaimana firman Allah.
Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan
utnuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. (Al-Anbiyaa, 21 :107).
Misi tersebut tidak terlepas dari tujuan diangkatnya manusia
sebagai khalifah di bumi ,yaitu sebagai wakil Allah yang bertugas
mengelola , memakmurkan, dan melestarikan alam. Memakmurkan
alam adalah mengelola sumber daya alam sehingga dapat
mensejahterahkan tanpa merugikan alam itu sendiri.Menurut
(http://palembang.tribunnews.com).
Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Keluarga.
Beberapa contoh akhlaqul karimah anak kepada kedua orang tua:
1. Bertutur kata dengan bahasa yang halus.

19

2. Mohon ijin ketika akan bepergian dan pamitan dengan


mencium tangan serta memohon doa mereka.
3. Bila disuruh segera melaksanakan, selama tidak maksiat.
4. Bila dinasehati, anak mendengarkan dengan baik dan tidak
memotong pembicaraan.
5. Bila berbicara supaya dengan nada yang rendah dari orang tua/
tidak membentak, atau mengeluarkan kalimat yang kasar.
6. Senang membantu pekerjaan orang tua di rumah
7. Mendahulukan kepentingan/ perintah orang tuanya dari pada
kepentingan diri sendiri.
8. Jujur , amanah dan tidak berkhianat kepada orang tua.
9. Apabila berselisih pendapat dengan orang tuanya anak tetap
menghargai pendapat orang tuanya.
10. Selalu mendoakan baik kepada orang tuanya.
11. Merawat orang tuanya ketika sedang sakit dan utamanya ketika
sudah tua
12. Bila dipanggil

segera

memenuhi

panggilannya

sambil

mendekat.
Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Masyarakat.
Berikut beberapa contoh akhlaqul karimah dalam masyarakat:
1. Apabila bertemu dengan tetangga menyapanya.
2. Apabila melewati sekelompok masyarakat menyapa dengan
sopan dan permisi.
3. Apabila naik kendaraan di dalam kampung dengan kecepatan
rendah dan tidak menggeberkan gasnya atau melepas sarangan
4.
5.
6.
7.

knalpotnya.
Melayat warga yang meninggal dan memberikan sumbangan.
Membantu dan menjenguk warga yang sakit.
Ikut serta dalam kegiatan gotong royong/ kerja bakti.
Membantu warga yang terkena musibah.

Menurut (http://ppimaroko.org/index.php) , Secara alamiah kita


juga harus proaktif mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat baik
dalam bentuk materi maupun tenaga, jangan sampai kita mengabaikan
bahkan acuh terhadap kegiatan di lingkungan sekitar sehingga
berakibat munculnya penilaian negative dari masyarakat. Rasulullah,
saw bersabda: yang artinya:
i. Barang siapa yang iman kepada Allah dan hari akhir maka
jangan menyakiti tetangganya (HR. Bukhari)
20

ii. Orang iman yang bergaul dalam masyarakat dan sabar terhadap
hal-hal yang menyakitkan dari mereka, adalah lebih utama dari pada
orang iman yang tidak bergaul dalam masyarakat dan tidak sabar
terhadap hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR.Attirmidzi).
4. Akhlak kepada Tataran Berbangsa dan Bernegara
Sebagian besar ulama Islam di Indonesia telah sama-sama
sepakat bahwa bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) ini adalah sudah final dan tidak bisa ditawar lagi.Sikap ini
bahkan telah diperkuat dalam ijtima ulama se Indonesia dalam
pertemuan para ulama di bawah koordinasi Majelis Ulama
Indonesia (MUI) di Pondok Gontor, Ponorogo pada tahun 2006
yang lalu. Dengan demikian penerapan akhlaqul karimah dalam
berbangsa dan bernegara dapat dicontohkan sebagai berikut:
1. Mensepakati dan mendukung sepenuhnya untuk tetap tegaknya
Negara Kesatuan
2. Republik Indonesia.
3. Rela berkorban untuk tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Berusaha menempatkan kepentingan Bangsa dan Negara di
atas kepentingan pripadi dan golongan.
5. Komitmen terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD
1945.
6. Menghormat, menjunjung tingi dan tidak mencela lambanglambang kebesaran Negara.
Sebagai daerah yang mendapatkan penghargaan diwilayah
pendidikan dari Presiden RI, sepertinya Kota Tangerang layak
menjadi daerah percontohan yang menggunakan sistem pendidikan
yang berbasis multikultural, dengan ditopang kemultikulturalan
masyarakatnya.
Akhlakul karimah pun sepertinya harus ditafsirkan begitu
Prural agar bagaimana, ketika sistem (Akhlakul Karimah) tersebut
masuk pada ranah pendidikan, tidak menghilangkan atau bahkan
mendeskritkan identitas-identitas minoritas, tetapi bagaimana

21

identitas-identitas yang ada bisa saling bercumbu mesra, sebagai


cita-cita luhur masyarakat Akhalakul Karimah yang berbangsa dan
bernegaraIndonesia.Wallahu Alam bi ash Showab.

22

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Akhlakul Karimah merupakan sifat terpuji yang harus di miliki
oleh setiap manusia.akhlak merupakan tolak ukur yang yang menunjukan
baik buruknya seseorang,setingginya-tinggi orang ilmu seseorang, kalau
tidak berakhlak apalah artinya. dan manfaat dari akhlak itu akan
berdampak pada kehidupan. Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh
yang

paling

tepat

untuk dijadikan teladan dalam membentuk

kepribadian.
Dengan demikian dasar akhlakul karimah adalah ajaran
agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah sebagai
pedoman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan kepada
Allah maupun sesama makhluk.Akhlak juga sebagai penentu kemulyaan
seseorang bahkan sebuah komunitas bangsa.
Manfaat dari akhlakul karimah sendiri adalah memperkuat dan
menyempurnakan agama, Mempermudah perhitungan amal di akhirat,
menghilangkan kesulitan.selamat hidup di dunia dan akhirat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak adalah insting
(naluri), keturunan, kemauan (azam), suara batin, serta kebiasaan. Faktorfaktor tersebut merupakan penunjang terbentuknya akhlakul karimah bila
seseorang bisa mengggunakan komponen tersebut dengan baik maka
hasilnya pun akan baik dan sebaliknya.
Sedangkan, ciri ciri masyarakat professional yang berbasis
akhlakul karimah adalah sebagai berikut : mengembangkan prinsip
manajemen professional, selalu berusaha ke arah yang lebih baik.,
memiliki semangat berlomba dalam kebaikan, memiliki motifasi untuk
mandiri, pantang menyerah dan ulet.

DAFTAR PUSTAKA
Chalim, Abdul S.Ag. M.Pd, dkk.2015.Pendidikan Agama Islam

23

http://ahklaqulkarimah.blogspot.com/2012/02/akhlaqul-karimah.html,
http://arifnursahid.blogspot.com/2012/06/akhlakul-karimah.html,
http://blog.autada.com/2012/09/akhlakul-karimah-solusi-kemajuan-bangsa.html,
http://ha-sans.blogspot.com/2012/07/ahklaqul-karimah.html,
http://id.scribd.com/doc/95052455/Membangun-Masyarakat-ProfesionalBerbasis-Akhlakul-Karimah#download,
http://murtadinkafirun.forumotion.net/t9801-akhlakul-karimah
http://okinugraha.wordpress.com/2008/08/10/media-massa-profesionalisme-dankreativitas/,
http://palembang.tribunnews.com/view/41271/akhlaqul_karimah_dalam_kehidupa
n_bermasyarakat_berbangsa_dan_bernegara,
http://ppimaroko.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=204:akhlakkarimah&catid=56:opini&Itemid=86,
http://prezi.com/1k5yk4mz05wq/membangun-masyarakat-professional-berbasisakhlakul-karimah/,
http://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/05/31/lm2iw7-akhlakulkarimahoh-indahnya,
http://sambokritis.blogspot.com/2012/10/pendidikan-berbasis-akhlak-mulia.html,
http://tobroni.staff.umm.ac.id/2010/11/24/pendidikan-karakter-dalam-perspektifislam-pendahulan/,

24

Anda mungkin juga menyukai