Anda di halaman 1dari 18

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Kimia Analisis Instrumen

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Sri Wardani, M.Si

OLEH :

SULAIMAN YAHYA 0402514034


JUNIARTI IKA 0402514035
RIZKA RIDA UTAMI 04025140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA (KIMIA, S2)


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Analisis kimia bertujuan untuk mengetahui komposisi suatu zat atau campuran zat yang
merupakan informasi kualitatif mengenai ada atau tidak adanya suatu unsur atau komponen
dalam contoh. Selain itu juga untuk mengukur jumlah atau banyaknya unsur yang diteliti atau
dengan perkataan lain adalah untuk mengetahui data kuantitatif, juga dapat dipakai untuk
menentukan struktur suatu zat. Dalam analisis kimia dikenal berbagai macam cara untuk
mengetahui data kualitatif dan kuantitatif baik yang menggunakan suatu peralatan optik
(instrumen) ataupun dengan cara basah. Alat instrumen biasanya dipergunakan untuk
menentukan suatu zat berkadar rendah, biasanya dalam satuan ppm (part per million) atau
ppb (part per billion).
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan tabung foton hampa.
Metode spektrofotometri memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan untuk menganalisa
suatu zat dalam jumlah kecil. Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut
juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau
radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi
atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi
ataupun spektroskopi emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di dasarkan pada
interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri
lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi
dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi
lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik.
Salah satu metode sederhana untuk menentukan zat organik dan anorganik secara kualitatif
dan kuantitatif, yaitu dengan metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak. Prinsip

kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan. Jumlah
cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap
dalam larutan secara kuantitatif. Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis
spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk
analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam
mengenai spektrofotometri UV-Vis.

RUMUSAN
1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometri UV dan UV-Vis?
2. Bagaimanakah instrumentasi spektrofotometri UV dan UV-Vis?
3. Bagaimanakah aplikasi spektrofotometri UV dan UV-Vis terhadap sampel?

TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan spektrofotometri UV dan UV-Vis.
2. Untuk mengetahui instrumentasi dari spektrofotometri UV dan UV-Vis.
3. Untuk mengetahui pengaplikasian spektrofotometri UV dan UV-Vis terhadap sampel.

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan
pada

interaksi

antara

materi

dengan

cahaya.

Peralatan

yang

digunakan

dalam

spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya


visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang
lebih berperan adalah elektron valensi.
Spektrofotometri UV adalah teknik analisis spektroskopi yang menggunakan sumber radiasi
elektromagnetik

ultraviolet

dekat

(190-380

nm)

dengan

memakai

instrumen

spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis adalah metode analisis berdasarkan interaksi


antara radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780
nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer dengan suatu materi (senyawa) (Mulja dan
Suharman, 1995). Metode ini berdasarkan penyerapan sinar ultraviolet maupun sinar tampak
yang menyebabkan terjadinya transisi elektron (perpindahan elektron dari tingkat energi yang
rendah ketingkat energi yang lebih tinggi). Apabila dua buah atom saling berikatan dan
membentuk molekul maka akan terjadi tumpang tindih dua orbital dari kedua atom yang
masing-masing mengandung satu elektron dan kemudian terbentuk orbital molekul. Hukum
kuantitatif yang terkait dikenal dengan hukum LambertBeer. Menurut hukum Lambert-Beer :
T = It /Io = 10 .c.b A = log I/T = .c.b
Dimana T = transmitan, Io = intensitas sinar yang datang, It = intensitas radiasi yang
diteruskan, = absorbansi molar (Lt.mol-1 .cm1 ), c = konsentrasi (mol.Lt-1 ), b=tebal
larutan (cm) dan A = absorban.
Beberapa sumber radiasi polikromatik yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah
lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri. Sumber radiasi tersebut akan
mengeksitasi benda ke tingkat energi yang lebih tinggi. Benda atau materi akan kembali ke
tingkat energi yang lebih rendah atau ke dasarnya, melepaskan foton dengan energi yang
sesuai dengan perbedaan energi antara tingkat tereksitasi dengan tingkat dasar rendah.
INSTRUMENTASI

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang
di absorpsi. Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam
analisis

secara

kimiawi,

antara

lain:

spektrofotometri

vis,

spektrofotometri

UV,

sepektrofotometri UV-Vis.
Spektrofotometer UV berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV
berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga
heavy hidrogen dan juga merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di
laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara
hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil
dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki dua
pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat
menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan
transparan.

Spektrofotometri

UV

memang

lebih

simple

dan

mudah

dibanding

spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga,
karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain analat yang juga
menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil
analisa (Khopkar, 1990).
Spektrofotometer UV-VIS merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber
cahayavisible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu
sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan
monokromator. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling
populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample
berwarna juga untuk sample tak berwarna (Khopkar, 1990).
Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu teknik analisis spektroskopi yang memakai
sumber radiasi eleltromagnetik ultraviolet dekat (190-380) dan sinar tampak (380-780)
dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis

lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif ketimbang kualitatif. Komponen-komponen


penyusun spektrofotometer adalah sebagai berikut:
Suatu sumber cahaya yaitu lampu wolfram yang berkesinambungan yang meliputi daerah
380-750 nmn (daerah sinar tampak).
Suatu monokromator, yakni suatu komponen untuk menyeleksi pita sempit panjang
gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
Suatu wadah sampel atau cuvet dari gelas atau kaca.
Suatu detektor, yang berupa tranduser yang mengubah energi cahaya menjadi suatu isyarat
listrik (detektor fotolistrik, tabung foton).
Suatu pengganda (amplifier) dan rangkaian yang berkaitan yang membuat isyarat listrik itu
dapat terbaca.
Suatu sistem baca (skala absorbansi atau % T dengan jarum penunjuk) yang menyatakan
besarnya isyarat listrik.

Bagian-bagian penting spektrofotometer dan fungsinya adalah sebagai berikut :


1. Power switch/ Zero Control, berfungsi untuk menghidupkan alat (yang ditunjukkan oleh
nyala lampu Pilot Lamp) dan pengatur posisi jarum penunjuk (meter) pada angka 0,00 % T
pada saat Sampel Compartment kosong dan ditutup.

2. Transmittance/ Absorbance Control, berfungsi untuk mengatur posisi jarum meter pada
angka 100%T pada saat kuvet yang berisi larutan blangko berada dalam Sampel
Compartment dan ditutup.
3.

Sampel Compartment berfungsi untuk menempatkan larutan dalam kuvet pada saat

pengukuran. Selama pembacaan, Sampel Compartment harus dalam keadaan tertutup. yang
4. Wavelength Control berfungsi untuk mengatur panjang gelombang ( dikehendaki yang
terbaca melalui jendela sebelahnya.
5. Pilot Lamp (nyala) berfungsi untuk mengetahui kesiapan instrumen.
6. Meter berfungsi untuk membaca posisi jarum penunjuk absorbansi dan atau transmitansi.
PRINSIP KERJA SPEKTROFOTOMETRI
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap.
Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap
atom yang ada hingga terbentuk suatu 3 materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu
molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu
energi. Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron
dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi
elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada
dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi).
Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya
pada gelombang radio. Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur
konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel
disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai
sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya.

Prinsip dari analisis spektroskopi sendiri yaitu cahaya dari spektrometer yang terdifraksi
menggunakan difraktometer (cermin/prisma), sehingga cahaya terbagi menjadi dua dengan
itensitas yang sama. Sebagian cahaya melalui pelarut dengan intensitas sebesar Io, dan
sebagian lagi melalui sampel dengan intesnsitas I. Kemudian hubungan antara Io dengan I.
Atau dapat dikatakan bagian cahaya yang diteruskan disebut transmisi (T) dan bagian yang
diserap oleh sampel disebut (A). Hubungan antara A dan T dapat dirumuskan: A = - log T
Warna yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer dari warna yang
teramati. Beberapa warna yang diamati dan warna komplementernya terdapat pada tabel
berikut ini :

Panjang gelombang Warna terlihat

Warna
komplementer

<400

Ultraviolet

400-450

Violet

Kuning

450-490

Biru

Jingga

490-550

Hijau

Merah

550-580

Kuning

Ungu

580-650

Jingga

Biru

650-700

Merah

Hijau

>700

Inframerah

Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang berputar pada
bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan melewati kuvet berisi blanko,
sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi sampel. Blanko dan sampel akan
diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat
perubahan voltase dari sumber cahaya.

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Analisis

sejumlah

komponen

didalam

larutan

dengan

metode

spektrofotometri,

dimungkinkan dengan adanya sifat aditif dari absorbansi masing-masing komponen.


Ketelitian cara ini tergantung pada ketepatan pemilihan panjang gelombang yang akan
memberikan perbedaan kontras pada masing-masing absorbansi dan pemilihan faktor koreksi
terhadap konsentrasi komponen asing yang tidak terukur.
Spektrofotometri UV dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Kemampuan
suatu senyawa dalam mengadsorbsi sinar UV digunakan sebagai dasar pengukuran kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif spektrofotometri UV sangat terbatas karena rentang daerah
radiasi yang relatif sempit hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi
maksimum dan minimum karena itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak
memungkinkan. Sedangkan untuk analisis kuantitatif, dasar pengukurannya adalah senyawa
yang mengadsorbsi radiasi akan mengalami pengurangan kekuatan radiasi yang mencapai
detektor. Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diadsorbsi oleh molekul adalah
adsorben (A) yang dalam batas konsentrasi rendah nilainya sebanding dengan banyaknya
molekul yang mengadsorbsi radiasi.
ANALISIS KUANTITATIF
Analisis kuantitafif dapat diketahui dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Penentuan panjang gelombang maksimum yang digunakan dalam pengukuran absorbansi
larutan standar maupun larutan sampel ditentukan dengan mengukur nilai absorbansi
maksimum konsentrasi larutan standar. Spektrofotometer UV-Vis dapat melakukan penentuan
terhadap sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu
diperhatikan pelarut yang dipakai antara lain:
1. Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur
molekulnya dan tidak berwarna.
2. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.
3. Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis.
Pada umumnya pelarut yang sering sering dipakai dalam analisis spektrofotometer
UVVis adalah air, etanol, skloheksa-tetraproponal. Hal lain yang perlu di perhatikan dalam
pemilihan pelarut adalah polaritas dari pelarut yang di pakai karena akan sangat berpengaruh
terhadap pergeseran spektrum molekul yang di analisa.

Larutan yang mengarbsopsi sinar tampak (sinar putih) adalah larutan yang berwarna.
Warna larutan tersebut (yang kelihatan) adalah komplemen dari warna sinar tampak yang
diabsorpsinya. Pada setiap pengukuran % T atau A digunakan 2 tabung kuvet, yaitu kuvet
cuplikan yang berisi larutan analit x yang dicari atau larutan standar dan kuvet blangko yang
berisi larutan blangko. Larutan blangko terdiri atas pelarut sama dengan pelarut yang dipakai
untuk membuat larutan cuplikan analit x, atau terdiri atas pelarut ditambah segala macam
pereaksi yang sama seperti yang digunakan dalm larutan cuplikan, tetapi tidak mengandung
zat analit x sendiri. Kuvet cuplikan dan kuvet blangko harus matched atau harus saling
berpadanan. Artinya harus sejauh mungkin identik satu sama lain, mengenai jenis bahan kaca
yang dipakai untuk membuatnya, tebal kaca dinding kuvet dan diameter dalam kuvet. Apabila
kedua kuvet itu tidak saling berpadanan, maka dicari kuvet-kuvet yang memberikan nilai % T
yang sama (atau hampir sama).
Dari pengukuran diperoleh panjang gelombang maksimum larutan standar yang
kemudian digunakan sebagai panjang gelombang maksimum untuk mengukur absorbansi
larutan sampel. Absorbansivitas dapat ditentukan berdasarkan hukum Lambert-Beer dengan
prinsip intensitas sinar datang melalui medium absorbsi akan berkurang. Penurunan intensitas
sinar bergantung pada ketebalan medium dan konsentrasi larutan yang dilewati, dirumuskan
dengan :
T=

It
Io

dan A = log

1
T

= bc

Keterangan :
It

= intensitas cahaya yang diteruskan

Io

= intensitas cahaya yang masuk

= transmisi

= koefisien ekstingsi molar

= ketebalan medium (cm)

= konsentrasi larutan (mol/L)

= absorbansi

Berdasarkan Hukum Beer, absorbansi berbanding langsung dengan konsentrasi


sehingga kurva A terhadap C merupakan garis linier melalui titik (0,0)

Dari kurva di atas akan diperoleh persamaan garis linear. Dimana persamaannya : Y =
aX + b
Konsentrasi dapat dicari dengan rumus :
C=

Y +b
a

Keterangan :
Y = absorbansi larutan cuplikan terukur
C = konsentrasi larutan cuplikan (ppm).
Kadar sampel dalam W gram bahan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

K=

V .C
W

Keterangan :
K = kadar sampel (ppm)
V = volum larutan cuplikan (mL)
C = konsentrasi sampel dalam larutan cuplikan (ppm)
W = berat cuplikan (gram)

Keterbatasan Hukum Lambert Beer

Beberapa pengecualian ditemukan untuk menyamaratakan absorbansi sebagai garis


lurus. Di sisi lain, penyimpangan dari perbandingan langsung diantara absorbansi dan
konsentrasi ketika b adalah konstan seringkali ditemukan. Beberapa penyimpangan ini adalah
dasar dan menunjukkan keterbatasan yang nyata dari hukum ini.

ANALISIS KUALITATIF
Data spektra UV-Vis bila digunakan secara tersendiri, tidak dapat digunakan unutk
identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi, bila digabung dengan cara lain
seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskoppi massa, maka dapat
digunakan untuk maksud analisis kualitatif suatu senyawa tersebut.
Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis adalah panjang gelombang
maksimal, intensitas, efek, pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat dibandingkan dengan
data yang sudah dipublikasikan.
Dari spektra yang diperoleh dapat dilihat, misalnya :
a. Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika berubah bagaimana
perubahannya apakah batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari hipokromik ke
hiperkromik, dsb.

b. Obat-obat yang netral misalnya kafein, kloramfenikol atau obat-obat yang berisi ausokrom
yang tidak terkonjugasi seperti amfetamin, siklizin, dan pensiklidin.

UJI SAMPEL
1. Preparasi sampel
Preparasi yang dilakukan adalah proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut
organik. Pelarut yang digunakan yaitu kloroform.
Ekstraksi dilakukan secara berulang sehingga kafein yang dihasilkan benar-benar
murni.
Penyaringan larutan setelah ekstraksi diperlukan agar diperoleh larutan yang jernih.
Larutan didiamkan sehingga terbentuk 2 lapiasan. Lapisan bawah kloroform yang
mengandung analit. Lapisan atas kloroform yang mngandung pengotor.
2. Pengenceran
Kafein dari hasil ekstraksi kemudian diencerkan. Pengenceran ini dilakukan dengan
tujuan agar konsentrasi larutan kafein yang terdapat dalam sampel tidak terlalu pekat
yang

akan

menimbulkan

over

range

dalam

pembacaan

menggunakan

spektrofotometer.
3. Pembuatan Larutan Baku Kafein
Larutan standar kafein dipipet sebanyak 2,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar
25 mL, kemudian diencerkan dengan akuades hingga garis tanda yang digunakan
sebagai larutan baku.

4. Penentuan Panjang Gelombang

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer uv- vis.


Larutan yang diukur tdak berwarna dan menggunakan sumber lampu deutorium.
Mula-mula pengukuran dilakukan dengan mengukur zero base yang dilakukan dengan
mengukur blanko, kemudian dilanjutkan dengan mencari panjang gelombang
maksimum dengan cara mengukur salah satu deret standar yang telah dibuat kemudian
dibaca panjang gelombang maksimumnya.
Daerah serapan sampel kafein berada sekitar panjang gelombang 200 350 nm.
Panjang gelombang pada absorbansi maksimum berada pada panjang gelombang 275
nm.
5. Pembuatan Kurva Standar
Larutan standar dibuat dengan mengambil : 0,05; 0,1; 0,15; 0,2; 0,25; 0,3 mL dari
larutan standar kafein 2,5 mL/25 mL yang dibuat dari larutan induk 1000 mg/L,
kemudian diencerkan lagi ke dalam 5 mL akuades. Konsentrasi larutan standar yang
diperoleh berturut-turut adalah : 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8 mg/L
6. Penentuan Kadar Sampel
Absorbansinya dibaca pada panjang gelombang 275 nm dengan blanko serapan
akuades dan dihitung jumlah kafein dari angka serapan masing-masing. Kafein yang
telah diencerkan kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-

Vis. Absorbansi dari tiap-tiap sampel dibuat kurva sehingga dapat ditentukan
persamaan (Y=mx+C) untuk mencari konsentrasi dari masing-masing sampel.

Kelebihan dan kekurangan Spektrofotometer UV/VIS

Kelebihan
Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi
Caranya sederhana
Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil

Kekurangan
Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan kebersihan
dari kuvet
Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang >185 nm
Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron valensi dengan
energy eksitasi rendah
Sinar yang dipakai harus monokromatis

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer


dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan)

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Spektrofotometri UV-Vis adalah metode analisis berdasarkan interaksi antara radiasi
elektromagnetik ultra violet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm)
dengan memakai instrumen spektrofotometer dengan suatu materi (senyawa).
2. Instrumentasi Spektofotometer UV-Vis adalah Power switch/ Zero Control,
Transmittance/ Absorbance Control, Sampel Compartment, Wavelength Control,
Pilot Lamp (nyala), dan Meter.

DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A & A.L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kantitatif. Jakarta: Erlangga.
Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Octaviani, T., Guntarti, A., Susanti, H. 2014. Penetapan Kadar -Karoten pada Beberapa Jenis
Cabe (Genus Capsicum) dengan Metode Spektrofotometri Tampak. Pharmaiana, Vol. 4, No.
2, 2014: 101-109.
Triyati, E. 1985. Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya Dalam
Oseanologi. Oseana, Volume X, Nomor 1 : 39 - 47, 1985. ISSN 0216-1877.
Wardani, L. A. 2012. Validasi Metode Analisis dan Penentuan Kadar Vitamin C pada
Minuman Buah kemasan dengan Spektrafotometri UV-Visible. Skripsi. Program Studi Kimia,
Fakultas MIPA. Depok: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai