STATISTIK
RATA RATA SIMPANGAN DAN SIMPANGAN BAKU
DISUSUN OLEH :
Hengki Adi Saputra
1416132109
DOSEN PEMBIMBING :
Selvi Riyawati, M.Pd
( x i x ) 2
n 1
, x2 -
, . . . , xn -
)2, (x2 -
)2, . . . , (xn -
)2
xi - x
0
(xi - x )2
0
-1
10
11
-4
16
30
40
didapat : S =
7,5
= 2,74.
2
nx i (xi ) 2
o Bentuk lain untuk rumus varians ialah : s =
n(n 1)
2
xi
8
xi2
64
49
10
100
11
121
4
40
Dihasilkan xi = 40 dan
(xi2 = 350.
Dengan n = 5, didapat
varians
5 x350 ( 40) 5 x 4
s
7,5 dan
s = 7,5 = 2,74.
2
16
350
o Untuk data dari sampel telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, varians
s2 dipakai rumus :
2
s2 =
nf i x i ( f i x i ) 2
f i ( x i x ) 2
atau s2 =
n(n 1)
n 1
Untuk:
xi = tanda kelas,
fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi
n = fi.
Contoh :
Untuk menghitung varians s2 dari data dalam Daftar
IV (2) tentang
Kelembaban
fi
xi
xi2
35,5
1260,25
35,5
1.260,25
44738,87
41 -50
45,5
2070,25
90,0
4.140,50
188342,75
51 60
55,5
3080,25
277,5
15.401,25
814769,37
61 70
15
65,5
4290,25
982,5
64.353,75
71 80
25
75,5
5700,25
1887,5
142.506,25
81 90
20
85,5
7310,25
1710,0
146.205,00
90 100
Jumlah
12
80
95,5
-
9120,25
-
1146,0
6130,0
109.443,00
483.310,00
(x)
31 - 40
fixi2
fixi
fixi3
s2
80 x 483.310 (6.130) 2
172,1
80 x79
, l dapat digunakan
n f i c i 2 ( f i c i ) 2
s = p
n(n 1)
dengan :
p = panjang kelas interval,
ci = nilai koding, dan n = fi.
Contoh :
Untuk data di atas, jika dipakai Rumus IV (9) ini, maka diperlukan tabel
berikut :
dst
-4
fici
-4
fici2
16
45,5
-3
-6
18
55,5
-2
-10
20
61 70
15
65,5
-1
-15
15
71 80
25
75,5
81 90
20
85,5
20
20
Kelembaban (x)
31 - 40
fI
1
xI
35,5
41 -50
51 60
cI
90 100
12 95,5
2
24
48
Jumlah
80
9
137
Dari tabel didapat p = 10, n = fi = 80, fici = 9 dan fi ci2 = 137, sehingga
didapat varians.
80 x137 (9) 2
80 x79
s2 = (10)2
172,1
1) Jika tiap nilai data xi ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang
sama, maka simpangan baku s tidak berubah.
2) Jika tiap nilai data xi dikalikan dengan bilangan yang sama d, maka
simpangan bakunya menjadi hal d kali simpangan baku yang asal.
o Simpangan baku gabungan. Jika terdapat k buah subsampel :
Subsampel 1 : berukuran n1 dengan simpangan baku s1
Subsampel 2 : berukuran n2 dengan simpangan baku s2
.
Subsampel k : berukuran nk dengan simpangan baku sk
s2 =
( ni 1) si2
atau lengkapnya
ni k
o Contoh :
Hasil pengamatan pertama terhadap 14 obyek memberikan s = 2,75 sedangkan
pengamatan yang kedua kalinya terhadap 23 obyek menghasilkan s = 3,308.
Maka, dengan Rumus V(10) untuk k = 2, didapat varians gabungan.
s2 =
xi x
untuk i = 1, 2, , n (1)
s
o Angka baku atau angka standar adalah distribusi baru, yang mempunyai ratarata
x0
xi x
x 0 s 0
(2)
86 78
0,8
10
untuk statistika
92 84
0,44
18
z=
92 84
108,9
18
z = 100 + 20
untuk statistika
DispersiAbsolut
Rata rata
o Jika untuk dispersi absolut diambil simpangan baku, maka didapat koefisien
variasi, disingkat KV. dirumuskan dalam persen. Jadi diperoleh : KV =
SimpanganBaku
x100%
rata rata
KV (lampu pertama) =
1.050
x100% 30%
3.500
KV (lampu kedua)
2.000
x100% 20%
10.000
Ternyata lampu kedua secara relatif mempunyai masa pakai yang lebih
uniform.
Simpangan baku (Standard deviation) adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat
( derajat ) variasi kelompok atau ukuran standart penyimpangan dari reratanya. Simbol
simpangan baku populasi adalah
atau
n-1 ). Pada prinsipnya perhutungan simpangan baku sama dengan perhitungan lain pada
ukuran pemusatan dimana terdapat perbedaan formula maupun cara perhitungan untuk
data tunggal dan data berkelompok. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan simpangan baku untuk data tunggal.
Simpangan baku untuk data tunggal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
n-1 =
n 1
atau
s=
n 1
X
75
70
80
85
60
75
100
90
95
75
X2
5625
4900
6400
7225
3600
5625
10000
8100
9025
5625
n = 10
n-1 =
n 1
1322,5
X = 805
2
66125
X 2 = 66125
805 2
10 1
10
146,9 = 12,12
Rumus yang digunakan di atas adalah rumus angka kasar. Di samping rumus
tersebut, masih ada rumus lain yang dipakai untuk menghitung standar deviasi
sebagaimana terlihat dalam contoh berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
n = 10
75
70
80
85
60
75
100
90
95
75
X = 805
(X X )
X2
x
-5,5
-10,5
-0,5
4,5
-20,5
-5,5
19,5
9,5
14,5
-5,5
0
30,25
110,25
0,25
20,25
420,25
30,25
380,25
90,25
210,25
30,25
= 1322,5
X2
805
= 80,5. Setelah diketahui rerata, berikutnya dilakukan
10
2.
n 1
1322,5
=
10 1
146,9
= 12,12
fx
fx f 1
f
1
2
fx
f 1
n 1 =
atau
s=
Berikut ini adalah nilai ujian pengantar statistik Sosial mahasiswa program
ekstensi Ilmu Administrasi Negara FISIP-UNCEN :
60, 63, 66, 66, 67, 67, 67, 68, 70, 70,71, 71, 72, 72,72,72,73, 73, 74, 74,74, 74,
74, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 76, 76, 77, 77,77, 78,78,78, 78,78,78, 79, 79, 80,
80, 80, 80, 80, 81, 81, 81, 82,82, 83, 83, 84, 84, 84, 84, 85, 85, 87, 87, 87, 89,
89, 90, 93, 94, 94.
Setelah melalui proses pembuatan distribusi frekuensi, data tersebut selanjutnya
dimasukan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Statistika Sosial Mahasiswa
Program Extensi Ilmu Administrasi Negara FISIP-UNCEN
Titik
No.
1
2
3
4
5
6
7
Nilai
60- 64
65 - 69
70 - 74
75 - 79
80 - 84
85 - 89
90 - 94
tengah
2
6
15
20
16
7
4
(X)
62
67
72
77
82
87
92
-
f = 70
x2
124
402
1080
1540
1312
609
368
3844
4489
5184
5929
6724
7569
8464
-
fx
fx
fx 2
7688
26934
77760
118580
107584
52983
33856
fx 2 = 425385
5435
fx
fx f 1
f 1
2
n 1 =
425385
5435 2
70 1 =
70 1
49,64
= 7,045
Perhitungan di atas merupakan cara menghitung standar deviasi dengan angka kasar
(Raw Score). Ada cara lain untuk menghitung standar deviasi yang hasilnya akan sama
dengan cara pertama yakni dengan rumus deviasi. Adapun cara perhitungan dimaksud
adalah seperti berikut ini :
Tabel
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
60- 64
65 - 69
70 - 74
75 - 79
80 - 84
85 - 89
90 - 94
(X)
2
6
15
20
16
7
4
64,5
69,5
74,5
79,5
84,5
89,5
94,5
f =
70
X=
(X -
x
-15
-10
-5
0
5
10
15
0
x2
225
100
25
0
25
100
225
-
fx 2
7688
26934
77760
118580
107584
52983
33856
fx 2 = 3425
556,5
Setelah pengelompokan data dalam tabel distribusi frekuensi, selanjutnya dicari rata-rata
dengan mengacu pada batas kelas. Proses perhitungannya adalah sebagai berikut :
=
X
n
556,5
79,5 . Berdasarkan nilai mean tersebut, selanjutnya dilengkapi
7
nilai-nilai dalam tabel. Setelah mendapatkan nilai-nilai yang dikehandaki oleh rumus
untuk perhitungan simpangan baku, maka akan dilakukan perhitungan simpangan baku
sebagai berikut :
fx
f 1
2
s=
3425
=
70 1
49,64
= 7,045
DAFTAR PUSTAKA
Supranto, J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Erlangga: Jakarta.
Wiboso, Yusuf. 2005. Metode Statistik. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Dajan, Anto. 1972.Pengantar Metode Statistik Jilid I.LP3ES Jakarta
Harini, sri dkk. 2007. Metode Statistika. Prestasi Pustaka: Jakarta
Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.