DOSEN PENGAMPU:
Dr. Sri Wardani, M.Si
OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Analisis kimia bertujuan untuk mengetahui komposisi suatu zat atau campuran zat yang
merupakan informasi kualitatif mengenai ada atau tidak adanya suatu unsur atau komponen
dalam contoh. Selain itu juga untuk mengukur jumlah atau banyaknya unsur yang diteliti atau
dengan perkataan lain adalah untuk mengetahui data kuantitatif, juga dapat dipakai untuk
menentukan struktur suatu zat. Dalam analisis kimia dikenal berbagai macam cara untuk
mengetahui data kualitatif dan kuantitatif baik yang menggunakan suatu peralatan optik
(instrumen) ataupun dengan cara basah. Alat instrumen biasanya dipergunakan untuk
menentukan suatu zat berkadar rendah, biasanya dalam satuan ppm (part per million) atau
ppb (part per billion).
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan tabung foton hampa.
Metode spektrofotometri memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan untuk menganalisa
suatu zat dalam jumlah kecil. Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut
juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau
radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi
atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi
ataupun spektroskopi emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di dasarkan pada
interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri
lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi
dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi
lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik.
Salah satu metode sederhana untuk menentukan zat organik dan anorganik secara kualitatif
dan kuantitatif, yaitu dengan metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak. Prinsip
kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan. Jumlah
cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap
dalam larutan secara kuantitatif. Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis
spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk
analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam
mengenai spektrofotometri UV-Vis.
RUMUSAN
1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometri UV dan UV-Vis?
2. Bagaimanakah instrumentasi spektrofotometri UV dan UV-Vis?
3. Bagaimanakah aplikasi spektrofotometri UV dan UV-Vis terhadap sampel?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan spektrofotometri UV dan UV-Vis.
2. Untuk mengetahui instrumentasi dari spektrofotometri UV dan UV-Vis.
3. Untuk mengetahui pengaplikasian spektrofotometri UV dan UV-Vis terhadap sampel.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan
pada
interaksi
antara
materi
dengan
cahaya.
Peralatan
yang
digunakan
dalam
ultraviolet
dekat
(190-380
nm)
dengan
memakai
instrumen
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang
di absorpsi. Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam
analisis
secara
kimiawi,
antara
lain:
spektrofotometri
vis,
spektrofotometri
UV,
sepektrofotometri UV-Vis.
Spektrofotometer UV berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV
berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga
heavy hidrogen dan juga merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di
laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara
hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil
dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki dua
pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat
menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan
transparan.
Spektrofotometri
UV
memang
lebih
simple
dan
mudah
dibanding
spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga,
karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain analat yang juga
menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil
analisa (Khopkar, 1990).
Spektrofotometer UV-VIS merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber
cahayavisible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu
sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan
monokromator. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling
populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample
berwarna juga untuk sample tak berwarna (Khopkar, 1990).
Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu teknik analisis spektroskopi yang memakai
sumber radiasi eleltromagnetik ultraviolet dekat (190-380) dan sinar tampak (380-780)
dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis
2. Transmittance/ Absorbance Control, berfungsi untuk mengatur posisi jarum meter pada
angka 100%T pada saat kuvet yang berisi larutan blangko berada dalam Sampel
Compartment dan ditutup.
3.
Sampel Compartment berfungsi untuk menempatkan larutan dalam kuvet pada saat
pengukuran. Selama pembacaan, Sampel Compartment harus dalam keadaan tertutup. yang
4. Wavelength Control berfungsi untuk mengatur panjang gelombang ( dikehendaki yang
terbaca melalui jendela sebelahnya.
5. Pilot Lamp (nyala) berfungsi untuk mengetahui kesiapan instrumen.
6. Meter berfungsi untuk membaca posisi jarum penunjuk absorbansi dan atau transmitansi.
PRINSIP KERJA SPEKTROFOTOMETRI
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap.
Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap
atom yang ada hingga terbentuk suatu 3 materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu
molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu
energi. Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron
dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi
elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada
dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi).
Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya
pada gelombang radio. Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur
konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel
disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai
sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya.
Prinsip dari analisis spektroskopi sendiri yaitu cahaya dari spektrometer yang terdifraksi
menggunakan difraktometer (cermin/prisma), sehingga cahaya terbagi menjadi dua dengan
itensitas yang sama. Sebagian cahaya melalui pelarut dengan intensitas sebesar Io, dan
sebagian lagi melalui sampel dengan intesnsitas I. Kemudian hubungan antara Io dengan I.
Atau dapat dikatakan bagian cahaya yang diteruskan disebut transmisi (T) dan bagian yang
diserap oleh sampel disebut (A). Hubungan antara A dan T dapat dirumuskan: A = - log T
Warna yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer dari warna yang
teramati. Beberapa warna yang diamati dan warna komplementernya terdapat pada tabel
berikut ini :
Warna
komplementer
<400
Ultraviolet
400-450
Violet
Kuning
450-490
Biru
Jingga
490-550
Hijau
Merah
550-580
Kuning
Ungu
580-650
Jingga
Biru
650-700
Merah
Hijau
>700
Inframerah
Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang berputar pada
bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan melewati kuvet berisi blanko,
sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi sampel. Blanko dan sampel akan
diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat
perubahan voltase dari sumber cahaya.
Analisis
sejumlah
komponen
didalam
larutan
dengan
metode
spektrofotometri,
Larutan yang mengarbsopsi sinar tampak (sinar putih) adalah larutan yang berwarna.
Warna larutan tersebut (yang kelihatan) adalah komplemen dari warna sinar tampak yang
diabsorpsinya. Pada setiap pengukuran % T atau A digunakan 2 tabung kuvet, yaitu kuvet
cuplikan yang berisi larutan analit x yang dicari atau larutan standar dan kuvet blangko yang
berisi larutan blangko. Larutan blangko terdiri atas pelarut sama dengan pelarut yang dipakai
untuk membuat larutan cuplikan analit x, atau terdiri atas pelarut ditambah segala macam
pereaksi yang sama seperti yang digunakan dalm larutan cuplikan, tetapi tidak mengandung
zat analit x sendiri. Kuvet cuplikan dan kuvet blangko harus matched atau harus saling
berpadanan. Artinya harus sejauh mungkin identik satu sama lain, mengenai jenis bahan kaca
yang dipakai untuk membuatnya, tebal kaca dinding kuvet dan diameter dalam kuvet. Apabila
kedua kuvet itu tidak saling berpadanan, maka dicari kuvet-kuvet yang memberikan nilai % T
yang sama (atau hampir sama).
Dari pengukuran diperoleh panjang gelombang maksimum larutan standar yang
kemudian digunakan sebagai panjang gelombang maksimum untuk mengukur absorbansi
larutan sampel. Absorbansivitas dapat ditentukan berdasarkan hukum Lambert-Beer dengan
prinsip intensitas sinar datang melalui medium absorbsi akan berkurang. Penurunan intensitas
sinar bergantung pada ketebalan medium dan konsentrasi larutan yang dilewati, dirumuskan
dengan :
T=
It
Io
dan A = log
1
T
= bc
Keterangan :
It
Io
= transmisi
= absorbansi
Dari kurva di atas akan diperoleh persamaan garis linear. Dimana persamaannya : Y =
aX + b
Konsentrasi dapat dicari dengan rumus :
C=
Y +b
a
Keterangan :
Y = absorbansi larutan cuplikan terukur
C = konsentrasi larutan cuplikan (ppm).
Kadar sampel dalam W gram bahan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
K=
V .C
W
Keterangan :
K = kadar sampel (ppm)
V = volum larutan cuplikan (mL)
C = konsentrasi sampel dalam larutan cuplikan (ppm)
W = berat cuplikan (gram)
ANALISIS KUALITATIF
Data spektra UV-Vis bila digunakan secara tersendiri, tidak dapat digunakan unutk
identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi, bila digabung dengan cara lain
seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskoppi massa, maka dapat
digunakan untuk maksud analisis kualitatif suatu senyawa tersebut.
Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis adalah panjang gelombang
maksimal, intensitas, efek, pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat dibandingkan dengan
data yang sudah dipublikasikan.
Dari spektra yang diperoleh dapat dilihat, misalnya :
a. Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika berubah bagaimana
perubahannya apakah batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari hipokromik ke
hiperkromik, dsb.
b. Obat-obat yang netral misalnya kafein, kloramfenikol atau obat-obat yang berisi ausokrom
yang tidak terkonjugasi seperti amfetamin, siklizin, dan pensiklidin.
UJI SAMPEL
1. Preparasi sampel
Preparasi yang dilakukan adalah proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut
organik. Pelarut yang digunakan yaitu kloroform.
Ekstraksi dilakukan secara berulang sehingga kafein yang dihasilkan benar-benar
murni.
Penyaringan larutan setelah ekstraksi diperlukan agar diperoleh larutan yang jernih.
Larutan didiamkan sehingga terbentuk 2 lapiasan. Lapisan bawah kloroform yang
mengandung analit. Lapisan atas kloroform yang mngandung pengotor.
2. Pengenceran
Kafein dari hasil ekstraksi kemudian diencerkan. Pengenceran ini dilakukan dengan
tujuan agar konsentrasi larutan kafein yang terdapat dalam sampel tidak terlalu pekat
yang
akan
menimbulkan
over
range
dalam
pembacaan
menggunakan
spektrofotometer.
3. Pembuatan Larutan Baku Kafein
Larutan standar kafein dipipet sebanyak 2,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar
25 mL, kemudian diencerkan dengan akuades hingga garis tanda yang digunakan
sebagai larutan baku.
Vis. Absorbansi dari tiap-tiap sampel dibuat kurva sehingga dapat ditentukan
persamaan (Y=mx+C) untuk mencari konsentrasi dari masing-masing sampel.
Kelebihan
Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi
Caranya sederhana
Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil
Kekurangan
Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan kebersihan
dari kuvet
Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang >185 nm
Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron valensi dengan
energy eksitasi rendah
Sinar yang dipakai harus monokromatis
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Spektrofotometri UV-Vis adalah metode analisis berdasarkan interaksi antara radiasi
elektromagnetik ultra violet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm)
dengan memakai instrumen spektrofotometer dengan suatu materi (senyawa).
2. Instrumentasi Spektofotometer UV-Vis adalah Power switch/ Zero Control,
Transmittance/ Absorbance Control, Sampel Compartment, Wavelength Control,
Pilot Lamp (nyala), dan Meter.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A & A.L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kantitatif. Jakarta: Erlangga.
Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Octaviani, T., Guntarti, A., Susanti, H. 2014. Penetapan Kadar -Karoten pada Beberapa Jenis
Cabe (Genus Capsicum) dengan Metode Spektrofotometri Tampak. Pharmaiana, Vol. 4, No.
2, 2014: 101-109.
Triyati, E. 1985. Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya Dalam
Oseanologi. Oseana, Volume X, Nomor 1 : 39 - 47, 1985. ISSN 0216-1877.
Wardani, L. A. 2012. Validasi Metode Analisis dan Penentuan Kadar Vitamin C pada
Minuman Buah kemasan dengan Spektrafotometri UV-Visible. Skripsi. Program Studi Kimia,
Fakultas MIPA. Depok: Universitas Indonesia.