Anda di halaman 1dari 7

2.

Prognostik
Teknologi reproduksi juga mencakup metode untuk memberikan
prognosis suatu individu tentang kemungkinan kehamilan di masa depan dan
memfasilitasi pilihan informasi keluarga berencana. Pada wanita, metode
tersebut meliputi pemetaan cadangan ovarium seorang wanita, dinamika
folikel dan biomarker yang terkait. Pada laki-laki, hal ini termasuk analisis
semen (sperma).
3. Kontrasepsi
Pengendalian kelahiran yang juga dikenal sebagai kontrasepsi dan
kontrol kesuburan, adalah metode atau alat yang digunakan untuk mencegah
kehamilan. Perencanaan, penyediaan dan penggunaan kontrol kelahiran
disebut keluarga berencana. Seks yang aman, seperti penggunaan kondom
pada pria atau wanita, juga dapat membantu mencegah infeksi menular
seksual. Metode pengendalian kelahiran telah digunakan sejak zaman kuno,
tetapi metode yang efektif dan aman hanya tersedia di abad ke-20. Beberapa
budaya sengaja membatasi akses untuk kontrol kelahiran karena mereka
menganggap hal itu tidak sesuai secara moral atau politik.
Metode yang paling efektif dari pengendalian kelahiran adalah
sterilisasi dengan cara vasektomi pada pria dan ligasi tuba (tubektomi) pada
wanita, intrauterine device (IUD) dan implan kontrasepsi. Hal ini diikuti oleh
sejumlah kontrasepsi hormonal, termasuk pil oral, patch, cincin vagina, dan
suntikan. Metode yang kurang efektif misalnya adalah dengan menggunakan
pelindung seperti kondom, diafragma, spons kontrasepsi dan metode
kesadaran kesuburan. Metode paling efektif adalah spermisida dan penarikan
penis oleh laki-laki sebelum ejakulasi. Sterilisasi walaupun sangat efektif,
biasanya tidak reversibel, sedangkan semua metode lain bersifat reversibel
dimana proses kehamilan dapat terjadi setelah penghentian penggunaan.
Kontrasepsi darurat dapat mencegah kehamilan dalam beberapa hari setelah
hubungan

seks

tanpa

kondom. Beberapa

menganggap

untuk tidak

melakukan hubungan seksual sebagai kontrol kelahiran, tapi larangan berupa


pendidikan seks ini dapat meningkatkan kehamilan remaja ketika dilakukan
tanpa adanya pendidikan mengenai kontrasepsi.
Secara umum berdasarkan sifat kerjanya kontrasepsi dibedakan

menjadi dua macam, yaitu kontrasepsi permanen dan kontrasepsi temporer.


Kontrasepsi permanen disebut juga kontrasepsi mantap. Kontrasepsi
dengan cara ini bertujuan menghilangkan kemampuan untuk dapat hamil.
Kontrasepsi jenis ini dilakukan dengan cara operasi, baik pada wanita
(tubektomi) maupun pria (vasektomi). Vasektomi dilakukan dengan mengikat
dan memotong saluran vas deferens. Vasektomi menyebabkan sperma
tidak sampai ke uretra sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan.
Namun,

seorang

mampu mengeluarkan

air

pria

yang

mani

saat

melakukan
ejakulasi

vasektomi
walaupun

masih
mani

tidak mengandung sperma. Hal ini karena cairan mani berasal dari glandula
prostat.
Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat dan memotong oviduk.
Cara ini membuat ovum yang sudah diovulasikan tidak dapat melewati
saluran oviduk sehingga ovum tidak dapat bertemu dengan sperma.
Perhatikan Gambar 1.

Gambar 1. Sterilisasi pada pria dan wanita (Vasektomi dan Tubektomi)


Kontrasepsi temporer dikenal juga sebagai kontrasepsi tidak tetap
karena kemampuan hamil dapat dikembalikan. Kontrasepsi jenis ini dapat
dilakukan dengan tanpa alat bantu dan dengan alat bantu.
Kontrasepsi tanpa alat bantu dilakukan dengan menghindari hubungan

seksual pada saat wanita mengalami masa subur. Masa subur terjadi pada
saat wanita mengalami ovulasi. Masa subur ini dapat diperkirakan dengan
menghitung siklus menstruasi pada setiap bulannya, yaitu 1118 hari sejak
hari

pertama menstruasi.

Cara

seperti

ini

dikenal

dengan

metode

kalender. Perhatikan Gambar 2.


Sebagai contoh amati metode kalender berikut.

Gambar 2. Metode kalender untuk menghitung masa subur

Selain metode kalender, kontrasepsi tanpa alat bantu juga dapat


berdasarkan suhu tubuh. Suhu tubuh ini dapat diukur dengan termometer.
Perhatikan Gambar 3.

Gambar 3. Termometer ovulasi


Suhu tubuh wanita setelah masa ovulasi meningkat 0,20,4C. Jadi,
untuk menghindari terjadinya kehamilan, hubungan seksual dapat dilakukan 4
hari setelah terjadi peningkatan suhu tubuh.
Kontrasepsi tanpa alat bantu juga dapat berdasarkan jumlah lendir
pada rahim. Apabila seorang wanita sedang mengalami masa ovulasi, maka
rahim akan menghasilkan banyak lendir. Untuk menghindari terjadinya
kehamilan, maka hubungan seksual dilakukan 4 hari setelah keadaan
ini. Kontrasepsi menggunakan alat bantu banyak ragamnya. Alat bantu
tersebut dapat bersifat mekanik, kimia, dan hormonal. Alat bantu kontrasepsi
secara

mekanik

dapat menggunakan

kondom,

diafragma,

dan

Intra

Uterine Device (IUD).


Kondom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat.
Perhatikan Gambar 4.

Gambar 4. Kondom
Kondom ini dikenakan oleh pria saat akan berhubungan seksual dan
mencegah bertemunya sperma dengan ovum. Kondom mempunyai daya
efektivitas sekitar 90% untuk menghindari terjadinya pembuahan. Diafragma
terbuat dari karet yang sangat tipis. Perhatikan Gambar 5.

Gambar 5. Diafragma
Diafragma ini menutup uterus dan tuba fallopii untuk mencegah agar
sperma tidak memasuki uterus. Diafragma mempunyai efektivitas sekitar 90%
untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Selain kondom dan diafragma, alat kontrasepsi yang bersifat mekanik
lainnya adalah IUD yang dipasang di uterus untuk mencegah implantasi
zigot dan mencegah terjadinya pembuahan. Perhatikan Gambar 6.

Gambar 6. IUD dapat mencegah terjadinya pembuahan


Tidak seperti kondom dan diafragma, alat ini mempunyai efektivitas
sekitar 98% untuk mencegah terjadinya pembuahan. Spermisid merupakan
alat kontrasepsi yang bersifat kimia. Spermisid ini ada yang berbentuk
jeli, busa, atau tissue. Perhatikan Gambar 7.

Gambar 7. Alat kontrasepsi


Spermisid dikenakan pada vagina sebelum melakukan hubungan
seksual. Spermisid mampu mematikan sperma dalam jumlah banyak. Cara
ini mempunyai efektivitas 70% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Alat kontrasepsi yang bersifat hormonal di antaranya menggunakan pil

dan suntikan. Perhatikan Gambar 7. Pil dan suntikan dapat mencegah


terjadinya ovulasi. Pil ini dikonsumsi secara oral setiap hari selama 21 hari di
antara masa menstruasi, sedangkan suntikan dilakukan setiap 3 bulan sekali,
kontrasepsi cara ini mempunyai efektivitas sebesar 99%.

Anda mungkin juga menyukai