LJU 002 Issues Managerial in Accounting
LJU 002 Issues Managerial in Accounting
manajemen
kalah
bersaing
dengan
akuntansi
keuangan.
Para
stakeholders lebih memperhatikan proses dan hasil dari akuntansi keuangan yaitu
laporan keuangan. Manajer pun menggunakan laporan keuangan sebagai
pembuatan keputusan internal. Mereka kurang memperhatikan apa yang dilakukan
oleh manajer dalam bidang akuntansi manajemen yaitu laporan manajerial internal
perusahaan. Informasi dari akuntansi manajemen kehilangan relevansinya. Dengan
demikian muncullah pernyataan Relevant Lost.
Dengan melihat kondisi yang demikian, maka beberapa peneliti akuntansi
manajemen tergerak untuk mengembangkan sistem biaya yang dapat membantu
manajer dalam pembuatan keputusan. Diharapkan dengan adanya sistem biaya
tersebut dapat membantu manajer membuat keputusan yang lebih akurat dan cepat.
Tidak harus menunggu laporan keuangan yang berisi kondisi keuangan organisasi
secara umum.
1
Product Level
Target Costing
Component
Level Target
Costing
Dengan gambaran yang demikian, maka dalam penentuan target costing, organisasi
harus melewati setiap tahap tersebut. tahap pertama yaitu penentuan faktor pasar
yang terdiri dari persaingan dan sifat konsumen. Setelah mengetahui faktor pasar,
langkah kedua yaitu penentuan produk yang terdiri dari strategi dan karakteristik
produk. Dan langkah terakhir yaitu penentuan komponen yang dibutuhkan dalam
pembuatan produk. Hal ini terkait dengan supplier bagi organisasi
c. Justifikasi teoritis temuan peneliti
Grand theory penelitian tersebut adalah Contingency Theory. Faktor-faktor
yang memengaruhi penentuan target costing tergantung pada kondisi organisasi
masing-masing. Terdapat 3 bentuk perusahaan yaitu perusahaan manufaktur, jasa,
dan dagang. Masing-masing perusahaan memiliki karakteristik produk yang
berbeda-beda, sifat konsumen yang berbeda, supplier yang berbeda. Dengan
demikian, faktor yang memengaruhi penentuan target costing berbeda-beda pula
disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Masing-masing perusahaan bebas
menetapkan pengukuran dari faktor-faktor tersebut.
ISSUE 4. EMAR
a. Kritikan EMAR
Isu utama dalam ekonomi adalah scarcity (kelangkaan). Kebutuhan manusia
tidak terbatas, tetapi resource atau sumber daya yang ada terbatas. Dengan
demikian, manusia harus pandai dan mampu mengalokasikan sumber daya yang
ada agar dapat memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini juga terjadi pada organisasi.
Kebutuhan organisasi tidak terbatas, tetapi sumber daya yang dimiliki organisasi
terbatas. Sehingga organisasi harus melakukan alokasi sumber daya dengan tepat
agar mampu mencapai tujuan organisasi. Kritikan yang ditujukan bagi EMAR yaitu
bagaimana cara mengalokasikan sumber daya yang tepat agar dapat memenuhi
semua kebutuhan organisasi. Dalam organisasi, EMAR dapat dikaitkan dengan
alokasi sumber daya untuk operasional produk yang akan menghasilkan biaya
produksi. Organisasi menginginkan biaya produksi yang kecil agar profit yang
dicapai maksimal. Tetapi konsumen menginginkan barang yang berkualitas baik dan
murah. Dengan demikian terdapat beda kepentingan antara organisasi dan
konsumen.
menghasilkan
informasi
yang
ditujukan
kepada
pihak internal
dari siapa yang menyampaikan atau menulisnya. Dengan satu fenomena yang
sama, kemungkinan terdapat perbedaan penjelasan atau cerita yang disampaikan,
tergantung dari sudut pandang masing-masing penulis. Hal itu pula yang dikritisi
oleh Luft yaitu kurangnya bukti pendukung dalam penelitian, baik penelitian
kuantitatif maupun kualitatif. Luft menyarankan agar penelitian dalam bidang
akuntansi manajemen lebih memperhatikan pada proses penyampaian cerita atau
narasi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
ISSUE 6.2. AGENCY THEORY IN MAR
b. Agency Theory dan tradisional information economics theory
Di dalam agency theory, terdapat pemisahan antara principal dan agen.
Masing-masing
memiliki
tujuan
untuk
memaksimalkan
kesejahteraan
yang
menginginkan
tetap
melanjutkan
proyek
tersebut
dengan
pertimbangan bahwa dia ingin menunjukkan ke principal bahwa dia tidak salah
dalam pembuatan keputusan. Dengan demikian, apabila proyek tersebut pada
akhirnya berhasil, maka kinerja agen/manajer tersebut mendapat reward yang besar.
Itulah yang dapat menunjukkan hubungan antara agency theory dan irrationality.