Revisi - Tugas Hipotesis PDF
Revisi - Tugas Hipotesis PDF
Pengujian Hipotesis
Menurut Sudjana (1990) Hipotesis adalah dugaan sementara mengenai suatu hal yang
perlu di uji untuk dapat menjelaskan suatu populasi melalui sekelompok sampel yang terukur.
Dugaan yang digunakan untuk menaksirkan parameter populasi disebut Hipotesis Statistik (H0).
Pengujian Hipotesis merupakan metode statistika untuk membantu dalam penarikan kesimpulan
dengan menentukan menolak hipotesis statistik atau gagal menolak hipotesis statistik (H0). Oleh
karena itu diperlukan hipotesis tandingan sebagai konsekuensi penolakan (H0) yaitu Hipotesis
Alternatif (H1).
Bila yang di uji adalah parameter (dalam penggunaannya nanti bisa rata-rata ,
proporsi , simpangan baku , dll) menurut Irianto (2010) akan beberapa kemungkinan:
1. Hipotesis 2 Arah
H0 : = 0 ; tidak ada beda signifikan parameter dengan 0.
H1 : 0 ; ada beda signifikan parameter dengan 0.
Contoh 1: Produk air minum dalam kemasan merk tertentu dengan kemasan gelas dicantumkan berisi air
dengan volume 220 mL. Produk ini akan dianggap baik apabila volume airnya tidak lebih
dan tidak kurang dari 220 mL. Dari pemeriksaan terhadap 50 contoh produk ini didapatkan
rata-rata volume airnya 218 mL. Diketahui volume air produk tersebut menyebar normal
dengan simpangan baku sebesar 2.5 mL dan =5%. Tentukan H0 dan H1 nya!
Jawab : H0 : = 220 mL
H1 : 220 mL
2. Hipotesis 1 Arah
H0 : 0 ; kondisi parameter paling tidak akan lebih dari atau sama dengan keadaan
awalnya.
H1 : < 0 ; kondisi parameter telah berkurang dari keadaan awalnya.
Contoh 2: Sebuah perusahaan farmasi berniat untuk melihat tingkat produktivitas karyawannya dengan
menghitung berapa unit barang yang dihasilkan oleh seorang karyawan dalam sehari.
Sebanyak 18 orang karyawan dipilih secara acak dan didapat data produktivitasnya sebagai
berikut:
5, 6, 8, 4, 7, 5, 6, 7, 4, 6, 7, 7, 5, 6, 7, 5, 6, 7
Apakah benar bahwa produktivitas karyawan adalah 5.7 unit perhari ( = 5%) (n=18).
Tentukan H0 dan H1 nya saja!
Jawab: H0 : 5.7 ; produktivitas lebih dari sama dengan 5.7
H1 : < 5.7 ; produktivitas kurang dari 5.7
H0 : 0 ; kondisi parameter paling tidak akan kurang dari atau sama dengan keadaan
Awalnya.
Page 1
Setelah Hipotesis ditentukan, untuk mengujinya kita harus menentukan bentuk statistik
mana yang harus digunakan zhit, thit, x2 atau lainnya. Bila data populasi terdistribusi normal
digunakan dua jenis distribusi, yaitu distribusi-z dan distribusi-t. Sudjana (1990) menjelaskan
bila
Z hitung
x 0
x = Rata-rata sampel
0 = Rata-rata sampel
n = jumlah sampel
(1-),
dengan z
(1-)
di dapat dari
x 0
s
n
x = Rata-rata sampel
0 = Rata-rata sampel
n = jumlah sampel
(1-),
dengan t
(1-)
di dapat dari
Page 3
Bila H1 : < 0, terdistribusi normal, luas daerah kritis terletak pada ujung kiri distribusi. Luas
daerah kritisnya adalah . Karena terdapat satu sisi daerah penolakan atau daerah kritis, maka
disebut hipotesis 1 arah tepatnya arah kiri (Sudjana, 1990).
Page 4
Page 5
Page 6
Satu Arah
Kanan
Satu Arah
Kiri
(Sumber: Walpole, 1992)
Berikut contoh kasus yang diambil dalam buku karya Sudjana (1990),
Contoh 1: Uji Hipotesis 2 Arah, diketahui
Produk air minum dalam kemasan merk tertentu dengan kemasan gelas dicantumkan
berisi air dengan volume 220 mL. Produk ini akan dianggap baik apabila volume
airnya tidak lebih dan tidak kurang dari 220mL. Dari pemeriksaan terhadap 50
contoh produk ini didapatkan rata-rata volume airnya 218 mL. Diketahui volume air
produk tersebut menyebar normal dengan simpangan baku sebesar 2.5mL dan =5%.
Kesimpulan apa yang akan diambil!
Jawab :
n = 50
x = 218 mL = 2,5 mL
= 0,05
H0 : = 220 mL
H1 : 220 mL
(1-0,05) = 0,475
|zhit| = 5,6;
Karena |zhit| > z (1-) ; 5,6 > 1,96 maka H0 ditolak ; Belum cukup bukti untuk
menyatakan produk ini baik.
n = 18;
x = 6;
= 0,05 ;
1- = 1-0,05 = 0,95 ;
db = 18-1 = 17
(1 -)
t0,95 = 1,71
Page 8
Wilayah Kritik
H0 : 1 = 2
Tolak H0 bila
H1 : 1 2
|zhit| z 1/2(1-)
H0 : 1 2
tolak H0 bila
H1 : 1 > 2
zhit -z ( -)
Ho : 1 2
tolak H0 bila
H1 : 1 < 2
zhit z( -)
Statistik Uji
(1-) = 0,475
H0 ; 1 2
1 = 200
2 = 180
n1 = 35
n2 = 32
x 1 = 2800
x 2 = 2750
z (1-) = 1,96
Karena 1,08 < 1,96 maka H0 gagal ditolak; tidak ada beda signifikan antara lampu A dan lampu
B (1 = 2).
Page 9
t hitung
Hipotesis
1 2
x1 x2
1 1
s gab
n1 n2
t hitung
H0 : 1 = 2
H0 tolak bila
H0 ditolak bila
H1 : 1 2
|thit| t (1- ) ;
db = (n1+n2-2)
x1 x 2
s12 s 22
n1 n2
w1+w2
keterangan:
w1 = s12/n1; t1 = t(1-1/2), db = (n1-1)
w2 = s22/n2; t2 = t(1-1/2), db = (n2-1)
H0 : 1 2
H0 tolak bila
H0 ditolak bila
H1 : 1 > 2
Ho : 1 2
H0 tolak bila
H0 tolak bila
H1 : 1 < 2
s gab
db = 20-1 = 19
t1 = t (0,975) = 2,09
H0 ; 1 2
t2 = t (0,975) = 2,09
w2 = 9,7344/20 = 0,4867
w1+ w2
0,2509 + 0,4867
bila |thit| w1.t1 + w2t2 , maka H0 tolak. Ternyata 1,339 < 2,09 maka H0 gagal di tolak.
w1+ w2
Kedua proses menghasilkan daya tekan yang sama.
10
Lama
110
120
135
101
80
95
70
130
115
120
Baru
105
115
140
110
90
80
75
125
110
125
Page 11
Statistik uji
thit
d = 0
d
sd / n
H1
Wilayah Kritik
d < 0
d > 0
d 0
Tolak H0 bila thit < -t(1-1/2) dan thit > t(1-1/2) ; db = (n-1)
Keterangan
d = perbedaan setiap pasang sempel
d = rata-rata d
Dengan informasi ini maka jawaban dari contoh kasus di atas adalah
Lokasi
10
Lama
110
120
135
101
80
95
70
130
115
120
Baru
105
115
140
110
90
80
75
125
110
125
10
15
d2
25
25
25
81
100
225
25
25
25
25
H0 ; d = 0
H1 ; d 0
d = 6.9
db = 10-1 = 9
sd = 3,41
t (1- ) = 2,26
Page 12
(1- ),
maka tolak H0 ; kedua alat tersebut berbeda dalam mengukur tingkat curah
hujan.
`Analisis Varian
Varian untuk sekumpulan data ini melukiskan derajat perbedaan atau variasi nilai data
individu yang ada dalam kelompok atau kumpulan data tersebut.. Secara umum varian
digolongkan menjadi varian sistematik dan varian galat. Varian sistematik adalah varian
pengukuran karena adanya pengaruh sehinga nilainya condong pada arah tertentu. Salah satu
jenis varian sistemik dalam kumpulan data hasil penelitian adalah varian antar kelompok atau
disebut juga varian eksperimental. Varian ini menggambarkan adanya variasi sitemik antara
kelompok-kelompok hasil pengukuran (Walpole, 1992).
Misal kita hendak menguji perbedaan motivasi belajar siswa yang berasal dari tingkat
ekonomi rendah (A), menengah (B) dan atas (C). Dari masing-masing perangkat skor tersbut
diketahui rata-rata dan variansinya. Beberapa mungkin berpikir bahwa masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan sejumlah pengujian dua rata-rata seperti uji-t, yaitu menguji rata-rata
pasangan AB, BC dan AC. Dengan cara tersebut ada tidaknya perbedaan rata-rata ketiga
populasi tersebut dapat diketahui. Ini berarti perlu dilakukan uji-t berulang kali yang dapat
menjerumukan peneliti melalui peningkatan resiko kekeliruan (Sudjana, 1990).
Dalam kasus ini analisis varians memberikan cara penyekatan keragaman total hasil
menjadi beberapa komponen, pertama mengukur keragaman yang disebabkan galat percobaan
saja, ke dua mengukur galat percobaan dan keragaman yang berasal dari perbedaan tingkat
ekonomi. Bila hipotesis nol benar ( rata-rata motivasi dari tingkat ekonomi A, B dan C tidak
berbeda) maka kedua komponen itu memberikan masing-masing nilai dugaan bagi galat
percobaan. Dengan demikian kita mendasarkan uji kita pada perbandingan kedua komponen
tersebut dengan sebaran F (Walpole, 1992).
Perbedaan hasil antara kelompok yang keadaannya sama disebut galat percobaan (error).
Galat digunakan sebagai ukuran ketelitian. Sumber galat menurut Walpole (1992) antara lain,
Page 13
Pengacakan
Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya perlakuan dalam percobaan perlu
dilaksanakan secara random. Hal ini untuk menjaga perlakuan bebas dari bias yang disebabkan
oleh perbedaan lingkungan percobaan. Pengacakan dapat dilakukan dengan daftar acak atau
undian (Sudjana 1990).
Page 14
Perlakuan
A = PB 5
C = C4-63
B = PB 8
D= Syntha
Xij = + i + ij
i = 1,2,.,4
j = 1,2,.,5
Xij
= rata-rata umum
= pengaruh perlakuan ke i
ij
= galat
H0 ; 1 = 2 = 3 = 4
H1 ; paling sedikit ada satu yang tidak sama
Derajat Bebas
(db)
t-1
Jumlah
Kuadrat
(JK)
JKP
Kuadrat
Tengah
(KT)
JKP/(t-1)
Perlakuan
Galat
Total
Keterangan
t( r 1 )
(txr)-1
JKG
Txx
JKG/t(r-1)
Fhit
F tabel
KTP/(t-1)
KTG/t(r-1)
t = banyak perlakuan JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan KTP = Kuadrat Tengah perlakuan
r = banyak ulangan
1
X11
X12
X13
X14
X15
X1.
x 1.
2
X21
X22
X23
X24
X25
X2.
x 2.
Perlakuan (i)
3
X31
X32
X33
X34
X35
X3.
x 3.
4
X41
X42
X43
X44
X45
X4.
x 4.
X
x
4
2,06
2,99
3,01
3,10
3,38
15,04
3,008
80,07
0,004
1
4,55
5,01
5,23
5,62
4,91
25,32
5,064
2
4,26
4,52
3,23
4,57
3,51
20,09
4,018
Perlakuan (i)
3
4,15
4,02
3,67
4,14
3,64
19,62
3,924
db varietas = 4-1 = 3
n = banyak sampel
JK varietas
JK galat
Kuadrat Tengah
KT varietas
= JK varietas / db varietas
= 3,53693
Page 17
= JK galat / db galat
= 0,17011
Signifikansi Uji-F
Uji F = KT varietas
KT galat
= 3,53693
= 20,7920
0,17011
Ftabel dengan db total = 19 dan db perlakuan = db varietas = 3 dan taraf nyata 5% maka
Ftabel = 3,24 maka Fhit > Ftabel ; tolak H0; menunjukan antara varietas yang dicoba secara
umum terdapat perbedaan yang sangat nyata.
Page 18
Perlakuan (i)
B
5
1
3
5
3
4
21
A
4
7
6
6
1
2
3
4
5
6
Total
23
C
8
6
8
9
5
36
80
H0 ; 1 = 2 = 3
H1 ; paling sedikit ada satu yang tidak sama
Sumber
Keragaman (SK)
Derajat Bebas
(db)
t-1
Jumlah
Kuadrat
(JK)
JKP
Kuadrat
Tengah
(KT)
JKP/(t-1)
Perlakuan
Galat
Total
Keterangan
t( r 1 )
( t x r ) 1
JKG
JKT
JKG/t(r-1)
Fhit
F tabel
Pxx/(t-1)
Gxx/t(r-1)
t = banyak perlakuan
r = rata-rata banyak ulangan
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
JKT = Jumlah Kuadrat Total
KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan
KTG = Kuadrat Tengah Galat
n = banyak sampel
Page 19
JK total
JK galat
Kuadrat Tengah
KT tipe mobil = JK varietas / db varietas
= 19,142
KT galat
= 2,254
= JK galat / db galat
Signifikansi Uji-F
Uji F = KT varietas
KT galat
= 19,142
= 8,49
2,254
Ftabel dengan db total = 14 dan db perlakuan = db tipe mobil = 2 dan taraf nyata 5% maka
Ftabel = 3,74 maka, Fhitung > Ftabel yang berarti tolak H0 dengan kesimpulan setidaknya ada 1
tipe mobil yang rata-rata bagian cacatnya tidak sama dengan rata-rata banyak bagian yang cacat
tipe mobil lainnya.
Page 20
B1
E1
A1
C1
F1
D1
E2
C2
A2
F2
D2
B2
A3
C3
B3
F3
D3
E3
A4
D4
F4
B4
E4
C4
Perlakuan : A = 0
B=P
C=N
D = NP
E= NK
F = NPK
i = 1,2,.,4
j = 1,2,.,6
Xij
= rata-rata umum
= pengaruh ulangan ke i
= pengaruh perlakuan ke j
ij
= galat
Page 21
Derajat Bebas
(db)
r1
Jumlah
Kuadrat
(JK)
JKU
Kuadrat
Tengah
(KT)
JKU/(r-1)
Ulangan
Perlakuan
t1
JKP
JKP/(t-1)
Galat
Total
Keterangan
( r 1) ( t 1 )
( rt ) - 1
JKG
JKT
JKG/(t-1)(r-1)
Fhit
F tabel
KTU
KTG
KTP
KTG
t = banyak perlakuan JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan
r = banyak ulangan
Untuk analisis data hasilnya secara menyeluruh, perlu disusun sebagai berikut:
Perlakuan
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Total
(0)
(P)
(N)
(NP)
(NK)
(NPK)
1
X1A
X1B
X1C
X1D
X1E
X1F
X1.
2
X2A
X2B
X2C
X2D
X2E
X2F
X2.
Ulangan
3
X3A
X3B
X3C
X3D
X3E
X3F
X3.
4
X4A
X4B
X4C
X4D
X4E
X3F
X4.
Total
XA.
XB.
XC.
XD.
XE.
XF.
X
Rata-rata
x A.
x B.
x C.
x D.
x E.
x F.
Page 22
1
0,87
2,26
1,6
2,58
2,60
2,75
12,65
(0)
(P)
(N)
(NP)
(NK)
(NPK)
2
0,57
1,95
1,22
2,52
2,42
2,52
11,21
Ulangan
3
1,17
2,52
2,16
2,70
2,01
2,86
13,42
Total
4
1,25
2,53
2,36
3,22
3,01
3,16
15,53
3,86
9,26
7,33
11,02
10.04
11,29
52,81
Rata-rata
0,96
2,32
1,83
2,76
2,51
2,82
db galat
= ( r 1 ) ( t 1 ) = 15
db perlakuan = t 1 = 6-1 = 5
db total
= rt 1 = 24 1 = 23
db ulangan
= (X)2 / n
= (52,81) 2 / 24 = 116,1820
= (Xij)2 FK
JK ulangan
= 12,2388
= 1,6266
= 9,8773
= 0,7349
Page 23
= JK ulangan / db Ulangan
= 0,5422
= 1,9755
KT galat
= 0,0490
= JK galat / db galat
Signifikansi Uji F
F ulangan
= KT ulangan / KT galat
= 11,07
F tabel = 3,29
F perlakuan
= KT perlakuan / KT galat
= 40,32
F tabel = 2,90
N.
Ulangan 2
V3N1
V1N0
V4N0
V3N2
V2N2
V3N0
V1N3
V2N0
V1N1
V3N3
V2N1
V4N3
V4N1
V2N3
V1N2
V4N2
Ulangan 3
V2N0
V1N4
V3N3
V4N2
V2N3
V1N2
V4N1
V3N2
V2N2
V1N0
V3N0
V4N3
V1N3
V2N1
V3N1
V4N0
Page 25
Xij = + i + j + k + jk + ijk
i = 1,2,.,3
j = 1,2,.,4
k = 1,2,.,4
Xij
= rata-rata umum
= pengaruh kelompok ke i
= pengaruh varietas ke j
= pengaruh dosis N ke k
ik
ijk
= galat
Hipotesis
1. H0 ; 1 = 2 = 3 = 4
H1 ; Setidaknya ada satu varietas yang memberikan hasil berbeda dengan yang lain.
2. H0 ; 1 = 2 = 3 = 4
H1 ; Setidaknya ada satu dosis N yang memberikan hasil berbeda dengan yang lain.
3. H0 ; 1 = 2 = 3 = 4
H1 ; Setidaknya ada satu pengaruh interaksi varietas dan dosis N yang memberikan hasil
berbeda dengan yang lain.
Page 26
Derajat Bebas
(db)
Kelompok
g-1
Jumlah
Kuadrat
(JK)
JK kelompok
Perlakuan
(tv. tN) -1
JK perlakuan
Varietas (V)
tv 1
JK varietas
Nitrogen (N)
tN 1
JK Nitrogen
VXN
(tv 1)( tN 1) JK V X N
Galat
(g-1)( (tv.tN)-1)
JK galat
Total
JK Total
Kuadrat
Tengah
(KT)
JK kelompok
(g-1)
JK perlakuan
(tv. tN) -1
JK varietas
tv 1
JK Nitrogen
tN 1
JK V X N
(tv 1)( tN 1)
JK galat
(g-1)( (tv.tN)-1)
Fhit
F tabel
KT kelompok
KT galat
KT perlakuan
KT galat
KT varietas
KT galat
KT Nitrogen
KT galat
KT VXN
KT galat
Untuk analisis data hasilnya secara menyeluruh, perlu disusun sebagai berikut:
Perlakuan
V1
V2
V3
V4
Total
N0
N1
N2
N3
N0
N1
N2
N3
N0
N1
N2
N3
N0
N1
N2
N3
Ulangan
1
6,6
11,15
14,90
11,90
4,9
8,15
11,9
11,80
6,05
4,65
5,7
5,3
1,3
1,8
1,58
1,75
109,43
2
9,55
16,75
15,75
15,00
6,60
10,00
9,85
10,30
5,95
5,15
10,75
9,05
2,65
2,45
1,15
1,25
131,60
Total
3
4,95
8,00
12,20
13,95
12,50
12,45
14,55
14,95
3,90
9,85
13,75
14,80
3,45
6,22
6,70
7,55
161,37
21,10
35,90
42,85
40,85
24,00
30,60
36,30
37,05
15,90
19,65
30,20
29,15
7,40
10,47
9,43
10,55
401,40
Page 27
0
21,10
24,00
15,90
7,40
68,40
45
35,90
30,60
19,65
10,47
96,62
Nitrogen
90
42,85
36,30
30,20
9,43
118,78
Total
135
40,85
37,05
29,15
10,55
117,60
140,70
127,95
94,90
37,85
=2
db Nitrogen
= tN 1
=3
= 15
db V X N
= (tv 1)( tN 1)
=9
=3
db galat
= (g-1)( (tv.tN)-1)
= 30
db varietas
= tv 1
= (Xijk)2 FK
JK varietas
= ((X.j.)2 / rb) FK
= ((140,72 + .+37,852) / 3 x 4) FK
= 527,153
JK Nitrogen
= ((X..k)2 / ra) FK
JK galat
= 39,715
= 47,484
KT varietas
= 175,718
= JK varietas / db varietas
= 46,443
KT V X N
= JK V X N / db V X N
= 5,087
KT galat
= JK galat/ db galat
= 6,723
Signifikasi Uji F
F varietas
= KT varietas / KT galat
= 26,136
F tabel = 2,92
F Nitrogen
= KT Nitrogen / KT galat
= 6,908
Ftabel = 2,92
FVxN
= KT V x N / KT galat
= 0,757
Ftabel = 2,21
Dari uji-F pada varietas, nitrogen dan interaksi nitrogen dan varietas, hanya uji F pada V X N
yang terima H0 ; pemilihan varietas memberi hasil yang signifikan pada hasil produksi ubi ; dosis
nitrogen memberi hasil yang signifikan pada hasil produksi ubi ; interaksi antara keduanya tidak
memberikan hasil yang signifikan berbeda.
Page 29
r-1
Jumlah
Kuadrat
(JK)
JKU
Perlakuan A
tA -1
JKA
Perlakuan B
tB 1
JKB
Perlakuan C
tc 1
JKC
(tA 1)( tB 1)
JK A x B
(tA 1)( tC 1)
JK A x C
(tB 1)( tC 1)
JK C x B
(tA 1)( tB 1)
(tB 1)( tC 1)
JK A x B xC
(g-1)((tA.tB.tC)-1)
(g. tA. tB. tC) 1
JK galat
JK Total
AxB
AxC
BxC
AxBxC
Galat
Total
Derajat Bebas
(db)
Kuadrat
Tengah
(KT)
JKU
(r-1)
JKA
tA -1
JKB
tB 1
JKC
tc 1
JK A x B
(tA 1)( tB 1)
JK A x C
(tA 1)( tC 1)
JK B x C
(tB 1)( tC 1)
JK A x B x C
(tA 1)( tC 1)
(tB 1)( tC 1)
Fhit
F tabel
KTU
KT galat
KTA
KT galat
KTB
KT galat
KTC
KT galat
KT AxB
KT galat
KT AxC
KT galat
KT BxC
KT galat
KT AxBxC
KT galat
Misal terdapat 3 faktor yaitu tinggi filter, konsentrasi COD umpan, dan HRT, sehingga
dalam penentuan jumlah eksperimen sebanyak 3 variasi pada 2 waktu pemberian pupuk (1
minggu sekali dan 2 minggu sekali) x 3 konsentrasi pupuk organik (250 mg/L, 500 mg/L ,
750mg/L) x 5 konsentrasi pupuk urea (50 mg/L, 75 mg/L, 100 mg/L, 125 mg/L, 150 mg/L) dan
total sama dengan 2x3x5= 30. Dilakukan pengulangan 2 kali.
Page 30
Konsentrasi pupuk
Konsentrasi pupuk
organik
urea
Tinggi tumbuhan
R1
R2
50 mg / L
59
59
75 mg / L
60
60
100 mg / L
62
62
125 mg / L
64
63
150 mg/ L
66
66
50 mg / L
50
50
75 mg / L
51
51
100 mg / L
53
53
125 mg / L
56
56
10
150 mg/ L
58
57
11
50 mg / L
27
28
12
75 mg / L
30
30
100 mg / L
42
42
14
125 mg / L
49
49
15
150 mg/ L
50
49
16
50 mg / L
65
65
17
75 mg / L
68
68
100 mg / L
70
70
19
125 mg / L
73
73
20
150 mg/ L
75
75
21
50 mg / L
52
51
22
75 mg / L
53
52
100 mg / L
54
54
24
125 mg / L
57
57
25
150 mg/ L
58
58
26
50 mg / L
35
35
27
75 mg / L
39
39
100 mg / L
45
46
29
125 mg / L
47
47
30
150 mg/ L
48
48
250 mg / L
1 minggu sekali
13
750 mg / L
18
23
28
500 mg / L
250 mg / L
2 minggu sekali
500 mg / L
750 mg / L
Page 31
Page 32