Anda di halaman 1dari 22

Penerapan Sistem Surveilans

Rika Marta
1411212004

Penerapan Sistem Surveilans


Epidemiologi Penyakit Menular
Tujuan Penerapan Survailans
Epidemiologi
Tersedianya data dan informasi
epidemiologi yang faktual, cepat,
tepat/akurat dan terpercaya untuk
pengambilan keputusan dalam
perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
program kesehatan serta meningkatkan
kewaspadaan (sistem kewaspadaan dini)
dan respons yang tinggi terhadap
kejadian luar biasa (KLB) ditingkat

Manfaat Surveilans Epidemiologi


Penyakit Menular
1. Dapat diketahui distribusi penyakit

menurut orang, tempat, waktu, dan


kelompok umur pada suatu daerah
tertentu dimana dilakukannya surveilans.
2. Bagi pensurvei (puskesmas), sebagai
bahan informasi penting mengenai suatu
penyakit menular dan dapat digunakan
untuk penentu kebijakan selanjutnya
dalam langkah penanggulangan penyakit
menular tersebut.

Cont...
3. Bagi masyarakat, surveilans
epidemiologi penyakit menular
dapat dijadikan sebagai
informasi dan sebagai bahan
masukan agar masyarakat
lebih meningkatkan lagi
kesehatanya.

Karakteristik Sistem Epidemiologi


Penyakit Menular
1. Spesifik terhadap program

epidemiologi penyakit menular


2. Membantu pengambil keputusan
menemukan solusi yang berbasis
lokal
3. Mengarah kepada kegiatan yang
bersifat berkesinambungan
(sustainable)
4. Memperkuat kapasitas manajer
kesehatan dan petugas pelaksana

Cont...
5. Melibatkan seluruh
stakeholder yang
berkepentingan terhadap hasil
penelitian operasional,
khususnya manajer atau
petugas pelaksana program
pada tingkat kabupaten kota
dan provinsi
6. Memberikan akses kepada

Penerapan Sistem Epidemiologi


Penyakit Menular
Tuberculosis Surveilans
Indikator dalam Survailens Epidemiologi
TBC:
1.Komitmenpemerintahuntukmemperta
hnkan control terhadap
2. Deteksi kasus TB di antara orang-orang
yang memiliki gejala-gejala melalui
pemeriksaan dahak
3.
Enamhinggadelapanbulanpengobatan
teratur yang diawasi

Cont...
6. Memasukkanstrategi DOTS (Directly Observed
Treatment, Short-course)
sebagaipenilaianakreditasirumahsakit
7. Menggunakan 18 alatGeneXpertsebagai Rapid
Diagnostic TB untuk TB MDR dan TB HIV
8. Memperluaspelayanan TB MDR keseluruh
Indonesia
9.Melibatkan lintas sektor dan asosiasi profesi
untuk menjangkau seluruh kelompok masyarakat
10.MengembangkanSistemInformasiTerpaduTBC

Strategi System Dalam


Menerapkan Survailans EPM
1. Penemuan sebab ( cause fiding) kegagalan, risk

factor dan kendala teknis survailans epidemiologi


penyakit menular secara analitis dan
komprehensif
2. Menyediakan dan memfasilitasi forum
komunikasi kajian epidemiologi melalui diskusi,
seminar, lokakarya dan kegiatan lainnya yang
bersifat lokal, regional, nasional maupun
internasional.
3. Memberikan konsultasi teknis dan pelatihan
secara sitematis dan praktis dalam bidang
penelitian, pelatihan, advokasi dan pembelajaran

Cont...
4. Membentuk jejaring komunikasi ( net
working) dan pemantapan sistem
informasi kesehatan dari dan ke seluruh
tingkata administrasi manajemen
pelayanan kesehatan.
5. Pemantapan fungsi Tim Epidemiologi
Kabupaten/kota dan propinsi
6. Menciptakan survailans yang memiliki
harmonisasi dalam metodelogi dan
defenisi kasus dengan standar operating
procedures baku dengan sistem evaluasi
dalam kendali mutu pelaksanannya

Tujuan Surveilans Epidemiologi TBC


Penggunaan surveilans untuk
memonitoring performa dan efektivitas
program pengendalian TB dengan
statistik deskriptif sederhana
surveilans mampu memberikan
informasi tentang kinerja program TB
yang meningkat dari tahun ke tahun,
baik jumlah kasus TB yang dideteksi,
ketuntasan pengobatan kasus,
maupun kesembuhan kasus.

Kelebihan Sistem Surveilens


Epidemiologi Penyakit TBC
1. Informasi epidemiologi penyakit TBC

terdistribusi kepada program terkait,


pusat-pusat kajian, dan pusat penelitian
serta unit surveilans lain
2. Terkumpulnya data kesakitan, data
laboratorium dan data KLB penyakit TBC
di Puskesmas, Rumah Sakit
danLaboratorium, sebagai sumber data
Surveilans Terpadu Penyakit
3. Dapat mendistribusikan data kesakitan,
data laboratorium serta data KLB penyakit
TBC kepada unit surveilans Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, unit
surveilans Dinas Kesehatan Propinsi dan

4. Terlaksananya pengolahan dan


penyajian data penyakit dalam bentuk
tabel, grafik, peta dan analisis
epidemiologi penyakit TBC lebih lanjut
oleh Unit surveilans Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Propinsi dan Ditjen PPM &PL Depkes
5. Dapat mendistribusikan hasil
pengolahan dan penyajian data penyakit
beserta hasil analisis epidemiologi lebih
lanjut dan rekomendasi kepada program
terkait di Puskesmas, Rumah Sakit,
Laboratorium, Kabupaten/Kota, Propinsi,
Nasional,

Kekurangan Evaluasi Sistem


Surveilens Epidemiologi Penyakit
TB
1. Permaslahan dalam pencatatan data
TB di rumah sakit
a. ketidakakuratan data
b. Masalah ketidaklengkapan data
c. Validasi data memerlukan waktu lama
d. Tidak dapat memberikan informasi
bulanan tepat waktu
e. Kesulitan untuk monitoring pasien
selama pengobatan
2. Permasalahan yang berkaitan dengan

Penerapan Sistem Surveilans


Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Hipertensi
Langkah-langkah surveilans Hipertensi
1. Identifikasi Penyakit Hipertensi
Faktor risiko
a.Faktor risiko tidak dapat diubah: faktor
umur, genetik, gender, dan ras.
b.Faktor risiko dapat diubah: kebiasaan
merokok, latihan olah raga, berat
badan berlebih, pola makan, stress,
konsumsi alkohol, dan kondisi penyakit
lain.

Cont...
2. Perencanaan pengumpulan data
a. Menentukan tujuan survailens
b.Tetapkan definisi
c.Tentukan sumber data
d.Tentukan instrumen
e.Bagaimana sistem
f.Tentukan indikator

3. Pengolahan dan penyajian data


Data yang sudah terkumpul dari
kegiatan diolah dan disajikan
dalam bentuk tabel, grafik ,chart
4. Analisis dan interpretasi data
Data jumlah penderita hipertensi
yang telah terkumpul di dianalisis
dengan melihat korelasional
selanjutnya dibandingkan dengan
standar atau indikator yang telah
ditentukan sebelumnya. Setelah di
analisis lalu di intepretasikan untuk

5. Diseminasi dan advokasi


Setelah data diaanalisis dan di
interpretasi, Maka data jumlah
penderita hipertensi tersebut
disebarluaskan kepada pihak yang
berkepentingan untuk membantu
dalam penanggulangan hipertensi
ini.
6. Evaluasi
Program surveilans hipertensi

KELEBIHAN
1.Menyajikan data berupa
prevalensi penyakit hipertensi
di setiap provinsi.
2.Dilakukan analisis
multivariat sehingga dapat
diketahui proporsi responden.
3.Menunjukkan Nilai Prediktif
Positif misalnya pada tahun
2000 sebanyak 972 juta (26%)

4.Merencanakan program perencanaan


dan penanggulangan penyakit
hipertensi dengan baik,melalui
strategi dan peranan masing-masing
unit kerja.
5.Kegiatan epidemiologi dilakukan
melalui pendekatan beberapa faktor
yang mempengaruhihipertensi,
misalnya faktor keturunan, stres, usia,
jenis kelamin dan lain-lain.
6.Melakukan inovasi program sesuai

KEKURANGAN
1.Belum adanya pedoman yang berlaku
secara nasional bagi penatalaksanaan
Hipertensi, makaperlu disusun buku
Pedoman Penemuan dan Tatalaksana
Hipertensi.
2.Terlalu banyak faktor resiko yang dapat
memicu hipertensi sehingga
membutuhkan waktuyang lama dan
sumber referensi yang akurat dalam
menganalisa hubungan antar faktor
denganhipertensi.
3.Berdasarkan pola konsumsi sayur-buah,
nampak tidak ada perbedaan proporsi

4. Berdasarkan analisis lanjut masih


banyak masyarakat penderita hipertensi
yang belumterjangkau pelayanan
kesehatan sehingga masih sedikit
masyarakat yang minum obathipertensi.
5.Perlunya program peningkatan deteksi
dini di masyarakat dan peningkatan
saranapengobatanhipertensi di
Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai