A. Pendahuluan
Hepatitis virus akut merupakan infeksi yang dominan menyerang sel hati.
Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis
virus, yaitu virus hepatitis A (HVA), virus hepatitis B (HVB), virus hepatitis C
(HVC), virus hepatitis D (HVD), dan virus hepatitis E (HVE). Semua jenis virus yang
menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali hepatitis B yang menyerang DNA.
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh
dunia.1
Hepatits virus akut merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang penting
tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia. The Center for Disease
Control and Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 300.000
infeksi virus hepatitis B di Amerika Serikat. aWalaupun mortalitas penyakit hepatitis
B rendah, faktor morbiditas yang luas dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan
dengan penyakit ini. Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi hati yang
penyebarannya luas, walaupu efek utama terjadi pada hati.2
Hepatitis kronis merupakan suatu proses peradangan yang berkelanjutan. Tingkat
keparahan penyakit ini bervariasi. Pada kebanyakan kasus, hepatitis kronis tidak
diketahui namun diduga karena merupakan faktor autoimun dengan ditemukannya
antibodi nuklear dalam serum dan keterlibatan multisistem (termasuk ruam, artropati,
tiroiditis dan anemia hemolitik).2
B. Epidemiologi
Di Indonesia, berdasarkan data yang berasal dari Rumah Sakit, hepatitis A masih
merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat di rumah
sakit yaitu berkisar dari 39,8-68,3%. Peningkatan prevalensi dari HAV yang
berhubungan dengan umur mulai dari terjadi dan lebih nyata di daerah dengan kondisi
kesehatan di bawah standar. Lebih dari 75 % anak dari berbagai benua Asia, Afrika,
India menunjukkan sudah memiliki antibody anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian
besar infeksi HAV didapat pada awal kehidupan, kebanyakan asimptomatik atau
sekurangnya anikterik.1
Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi. Di negara-negara
Asia diperkirakan bahwa penyebaran perinatal dari ibu pengidap hepatitis merupakan
jawaban dari prevalensi infeksi virus hepatitis B yang tinggi. Hampir semua bayi yang
dilahirkan dari ibu dengan HBeAg pada ibu sangat berperan penting untuk penularan.
Walaupun ibu mengandung HBsAg positif, namun jika HBeAg dalam darah negatif
maka daya tularnya menjadi rendah.1
Prevalensi anti virus hepatitis C pada donor darah di beberapa tempat di
Indonesia menunjukkan angka antara 0,5%-3,37%. Sedangkan prevalensi anti HVC
pada hepatitis virus akut menunjukkan bahwa hepatitis C (15,5%-46,4%) menempati
urutan kedua setelah hepatitis virus A akut (39,8%-68,3%) sedangkan urutan ketiga
ditempati oleh hepatitis B (6,4%-25,9%). Untuk hepatitis D, walaupun infeksi ini erat
hubungannya dengan infeksi hepatitis B di Asia Tenggara dan Cina infeksi hepatitis D
tidak bisa dijumpai pada daerah dimana prevalensi HBsAg sangat tinggi.1
Hepatitis Virus E (HVE) di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di daerah
Kalimantan Barat yang diduga terjadi sebagai akibat dari pencemaran sungai yang
digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Didapatkan HEV positif sebanyak (34,1%).
Letupan kedua terjadi pada tahun 1991, hasil pemeriksaan menunjukkan HEV positif
sebanyak (84,7%). Di daerah lain juga ditemukan adanya HVE di daerah Jawa Timur.1
Hepatitis kronis dapat disebabkan oleh faktor infeksi virus yang persisten, obatobatan dan autoimun. Sekitar 15-20% kasus dihubungkan dengan infeksi virus
hepatitis B. Lebih dari 90% mengalami kasus yang terinfeksi pada anak dalam satu
tahun pertama kehidupannya mengalami infeksi hepatitis B kronis, 5-10% di antara
anak-anak yang lebih tua dan dewasa. Hepatitis kronis juga bisa terjadi pada 30-50%
individu pasca infeksi hepatitis C.3
BAB II
A. Definisi
Hepatitis virus akut merupakan suatu infeksi akut dengan gejala utama
berhubungan dengan adanya nekrosis pada hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu
virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus virus lain.4
Dikatakan Hepatitis virus kronik bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara
klinis ataupun secara laboratorium atau pada gambaran patologi anatomi, selama 6
bulan.4
Ada 2 bentuk hepatitis kronik yaitu :
2
B. Gejala Klinis
Gambaran klinis dari hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari yang tidak
merasakan apa-apa atau hanya mempunyai keluhan sedikit saja sampai keadaan yang
berat, bahkan koma dan kematian dalam beberapa hari saja. Fase inkubasiMerupakan
waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Fase ini berbeda-beda
lamanya untuk tiap virus hepatitis.4
1. Stadium praikterik berlansung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia, mual, muntah demam nyeri pada otot, dan nyeri pada perut
kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu, icterus mula-mula terlihat
pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang,
tetapi pasien masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna
kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Icterus mereda, warna urin dan tinja
menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari pada orang
dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
C. Patofisiologi
Patofisologi hepatitis virus secara umum dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu :2
1) Sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati.
-
2) Efek sitopatik langsung dari virus. Pada pasien imunosupresi dengan replikasi
tinggi, akan tetapi tidak ada bukti langsung.
3) Diawali dengan masuknya virus ke dalam saluran pencernaan, kemudian
masuk ke aliran darah menuju hati (vena porta), lalu menginvasi ke sel
3
Virus
HVB
RNA Virus
HVC
HVD
HVE
untaian
berselubung
untaian
untaian
untaian
tunggal
ganda
tunggal
tunggal
tunggal
RNA
tanpa
berselubung
Cara
Fekal-oral,
Parenteral,
Terutama
Terutama
Fekal-oral,
penularan
makanan,
seksual,
melalui
melalui
melalui air
penularan
perinatal,
darah
melalui air
darah
melalui
juga darah
tapi
sebagian
4
15-45
hari 50-180
perinatal
hari 15-60
hari
Usia
40
hari)
90 hari)
hari)
hari)
hari)
Anak-anak,
Setiap usia
Setiap usia
Setiap usia
Dewasa muda
dewasa
hingga
muda
pertengahan
Resiko
Sanitasi
Aktivitas
Penggunaan
penularan
buruk,
homoseksual,
yang
hemodialisa, intravena,
terkontaminasi
hubungan
, wisatawan
jiwa,
multiple,
wisatawan
penggunaan
terinfeksi
internasional
suntikan
Penngunaan
transfusi
Air
minum
pekerja intravena,
layanan
hemodialisa,
kesehatan
transfusi
darah,
bayi
yang
lahir
dengan
hamil
ibu
yang
terinfeksi
Penyakit
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
kronis
Pemeriksaan
Laboratorium
IgM
IgM
anti RNA
HVE
(bersifat
(kronik)
simultan
HDAg HVD
dengan
(biopsi hati)
peningkatan
HBsAg
enzim
(superinfeks
5
(akut
IgG anti HBc
i HDV)
(kronik)
Anti
HBe
transaminase)
IgG anti HVE
(setelah
resolusi gejala)
(resolusi akut)
DNA
HBV
(infektivitas)
Profilaksis
Vaksin HAV
Vaksin
Vaksin HBIG
Vaksin
Hepatitis Ig
HBsAg
non
Tidak
ada Ko
infeksi Tidak
infeksiosa
vaksin
A.HEPATITIS A
Keluhan dan Gejala
Masalah kesehatan Hepatitis A adalah sebuah kondisi penyakit infeksi akut di
liver yang disebabkan oleh hepatitis A virus (HAV), sebuah virus RNA yang
disebabkan melalui rute fecal oral. Periode inkubasi rata-rata 28 hari (15-50 hari).
Lebih dari 75% orang dewasa simtomatik, sedangkan pada anak < 6 tahun 70%
asimtomatik. Kurang dari 1% penderita hepatitis A dewasa berkembang menjadi
hepatitis A fulminan. Satu sampai dua minggu sebelum gejala ikterik (kekuningan
pada kulit) terjadi demam sedang, anoreksia, mual, muntah, dan gejala tidak khas
lainya. Satu sampai lima hari sebelum kekuningan pada kulit muncul, air kencing
berwarna kuning kecoklatan (seperti the). Tinja menjadi warna pucat. Warna putih
pada mata akan berwarna kekuningan yang diikuti kekuningan pada kulit. Enzim hati
(SGOT,SGPT, dan y~GT) akan meningkat pada pemeriksaan laboratorium.3
Hasil anamnesis
Keluhan.5
6
ada
yang
demam
lemah,letih,lesu.
mual,muntah
febris,
hepatomegali,
Pemeriksaan penunjang
-
Faktor resiko
Sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang terjaga
sanitasinya. Menggunkan alat makam dan minum dari penderita hepatitis.
Pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana.3
Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. penatalaksanaan komprehensif (plan).5
Penatalaksanaan
a. asupan kalori dan cairan yang adekuat
b. tirah baring
c. tata laksana farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien:
antipiretik bila demam; ibuprofen 2x400mg/hari.
Apabila ada keluhan gastrointestinal, seperti:
Mual: antiemetik seperti motoklopropamid 3x10 mg/hari atau domperidon
3x10mg/hari.
Perut perih dan kembung: H2 bloker (simetidin 3x200 mg/hari atau ranitidin
2x150mg/hari) atau proton pump inhibitor (omeprazole 1x20 mg/hari).5
Rencana tindak lanjut
Kontrol secara berkala untuk menilai hasil pengobatan.
B. HEPATITIS B
Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah untuk mencapai sel
hati. Di dalam sel hati, virus memperbanyak diri melalui proses transkripsi-replikasi
dengan bantuan sel hati. Inti virus mengalami proses replikasi dengan bantuan sel
hati, sedangkan selaput virus dibantu oleh sitoplasma sel hati. Masalah kesehatan.
Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan
tubuh dari seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV. Virus ini tersebar luas
di seluruh dunia dengan angka kejadian yang berbeda-beda. Tingkat prevalensi
hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar 2,5% di Banjarmasin sampai
25,61% di kupang. Sehingga termasuk dalam kelompok Negara dengan endemisitas
sedang samapai tinggi. Infeksi hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan
gejala yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Apabila perjalanan penyakit
berlangsung lebih dari 6 bulan maka kita sebut sebagai hepatitis kronik (5%).
Hepatitis B kronik dapat berkembang menjadi penyakit hati kronik yaitu sirosis
hepatis, 10% dari penderita sirosis hepatis akan berkembang menjadi kanker hati
(hepatoma).5
Respons sel tubuh manusia pada infeksi virus dapat menyebabkan keadaan
berikut:3
1. tidak terjadi proses peradangan dan sel hati masih berfungsi normal, tetapi
produksi virus berlangsung terus yang disebut dengan infeksi persisten (pasien
tetap sehat dengan titer HbsAg yang tinggi).
2. terjadi proses peradangan sel hati dan sintesis virus ditekan, yang disebut
sebagai hepatitis akut.
3. terjadi proses peradangan yang berlebihan, dan keadaan ini akan menyebabkan
kerusakan sel hati, yang disebut dengan hepatitis fulminan.
4. terjadi proses yang tidak sempurna, yaitu proses peradangan dan sintesis virus
berjalan terus, yang disebut sebagai hepatitis kronis.
GEJALA DAN TANDA
Terdapat beberapa fase perkembangan penyakit ini:
1. fase prodromal, yaitu terdapat keluhan yang tidak khas seperti mual, sebah,
anoreksia, dan demam.
2. fase ikterik, yaitu air seni berwarna seperti teh, kulit menguning, serta keluhan
menguat.
3. fase penyembuhan, yaitu saat sudah mulai terbentuk anti-HB.3
Prognosis penyakit ini bervariasi sesuai dengan virulensi virus dan daya tahan
tubuh pasien. Sekitar 5-10% hepatitis B akut akan berubah menjadi hepatitis kronis.
Pasien hepatitis B harus dirawat di rumah sakit untuk mencegah proses lebih lanjut. 5
Dari hasil anamnesis
-
gejala baru timbul apabila seseorang telah terinfeksi selama 6 minggu, antara
lain:
0 gangguan gastrointestinal, seperti: malaise, anoreksia, mual dan muntah;
0 gejala flu: batuk, fotofobia, sakit kepala, myalgia.
gejala prodromal seperti diatas akan menghilang pada saat timbul kuning,
tetapi keluhan anoreksia, malaise, dan kelemahan dapat menetap.
pada sebagian kasus hepatitis B kronik terdapat pembesaran hati dan limpa.5
konjungtiva ikteris
Pemeriksaan penunjang
-
Penegakan diagnotik
Diagnosis ditegakan berdasrkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.5
Faktor resiko
Setiap orang tidak tergantung kepada umur, ras, kebangsaan, jenis kelamin dapat
terinfeksi hepatitis B, akan tetapi faktor resiko terbesar adalah apabila:5
1. mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan orang yang sudah
terinfeksi hepatitis B
2. memakai jarum suntik secara bergantian terutama kepada penyalahgunaan
obat suntik.
3. menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-sama dengan penderita
hepatitis B
4. orang yang bekerja pada tempat-tempat terpapar dengan darah manusia.
5. orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum dilakukan pemilihan
terhadap donor.
6. penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
7. anak yang dilahirkan oleh ibu yang menderita hepatitis B.
Diagnosis banding
1. perlemakan hati
2. penyakit hati oleh karena obat atau toksin
3. hepatitis autoimum
4. hepatitis alkholik
5. obstruksi akut traktus biliarin.5
Komplikasi
1. sirosis hati
2. ensefalopati hepatik
3. kanker hati. 5
Penetalaksanaan
11
12
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian yang penulis paparkan tentang hepatitis virus akut, maka bisa
disimpulkan bahwa hepatitis merupakan penyakit inflamasi pada hati yang menjadi
penyebab kematian 1-2 juta kematian di dunia setiap tahunnya. Penyebab yang utama
adalah kelima jenis virus hepatitis, yaitu hepatitis virus A, hepatitis virus B, hepatitis
virus C, hepatitis virus D, dan hepatitis virus E.
Walaupun berbeda etiologi, hepatitis virus akut mempunyai gejala yang hampir
sama. Empat fase gejala klinisnya adalah fase inkubasi, fase prodromal, fase ikterik
dan fase konvalesen. Pemeriksaan penunjang laboratorium non-serologiknya adalah
bilirubin total dan tes fungsi hati. Untuk mengetahui sebab virus mana yang
menginfeksi maka diperlukan pemeriksaan serologik.
Penatalaksanaannya tergantung dari virus hepatitis mana yang menginfeksi. Cara
pencegahannya pun demikian. Hepatitis virus akut bisa sembuh total, tetapi dapat juga
menimbulkan infeksi yang kronik dan menyebabkan sirosis hepatis.
13
REFERENSI
1
Sudoyo, Aru. W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. 2009. Jakarta :
Interna Publishing.
Price, Sylvia A, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
14