Anda di halaman 1dari 2

Siap Untuk Perdagangan Bebas 2015?

Secara umum globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar
kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu
sama lain yang melintasi batas negara. Globalisasi berasal dari kata global yang artinya
meliputi seluruh dunia atau secara keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
globalisasi adalah proses masuknya keruang lingkup dunia. Dalam globalisasi, peristiwa di
satu negara akan mempengaruhi seluruh penjuru dunia
Di tahun 2014 ini, globalisasi semakin menyebar luar dan mengenai semua aspek,
mulai dari budaya, politik, dan ekonomi. Tak hanya itu saja, globalisasi juga bisa
memberikan efek buruk jika kita tidak bisa mengatasinya atau kita tidak mempersiapkan
untuk globalisasi tersebut. Tapi apakah Indonesia ini sudah siap dalam perdangan bebas di
tahun 2015? Padahal dari segi ekonomi kita sebenarnya belum sepenuhnya siap, kita perlu
banyak belajar.
Lalu apa yang harus di persiapkan untuk perdagangan bebas itu? Ada banyak faktor
yang dapat menentukan apakah Indonesia akan sukses di perdagangan bebas ini. Faktor
yang pertama datang dari Masyarakat Indonesianya sendiri. Masyarakat Indonesia
seharusnya di sosialisasi kan oleh pemerintah pusat tentang perdangangan bebas itu
sendiri, agar masyarakat kita tidak kaget dengan apa yang akan terjadi. Di Indonesia banyak
masyarakat dengan kelas rendah yang di mana sebagian besar tidak mengetahui hal
tersebut. Otomatis itu akan menjadi boomerang, karena masyarakat cenderung membeli
barang yang murah dari perdangangan bebas dan akan merugikan produk lokal.
Faktor yang kedua adalah para pedagang atau produsen, mereka seharusnya
sudah siap dengan perdangangan bebas itu walau banyak resiko. Contohnya saja dalam
persaingan di pasar. Jika barang yang di pasarkan tidak menarik dan tidak bermutu itu juga
percuma, itu hanya akan menambah kerugian.
Ketiga pemahaman tentang perdangangan bebas itu sendiri. Apa sih perdangangan
bebas? Perdangangan bebas ialah di mana barang atau jasa bisa masuk negara tanpa
adanya pajak. Kelihatannya memang merugikan, tapi juga ada untungnya. Kerugiannya
adalah para produk lokal akan kalah dengan produk impor karena produk impor akan jauh
lebih menarik. Secara kita Indonesia negara berkembang siapa yang tidak mau pakai
buataan negara orang? Kerugian yang lain ialah tentang pajak yang 0. Negara tidak akan
dapat pemasukan dari segi pajak impor dan eskpor. Contohnya seperti Negara Cina, saat
Cina melakukan perdangangan bebas tahun 2010 handphone, laptop, sayur sayuran, alat
bermain, dll sangat terkenal di Indonesia. Kita pergi ke supermarket lihat benda, ternyata
tulisannya Made in Cina. Dan lagi, sekarang orang lebih suka jeruk Cina daripada jeruk
lokal. Padahal dari segi rasa lebih enak, tapi kalah dari segi harga dan itu membuat para
produsen jeruk lokal rugi atau bahkan gulung tikar. Itu sangat buruk bagi Indonesia. Tapi
keuntungannya ialah para pedagang tidak perlu khawatir akan pajak, karena pajaknya
berharga 0, memberi peluang bagi para pengangguran pengangguran di Indonesia untuk
bekerja.
Sekarang posisi Indonesia adalah negara berkembang yang di mana banyak
pengangguran, banyak masyarakat kelas rendah, slum area, dan lain lain. Walau pun
katanya perdangangan bebas itu akan membawa kesejahteraan terhadap masyarakatnya,
itu masih katanya. Belum lagi masalah yang paling utama yang di hadapi Indonesia dalam
perdangangan bebas ialah korupsi. Sekarang pajak impor dan ekspor tidak ada, dan uang

negara masih terus di korupsi. Rakyat kecil pun lama kelamaan akan hilang dan mungkin
gulung tikar juga.
Perdangangan bebas bukan lah hal yang mudah untuk Indonesia jika permasalahan
permasalahn di atas apa lagi ke 2015 sudah tinggal satu tahun lagi dan itu bukanlah waktu
yang sedikit apa bila di pakai untuk mempersiapkan tentang perdangangan bebas itu, apa
lagi kita tahu kalau pemerintah di Indonesia tidak sigap dalam menangapi hal itu.
Lalu, bagaimana dengan produk produk lokal itu sendiri? Dari sini, produk lokal
harus lebih kreatif dan inovatif apalagi dalam menarik perhatian para konsumen. Mereka
pasti akan di pusing kan karena produk luar lebih murah di banding produk lokal. Mereka
juga memikirkan keuntungan jika harganya jauh lebih murah dari pada produk luar, pasti
produk mereka akan di beli, tapi keuntungannya belum tentu besar.
Jadi, Indonesia akan lebih untung jika mengimpor barang dari pada menjual ke
Indonesia sendiri? Itu pun juga belum tentu, karena jika kita menjual barang ke luar barang
kita belum tentu di minati oleh penduduk di negara itu dan untuk di minati, kita perlu
melakukan promosi agar di ketahui oleh masyarakat di negara itu dan jika di jual negara
sendiri juga tetap akan untung karena masih banyak peminat di Indonesia ini.
Dari sini kita bisa simpulkan kalau Indonesia masih butuh banyak persiapan tentang
perdangangan bebas. Perlunya presiden dalam hal ini untuk memberikan dorongan kepada
masyarakat dan para prodosen agar lebih paham tentang perdangangan bebas.

Anda mungkin juga menyukai