Anda di halaman 1dari 16

TANAH DAN BATUAN

oleh:

M. Shouman, Dipl. Ing. HTL, MT

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH

PENDAHULUAN:

Untuk maksud teknis tanah dapat didefinisikan


sebagai "bahan yang belum terkonsolidasi di atas
batuan padat (solid)".

Tanah merupakan produk sampingan deposit akibat


pelapukan batuan kerak bumi dan/atau batuan yang
tersingkap dalam matriks tanah.

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH


BUMI:

Secara teori bumi terbentuk


sekitar 4,5 milyar tahun yang
lalu dari suatu bola api berpijar
yang terdiri dari gas kosmis
dan debu angkasa luar.

Mendinginnya massa ini


membentuk atmosfer,
hidrosfer, dan litosfer.

Atmosfer adalah selubung gas


yang mengelilingi hidrosfer
atau zona air (seperti lautan,
danau), dan litosfer, atau kerak
bumi dan massa bagian dalam.

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH

Kerak bumi terdiri dari batuan dan batuan yang mengalami


pelapukan (tanah) dan dianggap mempunyai tebal 10 sampai 15
kilometer atau lebih

UnsurUnsur-unsur yang membentuk kerak bumi:


Unsur

Simbol

% Berat

% Volume

Oksigen
Silikon
Aluminium
Besi
Magnesium
Kalsium
Sodium
Potasium

O
Si
Al
Fe
Mg
Ca
Na
K

46.6
27.7
8.1
5.0
2.1
3.6
2.8
1.8

93.8
0.9
0.5
0.4
0.3
1.0
1.3
1.8

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH


Unsur-unsur di atas jarang yang berdiri sendiri dan biasanya terjadi dalam
bentuk kombinasi yang disebut mineral:
Mineral

% perkiraan

Felspar
Ortoklas [K(Al)Si3O8] merah jambu, putih, dan kelabu
Plagioklas [Na(Al) Si3O8] putih, kelabu, hijau, merah, dan
dapat mengandung Ca sebagai ganti Na

30

Kuarsa (SiO2, atau silikon dioksida)

28

Mineral-mineral lempung dan mika


Muskovit [K(Al2)SiO3Al(O10)(OH)2] mineral berwarna
terang
Biotit [K2(Mg, Fe)6(SiAl)8O2(OH)4 berwarna hitam, coklat,
atau hijau

18

Kalsit (sebagai CaCO3) atau dolomit [sebagai CaMg(CO3)2]

9
berlanjut

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH

lanjutan

Mineral

% perkiraan

Oksida besi
Hematit (Fe2O3) bayangan merah
Limonit (2Fe2O3 3H2O) berbagai bayangan kuning

Piroxin dan amfibol


Piroxin kalsium, magnesium, besi, dan aluminium silikat
Amfibol (horn blende) sodium, kalsium, magnesium, besi,
dan aluminium silikat

Lain-lain, meliputi
Kaolinit (lempung) hidro aluminium silikat [Al2Si2O5(OH)4]
sebagai hasil sampingan utama pelapukan felspar
Olivin (berwarna kehijauan) magnesium, silikat besi
[(MgFe)2SiO4]

10

SIKLUS BATUAN DAN TANAH

Para ahli geologi mengklasifikasikan batuan dalam tiga kelompok dasar:


1. Beku (igneous),
2. Sedimen (sedimentary)
3. Metamorf (metamorphic)

Batuan merupakan campuran dari berbagai mireral dan senyawa, dan komposisinya sangat
bervariasi.
BatuBatu-gamping (limestone) misalnya, terutama berupa kalsit, sedangkan granit mengandung
felspar, kuarsa, dan magnesium besi dalam jumlah yang bervariasi.
bervariasi.

Tanah terbentuk akibat lapukan yang terjadi pada batuan


Pada mulanya proses pelapukan terjadi pada batuan beku dan/atau deposit mineral yang
tercurah yang terbentuk selama proses pendinginan batuan yang pijar
pijar tadi. Gravitasi
melalui penggelinciran dan rangkak, yang menggerakkan air sebagai
sebagai aliran permukaan,
atau aksi dari angin dan es dapat mengangkut produk sampingan batuan
batuan lapuk ini ke lokasi
yang baru, yang menghasilkan sedimen, atau deposit tanah yang ditransportasikan.
ditransportasikan.

Apabila gerakan kerak bumi ini mengakibatkan bertambahnya tekanan


tekanan akibat berat tanah di
atasnya dan panas lewat redaman energi dan lewat celahcelah-celah di dalam kerak bumi yang
memungkinkan magma cair mengalir, beberapa batuan sedimen (dan beberapa
beberapa batuan
beku) bermetamorfosa menjadi batuan metamorf. Gerakan kerak bumi selanjutnya telah
menyingkapkan lagi batuan tersebut sehingga mengalami pelapukan kembali, dan dalam
beberapa kasus yaitu pada kedalaman dan kondisi geologi yang sesuai,
sesuai, telah mengubah
kembali batuan tadi menjadi magma cair, dan siklus tadi diulangi kembali.

SIKLUS BATUAN DAN TANAH

&
n,
na

m
ala
gd
yan
an
n
atu
uta
lar

a
tek

Sedimen

ab
rny

s,
na

pelapukan

pa

i
nca
me

Ke
mu
ng
kin
an
ba
me
tua
nca
nd
irn
ala
ya
m

Batuan
beku

, pasir,
tan kerikil,
da
a
lumpur
m
E ro
pe
si
si,
&p
si,
nta
e
e
Er o
lap
m
uk
se
an
&
Batuan
panas, tekanan,
sedimen
& larutan

Batuan
metamorf

Panas,
tekanan,
larutan

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN BEKU:

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat mendinginnya magma cair.
Pada saat penyesuaian tegangan secara periodik mengakibatkan retakan dan
patahan pada kerak batuan itu. Magma akan keluar melalui retakan dan patahan
tersebut, baik hanya sebagian saja (menghasilkan mata air panas dan geiser untuk
kondisi-kondisi tertentu) maupun seluruhnya sampai ke permukaan (membentuk
gunung). Aliran yang terputus dan tidak sampai ke permukaan bumi akan mengalir
ke dalam kerak bumi dan membentuk batuan intrusif atau batuan plutonik

Batuan beku diklasifikasikan menurut tekstur, komposisi, warna, dan sumbernya.


Beberapa batuan beku adalah:
Batuan kasar:

Batuan halus:
Batuan lava:

Granit - warna terang


Diorit warna antara
Gabro warna gelap
Riolit warna terang
Basal warna gelap
Obsidian hitam dan berkilat
Batu apung ringan, berongga, berkilat
Skoria kemerahan sampai hitam, berongga

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN BEKU:

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN SEDIMEN:

Pelapukan mengurangi massa batuan menjadi partikel-partikel yang lebih


mudah terangkat oleh angin, air, dan es.
Apabila bahan tadi mengendap, maka ia disebut sedimen. Sedimen biasanya
didepositkan lapis per lapis yang disebut lapisan (strata), dan apabila
dipadatkan dan tersementasi menjadi satu akan membentuk batuan sedimen
[proses ini disebut pembatuan (lithification)].
Batuan-batuan ini, yang paling banyak adalah serpih, batu-pasir, dan batugamping, merupakan 75 persen dari seluruh batuan yang tersingkap di
permukaan bumi.
Batuan sedimen diklasifikasikan atas:
- batuan klastik (clastic)
- kimiawi (chemical)

- biokimiawi/organic

Serpih, Batu pasir, Konglomerat


Batu gamping, Dolomit,
Evaporit
Coquinq, Batu gamping karang,
Kapur (chalk), Karang (koral)
Batu bara (coal)

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN METAMORF:

Batuan metamorf terjadi akibat proses metamorfosa suatu batuan sedimen


melalui temperatur dan tekanan yang tinggi, atau batuan beku yang terbenam
jauh di dalam tanah.

Selama proses metamorfosa, batuan yang asli mengalami perubahanperubahan kimiawi dan fisik yang mengubah tekstur, serta komposisi mineral
dan kimiawinya.

Penyusunan kembali mineral selama metamorfosa menghasilkan dua tekstur


dasar batuan: terfoliasi (foliated) dan tidak terfoliasi (nonfoliated).

Foliasi menghasilkan mineral batuan yang menjadi datar atau berbentuk pelat
dan tersusun dalam jalur atau lapisan yang sejajar:
Batuan terfoliasi
:
Batuan tak terfoliasi :

Batu tulis (sabak/slate), Sekis, Genes


Kuarsit, Marmer, Antrasit

GERAKAN KERAK BUMI

Gerakan kerak bumi menghasilkan


struktural yang disebut:
- Lipatan (folds)
- Patahan (faults)
- Kekar (joint)

perubahan

bentuk

PEMBENTUKAN TANAH AKIBAT PELAPUKAN

Pelapukan batu menghasilkan bahan dari mana batuan sedimen


terbentuk dan menghasilkan tanah

Pelapukan dapat bersifat mekanis/fisika atau kimiawi..


Pelapukan Mekanis

Pelapukan mekanis terjadi apabila


batuan berubah menjadi fragmen
yang lebih kecil tanpa terjadinya
suatu perubahan kimiawi.
Penyebab pelapukan mekanis:

Pengaruh iklim (temperatur


dan curah hujan)

Eksfoliasi (exfoliation)

Erosi oleh angin dan hujan

Abrasi

Kegiatan organic

Pelapukan Kimiawi

Pelapukan
kimiawi
meliputi
perubahan
mineral
batuan
menjadi senyawa mineral yang
baru.
Proses yang terjadi antara lain :

Oksidasi

Pelarutan (solution)

Pelarut (leaching

Hidrolisi

Klasifikasi tanah menurut deposit pembentukannya:


- tanah residu (residual soil)
- tanah yang dipindahkan (transported soil)

PEMBENTUKAN TANAH AKIBAT


PELAPUKAN
Residual Soil:

Terbentuk pada lokasinya yang


sekarang melalui pelapukan batuan
dasar
Cenderung mempunyai karakteristik:
Mengandung mineral yang telah
mengalami
pelapukan
dari
batuan dasar.
Partikelnya
cenderung
berbentuk persegi atau agak
persegi
Fragmen batuan yang persegi
dan besar cenderung tersebar di
sekitar massanya

Transported soil:

Terbentuk dari pelapukan batuan di


satu tempat dan sekarang dijumpai
pada tempat yang lain
Bahan pemindah antara lain:
Air (bahan pemindah utama)
Gletser
Angin
Gravitasi

ALIRAN AIR DAN DEPOSIT ALUVIAL

Air hujan yang jatuh ke daratan selanjutnya akan berjalan


mengikuti salah satu dari sejumlah jalur gerak yang membentuk
suatu siklus hidrologi

Bagian yang menjalani jalur gerak suatu limpasan permukaan


(runoff) akan menyebabkan erosi dan pemindahan
(transportasi).
Erosi dan transportasi tergantung pada kecepatan air yang
bergerak dipengaruhi oleh
1. gradien
2. jumlah air yang melalui satu titik
3. keadaan tepi sungai.
Pada umumnya, gradien akan makin berkurang dari hulu sampai ke hilir. Hilir
atau muara ini dapat berakhir pada sungai yang lain, sebuah danau, atau laut.
Kecepatan akhir pada danau atau laut akan mendekati nol berdasarkan
pertimbangan kontinuitas dan persamaan aliran

ALIRAN AIR DAN DEPOSIT ALUVIAL

Karena bahan yang tererosi mengandung berbagai ukuran butir dan


mempunyai derajat ketahanan yang berbeda-beda, maka tidak akan terdapat
sungai yang benar-benar lurus, kecuali untuk jarak yang sangat pendek
(biasanya kurang dari 10 kali lebar efektif saluran).
Sumbu saluran (sungai) cenderung mengalir ke kiri dan ke kanan, atau disebut
kelokan (meander).
Dalam waktu geologi, ini biasanya akan menghasilkan lembah yang lebar di
antara tebing-tebing batuan, dengan dasarnya terdiri dari tanah atau sedimen
yang dipindahkan.
Sedimentasi terjadi ketika kecepatan air yang bertambah kecil.
Pada bagian dalam kelokan tidak dapat lagi mengangkut bahan-bahan yang
dikandung oleh air.
Bagian luar kelokan yang mempunyai kecepatan yang lebih tinggi akan
menggerus tebing sungai, sehingga kelokan tadi akan bertambah

ALIRAN AIR DAN DEPOSIT ALUVIAL

Erosi pada leher kelokan dapat menyebabkan terpotongnya kelokan itu,


sehingga terdapat bagian yang melengkung dan terpisah yang disebut punuk
sapi atau oxbow atau disebut juga tikungan tapal kuda (horse shoe bend).
Oxbow ini dapat berupa daerah rawa (slough) apabila salah satu ujungnya
tetap berhubungan dengan sungai, sehingga air-balik (backwater) akan
menggenang.
Danau oxbow terbentuk apabila oxbow tadi terisi penuh oleh air.

Depresi ini kemudian dapat terisi oleh sedimen berbutir-halus, lumpur, dan
bahan organik selama dan di antara banjir-banjir yang berturutan.
Hasilnya adalah:

deposit tanah yang sangat buruk dan sangat plastis (batas cairnya sering
sampai 60% hingga 100% atau lebih)
lebih)
deposit lanau,
lanau, lempung berlanau,
berlanau, gambut organik

Perubahan posisi sungai yang menerus dan lambat laun ini mengakibatkan
seluruh dasar lembah akan terdiri dari aluvium atau sedimen.

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL:


Ukuran Butir (mm)
Nama Insitusi
Massachusetts

Institute of Technology (MIT)


U. S. Department of Agriculture (USDA)
American Association of State Highway and
Transportation Officials (AASHTO)
Unified

Soil Classification System

Kerikil

Pasir

Lanau

>2
>2

2 0,06
2 0,05

0,06 0,002
0,05 0,002

<0,002
<0,002

76,2 - 2

2 0,075

0,075 0,002

<0,002

76,2 4,75 4,75 0,075

Lempung

<0,075

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL:

10

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL

ANALISIS MEKANIS TANAH:


1.

Analisis Ayakan

: untuk partikel berdiameter > 0,075 mm.

2.

Analisis Hydrometer

: untuk partikel berdiameter < 0,075 mm

ANALISIS AYAKAN

No.
Ayakan

Lubang
(mm)

No.
Ayakan

Lubang
(mm)

4,750

50

0,300

3,350

60

0,250

2,630

80

0,180

10

2,000

100

0,150

16

1,180

140

0,106

20

0,850

170

0,088

30

0,600

200

0,075

40

0,425

270

0,053

11

ANALISIS HIDROMETER

CONTOH ANALISIS AYAKAN


Massa contoh tanah kering = 450 gram
No. Ayakan

Diameter
(mm)

Massa tertahan
(g)

Persen tertahan
(%)

Persen lolos
(%)

10

2.000

100.00

16

1.180

9.0

2.2

97.80

30

0.600

24.66

5.48

92.32

40

0.425

17.60

3.91

88.41

60

0.250

23.90

5.31

83.10

100

0.150

35.10

7.80

75.30

200

0.075

59.85

13.30

62.00

loyang

278.99

62.00

12

KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN

: ayakan
: hidrometer

KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN

Tanah A:
- Kerikil (>4,75 mm)
= 0%
- Pasir (4,75 mm - 0,075 mm) = 38%
- Lanau/lempung (<0,075 mm) = 62%

Tanah B:
- Kerikil (>4,75 mm)
= 0%
- Pasir (4,75 mm - 0,075 mm) = 95%
- Lanau/lempung (<0,075 mm) = 5%

13

GRADASI TANAH BERBUTIR KASAR

Tanah B:
- Kerikil (>4,75 mm)
= 0%
- Pasir (4,75 mm - 0,075 mm) = 95%
- Lanau/lempung (<0,075 mm) = 5%
Ukuran Efektif = D10
Koefisien keseragaman = Cu
Koefisien gradasi = Cc
2

Cu =

D 60
D10

Cc =

D 30
D 60 x D10

Cu dan Cc berguna untuk klasifikasi


tanah berbutir kasar
Ciri well graded:
Cc = 1 3 (kerikil dan pasir)
Cu > 4 (kerikil)
Cu > 6 (pasir)

KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN

Kurva I

: gradasi buruk (purely graded)

Kurva II : gradasi baik (well graded)


Kurva III : gradasi senjang (gap graded)

Ciri well graded:


Cc = 1 3 (kerikil dan pasir)
Cu > 4 (kerikil)
Cu > 6 (pasir)

Latihan soal 1.1

14

LATIHAN SOAL 1.1

No. Ayakan

Diameter
(mm)

Massa tertahan
(g)

Persen tertahan
(%)

Persen lolos
(%)

4.750

100

10

2.000

21.6

4.80

95.2

20

0.850

49.5

11

84.2

40

0.425

102.6

22.8

61.4

60

0.250

89.1

19.8

41.6

100

0.150

95.6

21.24

20.36

200

0.075

60.4

13.42

6.93

loyang

31.2

6.93

450

100

D10

D30

D60

LATIHAN SOAL 1.1

15

LATIHAN SOAL 1.1

D10 = 0.086 mm
D30 = 0.200 mm
D60 = 0.400 mm

Cu =

D60
D10

0.400
= 4.65
0.086
2

Cc =

D 30
0.200 2
=
= 1.16
D60 x D 10 0.400 x0.086

16

Anda mungkin juga menyukai