Prinsip kerja trafo jenis ini sama dengan trafo daya, meskipun demikian
rancangannya berbeda dalam beberapa hal, yaitu :
a. Kapasitasnya kecil (10 s/d 150 VA), karena digunakan untuk daya yang kecil.
b. Galat faktor transformasi dan sudut fasa tegangan primer dan sekuder lebih
kecil untuk mengurangi kesalahan pengukuran.
c. Salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi dibumikan/ ditanahkan.
d. Tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau 1003 V
Ada dua macam trafo tegangan yaitu :
a. Transformator tegangan magnetik.
Transformator ini pada umumnya berkapasitas kecil yaitu antara 10 150
VA. Faktor ratio dan sudut fasa trafo tegangan sisi primer dan tegangan sekunder
dirancang sedemian rupa supaya faktor kesalahan menjadi kecil. Salah satu ujung
kumparan tegangan tinggi selalu diketanahkan. Trafo tegangan kutub tunggal
yang dipasang pada jaringan tiga fasa disamping belitan pengukuran, biasanya
dilengkapi lagi dengan belitan tambahan yang digunakan untuk mendeteksi arus
gangguan tanah. Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan dihubungkan secara
seri
b. Trafo Tegangan Kapasitip
Trafo pembagi tegangan kapasitip dipakai untuk keperluan pengukuran
tegangan tinggi, sebagai pembawa sinyal komunikasi dan kendali jarak jauh. Pada
tegangan pengenal yang lebih besar dari 110 kV, karena alasan ekonomis maka
trafo tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan menggunakan kapasitor
sebagai pengganti trafo tegangan induktif. Pembagi tegangan kapasitif dapat
digambarkan seperti gambar dibawah ini. Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada
C2 atau tegangan primer trafo penengah V1 diperoleh dalam orde puluhan kV,
umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh trafo magnetik tegangan primer
diturunkan menjadi tegangan sekunder standar 100 atau 1003 Volt. Jika terjadi
tegangan lebih pada jaringan transmisi, tegangan pada kapasitor C2 akan naik dan
dapat menimbulkan kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah
kerusakan tersebut dipasang sela pelindung (SP). Sela pelindung ini dihubung seri
dengan resistor R untuk membatasai arus saat sela pelindung bekerja untuk
mencecah efek feroresonansi.
Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah terutama karena adanya
induktansi pada trafo magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi
resonansinya yang timbul menyebabkan tegangan tinggi yang cukup besar dan
menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti magnetik dan belitan sehingga
menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil penunjukan tegangan.
Diperlukan elemen peredam yang akan mengahsilkan tidak ada efek terhadap
hasil pengukuran walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
skunder transformator tegangan ada dua jenis yaitu:
Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat
dihasilkan GGL kumparan sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer.
Hubungan GGL atau tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan
kumparan primer (np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns)
Menurut kutubnya trafo tegangan dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu terminalnya dibumikan /
ditanahkan, dipergunakan untuk tegangan diatas 30 kV
2) Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua terminalnya diisolir dari bumi /
tanah, hanya digunakan untuk tegangan dibawah 30 kV
Berdasarkan jenis tegangan, trafo tegangan dibedakan menjadi 2, yaitu :
Transformator satu fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan
tenaga listrik satu fasa.
Transformator tiga fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan
tenaga listrik tiga fasa
E1
E2
V1
V2
~
E1
Iex
V1
, E1
E2
Iex
E2
V1
2
O
/2
(3/2)
Ideal Transformer
I1
I2
V1
V2
Daya pada rangkaian primer = daya pada rangkaian sekunder
P1 = P2
I1.V1 = I2.V2
I2 : I1 = V1 : V2
=a
= Ratio Trafo
I1.N1 = I2.N2
N1 : N2 = I2 : I1
= V1 : V2
=a
= Ratio Trafo
P1 = Daya Primer V1 = Tegangan Primer
P2 = Daya Sekunder V2 = Tegangan Sekunder
I1 = Arus Primer N1 = Jumlah Lilitan Primer
I2 = Arus Sekunder N2 = Jumlah Lilitan Sekunder
RANGKAIAN EQUIVALENT TRAFO
V2
V1
V1
Untuk mempermudah analisis dalam pengujian, rangkaian primer dan
sekunder dibuat menjadi sebuah rangkaian yang disebut rangkaian
Equivalent.
Rugi tembaga sekunder dilihat
dari primer = I22 x R2
= I12 (I22/I12) x R2
= I12 (I2/I1)2 x R2
= I12 x a2 x R2
Dari sini maka resistan sekunder
dilihat dari primer (R2) = a2 R2
Dan reaktan sekunder dilihat
dari primer (X2) = a2 X2
RANGKAIAN PRIMER
RANGKAIAN
SEKUNDER
R1
X1
R2
X2
I1
I2
R1
X1
R2
X2
I1
E1
E2
Contoh Soal
Sebuah trafo ideal mempunyai 90 lilitan disisi primer dan 2250 lilitan di sisi
sekunder terhubung pada sumber tegangan 120V 60Hz
Hitung:
Tegangan efektif yang melalui terminal sekunder
Tegangan peak yang melalui terminal sekunder
Tegangan sesaat yang melalui sisi sekunder ketika tegangan sesaat yang melalui
sisi primer adalah 37 V
Jawab:
A. E1/E2 = N1/N2
120/E2 = 90/2250
E2 = 3000 V
B. E2peak = 2 E2
= 1,414 x 3000
= 4242 V
C. Ketika e1 = 37 V maka
N2/N1 = 2250/90
= 25 (rasio)
e2 = 25 x 37
= 925 V
Transformer Praktis
Kerugian pada Transformer
Rangkaian Ekuivalen
Kerugian pada Transformer
Rugi-rugi inti:
Rugi-rugi arus pusar / eddy current
Rugi-rugi hysterisis
Rugi-rugi tembaga
RugiArusPusar
EDDY CURRENT
INTI BERLAPIS
DAN DISEKAT
Rugi arus eddy adalah terjadinya arus pusar yang arahnya ber-putar didalam inti
trafo. Arus ini menimbulkan panas didalam inti trafo.
Untuk mengurangi rugi arus eddy, inti trafo
dibuat berlapis-lapis masing-masing
lapisan disekat, sehingga arah pusaran
arus dipependek.
Rugi Hysterisis
RUGI HYSTERISIS
Iex
Untuk mengurangi rugi hysterisis, inti trafo dibuat dari besi lunak
Rugi hysterisis dan arus pusar tetap, tidak tergantung besar beban
Rugi-rugi tembaga
R = Tahanan (Ohm)
= Tahanan jenis (Ohm.m)
l = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)
Rugi tembaga adalah rugi-rugi lilitan primer dan sekunder lilitan primer dan
sekunder terdiri dari kawat tembaga yang mempunyai panjang dan penampang
RUGI TEMBAGA PRIMER = IP2.RP (Watt)
RUGI TEMBAGA SEKUNDER = IS2.RS (Watt)
RP & RS= Tahanan Primer & )Sekunder (
IP & IS = Arus Primer & Sekunder (Ampere)
Karena rugi tembaga tergantung dari arus primer dan sekunder, maka rugi
tembaga bersifat tidak tetap tergantung beban trafo
Rugi-rugi tembaga(2)
RANGKAIAN EQUIVALENT TRAFO
V2
V1
R1
Xf1
R2
Xf2
I1
I2
E1
E2
Xm
Rm
Pada rangkaian praktis, terdapat rugi inti yang dinyatakan dengan Xm dan Rm
Contoh Soal
Kumparan sekunder dari sebuah transformer mempunyai 180 lilitan. Ketika trafo
dalam kondisi terbebani arus sekundernya mempunyai nilai efektif 18 A 60 Hz.
Flux mutual mempunyai nilai peak 20 mWb, flux bocor disisi sekunder
mempunyai nilai peak 3 mWb.
Hitung :
A. Tegangan induksi di kumparan sekunder yang disebabkan oleh flux bocor.
B. Nilai reaktansi bocor disisi sekunder.
C. Nilai dari E2 induksi yang disebabkan oleh flux mutual.
Contoh Soal (2)
Jawab :
A.
Ef2 = 4,44 f N2f2
= 4,44 x 60 x 180 x 0,003
= 143,9 V
B.
Xf2 = Ef2 / I2
= 143,9 / 18
=8
C.
E2 = 4,44 f N2m
= 4,44 x 60 x 180 x 0,02
= 959 V
Three Phase Transformer
Konstruksi
Perhitungan
Jenis-jenis Pendinginan
Sistem Proteksi
S
R
T
r
s
t
3)= 3.I.(VLL/
3= I.VLL.
cont
Bila rangkaian primer atau sekunder trafo terhubung delta
T
VLine = VFasa
IR = Ir It
= Ir.3.
It
Is
VLine = VFasa
S
Ir
R
IR
It
Is
Ir
- It
IR
IR = IS = IT = ILine = Arus Line
Ir = Is = It = IFasa = Arus Fasa
VRS = VST = VTR
= Tegangan Line
P3 Fasa = Daya Trafo Tiga Fasa
ILine 3= IFasa. 3Maka IFasa = ILine /
3).VP3 Fasa = 3.IFasa.V = 3.(Iline /
3= ILine.V.
AREVA,Power Transformer Fundamental (2008)
AREVA,Power Transformer Fundamental (2008)
Jenis-jenis Pendingin
Tipe Kering:
AA : Pendingin udara natural
Ip = Arus primer
Is = Arus sekunder
Id = Arus diferensial
ACT = Auxilliary CT
Bucholz Relay
Memproteksi trafo dari loncatan listrik di dalam trafo
Memanfaatkan sifat kimiawi
Sudden Pressure Relay
Memproteksi dari tekanan berlebih sesaat
Tidak bereaksi pada tekanan berlebih, hal ini telah ditangani oleh relief vent
Referensi
Utomo, Heri Budi.(2002).Overhaul Trafo Tenaga Tegangan Tinggi & Extra
Tinggi.
AREVA T&D. (2008). Power Transformers (Vol. 1 Fundamentals). Paris: Areva
T&D