Anda di halaman 1dari 21

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi.

Analisa Of Power Losses Calculation In

ANALYSIS OF POWER LOSSES CALCULATION IN


MEDIUM VOLTAGE NETWORK OF FEEDER
SERIMPI, PAM 1 AND PAM 2 AT NETWORK
AREA GAMBIR PT.PLN (PERSERO)
DISTRIBUSION JAKARTA RAYA
AND TANGERANG
Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi*
Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti
Abstract
Power losses at medium voltage network distribution systems cannot be avoided. Although
its value is difficult to know exactly but it can be calculate. The value is influenced by load
and line resistance, it is one of the aspects of efficiency on power electric distribution. This
paper uses two calculation methods. The first method is basic formula which PLN usually
use based on field data acquisitioned. The second method is calculation based on research
estimation power losses per year; this method is providing (IEEE, 2006: 1092).
Keywords: Medium Voltage Network, Distribution Feeder, Llosses.

1. Pendahuluan.
Energi listrik umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga
listrik yang jauh dari perkotaan dimana para pelanggan umumnya berada.
Proses penyaluran tenaga listrik umumnya terdiri dari tiga tahap, yaitu:
proses pembangkitan, transmisi dan distribusi.
Perkembangan berbagai sektor kehidupan membawa pengaruh
terhadap pertumbuhan jumlah beban. Pertumbuhan jumlah beban yang
pesat harus diikuti dengan keandalan pasokan dan mutu pelayanan listrik
yang baik termasuk mengurangi frekuensi pemadaman dan menjaga mutu
tegangan sistem.
Dengan meningkatnya beban, besarnya rugi-rugi oleh adanya
tahanan pada penghantar akan semakin meningkat pula. Jatuh tegangan
terjadi cukup besar apabila jarak pelanggan dengan gardu distribusi terlalu
jauh sehingga menaikan rugi-rugi daya (losses) secara signifikan. Rugi-rugi
(losses) berbanding lurus dengan tahanan penghantar dan kuadrat arus
beban. Selain itu rugi-rugi daya (losses) dapat juga disebabkan non teknis,

53

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

seperti pencurian daya listrik. Gambar 1. merupakan bagan penyampaian


tenaga listrik ke pelanggan (Marsudi, djiteng, 2005: 10).
Pusat Pembangkit
PLTU, PLTG, PLTA, PLTP, PLTD

Saluran Udara
Tegangan Tinggi
Gardu
(SUTT)
Induk

Saluran
Udara
Tegangan
Menengah
(SUTM)

Saluran Udara Tegangan


Gardu
Rendah (SUTR)
Distribusi

Saluran Kabel Bawah Tanah

Pelanggan
Domistik

Pelanggan Besar / Industri

Gambar 1. Bagan Penyampaian Tenaga Listrik ke Pelanggan


2. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
Proses penyampaian energi listrik terdapat empat hal pokok yang
sangat mendasar, yakni: pembangkitan, penyaluran (transmisi), distribusi
dan instalasi (konsumen). Gambar 2. menunjukkan skema diagram
penyaluran tenaga listrik (Basri, 1997: 5).
Trafo
Distribusi
Pembangkit

Trafo
Stepup

Transmisi

Trafo
Stepdown

Distribusi
Primer

Trafo
Distribusi

Distribusi
Sekunder

Trafo
Distribusi

K
o
n
s
u
m
e
n

Gambar 2. Skema Diagram Penyaluran Tenaga Listrik


3. Rugi-Rugi Pada Sistem Tenaga Listrik
Setiap peralatan listrik yang digunakan tidak selamanya bekerja
dengan sempurna. Semakin lama waktu pemakaian maka akan
berkurangnya efisiensi dari peralatan tersebut sehingga akan mengakibatkan
rugi-rugi yang semakin besar pula (Hadi, Abdul, 1994: 3).

54

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

Rugi-rugi pada sistem tenaga listrik dibagi menjadi dua yaitu:


1.
Rugi-rugi sistem transmisi yaitu Rugi-rugi transformator step up
(trafo tegangan tinggi), saluran transmisi, dan transformator di gardu
induk
2.
Rugi-rugi pada sistem distribusi yaitu Rugi-rugi pada feeder utama
(penyulang utama) serta jaringan, transformator distribusi, peralatan
distribusi, dan pengukuran.
Rugi-rugi pada sistem tenaga listrik menurut sumber terbagi menjadi:
1.
Rugi-rugi teknis.
Rugi-rugi teknis (susut teknis) muncul akibat sifat daya hantar
material/peralatan listrik itu sendiri yang sangat bergantung dari kualitas
bahan dari material/peralatan listrik tersebut, jika pada jaringan maka
akan sangat bergantung pada konfigurasi jaringannnya.
2.
Rugi-rugi non teknis.
Rugi-rugi non teknis muncul akibat adanya masalah pada penyaluran
sistem tenaga listrik. Untuk mengantisipasi rugi non teknis yang sering
terjadi seperti pencurian dan penyambungan listrik secara ilegal maka
PLN harus melakukan langkah seperti melakukan pemeriksaan ke setiap
pelanggan dan melakukan tindakan pemutusan aliran listrik serta
melaporkan ke pihak berwajib jika terbukti adanya tindak pencurian dan
penyambungan listrik secara ilegal
4. Rugi-Rugi Teknis Pada Sistem Tenaga Listrik
Mencari rugi-rugi teknis pada sistem tenaga listrik menggunakan
metode pertama yang digunakan secara umum oleh PLN dan metode kedua
yang bersumber dari IEEE.
4.1. Metode 1
Perhitungan rugi-rugi energi secara teoritis untuk mendapatkan
nilai rugi-rugi energi jaringan distribusi sebagai pembanding terhadap nilai
rugi-rugi hasil pengukuran lapangan. Sumber dari PLN Evaluasi Rugi-rugi
di jaringan PLN distribusi Jakarta Raya dan Tangerang.
4.1.1. Rugi-Rugi Daya (Losses)
Rugi-rugi daya merupakan rugi-rugi yang terjadi akibat adanya
daya yang hilang pada jaringan seperti daya aktif dan daya reaktif. Semakin
panjang saluran yang ada maka nilai tahanan dan reaktansi jaringan akan

55

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

semakin besar, sehingga rugi-rugi bertambah besar baik itu pada rugi-rugi
daya aktif maupun rugi-rugi daya reaktif.
4.1.2. Faktor Daya Beban
Faktor daya memiliki kaitan yang erat terhadap adanya rugi-rugi.
Faktor daya merupakan perbandingan daya aktif dan daya semu dan
dirumuskan dengan persamaan:
Faktor Daya (cos )
(1)

Daya aktif
P

Daya semu
S

Faktor daya dikenal dengan nama Cos , dimana sudut adalah


sudut fasanya. Untuk lebih memahami cos maka dipergunakan segitiga
daya seperti Gambar 3.:
S
Q
P

Gambar 3. Segitiga daya


Hubungan antara daya semu (S), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q):
S

P2 Q2

(2)

P = S. cos, Q = S sin dan tan = Q/P


4.1.3. Daya Beban
Daya merupakan hasil perkalian antara tegangan dan arus yang
mengalir sepanjang penghantar disebut daya semu. Daya tersalur
merupakan hasil perkalian antara daya semu dengan nilai cos maupun
dengan sin , seperti dirumuskan pada persamaan dibawah:
P = V . I . cos dan Q = V . I . sin
dimana :
S = daya semu (VA)
P = daya aktif tersalur (Watt)

56

(3)

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

Q = daya reaktif tersalur (VAR)


4.1.4. Tahanan Saluran (R)
Untuk mencari tahanan saluran dapat dicari dengan persamaan:
L
R=
(4)
A
dimana:
R = tahanan saluran ()
= hambatan jenis ( mm2/m)
L = panjang saluran (m)
A = luas penampang (mm2)
4.1.5. Perhitungan Rugi-Rugi Daya (Losses) pada Saluran Distribusi
Persamaan umum rugi-rugi daya aktif:
P = I2 .R
Persamaan umum rugi-rugi daya reaktif:
Q = I2 .XL

(5)
(6)

4.1.6. Perhitungan rugi-rugi daya (Losses) pada Feeder (penyulang)


Rugi-rugi daya tiga fasa pada feeder (penyulang):
P = 3 .I2 .R .t

(7)

Total daya yang mengalir pada segmen per-feeder:


Daya total (KWH) =

3 .vl-l.I.t.cos

(8)

dimana:
P
Q
I
XL
R
t
v l-l

= rugi daya aktif (watt)


= rugi daya reaktif (VAR)
= arus beban (ampere)
= reaktansi jaringan (ohm)
= tahanan saluran (ohm)
= waktu (jam)
= tegangan nominal phasa-phasa (20 kv untuk JTM dan
380 v untuk JTR)
Cos = faktor daya, konstan 0,62 untuk JTMdan 0,87 untuk JTR

57

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

Persentase rugi daya per-feeder merupakan perbandingan besarnya


rugi daya per-feeder terhadap total daya per-feeder, dapat dirumuskan:
rugi daya KWH
%Rugi Daya per-feeder =
x 100%
total daya KWH
(9)
4.2. Metode 2
Perhitungan rugi daya pada feeder / penyulang dalam per-tahun
yang digunakan secara umum dikenal sebagai km-kVA metode yang
bersumber dari jurnal IEEE yaitu Estimasi rugi-rugi daya pada distribusi
feeder, (IEEE, 2006: 1092-1100). Perhitungan rugi daya ini dengan
memperhitungkan faktor beban (load factor) dan faktor diversitas (divercity
factor). Rugi daya feeder / penyulang per-tahun dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini:
Rugi daya per-tahun = 0,0105 x
Dimana :
P
N
Ri
Li
Pi
L
RT
DF

p 2 .RT LLF
KWH
2 xLDF DF 2

= jumlah kVA dari transformator distribusi


= jumlah segmen feeder
= resistansi / panjang unit dari ith segmen feeder
= panjang dari ith segmen feeder
= kVA dari transformator distribusi
= i= 1Li
= i=1RiLi
= (faktor diversitas) dicari dengan rumus
= P/beban puncak dalam kVA
LF = (faktor beban) dicari dengan rumus
= energi yang dikirim keluar / beban puncak x 8760
LLF = (faktor rugi beban): 0.2 LF + 0.8LF2
Km-KVA i=I LiPi
LDF= (faktor beban distribusi) dicari dengan rumus
= ( P x L) / (km kVA)

5. Perhitungan Rugi Daya


5.1. Secara Umum

58

(10)

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

Analisa rugi-rugi daya yang dibahas adalah Gardu Induk (GI)


Gedung Pola dan Gardu Induk (GI) Karet Baru. GI Gedung Pola dan GI
Karet Baru melayani beban Bisnis dan Umum. Jaringan sistem tersebut
adalah spindel dengan tegangan menengah 20 KV dan masing-masing
penyulangnya bertipe radial. Sistem distribusi ini menggunakan saluran
kabel tegengan menengah (SKTM) dengan jenis kabel XLPE.
5.2. Prosedur Pengolahan Data
Perhitungan rugi-rugi daya (losses) JTM dilakukan di gardu induk
Gedung Pola pada penyulang Serimpi dan GI Karet Baru pada penyulang
PAM 1 dan PAM 2. Masing-masing penyulang akan dihitung besarnya
tahanan saluran, rugi-rugi daya (losses) serta besarnya persentase losses
JTM selama satu tahun. Dalam perhitungan rugi-rugi daya (losses) pada
feeder/penyulang menggunakan dua metode yaitu:
1. Perhitungan Metode 1: Sumber PLN yaitu evaluasi rugi-rugi di jaringan
PLN distribusi Jakarta Raya dan Tangerang.
2. Perhitungan Metode 2: Estimasi rugi-rugi daya pada distribusi feeder,
sumber IEEE Trans. On Power Delivery, vol. 21, no. 3, pp. 1092-1100,
July 2006.
Data-data yang diperlukan untuk dilakukan perhitungan rugi-rugi
(losses) JTM antara lain:
a. Gambar single line diagram dari penyulang Serimpi, penyulang PAM 1
dan penyulang PAM 2.
b. Data laporan pengukuran pada tiap penyulang yang terdiri dari :
- Pengukuran KWH dalam setahun.
- Pengukuran jumlah arus beban dalam setahun.
- Pengukuran panjang, penampang, dan jenis kabel pada penyulang.
- Kapasitas KVA trafo distibusi pada penyulang.
5.3. Penyulang Serimpi
5.3.1. Single Line Penyulang Serimpi
Gambar 4. merupakan single line diagram penyulang serimpi.

Gardu
Induk

Public
Bisnis
MG 110
KB 354
LAND MARK Waduk
Jl. Sudirman Dukuh Atas

2.796,96 m

205,70 m

Bisnis
MG 84
LAND
MARK

327,30 m

GH
171

138,46 m

Gambar 4. Single Line Diagram Penyulang Serimpi

59

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

5.3.2. Data Pengukuran KWH Penyulang Serimpi


Tabel 1. merupakan KWH penyulang serimpi
5.3.3. Pengukuran Beban Penyulang
Tabel 2. merupakan beban penyulang serimpi.
Tabel 1. KWH Penyulang Serimpi
NO

BULAN

PENYULANG TRF AJ

FAKTOR
KALI

STAND KWH METER


AWAL

AKHIR

PEMAKAIAN
KWH

SERIMPI H

12000.00

94.98

102.37

88,680.00

SERIMPI L1

12000.00

129.60

140.45

130,200.00

SERIMPI L2

12000.00

651.75

706.28

654,360.00

SERIMPI H

12000.00

102.37

109.78

88,920.00

SERIMPI L1

12000.00

140.45

151.62

134,040.00

SERIMPI L2

12000.00

706.28

755.62

592,080.00

SERIMPI H

12000.00

109.78

119.07

111,480.00

SERIMPI L1

12000.00

151.62

165.54

167,040.00

SERIMPI L2

12000.00

755.62

818.08

749,520.00

10

SERIMPI H

12000.00

119.07

128.74

116,040.00

SERIMPI L1

12000.00

165.54

179.62

168,960.00

12

SERIMPI L2

12000.00

818.08

880.79

752,520.00

13
14

SERIMPI H

12000.00

128.74

138.88

121,680.00

SERIMPI L1

12000.00

179.62

194.56

179,280.00

15

SERIMPI L2

12000.00

880.79

948.18

808,680.00

16

SERIMPI H

12000.00

138.88

151.27

148,680.00

SERIMPI L1

12000.00

194.56

213.82

231,120.00

18

SERIMPI L2

12000.00

948.18

1,018.94

849,120.00

19

SERIMPI H

12000.00

151.27

191.43

481,920.00

SERIMPI L1

12000.00

213.82

278.07

771,000.00

SERIMPI L2

12000.00

1,018.94

1,178.16

1,910,640.00

SERIMPI H

12000.00

191.43

201.59

121,920.00

SERIMPI L1

12000.00

278.07

294.08

192,120.00

24

SERIMPI L2

12000.00

1,178.16

1,243.86

788,400.00

25

SERIMPI H

12000.00

201.59

211.72

121,560.00

SERIMPI L1

12000.00

294.08

308.92

178,080.00

SERIMPI L2

12000.00

1,243.86

1,308.48

775,440.00

SERIMPI H

12000.00

211.72

221.76

120,480.00

SERIMPI L1

12000.00

308.92

324.42

186,000.00

SERIMPI L2

12000.00

1,308.48

1,374.62

793,680.00

SERIMPI H

12000.00

221.76

232.14

124,560.00

Januari

3
4
5

11

17

20

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

21
22
23

26

Agustus

September

27
28
29

Oktober

30
31

60

November

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

32

SERIMPI L1

12000.00

324.42

339.48

180,720.00

33

SERIMPI L2

12000.00

1,374.62

1,442.93

819,720.00

34

SERIMPI H

12000.00

232.14

242.16

120,240.00

SERIMPI L1

12000.00

339.48

354.64

181,920.00

SERIMPI L2

12000.00

1,442.93

1,504.46

738,360.00

35

Desember

36

Sumber: PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

Tabel 2. Beban Penyulang Serimpi (Ampere)


Minggu 1

Bulan

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Siang Malam Siang Malam Siang Malam Siang Malam

Januari

70

160

80

165

80

165

75

155

Februari

145

65

150

80

150

80

160

75

Maret

90

30

90

30

90

40

95

40

April

105

50

90

35

95

40

90

30

Mei

95

35

95

30

90

40

95

45

Juni

100

45

95

55

95

45

155

75

Juli

155

85

155

85

160

80

155

160

Agustus

155

70

155

100

160

85

100

85

September

155

70

155

70

155

75

160

70

Oktober

90

45

95

40

85

40

95

50

November

95

40

100

50

90

55

100

50

Desember

90

45

95

45

90

45

90

50

Sumber: PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

5.3.4. Panjang, Penampang dan Jenis Kabel pada Penyulang Serimpi


Tabel 3. merupakan panjang, penampang dan jenis kabel pada
penyulang serimpi.
Tabel 3. Panjang, Penampang dan Jenis Kabel pada Penyulang Serimpi
Segemen Penyulang

No.

Dari

Ke

Panjang
Segmen (Km)

Penampang
Kabel (mm2)

Jenis
Kabel

GI

Trafo KB 354

2.79696

240

XLPE

Trafo KB 354

Trafo MG 110

0,2057

240

XLPE

Trafo MG 110

Trafo MG 84

0,32996

240

XLPE

Total

3.32996

61

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

5.3.5. Kapasitas KVA Trafo Distibusi pada Penyulang Serimpi


Kapasitas trafo distribusi pelanggan umum adalah 315 KVA, 400
KVA dan 630 KVA, untuk pelanggan khusus kapasitas trafo sesuai daya
kontraknya. Kapasitas Trafo Distribusi Penyulang Serimpi seperti Tabel 4.:
Tabel 4. Kapasitas Distribusi pada Penyulang Serimpi
No

Gardu Distribusi

Kapasitas (kVA)

Trafo KB 354

3635

Trafo MG 110

57.5

Trafo MG 84

2595

Jumlah

6287.5

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

5.4. Penyulang Pam 1 Dan Pam 2


5.4.1. Single Line Penyulang PAM 1 dan PAM 2
Public SN 44
PAM PEJOMPONGAN
Air Keruh 2
333,83 m

Public SN 45
PAM PEJOMPONGAN

1,113,58 m

328,78 m

Gardu Induk
Karet Baru

GH 145 PAM
PEJOMPONGAN

Public SN 46 PAM
PEJOMPONGAN
Air Keruh 1

434,55 m

Public SN 47
PAM PEJOMPONGAN

615,09 m

473,85 m

Gambar 5. Single Line Diagram Penyulang PAM 1 dan PAM 2


5.4.2. Pengukuran KWH Penyulang PAM 1 dan PAM 2

62

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

Tabel 5. merupakan KWH penyulang PAM 1, dan Tabel 6.


merupakan KWH Penyulang PAM 2.
5.4.3. Beban Penyulang PAM 1 dan PAM 2
Tabel 7. merupakan beban penyulang PAM 1, dan Tabel 8.
merupakan beban penyulang PAM 2.
Tabel 5. KWH Penyulang PAM 1
No

Bulan

Penyulang

TRF AJ

Faktor
Kali

Stand Kwh Meter


Awal

Akhir

Pemakaian
Kwh

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

470.90

490.86

239,520.00

PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

827.40

858.75

376,200.00

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,472.84

1,533.58

728,880.00

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

490.86

510.16

231,600.00

PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

858.75

887.57

345,840.00

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,533.58

1,590.00

677,040.00

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

510.16

512.38

26,640.00

PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

887.57

890.97

40,800.00

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,590.00

1,596.12

73,440.00

10

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

512.38

515.57

38,280.00

PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

890.97

896.99

72,240.00

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,596.12

1,606.51

124,680.00

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

515.57

535.75

242,160.00

PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

896.99

928.07

372,960.00

15

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,606.51

1,668.63

745,440.00

16

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

535.75

557.96

266,520.00

PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

928.07

965.33

447,120.00

18

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,668.63

1,735.01

796,560.00

19

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

557.96

577.38

233,040.00

PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

965.33

1,001.60

435,240.00

21

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,735.01

1,794.27

711,120.00

22

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

577.38

594.83

209,400.00

11

Januari

Februari

Maret

April

12
13
14

17

20

23

Mei

Juni

Juli

Agustus

PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

1,001.60

1,032.36

369,120.00

24

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,794.27

1,848.69

653,040.00

25

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

594.83

614.50

236,040.00

26

September PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

1,032.36

1,066.83

413,640.00

27

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,848.69

1,910.97

747,360.00

28

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

614.50

633.11

223,320.00

PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

1,066.83

1,095.56

344,760.00

30

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,910.97

1,971.56

727,080.00

31

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

633.11

655.46

268,200.00

29

Oktober

32

November PAM PEJOMPONGAN I L1

12000.00

1,095.56

1,128.84

399,360.00

33

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

1,971.56

2,039.10

810,480.00

63

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

34

12000.00

655.46

681.24

309,360.00

35

Desember PAM PEJOMPONGAN I L1

PAM PEJOMPONGAN I H

12000.00

1,128.84

1,168.30

473,520.00

36

PAM PEJOMPONGAN I L2

12000.00

2,039.10

2,117.42

939,840.00

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

Tabel 6. KWH Penyulang PAM 2


No

Bulan

Penyulang

TRF AJ

Faktor
Kali

Stand Kwh Meter


Awal

Akhir

Pemakaian
Kwh

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

184.90

194.58

116,160.00

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

324.43

339.43

180,000.00

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

632.52

663.61

373,080.00

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

194.58

203.62

108,480.00

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

339.43

352.63

158,400.00

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

663.61

690.25

319,680.00

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

203.62

215.40

141,360.00

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

352.63

369.26

199,560.00

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

690.25

725.04

417,480.00

10

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

215.40

225.98

126,960.00

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

369.26

384.73

185,640.00

12

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

725.04

756.17

373,560.00

13

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

225.98

236.98

132,000.00

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

384.73

401.35

199,440.00

15

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

756.17

790.99

417,840.00

16

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

236.98

240.72

44,880.00

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

401.35

407.21

70,320.00

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

790.99

802.38

136,680.00

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

240.72

240.72

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

407.21

407.21

21

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

802.38

802.38

22

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

240.72

242.13

16,920.00
25,800.00

11

14

17

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

18
19
20

23

Juli

Agustus

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

407.21

409.36

24

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

802.38

807.26

58,560.00

25

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

242.13

252.19

120,720.00

26

September PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

409.36

426.05

200,280.00

27

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

807.26

841.32

408,720.00

28

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

252.19

262.58

124,680.00

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

426.05

443.80

213,000.00

30

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

841.32

876.30

419,760.00

31

PAM PEJOMPONGAN II H

12000.00

262.58

273.87

135,480.00

29

Oktober

32

November PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

443.80

461.58

213,360.00

33

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

876.30

916.97

488,040.00

12000.00

273.87

284.27

124,800.00

34

64

Desember PAM PEJOMPONGAN II H

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

35

PAM PEJOMPONGAN II L1

12000.00

461.58

478.52

203,280.00

36

PAM PEJOMPONGAN II L2

12000.00

916.97

952.97

432,000.00

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Tabel 7. Beban Penyulang PAM 1(Ampere)


Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3

Minggu 4

Siang Malam Siang Malam Siang Malam Siang Malam


65
70
15
10
10
75
70
55
80
70
80
85

80
75
150
10
10
80
65
65
80
80
80
85

65
80
15
15
190
85
70
60
80
80
85
90

65
80
150
15
125
80
65
55
80
65
90
90

75
75
10
15
75
75
60
55
75
65
90
85

75
80
10
15
80
75
55
55
80
75
90
90

75
85
15
10
75
80
55
55
70
70
80
85

80
80
15
5
85
65
55
55
70
80
85
85

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September

Tabel 8. Beban Penyulang PAM 2 (Ampere)


Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3

Minggu 4

Siang Malam Siang Malam Siang Malam Siang Malam


30
30
40
35
35
35
0
0
35

35
35
40
40
40
35
0
0
40

30
40
40
35
30
0
0
0
35

25
40
40
40
40
0
0
0
40

40
30
35
35
30
0
0
0
35

35
40
40
40
30
0
0
0
40

90
30
35
30
35
0
0
0
35

35
40
40
30
35
0
0
0
40

65

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

Oktober
November
Desember

30
95
35

40
105
35

35
40
40

65
40
40

40
40
35

40
30
30

35
40
35

40
40
30

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

5.4.4. Panjang, Penampang dan Jenis Kabel pada Penyulang PAM 1


dan PAM 2
Tabel 9.merupakan panjang, penampang dan jenis kabel pada
Penyulang PAM 1
Tabel 9. Panjang, Penampang dan Jenis Kabel pada Penyulang PAM 1
No.
1
2

Segemen Penyulang
Dari
GI
Trafo SN 46
Total

Ke
Trafo SN 46
Trafo SN 47

Panjang
Penampang
Segmen (Km) Kabel (mm2)
0,43455
0,61509
1,04964

240
240

Jenis
Kabel
XLPE
XLPE

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

Tabel 10. merupakan panjang, penampang, dan jenis kabel pada


Penyulang PAM 2
Tabel 10. Panjang, Penampang, dan Jenis Kabel pada Penyulang PAM 2
No.
1
2

Segemen Penyulang
Dari

Ke

GI
Trafo SN 44
Trafo SN 44
Trafo SN 45
Total

Panjang
Penampang
Segmen (Km) Kabel (mm2)
0,33383
0,11358
1,44741

240
240

Jenis
Kabel
XLPE
XLPE

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

5.4.5. Kapasitas kVA Trafo Distibusi Penyulang PAM 1 dan PAM 2


Trafo distribusi untuk pelanggan umum digunakan trafo dengan
kapasitas 315 kVA, 400 kVA dan 630 kVA, sedangkan untuk pelanggan
khusus menggunakan kapasitas trafo sesuai dengan daya kontraknya. Trafo
Distribusi pada Penyulang PAM 1 dan PAM 2 (pelanggan khusus), seperti
Tabel 11. dan Tabel 12.
Tabel 11. Kapasitas Distribusi pada Penyulang PAM 1

66

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

No
1
2

Gardu Distribusi
Trafo SN 46
Trafo SN 47
Jumlah

Kapasitas (kVA)
1500
2150
3650

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

Tabel 12. Kapasitas Distribusi pada Penyulang PAM 2


No
Gardu Distribusi Kapasitas (kVA)
1
Trafo SN 44
0
2
Trafo SN 45
1833
Jumlah
1833
Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Jaringan Gambir

5.5. Perhitungan Rugi-Rugi (Losses) JTM pada Penyulang Serimpi


5.5.1. Perhitungan Metode 1
Berdasarkan Tabel 1. diatas maka perhitungan tahanan saluran pada
Penyulang Serimpi menggunakan persamaan (4) yaitu:
R = 0,0175

3329,96
= 0,24
240

Berdasarkan data Tabel 2. dan tahanan saluran telah diketahui maka


besarnya rugi daya dan persentase rugi daya pada Penyulang Serimpi dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (7) dan persamaan (9), untuk tiap
minggu bulan Januari yaitu:
Minggu 1:
P S1 = 3 x 702 x 0,24 = 3.528 watt
= 3,528 kW x 84 jam = 296,352 kWH
P M1 = 3 x 1602 x 0,24 = 18.432 watt
= 18,432 kW x 84 jam = 1.548,288 kWH
P S1 + P M1 = 1.844,64 kWH
Minggu 2:

P S2 = 3 x 802 x 0,24 = 387,072 kWH


P M2 = 3 x 1652 x 0,24 = 1.646,568 kWH
P S2 + PM2 = 2.033,64 kWH

Minggu 3:

P S3 = 3 x 802 x 0,24 = 387,072 kWH


P M3 = 3 x 1652 x 0,24 = 1.646,568 kWH
P S3 + PM3 = 2.033,64 kWH

Minggu 4:

P S4

= 3 x 752 x 0,24 = 340,2 kWH

67

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

P M4 = 3 x 1552 x 0,24 = 1.453,032 kWH


P S4 + PM4 = 1.793,232 kWH
Rugi daya Januari (4 minggu) = 7.705,152 kWH
Total Energi kWH Januari = 873.240 kWH
Total daya yang disalurkan = 7.705,152 + 873.240 = 880.945,152 kWH
Persentase Rugi daya bulan Januari =

7.705,152
x 100%
880.945,125

= 0,87 %
Untuk bulan Februari hingga Desember dengan cara yang sama,
rugi daya satu tahun ditunjukkan pada Tabel 13.:
Tabel 13. Rugi Daya pada Penyulang Serimpi dalam setahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Bulan
Serimpi 0,87% 0,84% 0,22% 0,25% 0,22% 0,32% 0,31% 0,70% 0,66% 0,23% 0,24%

12
0,247%

Rata-rata Persentase Rugi daya tiap bulan dalam Setahun = 0,425 %


5.5.2. Perhitungan Metode 2
Dari data Tabel 1. sampai dengan Tabel 4., estimasi rugi rugi daya
pada distribusi feeder (Penyulang Serimpi) (IEEE, 2006: 1092) tiap tahun
menggunakan persamaan (10), dimana Cos = 0,62, N = 3 maka:
Rresistansi / panjang unit dari ith segmen feeder (Ri):
- GI ke Trafo KB 354
2.796,96
Ri1 = 0,0175 x
= 0,2
240
-

GI ke Trafo MG 110
Ri2 = 0,0175 x

GI ke Trafo MG 84
Ri3 = 0,0175 x

68

3.002,66
= 0,22
240
3.329,96
= 0,24
240

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

Panjang dari ith segmen feeder (Li):


Li1 = 2.796,96 m = 2,79696 km
Li2 = 3.002,66 m = 3,00266 km
Li3 = 3.329,96 m = 3,32996 km
L = 2,79696 + 3,00266 + 3,32996 = 9,12958 km
dan
RT = (0,2 x 2,79696) + (0,22 x 3,00266) + (0,24 + 3,32996)
=2,0191676 km
KVA dari transformator distribusi (Pi ):
Pi1 = 3635 kVA
Pi2 = 57,5 kVA
Pi3 = 2595 kVA
P = 6287,5 kVA
Beban puncak = 20.000 v x 160 A x 0,62
= 1.984.000 W
= 1.984 kW

Daya aktif (kW )


Daya Semu kVA

Cos =

0,62 =

1,984
Daya Semu

maka
Daya semu = 3.200 kVA
Faktor diversitas:

69

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

DF =

p
beban puncak

6.287
3.200

= 1,96
Faktor beban:
energi yang dikirim keluar
LF =
beban puncak 8760
=

14.699.160 kWH
= 0,85
1984 8760

Faktor rugi beban:


LLF = 0,2 LF + 0,8 LF2
= ( 0,2 x 0,85 ) + ( 0,8 x 0,852) = 0,748
Km kVA = i=I LiPi
= Li1 Pi1 + Li2 Pi2 + Li3 Pi3
= (2,79696 x 3.635) + (3,00266 x 57,5) + (3,32996 x 2.595)
= 18.980,84875 km.kVA
Faktor beban distribusi:
p L
LDF =
km.kVA
=

6.287,5 kVA 9,12958 km


= 3,02
18.980,84875 km.kVA

Rugi
daya
Setahun
2
6.287,5kVA
2,0191676km
2 3,02 1,96 2

70

=
0,748

0,105

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

= 270.190,5657 kWH
Persentase Rugi Daya setahun =

Rugi
Total

daya
kWH

dalam Setahun
x
dalam Setahun

100%
=

270.190,5657 kWH
x 100% = 1,84
14.699.160 kWH

%
5.6. Hasil Perhitungan Dengan Menggunakan Metode 1 Pada
Penyulang PAM 1 dan PAM 2
Dengan perhitungan yang sama menggunakan metode 1 didapatkan
hasil rugi daya Penyulang PAM 1 dan PAM 2 yang ditunjukkan pada tabel
berikut ini:
Tabel 14. Hasil Rugi Daya Penyulang PAM 1 dan PAM 2
Bulan

PAM 1

PAM 2

Januari

0,06 %

0,07 %

Februari

0,07 %

0,05 %

Maret

0,34 %

0,04 %

April

0,01 %

0,04 %

Mei

0,08 %

0,04 %

Juni

0,06 %

0,03 %

Juli

0,05 %

0%

Agustus

0,04 %

0%

September

0,07 %

0,04 %

Oktober

0,07 %

0,05 %

November

0,08 %

0,09 %

Desember

0,07 %

0,04 %

71

JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 53 -72, ISSN 1412-0372

5.7. Hasil Analisa Perhitungan Persentase Rugi rugi Daya (Losses)


JTM pada Penyulang Serimpi, PAM 1 dan PAM 2 dengan Metode
1 dan Metode 2.
Tabel 15. Hasil Perhitungan Rugi rugi Daya pada Penyulang Tahun 2007
Persentase Rugi Daya Per tahun
Penyulang
Metode 1

Metode 2

Serimpi

0,43 %

1,84 %

PAM 1

0,08 %

0,14 %

PAM 2

0,04 %

0,15 %

6. Kesimpulan
1.
Berdasarkan hasil perhitungan rugi daya (losses) JTM pada
penyulang / feeder dengan menggunakan 2 metode, kedua perhitungan
tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan yaitu menghasilkan
rugi daya yang kecil. Sesuai hasil perhitungan pada penyulang serimpi
memiliki rugi-rugi daya pertahun dengan metode 1 sebesar 0,43%
sedangkan metode 2 sebesar 1,84% sehingga selisih persentase rugi daya
pertahunnya sebesar 1,41%, pada penyulang PAM 1 memiliki rugi-rugi
daya pertahun dengan metode 1 sebesar 0,08% sedangkan metode 2
sebesar 0,14% sehingga selisih persentase rugi daya pertahunnya sebesar
0,06%, dan penyulang PAM 2 memiliki rugi-rugi daya pertahun dengan
metode 1 sebesar 0,04% sedangkan metode 2 sebesar 0,15% sehingga
selisih persentase rugi daya pertahunnya sebesar 0,11%.
2.
Hasil persentase rugi daya per tahun dengan menggunakan
2 metode memiliki hasil yang berbeda, hasil persentase rugi daya per
tahun pada metode 2 lebih besar dari metode 1 karena metode 2
dipengaruhi rugi non teknis dan rugi harmonik.
3.
Semakin besar tahanan saluran dan panjang saluran yang
terjadi maka besarnya rugi-rugi daya (losses) JTM akan bertambah
besar juga.
4.
Untuk memperkecil losses maka dapat dilakukan dengan
cara antara lain pemecahan beban, pemantauan beban pada gardu
distribusi, dan melakukan pemeliharaan terhadap kabel JTM tersebut.
Daftar Pustaka

72

Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Erni Aprianti Pratiwi. Analisa Of Power Losses Calculation In

1.

Basri, Hasan. 1997. Sistem Distribusi Daya Listrik. Jakarta:


ISTN.

2.

Hadi, Abdul. 1994. Sistem Distribusi Daya Listrik. Jakarta:


Erlangga
3.
Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta
Erlangga.
4.
Rao, P.S. Nagendra; Deekshit, Ravishankar, Energy Loss
Estimation in Distribution Feeders, IEEE Trans. On Power Delivery,
vol. 21, no. 3, pp. 1092-1100, July 2006.

73

Anda mungkin juga menyukai