41 112 1 PB
41 112 1 PB
9 - 22 April 2000
Abstrak
Dalam paper ini akan disampaikan kajian metode AVO (Amplitude Versus OffSet) sebagai alat deteksi keberadaan hidrokarbon. Kajian dilakukan pada reservoir
batuan karbonat dan batuan pasir. AVO analisis dalam bentuk range limited off-set
menunjukkan bahwa batuan karbonat kering, air atau gas pada batuan karbonat yang
porous dapat dikenali dengan baik dari respon amplitudonya. Karena harga Poisson's
ratio antara air dan gas pada reservoir batuan karbonat relatip kecil, maka diperlukan
kehati-hatian dalam analisisnya. Pengkajian pada reservoir batuan pasir menunjukkan
bahwa respon AVO tidak bergantung dari tingkat saturasi gas, hal tersebut berbeda untuk
tingkat saturasi minyak. Pemodelan mundur dengan Damp Approximation Inverse (DAI)
dari respon AVO memberikan ketelitian yang cukup baik, sehingga sangat membantu
dalam estimasi parameter elastis batuan seperti Poisson's ratio dan modulus Young,
dalam kaitannya dengan karakterisasi reservoir.
Kata kunci : reservoir, hidrokarbon, AVO
Abstract
In this paper, a study of AVO (Amplitude Versus Off-Set) technique as hydrocarbon
detection will be presented. The study have been carried out in the carbonate and
sandstone reservoirs. AVO analysis, as showed in the range limited off set, indicates that
dry carbonate, water or gas in the carbonate reservoir can be recognized from their
amplitude responses. The difference in Poisson's ratio value between water and gas in the
carbonate reservoir is relative small, therefore care must be taken in the analysis. The
study shows that, in the case of sandstone reservoar, the AVO response does not depend on
the gas saturation, but this is not the case for oil saturation. AVO inversion using Damp
Approximation Inverse (DAI) gives good accuracy, therefore this method is very helpful in
estimating the elastic parameters such as Poisson's ratio and modulus Young in relation to
reservoir characterization.
Keywords : reservoir, hydrocarbon, AVO
10
1. Pendahuluan
Selain mampu memetakan dimensi suatu perangkap minyak dan gas bumi, metode
seismik mampu memetakan variasi sifat fisik batuan dengan pendekatan kecepatan
penjalarannya. Dengan berkembangnya teknologi akuisisi dan pengolahan data,
memungkinkan sinyal refleksi dan transmisi dapat direkam dan diproses secara akurat,
sehingga informasi yang dibawanya sangat membantu dalam penafsiran sifat fisik batuan
bawah permukaan. Dalam tulisan ini akan dikaji beberapa masalah yang berkaitan dengan
pendeteksian reservoir minyak dan gas bumi dengan mengkaji perilaku sinyal refleksi dari
reservoir batuan karbonat dan batuan pasir. Metode yang digunakan adalah metode AVO
(Amplitude Versus Off-Set), yang dikembangkan oleh Aki Richard1), Hilterman2), dan
Shuey3) dan lain-lain.
Pada tulisan ini pengkajian terutama dilakukan pada batuan karbonat, oleh karena
kebanyakan penelitian dilakukan pada reservoir batuan pasir, seperti dilakukan oleh
Ostrander4), Fatti dkk.5), Rutherford dan William6) dan lainnya. Untuk memahami sifat
fisik reservoir, akan diuji metode Damp Approximation Inverse (DAI), sebelum diterapkan
pada data riil.
2. Metode AVO Untuk Pendeteksian Reservoir Minyak dan Gas Bumi dengan
Metode AVO
Prinsip dasar metode AVO (Amplitude Versus Off-Set) adalah adanya perubahan
koefisien refleksi terhadap sudut datang atau jarak (off-set) antara sumber gangguan dan
penerima. Pengamatan data dilapangan menunjukkan bahwa amplitudo sinyal terpantul
tidak selalu berkurang terhadap jarak pengukuran, karena koefisien refleksi selain
dipengaruhi kontras sifat dan jenis batuan, juga sangat dipengaruhi jenis, kandungan fluida
dalam batuan.
Sesuai dengan uji data dan pemodelan dalam studi ini pendekatan Shuey3) akan
digunakan, dimana koefisien refleksi dirumuskan sebagai :
R (
) R 0 + A 0 R 0 +
1 Vp
sin 2 +
tan 2 sin 2
2
2 Vp
(1 )
(1)
R0
1 Vp
+
2 Vp
A 0 = B 2(1 + B)
B=
11
(2)
1 2
1
(3)
Vp Vp
(4)
Vp Vp +
dengan :
Vp : rata-rata kecepatan gelombang P
antar lapisan
Vp : perbedaan kecepatan gelombang P
antar lapisan
: sudut datang
12
mendekati nol pada offset jauh atau bahkan hampir terjadi pembalikan polaritas. Dengan
demikian terlihat jelas pada kasus ini bahwa batuan karbonat kering, air dan gas dalam
reservoir karbonat dapat dicirikan dengan perubahan amplitudo terhadap off-set.
Untuk mendapatkan nilai parameter elastis batuan dibuat pemodelan maju
didasarkan atas persamaan (1). Data kecepatan gelombang P dan densitas digunakan data
loging sumur yang dilewati lintasan seismik yang disebutkan diatas. Data sumur ini juga
dipakai untuk melakukan koreksi terhadap respon AVO pada zero - off set (normal
incidence). Kecepatan gelombang S tidak dilakukan pengukuran, sehingga Vs atau (Vp/Vs)
dicari atas dasar "trial and error", sampai terjadi kecocokan antara data dan model. Hasil
pemodelan menunjukkan bahwa batuan gamping kering sesuai dengan harga Vp/Vs = 1.90,
reservoir air dan reservoir gas masing-masing Vp/Vs = 1.80 dan 1.75, yang ekivalen dengan
nilai Poisson's ratio = 0.3080, 0.2767 dan 0.2555.
a)
b)
Gambar 2.1. a) Respon AVO dengan offset 117 927 m (atas), b) Respon AVO dengan
offset 927 1677 m (bawah) (pada batuan karbonat kering)
13
a)
b)
Gambar 2.2 a) Respon AVO dengan offset 500 1250 m (atas) b) Respon AVO dengan
offset 1250 2000 m( Bawah) (pada reservoir air batuan karbonat)
a)
b)
Gambar 2.3 a) Respon AVO dengan offset 230 1120 m (atas) b) Respon AVO dengan
offset 1120 2000 m( Bawah) (pada reservoir gas batuan karbonat)
14
Dengan demikian kwantitas nilai Vp/Vs yang berarti juga harga Poisson's Ratio dari data
tersebut diatas dapat membedakan antara batuan karbonat kering, reservoir air dan
reservoir gas. Walaupun demikian beda nilai Poisson's ratio untuk reservoir air dan gas
sangat berdekatan, sehingga sulit dibedakan. Hal ini sangat berbeda dengan reservoir batu
pasir dimana harga Poisson's ratio untuk gas relatip rendah, yaitu berkisar antara 0.1 - 0.15.
Perbedaan harga Poisson's ratio pada reservoir batuan pasir dan reservoir batuan karbonat,
diperkirakan disebabkan perbedaan hubungan matrik dalam batuan. Hubungan yang
bersifat intergranular pada batuan pasir menyebabkan fluida yang ada didalamnya
berpengaruh terhadap kecepatan gelombang P maupun gelombang S, yang berarti
mempengaruhi harga Poisson's rationya. Sedangkan hubungan matrik yang bersifat moldic
dan vogular pada batuan karbonat menyebabkan kecilnya pengaruh fluida terhadap
penjalaran gelombang P maupun S. Hal tersebut merupakan alasan kenapa deteksi pada
reservoir karbonat lebih sulit dibandingkan dengan reservoir batuan pasir. Respon AVO
dari data yang diekstraksi dari gambar 2.1, 2.2 dan 2.3 nomor CDP1696, CDP1747 dan
CDP1711 dan hasil pemodelan maju diperlihatkan pada gambar 2.4a dan 2.4b.
Gambar 2.4.a. Respon AVO pada batuan karbonat kering dan reservoir air pada batuan
karbonat dari data dan model
15
Gambar 2.4.b. Respon AVO pada batuan karbonat kering dan reservoir gas pada batuan
karbonat dari data dan model
menguji data riil yang telah dibahas diatas untuk mendapatkan nilai parameter elastis,
khususnya Poisson's ratio dan modulus Young dalam kaitannya dengan estimasi porositas.
Metode inversi yang digunakan pada tulisan ini adalah metode DAI (Damp
Approximation Inverse) yang dimaksudkan untuk mencari parameter fisis yang terkandung
pada persamaan (1), dengan cara meminimkan beda rata-rata kwadrat antara nilai data dan
model. Metode DAI adalah merupakan penggabungan dari metode Marquardt dan metode
singular trancation, dimana nilai redaman dipilih seoptimal mungkin agar solusi yang
dihasilkan merupakan robust solution7).
Langkah awal dalam penerapan prinsip inversi adalah mengekspansi persamaan (1)
dalam deret Taylor dengan mengabaikan orde kedua dan seterusnya, sehingga persamaan
tersebut menjadi :
k R
j
(m ) j
R i = R i +
j=1 b j
(5)
16
dengan :
Ri : koefisien refleksi data observasi ke i
parameter model ke - j.
i
: 1, 2, 3, , M
: 1, 2, 3, , N
m : b - bo
: jumlah data
(6)
dengan :
d'
= Ri - Ri0
(7)
dimana U, W dan V adalah matrik hasil dekomposisi dari matrik J. U dan V berupa matrik
ortogonal, sedangkan W adalah matrik diagonal dengan elemen-elemennya berupa nilai
eigen (w1, w2, .., wn), dimana w1 > w2 > w3, , wn. T adalah matrik diagonal, yang
elemen-elemennya merupakan faktor redaman tj, yang didefinisikan sebagai :
tj =
(k
k 2j
2
j
+ 2
(8)
dengan :
kj =
wj
(w )
(9)
max
wj adalah elemen ke j dari matrik W, adalah nilai ambang relatip variasi parameter
model dan adalah bilangan bulat. Relatip ambang didefinisikan sebagai :
wmin
wmax
17
(10)
18
Gambar 2.5a Respon AVO dari data dan hasil inversi dengan metode DAI pada batuan
karbonat kering dan reservoir air
Gambar 2.5b Respon AVO dari data dan hasil inversi dengan metode DAI pada batuan
karbonat kering dan reservoir gas
diperlihatkan hasil pemodelan maju respon AVO pada batuan pasir. Pemodelan dibuat atas
19
dasar masukan dari data log sumur (gelombang P, gelombang S dan densitas) dengan
reservoir air, minyak dan gas.
Gambar 2.6. Respon AVO pada batuan pasir kering dan reservoir terisi air, minyak dan gas
pada batuan pasir.
Selain akan diperlihatkan respon AVO dengan jenis fluida yang berbeda, akan
diperlihatkan pula pengaruh saturasi terhadap respon tersebut. Dari gambar 2.6 terlihat
bahwa respon AVO pada batuan pasir kering memiliki kemiripan dengan pada batuan
karbonat kering, seperti diperlihatkan pada gambar 2.4, dimana amplitudo menurun pada
off-set dekat dan kemudian meninggi pada sudut datang lebih besar dari 400. Pada batuan
pasir porous yang terisi fluida, amplitudo masih menurun pada sudut datang lebih besar
dari 400, sedangkan pada batuan karbonat meninggi. Hal yang menarik disini adalah
kaitannya dengan tingkat saturasi, dimana variasi saturasi gas 20%, 30%, 40% dan 50%
memperlihatkan respon yang hampir sama, baik dari segi trend maupun kwantitas respon,
sedangkan saturasi minyak dengan prosentasi yang sama memperlihatkan respon yang
relatip berbeda dari segi kwantitas. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa prediksi
potensial kandungan gas dengan metode AVO lebih sulit. Gambar 2.7a dan 2.7b
memperlihatkan respon AVO pada reservoir minyak dan gas dengan tingkat saturasi yang
berbeda.
20
Gambar 2.7.a. Respon AVO dari reservoir yang terisi minyak dengan saturasi minyak
20%, 30%, 40% dan 50%
Gambar 2.7.b. Respon AVO dari reservoir yang terisi gas dengan saturasi gas 20%, 30%,
40% dan 50%
21
Hal yang dikemukakan diatas adalah respon AVO untuk reservoir batuan pasir
dengan kasus low accustic impedance, untuk kasus hight accustic impedance diperlukan
pengkajian tersendiri.
3. Kesimpulan
1. Hasil analisis data dalam bentuk range limited off set terlihat bahwa batuan karbonat
kering, reservoir batuan karbonat yang terisi fluida air maupun gas dapat dikenali
dengan baik dari respon amplitudonya. Walaupun demikian diperlukan kehati-hatian
untuk membedakan jenis fluidanya disebabkan kecilnya perbedaan nilai Poisson's
ratio-nya.
reservoir.
3. Pemodelan AVO pada batuan pasir menunjukkan bahwa tingkat saturasi gas tidak
banyak mempengaruhi respon AVO, sedangkan tingkat saturasi minyak relatif masih
dapat dibedakan.
Daftar Pustaka
1.
2.
Hilterman, F., Is Avo the seismic signature of lithology, The Leading Edge of
Exploration, 191,15 22 (1983).
3.
4.
Ostrander, W.J, Plane - wave reflection coefisient for gas sands at non normal angles
of incidence, Geophysics, 49, 1673-1698 (1984).
5.
Fatti, J. L., et al, Detection of gas in sand stone reservoir using AVO analysis: A 3-D
seismic case history using the Geostack technique, Geophysics, 59,1362-1376 (1994).
22
6.
7.
Rao, B.N., Rama Krisna, P., and Mark Deyuhu, A., Some Aspects in inversion of
potential field data : A damp approximate inverse approach, Applied Geophysics, 32,
219 233 (1994).