Anda di halaman 1dari 16

BENTANG ALAM DELTA DAN PANTAI

1.Tenaga Endogen
Keberagaman bentuk muka bumi disebabkan oleh kekuatan besar yang bekerja pada
bumi. Kekuatan itu disebut tenaga geologi. Tenaga geologi pada dasarnya dibedakan atas
dua macam, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen ialah tenaga yang
berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen mempunyai sifat membangun. Tenaga eksogen
ialah tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi. Tenaga ini mempunyai sifat merusak
permukaan bumi.
Hamparan dataran yang luas, deretan pegunungan yang menjulang tinggi, lembahlembah dimana sungai mengalir, merupakan suatu panorama yang indah di muka bumi.
Perubahan-perubahan pada bentuk muka bumi disebabkan oleh kekuatan besar yang
bekerja pada bumi. Kekuatan itu disebut tenaga geologi. Tenaga geologi terdiri dari tenaga
endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga endogen terdiri dari:

Gempa bumi, yaitu getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam
bumi.

Vulkanisme, yaitu segala peristiwa yang menyebabkan magma naik ke permukaan


bumi.

Tektonisme, yaitu perubahan letak lapisan batuan baik secara mendatar maupun tegak
lurus.
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam perut bumi, dan tenaga endogen

menggerakan kulit bumi. Lipatan pada kulit bumi menyebabkan terbentuknya pegununganpegunungan sehingga orogenetik sering disebut dengan tenaga pembentuk pegununganpegunungan. Lipatan, terjadi jika terdapat tekanan horizontal maupun vertikal pada kulit
bumi yang bersifat liat (plastis), sehingga kulit bumi mengalami pengerutan. Patahan atau
retakan, terjadi karena ada tekanan horizontal maupun vertikal pada lapisan batuan di kulit
bumi yang bersifat rapuh, misalnya batuan kapur.
Tenaga endogen antara lain menyebabkan timbulnya pegunungan, dataran tinggi,
bantaran sungai, delta, pantai, danau. Semua itu berguna bagi makhluk hidup di sekitarnya.
Kegiatan yang disebabkan oleh tenaga eksogen lebih banyak merugikan makhluk hidup di
muka bumi. Adapun dampak negatif tenaga endogen ialah kerusakan yang ditimbulkan
antara lain oleh gempa, letusan gunung api, banjir, tanah longsor, pendangkalan sungai, dan
perusakan bangunan.

2. Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga atau kekuatan yang berasal dari luar bumi. Tenaga
eksogen biasanya merusak apa yang telah dibangun oleh tenaga endogen hingga mendapat
bentuk akhir. Tenaga eksogen bekerja hanya pada permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat
dikelompokkan pada pelapukan, pengangkutan, pengikisan, dan pengendapan.
Pelapukan dapat dibedakan atas pelapukan mekanis, pelapukan biologi, dan pelapukan
kimiawi. Pelapukan mekanis terjadi karena pemuaian dan penyusutan batubatuan akibat
naiknya suhu udara pada siang hari dan turunnya suhu pada malam hari. Pelapukan batubatuan hanya memecahkan batubatuan menjadi bagianbagian kecil tanpa mengubah
susunan kimianya. Dari batu besar menjadi lebih kecil, seperti kerikil, pasir, dan debu.
Pelapukan biologi adalah pelapukan batuan yang disebabkan oleh makhluk hidup.
Misalnya, desakan akar tumbuhtumbuhan pada batuan. Sementara pelapukan kimiawi
adalah pelapukan yang merusak batubatuan sekaligus mengubah susunan kimiawinya.
Pelapukan kimiawi terjadi karena adanya gas asam arang yang diperoleh dari tumbuhtumbuhan, udara, dan batuan itu sendiri. Pelapukan ini banyak terjadi pada daerah batu
kapur, seperti Pegunungan Sewu Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
Pengangkutan adalah pemindahan serta penempatan bahanbahan yang sudah lapuk
dan terkikis. Bahan tersebut dibawa dari suatu tempat ke tempat lain oleh air, angin,
gletser, dan ombak. Pada umumnya, pengangkutan dapat terjadi dari tempat yang lebih
tinggi ke tempat yang lebih rendah. Pengikisan adalah gaya perusakan batubatuan pada
permukaan bumi. Pengikisan terjadi saat pengangkutan massa batuan hancur pada
pelapukan oleh air, angin, gletser atau ombak terhadap daerah yang dilaluinya. Pengikisan
oleh air mengalir disebut erosi, pengikisan oleh air laut disebut abrasi, pengikisan oleh
udara disebut deflasi, dan pengikisan oleh gletser disebut eksarasi.
3. Macam-macam Bentuk Muka Bumi
Sebagai akibat tenaga eksogen dan endogen maka terbentuklah perbedaan ketinggian
permukaan bumi, yang dikenal dengan sebutan relief. Relief permukaan bumi terdiri dari
dua macam yaitu relief daratan dan relief dasar laut.
a. Relief daratan, terdiri dari:
Gunung, yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
Lembah, yaitu daerah ledokan/lebih rendah dari daerah sekitarnya.
Pegunungan, yaitu rangkaian dari beberapa gunung, bentuknya memanjang.

Dataran rendah, yaitu daerah dataran yang berbeda pada ketinggian kurang dari 200
m.
Dataran tinggi, yaitu dataran yang berbeda pada ketinggian lebih dari 200 m.
b. Relief dasar laut, terdiri dari:
Palung laut, yaitu ledokan atau celah yang paling dalam, berada di dasar laut.
Ambang laut, yaitu dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan dengan
perairan lainnya.
Gunung laut, yaitu gunung yang muncul dari dasar laut.
Laut dangkal, yaitu laut yang kedalamannya tidak lebih dari 200 m.
Laut dalam yaitu, laut yang kedalamannya lebih dari 200 m.

4. Bentuk Morfologi Laut Dangkal


Delta merupakan daerah yang penting untuk penduduk yang berfungsi untuk tempat
tinggal, daerah pertanian dan perikanan. Istilah delta pertama kali digunakan oleh
Herodotus (sejarawan Yunani) pada 490 SM yang melihat bahwa bentuk endapan Sungai
Nil di Mesir menyerupai huruf D (atau Delta dalam bahasa Yunani). Delta berkaitan sekali
dengan bencana banjir di pesisir, gelombang air laut, erosi gelombang air laut dan badai
angin menuju ke laut. Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya
delta yaitu: iklim, debit air, produk sedimen, energi gelombang, proses pasang surut, arus
pantai, kelerengan paparan dan bentuk cekunan penerima dan proses tektonik.
a. Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta

Iklim

Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi dalam semua
komponen dari system sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume air permukaan besar.
Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi. Pada lingkungan
pengendapan beriklim tropis juga dijumpai pengawetan material organic seperti gambut
yang terdapat didaerah delta.

Debit Air
Debit sungai tergantung dari faktor iklim yang dapat mempengaruhi bentuk geometri
dari delta. Kecenderungan air sangat penting terhadap kecepatan dan pola pertumbuhan
suatu delta. Delta dengan debit air dan sedimennya tinggi serta konstan tiap tahunnya
(Delta Missisipi), menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan lurus serta umumnya
membentuk sudut yang besar terhadap garis pantai. Sebaliknya bila produk sediment serta
variasi debit air tiap tahunnya berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir
yang tadinya diendapkan, oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh delta
yang sejajar dengan garis pantai.

Produk Sedimen
Pengaruh produk sediment dalam pembentukan suatu delta sangatlah besar artinya.
Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.

Energi Gelombang
Perkembangan suatu garis pantai pada muara sungai sangat dipengaruhi oleh energi
gelombang sepanjang pantai tersebut. Energi gelombang merupakan mekanisme penting
dalam merubah dan mencetak sediment delta yang berada dilaut menjadi suatu bentuk
tubuh pasir didaerah pantai.

Proses Pasang Surut


Beberapa delta mayor didunia didominasi oleh aktifitas pasang yang kuat.
Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh dan delta Ord di Australia.

Arus Pantai
Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga berbentuk sejajar atau
hamper sejajar dengan arah aliran sungai.

Kelerengan Paparan
Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola perpindahan
delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.

Bentuk Cekungan Penerima dan Proses Tektonik

Bentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap konfigurasi delta serta


pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang aktif dengan akumulasi sediment yang
sedikit, sulit terbentuk delta. Sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi
sediment yang banyak akan terbentuk delta yang baik pula.
b.

Syarat-syarat Terbentuknya Delta

Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum

Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak

Laut pada daerah muara sungai cukup tenang

Pantainya relative landai

Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktifitas air laut

Tidak ada gangguan tektonik (kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan
pengendapan sungai, misal Delta Missisipi)

c.

Unsur-unsur Dasar Delta

Sungai : sebagai sarana pengangkut material

Distributary Plain : bagian delta yang berada didaratan, umumnya merupakan rawa-rawa

Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada didepan delta plain, dan merupakan
laut dangkal

Pro Delta : bagian terdepan dari delta yang menuju laut lepas

d.

Klasifikasi Delta

Menurut Fisher, dkk (1969)


Dasar klasifikasinya adalah :
proses fluvial dan influks sediment
Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan)

Fisher membagi delta menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu :


-

Cuspate Delta

Lobate Delta

Elongate Delta/Bird Food Delta

Menurut Galloway (1975)


Galloway membagi delta berdasarkan dominasi proses fluvial, gelombang dan pasang
surut, yaitu :
Bird Food Delta : jika pengaruh fluvial paling dominan
Cuspate Delta : jika pegaruh gelombang paling dominant
Estuarine Delta : jika pengaruh pasang surut paling dominant
Bentang Alam Pantai

Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya dipengaruhi oleh
pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan (Thornbury, 1969). Faktorfaktor yang mempengaruhi bentuk morfologi pantai tersebut antara lain adalah pengaruh
diatropisme, tipe batuan, stuktur geologi, pengaruh perubahan naik turunnya muka air laut,
serta pengendapan sediment asal daratan / sungai, erosi daratan dan angin.
Pada daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi 3
(tiga), yaitu :
a. Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu
dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang surut.
b. Shore Line (garis pantai), yaitu jalur pemisah yang relative berbentuk baris dan relative
merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa.
c. Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh
air laut.
Ada beberapa klasifikasi pantai dengan dasar yang bermacam-macam pula dari berbagai
penyusun yang berbeda. Dalam bab ini akan dibahas klasifikasi pantai dari yang sifatnya
klasik (1919) sampai sifanya modern (1980), berikut pembagiannya :
A. Klasifikasi Pantai Secara Klasik
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Johnson (1919) yang didasarkan pada
karakteristk geomorfik yang disebabkan oleh ayunan muka laut. Keuntungan klasifikasi
pantai ini adalah pembagiannya yang sederhana sedangkan kelemahannya yaitu sulit
dalam penerapannya, karena kebanyakan pantai telah dipengaruhi oleh penenggelaman
selama transgresi laut kala Pleistosen. Johnson (1919) mengelompokkan pantai menjadi :
1. Pantai Tenggelam (Submergence Coast)
Pantai yang dibentuk karena penenggelaman daratan atau naiknya muka laut. Dicirikan
oleh garis garis pantai yang tidak teratur, adanya pulau-pulau didepan pantai, teluk yang
dalam, dan lembah-lembah yang turun. Contoh pantai ini adalah :
a. Pantai Ria : pantai yang sebelum tenggelam telah mengalami erosi darat terutama
proses fluviatil
b. Pantai Fyord : pantai yang sebelum tenggelam mengalami proses glasiasi
Kenampakan pada peta topografi :

garis pantai tidak teratur

garis kontur berkelok-kelok tidak teratur

pantainya relative curam, ditandai dengan adanya garis kontur yang relative rapat

perkampungan disekitar pantai umumnya tidak sejajar dengan garis pantai

2. Pantai Naik (Emergence Coast)

Pantai yang dibentuk oleh majunya garis pantai atau pun turunnya muka laut. Pantai ini
dicirikan oleh garis pantai yang relative lurus, relief-relief rendah, terbentuknya undakundakan pantai dan gosong pantai atau tanggul-tanggul dimuka pantai.
Kenampakan pada peta topografi :

garis pantai yang relative lurus, ditandai dengan kontur yang lurus

pantai yang relative landai, ditunjukkan oleh garis kontur yang renggang

jika dijumpai perkampungan umumnya relative sejajar dengan garis pantai

3. Pantai Netral
Pantai yang tidak mengalami penenggelaman ataupun penaikan dan biasanya dicirikan
oleh adanya garis pantai yang relative lurus-lurus, pantainya landai dan ombak tidak besar.
Beberapa contoh pantai ini antara lain :
a.

Pantai Delta

b.

Pantai dataran fluviatil

c.

Pantai gunung api

d.

Pantai terumbu karang

e.

Pantai sesar

Kenampakan pada peta topografi :

adanya delta plain, alluvial plain, dll

biasanya garis kontur renggang

bentuk garis pantainya relative lurus melengkung

sungai dimuara mempunyai banyak cabang, yang seolah-olah mempunyai pola sungai
berbentuk pohon (dendritik).
4.

Pantai Campuran
Pantai yang mempunyai kenampakan lebih dahulu terbentuk daripada yang lain. Seperti
kenampakan undak pantai, lembah yang tenggelam, yang merupakan hasil dari naik
turunnya permukaan air laut.
Kenampakan pada peta topografi :
adanya dataran pantai, teras-teras (emergence)
adanya teluk-teluk dengan kontur yang relative rapat (submergence)
perkampungan tidak teratur

MORFOLOGI LAUT DALAM


Kedalaman dasar laut secara umum dibedakan menjadi dua yaitu laut dangkal dan laut
dalam. Diantara kedua kriteria laut tersebut, dasar laut yang menghubungkan keduanya
termasuk kedalaman menengah yang ditempati oleh landasan benua dan lereng benua.
Pada mulanya dipercaya bahwa permukaan lautan itu adalah datar dan tidak
mempunyai bentuk, tetapi ilmu-ilmu modern sekarang telah membuktikan bahwa topografi
lautan adalah kompleks seperti daratan. Bentuk-bentuk dasar laut adalah Ridge dan Rise,
Trench, Abyssal Plain, Continental Island, Island Arc, Mid-Oceanic Volcanic Islands, Atolatol, Seamount dan Guyot.
a. Ridge dan Rise
Ini adalah suatu bentuk proses peninggian yang terdapat di atas lautan (sea floor) yang
hampir serupa dengan adanya gunung-gunung di daratan. Ridge dan Rise hanya dapat
dibedakan dari letak kemiringan lereng-lerengnya saja. Ridge lerengnya bersifat lebih
terjal dari rise. Ridge dan rise utama yang membentang di dunia bergabung menjadi
satu membentuk satu rantai yang amat panjang yang disebut dengan mid-oceanic
ridge system (sistem ridge bagian tengah laut). Bagian tengah ridge ini ditandai
dengan adanya sebuah lembah yang curam yang dikenal sebagai lembah rift (rift
valley).
b. Trench
Trench adalah

bagian laut terdalam berbentuk seperti saluran yang seolah-olah

terpisah sangat dalam yang terdapat diperbatasan antara benua dengan kepulauan dan
memiliki kedalaman yang sangat besar.
c. Abyssal Plain

Daerah abyssal plain (daratan abyssal) adalah bentuk dasar laut yang relatif terbagi
rata dari permukaan bumi yang terdapat di bagian sisi yang mengarah ke daratan dari
sistem mid-oceanic ridge.
d. Continental Island (pulau-pulau benua)
Continental island adalah pulau-pulau benua yang merupakan bagian dari massa tanah
daratan benua besar yang kemudian menjadi terpisah. Daerah-daerah ini lapisan kerak
buminya terdiri dari batu-batuan besi (granitic) yang jenisnya sama dengan yang
terdapat di daratan benua.
e. Islands Arc
Islands arc atau kumpulan yang berbatasan dengan benua, tetapi pulau-pulau ini
mempunyai asal yang berbeda.Kepulauanini terdiri dari batu-batuan vulkanik dan sisasisa sedimen pada bagian permukaan kulit lautan.
f. Mid-Oceanic Volcanic Islands
Mid-Oceanic Volcanic Islands (pulau-pulau vulkanik yang terdapat di tengah-tengah
lautan) adalah daerah ini terdiri dari banyak pulau-pulau kecil yang letaknya sangat
jauh dari massa daratan.
g. Atol-Atol
Atol-atol adalah daerah yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian
tenggelam di bawah permukaan air. Batuan yang terdapat di daerah ini umunya
didominasi oleh terumbu karang mati maupun hidup yang berbentuk seperti cincin
mengelilingi dan sebuah lagoon.
h. Seamount dan Guyot
Seamount dan guyot merupakan gunung-gunung berapi yang muncul dari dasar lautan,
tetapi tidak mencapai ke permukaan. Seamount mempunyai lereng yang curam dan
berpuncak runcing dan memiliki tinggi sampai 1 kilometer atau lebih. Sedangkan
guyot mempunyai bentuk yang serupa dengan seamount tetapi bagian puncaknya
datar.

SILT, MUD, DAN CLAY

Sedimen yang merupakan partikel lepas (unconsolidated) yang terhampar di daratan,


di pesisir dan di laut itu berasal dari batuan atau material yang mengalami proses
pelapukan, peluluhan pengangkutan dan pengendapan. Sedimen itu berasal dari batuan
beku, batuan metamorf, batuan sedimen atau dari material biogenik, yang diangkut oleh
air, angin dan gaya gravitasi. Batuan sedimen adalah sedimen yang telah mengalami proses
pengerasan atau kompak (consolidated) yang meliputi proses pemampatan (compaction),
penyemenan (cementation) dan penghabluran atau pengkristalan (recrystallization). Batuan
sedimen dicirikan dengan adanya perlapisan, butiran sedimen yang mengalami proses
pengangkutan, struktur sedimen dan hadirnya mineral atau fosil. Proses-proses sedimen,
seperti pelapukan, pengangkutan dan pengendapan, pada akhirnya menghasilkan sedimen
yang berbeda. Ada sedimen yang berbutir kasar, seperti kerikil dan pasir, yang berbutir
halus, seperti lanau atau lempung. Sedimen berbutir kasar berupa kerikil-pasir kuarsa akan
diendapkan di sekitar pantai atau pesisir, sedangkan sedimen yang lebih halus seperti lanau
dan lempung diendapkan di laut. Kerikil-pasir kuarsa, lanau dan lempung hasil proses
sedimentasi itu akan membentuk endapan sedimen. Endapan sedimen itu dapat hanya
berupa kerikil-pasir, atau campuran sehingga sulit untuk dipisahkan. Endapan sedimen
tersebut dikelompokkan sebagai endapan klastik, seperti endapan pasir, lanau, lempung dan
endapan campuran pasir dan lanau. Sedimen dicirikan atau dikarakterisasi menurut sifatsifat alami yang dimilikinya, yaitu misalnya: ukuran butir (grain size), densitas, kecepatan
jatuh, komposisi, porositas, bentuk dan sebagainya. Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen
diklasifikasikan menurut: lumpur (mud), pasir (sand) dan kerikil (gravel).
Klasifikasi Batuan Sedimen
Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik
Klasifikasi batuan sedimen klastik yang umum digunakan adalah berdasarkan ukuran
butirnya (menurutukuran butir dari Wenworth), namun akan lebih baik lagi ditambah
mengenai hal-hal lain yang dapat memperjelas keterangan mengenai batuan sedimen yang
dimaksud seperti komposisi dan strukturalnya. Misalnya batupasir silangsiur, batulempung
kerikil, batupasir kwarsa.
1. Batu pasir kwarsa
Komposisi didominasi oleh pasirkwarsa dengan demikian berarti transportasinya
lebih jauh.

Sedikit mengandung chert (rijang)


Semennya adalah karbonat dan silica.
Kemungkinan mengandung fosil kecil sekali (fosilkarbonat), jika ada kemungkinan
karena semennya karbonat (gamping)
Warnanya agak gelap terang, karena kwarsa berwarna putih.
2. Greywocke

Istilah pertama digunakan di pegunungan Harz (Jerman)

Merupakan fragmen batuan (rock fragmen)

Berumur : devon-karbonatas, juga tersingkap di Skotlandia yang berumur


Paleozoikum bawah.

Dengan adanya rock fragmen ini menyatakan bahwa sedimentasi tak normal
(pendek), terjadi di daerah tektonik (dekat continental). Oleh karena pada daerah
yang mantap, maka ia akan bersosiasi dengan lava bantal (di laut), batuan erupsi
dan rijang (chert) (di darat). Rijang mencerminkan laut dalam, kemungkinan juga
terdapat di continental slope besar sekali, yang disebut arus turbbidit.

Warnanya gelap

Pemilahannya jelek, karena transportasi pendek.

Bentuk agak menyudut, karena transportasi jelek.

Karena arus turbidit maka struktur yang jelas yaitu graded-bedding

Pengendapan syngenetis (bersama-sama dengan proses genetika)


3. Arkone
Yang dominan adalah feldspar
Oleh karena yang dominant adalah feldspar maka ia taktahan lapuk atau tidak stabil
Ini menunjukkan bahwa batuan ini terjadi pada keadaan transportasi pendek,
kesempatan untuk melapuk kecil, iklimerring, relief tajam (pada daerah yang
berelief tajam)
Warnanya terang kemerah-merahan
Sorting jelek, karena transportasi pendek
Kebulatan komponen, agak menyudut, karena transportasi pendek.
4. Konglomerat
Batuan klastik yang mempunyai fragmen batuan dan matrik, dengan batuan fragmen
membundar sangat membundar, kerikil, kerakal, dan bongkah dapat terdiri bermacam

batuan tetapi, kebanyakan biasanya kaya akan mineral kwarsa. Biasanya ruang antara
kerikil dengan pasir tersementasi dengan silica, lempung, limonite atau kalsit.
5. Breccia (breksi)
Adalah jenis batuan sedimen klastik yang menyerupai konglomerat, tetapi kebanyakan
fragmen batuannya berbentuk angular sampai meruncing-runcing, ukuran umumnya
berkisar dari kerakal sampai berangkal, sering diantara fragmen ini dijumpai ukuran
yang lebih kecil yang disebut matrik, fragmen dan matrik penyusun breksi ini terikat
dengan semen yang berupa material karbonatan atau lempungan, dari bentuk fragmen
yang meruncing, dapat ditafsirkan bahwa breksi ini diendapkan dengan sumbernya,
sehingga tidak terpengaruh suara fisik oleh jarak transportasi sehingga ingin mencapai
cekungan sedimen ukuran material penyusun breksi lebih besar dari 2 mm.
6. Batupasir
Batuan sediment klastik yang terdiri dari semen berukuran pasir, massa pasir ini
umumnya adalah mineral silika, feldspar atau pasir karbonat, sedang material pengikat
atau semen berupa besi oksida, silica lempung atau kalsium karbonat. Dengan adanya
perubahan yang besar dalam ukuran butirnya, maka dapat dibedakan ukurannya dari
batupasir kasar sampai batulanau. Pada beberapa batuan, dijumpai ukuran butir yang
beragam; jadi dapat dikatakan batupasir konglomerat atau batulanau pasiran.Warna pada
batupasir, terbentuk sebagian besar oleh variasi butirnya.
7. Arkose
Adalah jenis dari batupasir dengan jumlah butiran feldspar yang lebih banyak. Kalau
komposisi batuan ini terdiri dari kwarsa dan feldspar dapat diikatakan granit, jadi
kemungkinan adanya kesalahan tentang arkose sangat kecil. Pada arko sebutirnya tidak
saling mengunci, butiran membulat dan dipisahkan dengan material semen dengan
butiran yang halus.
8. Batu lempung (dapat disebut serpih)
Adalah batuan sediment klastik yang terbentuk dari hasil pengompakan lempung dan
lanau, ukuran butirnya halus sehingga batuannya terlihat homogen. Batulempung adalah
halus dan umumnya terasa lembut, tetapi beberapa pasir halus atau lanaukasar mungkin
membuat terasagriity.
Batulempung umumnya dijumpai pelapisan sedimen. Batuan yang komposisinya sama
tetapi mempunyai ketebalan dan lapisan yang berbentuk blok dapat disebut batulumpur,
warna dari batulempung dan batulumpur antara ungu, hijau, merah, dan cokelat.
Beberapa lapisan yang banyak mengndung karbon berwarna hitam.

9. Batu gamping
Yang mungkin saja termasuk kedalam batuan sediment klastik atau kimiawi, umumnya
terdiri dari kalsit, beberapa mempunyai impurities atau variasi bagus bahkan keduanya
dalam penampakkannya. Beberapa batu gamping yang berbentuk butiran halus mungkin
terbentuk secara presipitasi kimia dengan batuan banyak atau sedikit organisme kecil,
beberapa sedimen pada dasar laut kemungkinan tersingkap di lapisan awal pada formasi
batugamping ukuran halus.
10.Dolostone
Seperti batugamping, juga merupakan batuanse dimenklastikataun kimiawi yang
umumnya tersusun oleh mineral dolomite, CuMg(CO 3)2. Dolomite kelihatan seperti
kalsit, oleh karena itu mengapa dolomite dapat dikatakan sebagai batu gamping.

TUGAS
OSEANOGRAFI GEOLOGI

NAMA

: ARINTIKA WIDHAYANTI

NIM

: 26020211130064

KELAS

: OSEANOGRAFI B

TUGAS
OSEANOGRAFI GEOLOGI

NAMA

: SURANTA TARIGAN

NIM

: K2E 009 073

KELAS : A

Anda mungkin juga menyukai