Anda di halaman 1dari 32

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011

Pengujian Hipotesis
Menurut Sudjana (1990) Hipotesis adalah dugaan sementara mengenai suatu hal yang
perlu di uji untuk dapat menjelaskan suatu populasi melalui sekelompok sampel yang terukur.
Dugaan yang digunakan untuk menaksirkan parameter populasi disebut Hipotesis Statistik (H0).
Pengujian Hipotesis merupakan metode statistika untuk membantu dalam penarikan kesimpulan
dengan menentukan menolak hipotesis statistik atau gagal menolak hipotesis statistik (H0). Oleh
karena itu diperlukan hipotesis tandingan sebagai konsekuensi penolakan (H0) yaitu Hipotesis
Alternatif (H1).
Bila yang di uji adalah parameter (dalam penggunaannya nanti bisa rata-rata ,
proporsi , simpangan baku , dll) menurut Irianto (2010) akan beberapa kemungkinan:
1. Hipotesis 2 Arah
H0 : = 0 ; tidak ada beda signifikan parameter dengan 0.
H1 : 0 ; ada beda signifikan parameter dengan 0.
Contoh 1: Produk air minum dalam kemasan merk tertentu dengan kemasan gelas dicantumkan berisi air
dengan volume 220 mL. Produk ini akan dianggap baik apabila volume airnya tidak lebih
dan tidak kurang dari 220 mL. Dari pemeriksaan terhadap 50 contoh produk ini didapatkan
rata-rata volume airnya 218 mL. Diketahui volume air produk tersebut menyebar normal
dengan simpangan baku sebesar 2.5 mL dan =5%. Tentukan H0 dan H1 nya!
Jawab : H0 : = 220 mL
H1 : 220 mL

2. Hipotesis 1 Arah
H0 : 0 ; kondisi parameter paling tidak akan lebih dari atau sama dengan keadaan
awalnya.
H1 : < 0 ; kondisi parameter telah berkurang dari keadaan awalnya.
Contoh 2: Sebuah perusahaan farmasi berniat untuk melihat tingkat produktivitas karyawannya dengan
menghitung berapa unit barang yang dihasilkan oleh seorang karyawan dalam sehari.
Sebanyak 18 orang karyawan dipilih secara acak dan didapat data produktivitasnya sebagai
berikut:
5, 6, 8, 4, 7, 5, 6, 7, 4, 6, 7, 7, 5, 6, 7, 5, 6, 7
Apakah benar bahwa produktivitas karyawan adalah 5.7 unit perhari ( = 5%) (n=18).
Tentukan H0 dan H1 nya saja!
Jawab: H0 : 5.7 ; produktivitas lebih dari sama dengan 5.7
H1 : < 5.7 ; produktivitas kurang dari 5.7

H0 : 0 ; kondisi parameter paling tidak akan kurang dari atau sama dengan keadaan
Awalnya.
Page 1

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


H1 : > 0 ; kondisi parameter telah bertambah dari keadaan awalnya.
Contoh 3: Berdasarkan penelitian terhadap 25 pohon jeruk di kebun percobaan diperoleh rata-rata
banyaknya buah pada saat panen adalah 23 buah dengan simpangan baku 4 ( =5%).
benarkah pernyataan bahwa rata-rata banyaknya buah kurang dari 24 buah? Tentukan H 0 dan
H1 nya saja!
Jawab: H0 : 24 ; banyak buah kurang dari sama dengan 24
H1 : > 5.7 ; banyak buah lebih dari 24

Setelah Hipotesis ditentukan, untuk mengujinya kita harus menentukan bentuk statistik
mana yang harus digunakan zhit, thit, x2 atau lainnya. Bila data populasi terdistribusi normal
digunakan dua jenis distribusi, yaitu distribusi-z dan distribusi-t. Sudjana (1990) menjelaskan
bila

(simpangan baku populasi) diketahui maka digunakan distribusi-Z

Z hitung

x 0

x = Rata-rata sampel

= Simpangan baku populasi

0 = Rata-rata sampel

n = jumlah sampel

Untuk uji hipotesis 2 arah tolak H0 bila |zhit| z

(1-),

dengan z

(1-)

di dapat dari

tabel distribusi-z dan peluang (1-).


Untuk uji hipotesis 1 arah
Bila H1: > 0, maka akan tolak H0 bila zhit z( -), dengan z ( -) di dapat dari tabel
distribusi-z dan peluang ( - ).
Bila H1: < 0, maka akan tolak H0 bila zhit -z( -), dengan z( -) di dapat dari
tabel distribusi-z dan peluang ( - ).

(simpangan baku populasi) tidak diketahui maka digunakan distribusi-t


t hitung

x 0
s
n

x = Rata-rata sampel

s = Simpangan baku sampel

0 = Rata-rata sampel

n = jumlah sampel

Untuk uji hipotesis 2 arah tolak H0 bila |thit| t

(1-),

dengan t

(1-)

di dapat dari

tabel distribusi-t dan peluang (1-) dan db = (n-1).


Untuk uji hipotesis 1 arah
Bila H1: > 0, maka akan tolak H0 bila thit t (1 -), dengan t (1 -) di dapat dari tabel
distribusi-t dan peluang (1-) dan db = (n-1).
Page 2

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Bila H1: < 0, maka akan tolak H0 bila thit -t (1 -), dengan t (1 -) di dapat dari tabel
distribusi-t dan peluang (1-) dan db = (n-1).
Sebelum kita lanjutkan ke langkah selanjutnya dalam pengujian hipotesis kita harus paham apa
yang dimaksud hipotesis 2 arah dan 1 arah. Hal lain yang juga menjadi penting adalah cara
membaca tabel distribusi-z dan distribusi-t.
1. Hipotesis 2 Arah
Bila H1 : 0, terdistribusi normal, luas daerah kritis terletak masing-masing pada
ujung distribusi. Luas daerah kritis pada tiap ujung adalah /2. Karena terdapat dua daerah
penolakan atau daerah kritis, maka disebut hipotesis 2 arah (Sudjana, 1990).

(Sumber: Sudjana, 1990)


H0 gagal ditolak / H0 diterima jika harga statistiknya jatuh di antara d1 dan d2.
2. Hipotesis 1 Arah
Bila H1 : > 0, terdistribusi normal, luas daerah kritis terletak pada ujung kanan distribusi.
Luas daerah kritisnya adalah . Karena terdapat satu sisi daerah penolakan atau daerah kritis,
maka disebut hipotesis 1 arah tepatnya arah kanan (Sudjana, 1990).
.

Page 3

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011

(Sumber: Sudjana, 1990)

Bila H1 : < 0, terdistribusi normal, luas daerah kritis terletak pada ujung kiri distribusi. Luas
daerah kritisnya adalah . Karena terdapat satu sisi daerah penolakan atau daerah kritis, maka
disebut hipotesis 1 arah tepatnya arah kiri (Sudjana, 1990).

(Sumber: Sudjana, 1990)

3. Cara Membaca Tabel Distribusi-z


Ambil kasus contoh 3 di mana =5% dan merupakan uji 1 arah yaitu arah kanan. Untuk
mendapat nilai z ( -) maka - 0,05 = 0,450 lalu lihat tabel distribusi-z (Sudjana, 1990).

Page 4

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011

(Sumber: Sudjana, 1990)


Maka akan di dapat nilai z ( -) = 1,65.

4. Cara Membaca Tabel Distribusi-t


Ambil kasus contoh 2 di mana =5%, tidak diketahui dan merupakan uji 1 arah yaitu
arah kiri. Untuk mendapat nilai t (1 -) dengan db = (n-1) maka 1 - 0,05 = 0,95 dan db = 18-1= 17,
lalu lihat tabel distribusi-t (Sudjana, 1990).

Page 5

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011

Maka didapat nilai t (1 -) = 1,71.

Pengujian Hipotesis Satu Sample


Pada uji hipotesis satu sample terdapat uji hipotesis 1 arah dan 2 arah di mana terdapat
kasus diketahui dan tidak diketahui. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah nilai
parameter dari suatu populasi adalah sesuai dengan suatu nilai.

Page 6

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011

n>30 atau diketahui dan distribusi n 30 dan tidak diketahui


normal
Dua Arah

Tolak H0 bila |zhit| z (1-)

Tolak H0 bila |thit| t (1-)

Satu Arah

tolak H0 bila zhit z( -)

tolak H0 bila thit t (1 -), db = (n-1).

tolak H0 bila zhit -z( -)

tolak H0 bila thit -t (1 -), db = (n-1).

Kanan
Satu Arah
Kiri
(Sumber: Walpole, 1992)
Berikut contoh kasus yang diambil dalam buku karya Sudjana (1990),
Contoh 1: Uji Hipotesis 2 Arah, diketahui
Produk air minum dalam kemasan merk tertentu dengan kemasan gelas dicantumkan
berisi air dengan volume 220 mL. Produk ini akan dianggap baik apabila volume
airnya tidak lebih dan tidak kurang dari 220mL. Dari pemeriksaan terhadap 50
contoh produk ini didapatkan rata-rata volume airnya 218 mL. Diketahui volume air
produk tersebut menyebar normal dengan simpangan baku sebesar 2.5mL dan =5%.
Kesimpulan apa yang akan diambil!
Jawab :

n = 50

x = 218 mL = 2,5 mL

= 0,05

H0 : = 220 mL
H1 : 220 mL

(1-0,05) = 0,475

zhit = (218-220) / (2,5/ 50) = -5,6;

|zhit| = 5,6;

z (1-) = z 0,475 = 1,96

Karena |zhit| > z (1-) ; 5,6 > 1,96 maka H0 ditolak ; Belum cukup bukti untuk
menyatakan produk ini baik.

Contoh 2: Uji Hipotesis 1 Arah, tidak diketahui


Sebuah perusahaan farmasi berniat untuk melihat tingkat produktivitas karyawannya
dengan menghitung berapa unit barang yang dihasilkan oleh seorang karyawan dalam
sehari. Sebanyak 18 orang karyawan dipilih secara acak dan didapat data
produktivitasnya sebagai berikut :
Page 7

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


5, 6, 8, 4, 7, 5, 6, 7, 4, 6, 7, 7, 5, 6, 7, 5, 6, 7
Apakah benar bahwa produktivitas karyawan adalah 5.7 unit perhari ( = 5%) (n=18).
Jawab:

n = 18;

x = 6;

= 0,05 ;

1- = 1-0,05 = 0,95 ;

db = 18-1 = 17

H0 : 5.7 ; produktivitas lebih dari sama dengan 5.7


H1 : < 5.7 ; produktivitas kurang dari 5.7
S = (22/17) =1,294 = 1,13
thit = (6-5,7) / (1,13/ 18) = 1,126
tolak H0 bila thit -t

(1 -)

t0,95 = 1,71

; 1,126 > -1,71 maka H0 gagal ditolak/diterima ;

Produktivitas karyawan perusahaan tersebut 5,7 unit per hari.

Pengujian Hipotesis Dua Sampel


Banyak penelitian memerlukan perbandingan antara dua keadaan (populasi), misalnya
membandingkan dua cara produksi, pengaruh dua macam obat dan sebagainya. Pasangan
hipotesis statistik dan alternatifnya yang akan diuji adalah
H0; 1 = 2
H1; 1 2
Untuk itu kita bedakan hal-hal berikut:
a. Bila 1 = 2 = dan diketahui
b. Bila 1 = 2 = tapi tidak diketahui
c. Bila 1 2 dan tidak diketahui

Page 8

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Kasus Diketahui
Buntuk Hipotesis

Wilayah Kritik

H0 : 1 = 2

Tolak H0 bila

H1 : 1 2

|zhit| z 1/2(1-)

H0 : 1 2

tolak H0 bila

H1 : 1 > 2

zhit -z ( -)

Ho : 1 2

tolak H0 bila

H1 : 1 < 2

zhit z( -)

Statistik Uji

(Sumber: Walpole, 1992)


Contoh:
Dua jenis bola lampu (jenis A dan B) dites masa layannya. Pada lampu A diambil 35 contoh dan
lampu B 32 contoh. Rerata umur lampu A adalah 2800 jam dan lampu B 2750 jam. Informasi
dari pabrik bahwa simpangan baku lampu A = 200 jam dan B = 180 jam. Apakah kedua lampu
mempunyai masa layan yang sama (=5%)?
Jawab:
H0 ; 1 = 2

(1-) = 0,475

H0 ; 1 2
1 = 200

2 = 180

n1 = 35

|zhit| = (2800-2750) / 46,43 = 1,08

n2 = 32

x 1 = 2800

x 2 = 2750

z (1-) = 1,96

Karena 1,08 < 1,96 maka H0 gagal ditolak; tidak ada beda signifikan antara lampu A dan lampu
B (1 = 2).

Page 9

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Kasus Tidak Diketahui
1 = 2
Bentuk

t hitung

Hipotesis

1 2

x1 x2
1 1
s gab

n1 n2

t hitung

H0 : 1 = 2

H0 tolak bila

H0 ditolak bila

H1 : 1 2

|thit| t (1- ) ;

|thit| w1.t1 + w2.t2

db = (n1+n2-2)

x1 x 2
s12 s 22

n1 n2

w1+w2
keterangan:
w1 = s12/n1; t1 = t(1-1/2), db = (n1-1)
w2 = s22/n2; t2 = t(1-1/2), db = (n2-1)

H0 : 1 2

H0 tolak bila

H0 ditolak bila

H1 : 1 > 2

t t (1-) ; db (n1 + n2 -2)

thit w1.t1 + w2.t2


w1+w2

Ho : 1 2

H0 tolak bila

H0 tolak bila

H1 : 1 < 2

t -t (1-) ; db (n1 + n2 -2)

thit _ w1.t1 + w2.t2


w1+w2

s gab

(n1 1) s12 (n2 1) s22


n1 n2 2

(Sumber: Walpole, 1992)


Contoh
Semacam barang dihasilkan dengan menggunakan dua proses. Ingin dicari tahu apakah kedua
proses menghasilkan hasil yang sama ditinjau dari daya tekannya. Untuk itu diadakan percobaan
sebanyak 20 dari proses ke 1 dan ke 2. Rata-rata dan simpangan bakunya untu proses ke 1 adalah
9,25 kg dan 2,24 kg, untuk proses ke 2 adalah 10,40 kg dan 3,12 kg. Jika varians kedua populasi
tidak sama, dengan taraf nyata 0,05, bagaimna hasilnya?
Page 10

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Jawab:
H0 ; 1 = 2

db = 20-1 = 19

t1 = t (0,975) = 2,09

H0 ; 1 2

t2 = t (0,975) = 2,09

thit = (9,25-10,40)/ (((5,0176/20)+(9,7344/20)) = 1,339


w1 = 5,0176/20 = 0,2509
maka w1.t1 + w2t2

w2 = 9,7344/20 = 0,4867

= (0,2509 x 2,09) + (0,4867 x 2,09) = 2,09

w1+ w2

0,2509 + 0,4867

bila |thit| w1.t1 + w2t2 , maka H0 tolak. Ternyata 1,339 < 2,09 maka H0 gagal di tolak.
w1+ w2
Kedua proses menghasilkan daya tekan yang sama.

Pengujian Dua Sampel yang Tidak Bebas / Data Berpasangan


Pengujian dua sampel yang tidak bebas sebetulnya mempunyai prosedur yang hampir
sama dengan pengujian sampel yang bebas, namun seluruh data yang ada diperbandingkan satu
dengan yang lainnya, bukan hanya reratanya saja. Pengujian ini memiliki syarat kedua sampel
tersebut jumlah sampelnya sama (Sudjana, 1990).
Contoh:
Seorang ahli menemukan suatu alat baru untuk mengukur tingkat curah hujan. Untuk mengetahui
efektivitas alat tersebut kemudian dilakukan uji coba pada 10 lokasi dengan menggunakan alat
baru dan sebagai pembanding tingkat curah hujan juga dicatat mengunakan alat biasa. Tingkat
curah hujan (mm) pada ke 10 lokasi tersebut diperoleh sebagai berikut:
Lokasi

10

Lama

110

120

135

101

80

95

70

130

115

120

Baru

105

115

140

110

90

80

75

125

110

125

Page 11

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Lakukan pengujian untuk mengetahui apakah kedua alat tersebut berbeda dalam mengukur
tingkat curah hujan (uji pada taraf nyata 5%)!
Untuk menyelesaikan contoh kasus di atas menurut Sudjana (1990) berikut adalah hal yang perlu
kita pahami,
H0

Statistik uji
thit

d = 0

d
sd / n

H1

Wilayah Kritik

d < 0

Tolak H0 bila thit < t (1-) ; db = (n-1)

d > 0

Tolak H0 bila thit > t(1-) ; db = (n-1)

d 0

Tolak H0 bila thit < -t(1-1/2) dan thit > t(1-1/2) ; db = (n-1)

Keterangan
d = perbedaan setiap pasang sempel
d = rata-rata d

sd = simpangan baku sampel d


n = banyak sampel

Persamaan yang digunakan adalah

Dengan informasi ini maka jawaban dari contoh kasus di atas adalah
Lokasi

10

Lama

110

120

135

101

80

95

70

130

115

120

Baru

105

115

140

110

90

80

75

125

110

125

10

15

d2

25

25

25

81

100

225

25

25

25

25

H0 ; d = 0
H1 ; d 0

d = 6.9

(1- ) = 1-0.025 = 0,975

db = 10-1 = 9

sd = 3,41

thit = 6,9/(3,41/10) = 6,39

t (1- ) = 2,26

Page 12

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Karena thit > t

(1- ),

maka tolak H0 ; kedua alat tersebut berbeda dalam mengukur tingkat curah

hujan.

`Analisis Varian
Varian untuk sekumpulan data ini melukiskan derajat perbedaan atau variasi nilai data
individu yang ada dalam kelompok atau kumpulan data tersebut.. Secara umum varian
digolongkan menjadi varian sistematik dan varian galat. Varian sistematik adalah varian
pengukuran karena adanya pengaruh sehinga nilainya condong pada arah tertentu. Salah satu
jenis varian sistemik dalam kumpulan data hasil penelitian adalah varian antar kelompok atau
disebut juga varian eksperimental. Varian ini menggambarkan adanya variasi sitemik antara
kelompok-kelompok hasil pengukuran (Walpole, 1992).
Misal kita hendak menguji perbedaan motivasi belajar siswa yang berasal dari tingkat
ekonomi rendah (A), menengah (B) dan atas (C). Dari masing-masing perangkat skor tersbut
diketahui rata-rata dan variansinya. Beberapa mungkin berpikir bahwa masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan sejumlah pengujian dua rata-rata seperti uji-t, yaitu menguji rata-rata
pasangan AB, BC dan AC. Dengan cara tersebut ada tidaknya perbedaan rata-rata ketiga
populasi tersebut dapat diketahui. Ini berarti perlu dilakukan uji-t berulang kali yang dapat
menjerumukan peneliti melalui peningkatan resiko kekeliruan (Sudjana, 1990).
Dalam kasus ini analisis varians memberikan cara penyekatan keragaman total hasil
menjadi beberapa komponen, pertama mengukur keragaman yang disebabkan galat percobaan
saja, ke dua mengukur galat percobaan dan keragaman yang berasal dari perbedaan tingkat
ekonomi. Bila hipotesis nol benar ( rata-rata motivasi dari tingkat ekonomi A, B dan C tidak
berbeda) maka kedua komponen itu memberikan masing-masing nilai dugaan bagi galat
percobaan. Dengan demikian kita mendasarkan uji kita pada perbandingan kedua komponen
tersebut dengan sebaran F (Walpole, 1992).
Perbedaan hasil antara kelompok yang keadaannya sama disebut galat percobaan (error).
Galat digunakan sebagai ukuran ketelitian. Sumber galat menurut Walpole (1992) antara lain,

Page 13

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


a. Adanya lingkungan yang tidak homogen. Biasanya pada percobaan di lapangan yang
lingkungannya tidak sama rata.
b. Ketidakcermatan dalam penyelengaraan percobaan
Walpole (1992) menyatakan untuk merancang percobaan secara efektif ada tiga syarat pokok
yaitu
a. Ulangan (replication)
b. Pengacakan (randomization)
c. Pengelompokan (local control)
Ulangan
Perlakuan yang dilaksanakan lebih dari 1 kali dalam satu percobaan disebut ulangan.
Ulangan dilakukan untuk dapat menghitung galat percobaan dan mempertinggi tingkat ketelitian.
Tanpa ulangan maka galat tidak dapat dihitung sehingga dasar untuk menghitung rata-rata
hasilnya tidak ada. Makin banyak ulangan maka percobaan semakin teliti namun, pada saat yang
sama penyelenggaraannya akan semakin sulit dan semakin mahal. Maka perlu dicari tahu jumlah
ulangan minimum yang yang memberikan hasil teliti. Jumlah ulangan yang baik menurut
Walpole (1992) dapat ditentukan dengan persamaan berikut,
(r-1)x(t1)
r = ulangan
t = perlakuan

Pengacakan
Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya perlakuan dalam percobaan perlu
dilaksanakan secara random. Hal ini untuk menjaga perlakuan bebas dari bias yang disebabkan
oleh perbedaan lingkungan percobaan. Pengacakan dapat dilakukan dengan daftar acak atau
undian (Sudjana 1990).

Page 14

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Pengelompokan
Untuk meningkatkan efisiensi percobaan maka besarnya galat perlu dikontrol. Makin
kecil galat maka makin baik. Menurut Walpole (1992) hal ini dapat dilakukan dengan
a. Membagi percobaan ke dalam beberapa kelompok.
b. Memperbaiki cara penyelenggaraan percobaan.

1. Analisis Varian Satu Parameter


Analisis varian satu parameter merupakan analisis untuk uji kesamaan beberapa rataan
secara sekaligus dengan klasifikasi pengamatannya berdasarkan kriteria treatment-nya (bisa satu
treatment atau beberapa treatment) saja tanpa melihat interaksi treatment yang satu dengan yang
lainnya. Dalam Walpole (1992), bila klasifikasi pengamatannya berdasarkan satu kriteria misal
tingkat ekonomi saja, disebut klasifikasi satu arah. Bila klasifikasi pengamatannya berdasarkan
dua kriteria misal tingkat ekonomi dan wilayah bermukim, disebut klasifikasi dua arah.
1.1 Klasifikasi Satu Arah (One way anava)
Klasifikasi satu arah dalam anava banyak dicontohkan pada rancangan penelitian seperti
rancangan acak lengkap.
Rancangan Acak Lengkap
Rancangan paling sederhana dan biasanya tidak merupakan bentuk paling efisien untuk
percobaan lapangan. Bentuk ini biasa dilaksanakan di laboratorium di mana kondisi
lingkungannya lebih terkontrol dan dapat dibuat homogen. Banyak perlakuan dapat berapa saja,
jumlah ulangan untuk tiap perlakuan tidak harus sama, walaupun lebih baik sama.
Pengelompokan tidak diperlukan. Keuntungan dari rancangan ini adalah sederhana dan fleksibel,
sementara kerugiannya kurang efisien, nilai galatnya pun lebih besar dibandingkan nilai galat
pada rancangan acak kelompok (Walpole, 1992).
Sebuah studi kasus pada buku karya Walpole (1992), misal kita membuat percobaan
varietas padi pada sebidang tanah yang kesuburannya merata. Tujuannya adalah untuk
membandingkan daya hasil 3 varietas padi unggul yang baru dengan varietas pembandingnya
Page 15

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


varietas Syntha, masing-masing diulang 5 kali. Untuk itu maka diperlukan petak 4x5 dan
dilakukan pengacakan sebagai berikut. Dengan taraf nyata 5 %.
B

Perlakuan
A = PB 5

C = C4-63

B = PB 8

D= Syntha

Model matematik dituiskan sebagai berikut

Xij = + i + ij

i = 1,2,.,4
j = 1,2,.,5

Xij

= nilai pengamatan perlakuan ke i dan ulangan ke j

= rata-rata umum

= pengaruh perlakuan ke i

ij

= galat

H0 ; 1 = 2 = 3 = 4
H1 ; paling sedikit ada satu yang tidak sama

Selanjutnya menyusun tabel sidik ragam


Sumber
Keragaman (SK)

Derajat Bebas
(db)
t-1

Jumlah
Kuadrat
(JK)
JKP

Kuadrat
Tengah
(KT)
JKP/(t-1)

Perlakuan
Galat
Total
Keterangan

t( r 1 )
(txr)-1

JKG
Txx

JKG/t(r-1)

Fhit

F tabel

KTP/(t-1)
KTG/t(r-1)

t = banyak perlakuan JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan KTP = Kuadrat Tengah perlakuan
r = banyak ulangan

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

KTG = Kuadrat Tengah Galat

JKT = Jumlah Kuadrat Total


Page 16

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Untuk analisis data hasilnya secara menyeluruh, perlu disusun sebagai berikut:
Ulangan
1
2
3
4
5
Total
Rata-rata

1
X11
X12
X13
X14
X15
X1.
x 1.

2
X21
X22
X23
X24
X25
X2.
x 2.

Perlakuan (i)
3
X31
X32
X33
X34
X35
X3.
x 3.

4
X41
X42
X43
X44
X45
X4.
x 4.

X
x

4
2,06
2,99
3,01
3,10
3,38
15,04
3,008

80,07
0,004

Hasil percobaan diuraikan dalam tabel berikut


Ulangan
1
2
3
4
5
Total
Rata-rata

1
4,55
5,01
5,23
5,62
4,91
25,32
5,064

2
4,26
4,52
3,23
4,57
3,51
20,09
4,018

Perlakuan (i)
3
4,15
4,02
3,67
4,14
3,64
19,62
3,924

Lalu cari tahu


Derajat Bebas (db)
db total = (4x5)-1 = 19

db varietas = 4-1 = 3

db galat = 4(5-1) =16

Faktor Koreksi (FK)


FK = X2 / n = (80,07)2 / 20 = 320,5605;

n = banyak sampel

Jumlah Kuadrat (JK)


JK total

= X2ij FK = 4,552 + 5,012 + +3,382 - 320,5605 = 13,3326

JK varietas

= ( (Xi.)2 / r) FK = ((25,322 + 20,092 + 19,622 + 15,042)/5) 320,5605


= 10,6108

JK galat

= JK total JK varietas = 2,7218

Kuadrat Tengah
KT varietas

= JK varietas / db varietas

= 3,53693

Page 17

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


KT galat

= JK galat / db galat

= 0,17011

Signifikansi Uji-F
Uji F = KT varietas
KT galat

= 3,53693

= 20,7920

0,17011

Ftabel dengan db total = 19 dan db perlakuan = db varietas = 3 dan taraf nyata 5% maka

(Sumber: Sudjana, 1990)

Ftabel = 3,24 maka Fhit > Ftabel ; tolak H0; menunjukan antara varietas yang dicoba secara
umum terdapat perbedaan yang sangat nyata.

Dalam melaksanakan percobaan seringkali kehilangan beberapa pengamatan, misalnya


suatu percobaan ingin mengetahui apakah waktu kuliah yang berbeda memengaruhi nilai kuliah
yang diperoleh atau tidak. Jika ternyata saat pengambilan data ada mahasiswa yang
mengundurkan diri dari kuliah, maka banyak mahasiswa di setiap kelasnya akan berbeda. Contoh
kasus studi dalam buku karya Walpole (1992) akan menggambarkan situasi tersebut.
Misal, Mobil mahal dirakit lebih hati-hati dibandingkan dengan mobil murah. Untuk itu
diambil 3 tipe mobil, mobil mewah besar (A), mewah ukuran sedang (B) dan mewah ukuran
sedan (C), untuk diselidiki berapa banyak bagian yang cacat. Ketiganya diproduksi pabrik yang
sama. Berikut hasil pengambilan datanya

Page 18

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Ulangan

Perlakuan (i)
B
5
1
3
5
3
4
21

A
4
7
6
6

1
2
3
4
5
6
Total

23

C
8
6
8
9
5
36

80

H0 ; 1 = 2 = 3
H1 ; paling sedikit ada satu yang tidak sama

Sumber
Keragaman (SK)

Derajat Bebas
(db)
t-1

Jumlah
Kuadrat
(JK)
JKP

Kuadrat
Tengah
(KT)
JKP/(t-1)

Perlakuan
Galat
Total
Keterangan

t( r 1 )
( t x r ) 1

JKG
JKT

JKG/t(r-1)

Fhit

F tabel

Pxx/(t-1)
Gxx/t(r-1)

t = banyak perlakuan
r = rata-rata banyak ulangan
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
JKT = Jumlah Kuadrat Total
KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan
KTG = Kuadrat Tengah Galat

Lalu cari tahu


Derajat Bebas (db)
db total = (3x5)-1 = 14

db tipe mobil = 3-1 = 2

db galat = 3x(5-1) =12

Faktor Koreksi (FK)


FK = X2 / n = (80)2 / 15 = 426,667;

n = banyak sampel
Page 19

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Jumlah Kuadrat (JK)
= X2ij FK = 42 + 72 + +52 - 426,667 = 65,333

JK total

JK tipe mobil = ( (Xi.)2 / ri) FK = ((232 / 4) + (212 / 6) + 362 / 5)) 426,667


= 38,283
= JK total JK varietas = 27,050

JK galat

Kuadrat Tengah
KT tipe mobil = JK varietas / db varietas

= 19,142

KT galat

= 2,254

= JK galat / db galat

Signifikansi Uji-F
Uji F = KT varietas
KT galat

= 19,142

= 8,49

2,254

Ftabel dengan db total = 14 dan db perlakuan = db tipe mobil = 2 dan taraf nyata 5% maka
Ftabel = 3,74 maka, Fhitung > Ftabel yang berarti tolak H0 dengan kesimpulan setidaknya ada 1
tipe mobil yang rata-rata bagian cacatnya tidak sama dengan rata-rata banyak bagian yang cacat
tipe mobil lainnya.

1.2 Klasifikasi Dua Arah (Two way anava)


Klasifikasi dua arah dalam anava banyak dicontohkan pada rancangan penelitian seperti
rancangan acak kelompok, di mana pengamatan dapat diklasifikasikan menurut dua kriteria
dengan menyusun data dalam baris dan kolom.
Rancangan Acak Kelompok
Dalam bentuk ini wilayah percobaan dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing
kelompok dibagi lagi dalam beberapa petak, yang banyaknya sama dengan perlakuan yang
dicoba. Masing-masing perlakuan hanya terdapat satu ulangan di setiap kelompok, sehingga
kelompok sering disebut juga ulangan. Adapun tujuannya adalah menjaga agar keragaman antara
perlakuan-perlakuan di dalam kelompok terjadi sekecil mungkin (Walpole, 1992).

Page 20

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Manfaat rancangan ini dibanding rancangan acak lengkap adalah pembagian kelompok,
maka keragaman yang disebabkan oleh kelompok dapat disisihkan. Rancangan ini juga
menurunkan galat percobaan sehingga ketelitian lebih tinggi. Rancangan ini tidak cocok untuk
perlakuan dalam jumlah besar atau bila kelompok memiliki keragaman yang besar (Walpole,
1992).
Contoh kasus dalam buku karaya Walpole (1992), di suatu tempat dibuat percobaan guna
meneliti pengaruh pemupukan N, P, K terhadap hasil jagung varietas H-6. Banyak perlakuan ada
6, terdiri dari tanpa pupuk (0), N, P, NP, NK, NPK. Masing-masing perlakuan diulang 4 kali.
Berikut bagan percobaannya
1

B1

E1

A1

C1

F1

D1

E2

C2

A2

F2

D2

B2

A3

C3

B3

F3

D3

E3

A4

D4

F4

B4

E4

C4

Perlakuan : A = 0

B=P

C=N

Model Matematik: Xij = + i + j + ij

D = NP

E= NK

F = NPK

i = 1,2,.,4
j = 1,2,.,6

Xij

= nilai pengamatan perlakuan ke j dan ulangan ke i

= rata-rata umum

= pengaruh ulangan ke i

= pengaruh perlakuan ke j

ij

= galat

Page 21

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


H0 ; 1 = 2 = 3 = 4
H1 ; paling sedikit ada satu perlakuan pupuk yang memberikan hasil yang tidak sama
Kerangka sidik ragamnya
Sumber
Keragaman (SK)

Derajat Bebas
(db)
r1

Jumlah
Kuadrat
(JK)
JKU

Kuadrat
Tengah
(KT)
JKU/(r-1)

Ulangan
Perlakuan

t1

JKP

JKP/(t-1)

Galat
Total
Keterangan

( r 1) ( t 1 )
( rt ) - 1

JKG
JKT

JKG/(t-1)(r-1)

Fhit

F tabel

KTU
KTG
KTP
KTG

t = banyak perlakuan JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan
r = banyak ulangan

JKU = Jumlah Kuadrat Ulangan


JKG = Jumlah Kuadrat Galat

KTU = Kuadrat Tengah Ulangan


KTG = Kuadrat Tengah Galat

JKT = Jumlah Kuadrat Total

Untuk analisis data hasilnya secara menyeluruh, perlu disusun sebagai berikut:
Perlakuan
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Total

(0)
(P)
(N)
(NP)
(NK)
(NPK)

1
X1A
X1B
X1C
X1D
X1E
X1F
X1.

2
X2A
X2B
X2C
X2D
X2E
X2F
X2.

Ulangan
3
X3A
X3B
X3C
X3D
X3E
X3F
X3.

4
X4A
X4B
X4C
X4D
X4E
X3F
X4.

Total
XA.
XB.
XC.
XD.
XE.
XF.
X

Rata-rata

x A.
x B.
x C.
x D.
x E.
x F.

Page 22

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Hasil percobaan diuraikan dalam tabel berikut
Perlakuan
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Total

1
0,87
2,26
1,6
2,58
2,60
2,75
12,65

(0)
(P)
(N)
(NP)
(NK)
(NPK)

2
0,57
1,95
1,22
2,52
2,42
2,52
11,21

Ulangan
3
1,17
2,52
2,16
2,70
2,01
2,86
13,42

Total

4
1,25
2,53
2,36
3,22
3,01
3,16
15,53

3,86
9,26
7,33
11,02
10.04
11,29
52,81

Rata-rata
0,96
2,32
1,83
2,76
2,51
2,82

Lalu cari nilai


Derajat Bebas (db)
= r 1 = 4-1 = 3

db galat

= ( r 1 ) ( t 1 ) = 15

db perlakuan = t 1 = 6-1 = 5

db total

= rt 1 = 24 1 = 23

db ulangan

Faktor Koreksi (FK)


FK

= (X)2 / n

= (52,81) 2 / 24 = 116,1820

Jumlah Kuadrat (JK)


JK total

= (Xij)2 FK

= 0,872 + 0,572 + . + 3,162 FK


= 128,4208 116,1820

JK ulangan

= 12,2388

= ( (Xi.)2 / t) FK = ((12,652 + ..+ 15,532) / 6) FK


= 117,8086 - 116,1820

= 1,6266

JK perlakuan = ( (Xj.)2 / t) FK = ((3,862 + ..+ 11,292) / 4) FK


= 126,0593 - 116,1820
JK galat

= JK total JK ulangan JK perlakuan

= 9,8773
= 0,7349

Page 23

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Kuadrat Tengah (KT)
KT ulangan

= JK ulangan / db Ulangan

= 0,5422

KT perlakuan = JK perlakuan / db perlakuan

= 1,9755

KT galat

= 0,0490

= JK galat / db galat

Signifikansi Uji F
F ulangan

= KT ulangan / KT galat

= 11,07

F tabel = 3,29

F perlakuan

= KT perlakuan / KT galat

= 40,32

F tabel = 2,90

F ulangan > F tabel ; ulangan memberi hasil yang signifikan


F perlakuan > F tabel ; pemberian pupuk memberikan hasil yang signifikan
Tolak H0 ; Ada sedikitnya 1 pupuk yang memberikan hasil berbeda dengan perlakuan pupuk
yang lain.

2. Analisis Varian Dua Parameter


Pada Wilpole (1992), ini disebut dengan klasifikasi dua arah dengan interaksi. Klasifikasi
dua arah dengan interaksi dalam anava banyak dicontohkan pada rancangan penelitian seperti
rancangan acak kelompok faktorial, di mana pengamatan dapat diklasifikasikan menurut dua
kriteria dan dilihat pengaruh interaksi kedua kriteria tersebut.
Rancangan Acak Kelompok Faktorial
Dalam rancangan faktorial pengaruh 2 faktor atau lebih diselidiki secara bersama-sama.
Apabila pengaruh suatu faktor diperkirakan akan berubah menurut tingkat faktor tersebut,
percobaan akan sering menggunakan rancangan faktorial. Ciri khas rancangan faktorial adalah
susunan perlakuannya terdiri dari kombinasi lengkap antara tingkatan faktor-faktor yang diteliti.
Susunan perlakuan semacam itu memungkinkan untuk mempelajari pengaruh faktor yang satu
pada faktor yang lain (interaksi). Meskipun pengaruh interaksinya tidak nyata keuntungan masih
Page 24

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


diperoleh karena pengaruh masing-masing faktor dapat diteliti secara lebih luas di berbagai
tingkat faktor yang lain. Rancangan ini pun tidak menuntut lingkungan yang homogen seperti di
laboratorium sehingga dapat dilakukan di lapang (Walpole, 1992).
Kelemahan rancangan ini adalah dengan semakin banyaknya faktor yang diteliti dan
masing-masing faktor dicoba dalam beberapa kombinasi maka jumlah perlakuan menjadi banyak
sekali dan tidak praktis (Walpole, 1992).
Contoh kasus pada percobaan kali ini terdapat 4 varietas ubi jalar ( Prambanan, No. 57/1,
OP/JK7, Lokal) yang hendak diteliti mana yang hasil produksinya paling banyak. Pada ubi jalar
ini akan diberi perlakuan pupuk N dengan kadar yang berbeda-beda (0 g, 45 g, 90 g, dan 135 g)
sehingga akan diketahui kadar pupuk N berapakah yang menghasilkan produksi ubi yang efektif.
Selain itu akan dilihat apakah ada pengaruh kombinasi tertentu antara pupuk dan varietas yang
memberi hasil yang efektif.
Berikut Bagan Percobaannya
Ulangan 1
V1N0
V2N3
V3N0
V4N3
V1N1
V2N1
V4N0
V3N1
V1N2
V4N1
V3N3
V2N2
V1N3
V2N0
V3N2
V4N2
V.

= Varietas yang ke-

N.

= Dosis Nitrogen yang ke-

Ulangan 2
V3N1
V1N0
V4N0
V3N2
V2N2
V3N0
V1N3
V2N0
V1N1
V3N3
V2N1
V4N3
V4N1
V2N3
V1N2
V4N2

Ulangan 3
V2N0
V1N4
V3N3
V4N2
V2N3
V1N2
V4N1
V3N2
V2N2
V1N0
V3N0
V4N3
V1N3
V2N1
V3N1
V4N0

Page 25

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Model matematik :

Xij = + i + j + k + jk + ijk

i = 1,2,.,3
j = 1,2,.,4
k = 1,2,.,4

Xij

= nilai pengamatan perlakuan ke j dan ulangan ke i

= rata-rata umum

= pengaruh kelompok ke i

= pengaruh varietas ke j

= pengaruh dosis N ke k

ik

= pengaruh interaksi varietas x dosis N

ijk

= galat

Hipotesis
1. H0 ; 1 = 2 = 3 = 4
H1 ; Setidaknya ada satu varietas yang memberikan hasil berbeda dengan yang lain.
2. H0 ; 1 = 2 = 3 = 4
H1 ; Setidaknya ada satu dosis N yang memberikan hasil berbeda dengan yang lain.
3. H0 ; 1 = 2 = 3 = 4
H1 ; Setidaknya ada satu pengaruh interaksi varietas dan dosis N yang memberikan hasil
berbeda dengan yang lain.

Page 26

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Selanjutnya menyusun tabel sidik ragam
Sumber
Keragaman (SK)

Derajat Bebas
(db)

Kelompok

g-1

Jumlah
Kuadrat
(JK)
JK kelompok

Perlakuan

(tv. tN) -1

JK perlakuan

Varietas (V)

tv 1

JK varietas

Nitrogen (N)

tN 1

JK Nitrogen

VXN

(tv 1)( tN 1) JK V X N

Galat

(g-1)( (tv.tN)-1)

JK galat

Total

(g. tv. tN) 1

JK Total

Kuadrat
Tengah
(KT)
JK kelompok
(g-1)
JK perlakuan
(tv. tN) -1
JK varietas
tv 1
JK Nitrogen
tN 1
JK V X N
(tv 1)( tN 1)
JK galat
(g-1)( (tv.tN)-1)

Fhit

F tabel

KT kelompok
KT galat
KT perlakuan
KT galat
KT varietas
KT galat
KT Nitrogen
KT galat
KT VXN
KT galat

Untuk analisis data hasilnya secara menyeluruh, perlu disusun sebagai berikut:
Perlakuan
V1

V2

V3

V4

Total

N0
N1
N2
N3
N0
N1
N2
N3
N0
N1
N2
N3
N0
N1
N2
N3

Ulangan
1
6,6
11,15
14,90
11,90
4,9
8,15
11,9
11,80
6,05
4,65
5,7
5,3
1,3
1,8
1,58
1,75
109,43

2
9,55
16,75
15,75
15,00
6,60
10,00
9,85
10,30
5,95
5,15
10,75
9,05
2,65
2,45
1,15
1,25
131,60

Total
3
4,95
8,00
12,20
13,95
12,50
12,45
14,55
14,95
3,90
9,85
13,75
14,80
3,45
6,22
6,70
7,55
161,37

21,10
35,90
42,85
40,85
24,00
30,60
36,30
37,05
15,90
19,65
30,20
29,15
7,40
10,47
9,43
10,55
401,40

Page 27

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Hasil ubi jalar total 3 ulangan tabel berikut
Varietas
Prambanan
No. 57/1
OP/JK7
Lokal
Total

0
21,10
24,00
15,90
7,40
68,40

45
35,90
30,60
19,65
10,47
96,62

Nitrogen
90
42,85
36,30
30,20
9,43
118,78

Total
135
40,85
37,05
29,15
10,55
117,60

140,70
127,95
94,90
37,85

Lalu cari tahu


Derajat Bebas (db)
db kelompok = g-1

=2

db Nitrogen

= tN 1

=3

db perlakuan = (tv. tN) -1

= 15

db V X N

= (tv 1)( tN 1)

=9

=3

db galat

= (g-1)( (tv.tN)-1)

= 30

db varietas

= tv 1

Faktor Koreksi (FK)


FK = ( X)2 / n = 401,42 / 48 = 3356,71
Jumlah Kuadrat (JK)
JK total

= (Xijk)2 FK

= (6,602 + .+ 7,552) FK = 993,392

JK Kelompok = ( (Xi..)2 / na.nb) FK = ((109,432 + 131,62 + 161,372) / 4 x 4) FK


= 79,438
JK perlakuan = ((X.jk)2 / r) FK

= ((21,102 + 35,902 + . + 10,552) / 3) FK


= 712,266

JK varietas

= ((X.j.)2 / rb) FK

= ((140,72 + .+37,852) / 3 x 4) FK
= 527,153

JK Nitrogen

= ((X..k)2 / ra) FK

= ((68,42 + . + 117,62) / 3x4) FK


= 139, 328
Page 28

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


JK V X N

= ((X.jk)2 / r) FK JK Var. JK Nitrogen


= ((21,102 + + 10,552) / 3) FK - JK Var. JK Nitrogen
= 45,785

JK galat

= JK total JK kelompok JK perlakuan


= 201,696

Kuadrat Tengah (KT)


KT kelompok = JK kelompok / db kelompok

= 39,715

KT perlakuan = JK perlakuan / db perlakuan

= 47,484

KT varietas

= 175,718

= JK varietas / db varietas

KT Nitrogen = JK Nitrogen / db Nitrogen

= 46,443

KT V X N

= JK V X N / db V X N

= 5,087

KT galat

= JK galat/ db galat

= 6,723

Signifikasi Uji F
F varietas

= KT varietas / KT galat

= 26,136

F tabel = 2,92

F Nitrogen

= KT Nitrogen / KT galat

= 6,908

Ftabel = 2,92

FVxN

= KT V x N / KT galat

= 0,757

Ftabel = 2,21

Dari uji-F pada varietas, nitrogen dan interaksi nitrogen dan varietas, hanya uji F pada V X N
yang terima H0 ; pemilihan varietas memberi hasil yang signifikan pada hasil produksi ubi ; dosis
nitrogen memberi hasil yang signifikan pada hasil produksi ubi ; interaksi antara keduanya tidak
memberikan hasil yang signifikan berbeda.

Page 29

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


3. Analisis Varian Multi Parameter
Anava dengan multi parameter dilakukan apabila pengaruh individu atas gabungan dari
beberapa faktor dengan variabel yang paling relevan terhadap fenomena suatu data yang diteliti
diperlukan. Analisa multi parameter berarti bahwa parameter yang digunakan lebih dari 2 factor,
di dalam anava multi parameter ini terlihat interaksi dari semua faktor.
Sumber
Keragaman
(SK)
Replikasi

r-1

Jumlah
Kuadrat
(JK)
JKU

Perlakuan A

tA -1

JKA

Perlakuan B

tB 1

JKB

Perlakuan C

tc 1

JKC

(tA 1)( tB 1)

JK A x B

(tA 1)( tC 1)

JK A x C

(tB 1)( tC 1)

JK C x B

(tA 1)( tB 1)
(tB 1)( tC 1)

JK A x B xC

(g-1)((tA.tB.tC)-1)
(g. tA. tB. tC) 1

JK galat
JK Total

AxB
AxC
BxC
AxBxC
Galat
Total

Derajat Bebas
(db)

Kuadrat
Tengah
(KT)
JKU
(r-1)
JKA
tA -1
JKB
tB 1
JKC
tc 1
JK A x B
(tA 1)( tB 1)
JK A x C
(tA 1)( tC 1)
JK B x C
(tB 1)( tC 1)
JK A x B x C
(tA 1)( tC 1)
(tB 1)( tC 1)

Fhit

F tabel

KTU
KT galat
KTA
KT galat
KTB
KT galat
KTC
KT galat
KT AxB
KT galat
KT AxC
KT galat
KT BxC
KT galat
KT AxBxC
KT galat

Misal terdapat 3 faktor yaitu tinggi filter, konsentrasi COD umpan, dan HRT, sehingga
dalam penentuan jumlah eksperimen sebanyak 3 variasi pada 2 waktu pemberian pupuk (1
minggu sekali dan 2 minggu sekali) x 3 konsentrasi pupuk organik (250 mg/L, 500 mg/L ,
750mg/L) x 5 konsentrasi pupuk urea (50 mg/L, 75 mg/L, 100 mg/L, 125 mg/L, 150 mg/L) dan
total sama dengan 2x3x5= 30. Dilakukan pengulangan 2 kali.

Page 30

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


No

waktu pemberian pupuk

Konsentrasi pupuk

Konsentrasi pupuk

organik

urea

Tinggi tumbuhan
R1

R2

50 mg / L

59

59

75 mg / L

60

60

100 mg / L

62

62

125 mg / L

64

63

150 mg/ L

66

66

50 mg / L

50

50

75 mg / L

51

51

100 mg / L

53

53

125 mg / L

56

56

10

150 mg/ L

58

57

11

50 mg / L

27

28

12

75 mg / L

30

30

100 mg / L

42

42

14

125 mg / L

49

49

15

150 mg/ L

50

49

16

50 mg / L

65

65

17

75 mg / L

68

68

100 mg / L

70

70

19

125 mg / L

73

73

20

150 mg/ L

75

75

21

50 mg / L

52

51

22

75 mg / L

53

52

100 mg / L

54

54

24

125 mg / L

57

57

25

150 mg/ L

58

58

26

50 mg / L

35

35

27

75 mg / L

39

39

100 mg / L

45

46

29

125 mg / L

47

47

30

150 mg/ L

48

48

250 mg / L

1 minggu sekali

13

750 mg / L

18

23

28

500 mg / L

250 mg / L

2 minggu sekali

500 mg / L

750 mg / L

Page 31

Tugas Hipotesis_Gema Zacky Arbi_25315011


Referensi:
Irianto, Agus. 2010. Statistika Konsep, Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sudjana. 1990. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Walpole, RE. 1992. Pengantar Statistika Edisi ke 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 32

Anda mungkin juga menyukai