Anda di halaman 1dari 17

ANALISA GLUKOSA DENGAN

SPEKTROFOTOMETRI

GLUKOSA
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang utama bagi mahluk
hidup. Karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau
polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya
yang terbentuk. Karbohidrat memiliki rumus empiris C nH2nOn.
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa
gula sederhana ataupun karbohidrat dengn berat molekul yang
tinggi.
Ada tiga bentuk karbohidrat yang terpenting, yaitu
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat
sebagai polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton mempunyai
kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat reduktif ini
terdapat pada gugus hidroksil atom C nomor 1 untuk aldosa
dan pada atom C nomor 2 untuk ketosa.
Analisa glukosa ada berbagai cara, salah satunya adalah
dengan spektrofotometri. Sampel yang digunakan dalam
kegiatan kali ini adalah tepung maizena.

PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometri

merupakan metode
analisis yang didasarkan pada besarnya
nilai absorbsi suatu zat terhadap radiasi
sinar elektromagnetik.

PRINSIP KERJA
Prinsip

kerja spektrofotometri adalah


dengan menggunakan spektrofotometer
yang pada umumnya terdiri dari unsurunsur seperti sumber cahaya,
monokromator, sel, fotosel, dan detektor.

METODE NELSON SOMOGYI


Metode

ini merupakan metode kuantitatif


yang banyak digunakan untuk
menentukan gula tereduksi glukosa,
galaktosa, laktosa, maltosa.

PRINSIP KERJA METODE NELSON SOMOGYI


Glukosa

+ O2 menggunakan larutan Cu (II) yang


kemudian akan tereduksi menjadi ion Cu(I).
Ion Cu(I) + O2 Cu (II)
Menggunakan kompleks arsenomolybdat yang
terbentuk dari reaksi :
(NH4)6 Mo7O24
+
Na2HAsO7
(ammonium molybdat)
(sodium arsenat)
Kompleks arsenomolybdat tereduksi menghasilkan
warna biru Absorbannya spektrofotometer
panjang gelombang 540 nm.

LANGKAH KERJA
Penentuan

kadar gula reduksi dengan metode


Nelson Somogyi dibuat larutan standar dengan
konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 mg/100ml dari larutan
induk 10mg/100ml, larutan standar tersebut
masing-masing ditambah 1ml reagen Nelson
Somogyi yang berwarna biru.

Penambahan

reagen Nelson somogyi ini


bertujuan untuk untuk mereduksi kupri
oksida menjadi kupro oksida yang mana KNa-tartrat yang terkandung dalam reagen
Nelson Somogyi berfungsi untuk mencegah
terjadinya pengendapan kupri oksida. Selain
5 larutan standar tersebut, dibuat juga
larutan blanko dari akuades yang nantinya
akan digunakan sebagai pembanding.

Setelah ditambahkan reagen Nelson somogyi, larutan yang berwarna biru


sampai biru kehijauan tersebut dipanaskan 20 menit, tujuan dari
pemanasan ini adalah untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida
menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan sampai 25C supaya
reaksi berjalan stabil, karena apabila terlalu panas kemungkinan akan
ada komponen senyawa yang rusak atau habis menguap.
Kemudian ditambahkan 1ml reagen arsenomolibdat, penambahan reagen
arsenomolibdat ini bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan kupro
oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali
arsenomolibdat menjadi molibdene blue yang berwarna biru, warna biru
inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya dengan spectrometer.
Hasil yang diperoleh, pada larutan standar semakin pekat konsentrasinya,
warna yang dihasilkan setelah penambahan reagen arsenomolibdat
adalah semakin hijau kebiruan pekat. Ditambahkan akuades 7 ml pada
masing-masing larutan standar agar larutan standar tidak terlalu pekat
dan dapat terbaca absorbansinya.

Masing

masing larutan standar beserta


larutan blanko diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 540 nm, karena pada
panjang gelombang ini molekul gula reduksi
dapat menyerap sinar secara optimum
sehingga pembacaan absorbansi dapat
berjalan dengan baik. Semakin tinggi
konsentrasi
dari
larutan,
maka
nilai
absorbansi yang dihasilkan akan semakin
besar.

Konsentrasi

Absorbansi

blanko

0.089

2 mg/100ml

0.146 0.089 =
0.057

4 mg/100ml

0.189 0.089 =
0.100

6 mg/100ml

0.301 0.089 =
0.212

8 mg/100ml

0.370 0.089 =
0.281

10 mg/100ml

0.432 0.

Dari larutan standar tersebut, didapatkan kurva


konsentrasi vs absorbansi sebagai berikut :

Kurva tersebut menunjukkan nilai Regresi linear sebesar 0.984 yang


menunjukkan bahwa kurva tersebut hampir linear atau dengan kata lain
kurva tersebut cukup baik. Dan perrsamaan kurva yang diperoleh y =
0.037 x 0.027, yang nantinya persamaan ini akan digunakan untuk
menghitung kadar sampel gula pereduksi dan non pereduksi

Selanjutnya

adalah pengukuran sampel atau kadar gula


reduksi, 1 ml sampel glukosa ditambahkan 1 ml reagen
Nelson Somogyi berwarna biru yang fungsinya untuk
mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida.

Larutan

campuran berwarna biru muda tersebut


kemudian dipanaskan untuk mempercepat proses
reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida.

Setelah

dipanaskan, larutan tersebut didinginkan


terlebih dahulu sebelum direaksikan dengan reagen
arsenomolibdat agar stabil , karna apabila larutan terlalu
panas dikhawatirkan ada komponen dari larutan yang
rusak.

Setelah

dingin, dengan suhu 25C, larutan


berwarna hijau kebiruan tersebut ditambahkan 1
ml reagen arsenomolibdat dan dikocok sampai
homogen, dan dihasilkan larutan berwarna hijau.

Ditambahkan

pula 7 ml akuades untuk


mengencerkan larutan agar tidak terlalu pekat,
dan larutan berubah menjadi hijau kebiruan.
Larutan hijau kebiruan ini yang nantinya akan
diukur absorbansinya pada panjang gelombang
540 nm.

Absorbansi

yang dihasilkan adalah 0.382


yang harus dikurangi dengan absorbansi
blako agar didapatkan absorbansi murni
dari sampel (tanpa ada kandungan
absorbansi dari blanko), sehingga
absorbansi murni yang dihasilkan adalah
0.293.

Kemudian

dihitung konsentrasi larutan sampel


glukosa dengan memasukkan nilai absorbansi ke
dalam persamaan kurva.
Y = 0.037 x 0.027
0.293 = 0.037 x 0.027
0.293 + 0.027 = 0.037 x
X = 8.649 mg/100ml
Konsentrasi larutan sampel glukosa atau gula
reduksi yang diperoleh sebesar 8.649 mg/100ml,
yang artinya dalam 100 ml larutan sampel
mengandung 8.649 mg glukosa.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai