DAFTAR lSI
MATERI INTI:
1. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya
2. Persiapan Pra-nikah
29
40
44
5. Penyalahgunaan NAPZA
57
80
86
100
9. Pengenalan Gender
109
:..............................................
iii
Materi Inti 1
1.
Perubahan
Remaja
Fisik
pada
15
a. Konsepsi
Sekitar 14 hari sebelum periode menstruasi yang
akan datang, satu ovum dilepas dari ovarium.
Peristiwa ini disebut ovulasi. Konsepsi terjadi
sekitar
saat ovulasi,
yang dipengaruhi oleh
keadaan stres, sakit, rangsangseksual, atau
perubahan dari keadaan rutin sebelumnya, sehingga
pada beberapa kasus sulit diramalkan saat
timbulnya kehamilan atau konsepsi. Untuk
teradinya konsepsi diperlukan sperma yang
bertemu dengan ovum di dalam tuba fallopi,
dan
kemudian
hasil
konsepsitersebut
berkembangterus menjadi bayi. Setiap kali ejakulasi
pada saat berhubungan kelamin, dikeluarkan 1-2
sendok teh cairan semen yang mengandung berjutajuta sperma. Sedangkan untuk membuahi satu ovum
hanya diperlukan satu sperma saja. Dengan
demikian perlu dimengerti bahwa seorang
perempuan dapat menjadi hamil bila terdapat semen
baik di dalam ataupun di sekitar (diluar) vagina,
apabua sperma yang terkandung dalam semen
tersebut mampu bergerak ke dalam rahim dan
mencapai ovum di tuba fallopi.
b. Menstruasi
Pada masa awal remaja perempuan mengalami
menstruasi, mungkin siklusnya belum teratur, dapat
terjadi 2 kali dalam sebulan, atau beberapa bulan
tidak menstruasi lagi. Hal ini berlangsung kira-kira 3
tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang
teratur.Apabila siklus menstruasi sudah pasti, maka
dapat diramalkan akan berjalan terus secara teratur
sampai sekitar usia 50 tahun, saat perempuan
berhenti menstruasi, yang disebut menapouse.
17
Cairan vagina
Pada saat pubertas, dinding vagina menebal dan
vagina memproduksi sedikit cairan. Hal ini dapat
18
Tabel 1
Stadum Pubertas pada Perempuan
Stadium I
Stadium II
StadiumIII
20
Stadium II
Stadium III
15
"Hero-worshiping"
Mempunyai persamaan dengan crush, yaitu pemujaan
terhadap orang yang lebih tua tetapi yang berlawanan.
Kadang yang dikagumi tidak juga dikenal.
17
d.
e. "Romantic Love"
Cinta remaja menemukan sasarannya dan percintaannya sudah
stabil dan tidak jarang berakhir dengan perkawinan.
1.2. Emosi
Emosi adalah perasaan yang mendalam yang biasanya
menimbulkan perbuatan atau perilaku. Perasaan dapat dipakai
berkaitan dengan keadaan fisik atau psikis sedangkan emosi hanya
dapat dipakai untuk keadaan psikis saja.
Pada masa remaja, kepekaan emosi menjadi meningkat,
sehinggarangsangsedikitsaja sudah menimbulkanluapan emosi yang
besar,misalnyamenjadimarahatau menangis.Masa remaja
didominasi oleh peran emosi, hal ini dapat dilihat dari seleranya
tentang lagu, buku bacaan, tingkah 'akunya naik kendaraan.
Kepekaan emosi remaja yang meningkat biasanya akan dibawa ke
mana-manamisal: putus pacar maka prestasinyaakan dibawa ke
sekolah, ke rumah, di jalan dan bahkan dapat mempengaruhi
prestasinya. Kepekaan emosi yang meningkat dapat berbentuk:
menyendiri, mudah marah, gelisah dengan bentuk tingkah laku
seperti menggigit kuku, garuk-garuk, dan sebagainya, merusak
benda-benda, mencoret-coret, suka berkelahi, atau bahkan tak ada
selera rnakan.
1.3.Perkembangan
Kecerdasan
20
Jerawat
Masalah jerawat pada remaja terkait erat dengan penampilan
mereka. Jerawat yang memperburuk
penampilan
dapat
menimbulkan rasa rendah diri dalam pergaulan.
Jerawat disebabkan oleh aktifitas yang tinggi dari kelenjar
sebaseus yang berada di bawah permukaan kulit. Kelenjar ini
memproduksi sebum, merupakan minyak alami yang menjaga kulit
agar tetap lembut. Hormon yang menjadi aktif selama pu bertas
menyebabkan kelenjar sebaseus tumbuh menjadi besar dan
Meniru temantemannya
Tak tahu kebutuhan yang penting dan yang tidak
perlu
Instrospeksi
yang kurang
f.
Seks
Remaja secara fisik sudah siap untuk berhubungan seksual,
namun norma dan agamatidak mengizinkanhal tersebut
sebelum pemikahan, sedangkan dari sudut kesiapan sosial
ekonomi remaja juga belum siap. Hal ini merupakan konflik
yang cukup berat bagi remaja. Hubungan seks pra nikah yang
dilakukan remaja yang hanya memiliki pengetahuan
minimal tentang kesehatanreproduksiakan
cenderungmengakibatkankehamilan pra nikah serta risiko
penyakit hubungan seksual.
Remaja banyak tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang
seks, pada umumnya informasi tersebut diperoleh dari tukang
21
22
g. Persiapan berkeluarga
Persiapan berkeluarga banyak dialami oleh remaja perempuan
daripada laki-Iaki. Remaja tak tahu, bagaimana memilih jodoh
yang sesuai. Pertimbangan apa saja yang perlu dikemukakan,
apa fungsi suami dan isteri itu. Pada umumnya mereka belum
tahu tentang hal-hal tersebut.
h.
i.
Emosi
Pada umumnya remaja malu mengeluarkan pendapat. Tak mau
dicela dan mau benar sendiri. Sering benci dan sulit toleran,
juga sulit menyesuaikan diri dengan sekitarnya.
j.
Perubahan pribadi
Pada umumnya remaja benci dengan sifat-sifat sombong. Sulit
bergaul dengan orang-orang yang belum dikenal, malu untuk
tampil di muka umum. Menganggap dirinya tidak serasi, maka
untuk tampil di muka umum dirinya perlu dibuat serasi terlebih
dahulu. Kadang-kadangremajamenyendiridan melamunkanhal
hal yang menjadikan pikirannya kacau.
24
m. Mitos
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat yang
sebenamya
belum/tidak terbukti kebenarannya tetapi dipercaya sebagai
kebenaran dan berpengaruh terhadap keyakinan serta perilaku
reproduksi remaja.
n. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial temyata banyak pengaruhnya, baik dari adat
istiadat, budaya nasional, maupun budaya asing. Pada
umumnya remaja menyukai hal-hal yang baru, terutama yang
asing.
o. Politik
Kehidupan poUtikjuga mempengaruhi remaja, dalam keadaan
wajar remajabisa bebas mengembangkandirinyatanpa tekanan
tekanan politik.
25
26
24
Daftar Pustaka :
23
Lamplran
Pertanyaan-pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Remaja
1.
26
3.
4.
2S
27
28
29
Materi Inti 2
30
Paket pemeriksaan.
TORCH sendiri adalah
untuk pemeriksaan penyakittoksoplasma, campakjerman
(rubella), cytomegalo virus; dan herpes simplex.
Untuk keempat penyakit ini jika salah satunya aktif
diindap selama kehamilan, akan berpotensi besar
membuahkan anak yang cacat jantung, otak, tuli, dan
kepala berukuran besar (hidrosefalus), dan kecacatan ini
tidak bisa dikoreksi lagi.
Orang tua akan dihadapkan pada kenyataan bahwa
anak tak berumur panjang, atau kalaupun hidup mereka
akan hidup dengan kecacatannya itu sehingga orang tua
harus merawat sang anak seumur hidup. Walaupun
sekarang memang
. dengan pemeriksaan cairan ketuban secara lebih dini
(kurang dari usia kehamilan
12 minggu), sudah
dapat diketahui apakah anak yang dikandung cacat
atau tidak.
Selatn itu, saat ini sangatlah penting untuk
melakukan pemeriksaan darah untuk tes HIV/AIDS,
terutama bagi pasangan yang mempunyai riwayat
hubungan seks sebelum menikah.
Hal ini perlu
segera diatasi agar tidak membahayakan janin dan
menularkan penyakit tersebut pada calon pengantin
perempuan maupun pria.
b. Persiapan Gizi Pranikah
Pada masa pranikah perlu dilakukan peningkatan status
kesehatan dan status gizi caJonpengantin perempuanmelalui
penanggulangan KEK (Kurang Energi Kronts) dan Anemia
Gizi.
33
Penanggu1angan KEK :
Seorang remaja/calon pengantin perempuan dengan KEK,
bila tidak mendapat perbaikan gizi akan berisiko melahirkan
anak dengan Bayi Berst Lahir Rendah .(BBLR). Beberapa
upaya datam meningkatkan kesehatan gizi dan risiko KEK
pada calon pengantin perempuan adalah :
~ Memberikan penyuluhan tentang gizi dan kesehatan
32
~
~
Anemia Gizi :
Disebut anemia gizi bila calon pengantin menderita
kekurangan kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
membentukHbtersebut. Di Indonesia sebagaian besar ane
mia ini karena kekurangan zat besi (Fe) sehingga disebut
Anemia Kekurangan Zat Besi.
Risiko bila remaja menderita anemia dapat mempengaruhl
menurunnya produktifitas kerja serta konsentrasi belajar. Dan
bila kelak menikahdan hamil akan berdampak besar terhadap
risiko perdarahan dan kernatian 'bu.
Dosis pemberian Tablet Tambah Darah adalah sebagai
berikut:
~ Pada calon pengantin Perempuan mengkonsumsi Tablet
Tambah darah sebelum menikah seminggu sekali 1 tablet
selama 16 minggu.
~ Pada waktu haid dianjurkan minum setiap hari 1 tablet
selama 10 han.
c. Imunisasi TetanusTaxoid
Untuk mencegah bayi terserang Tetanus Neonatorum, pada calon
pengantin perempuan diberikan suntikan TT (tetanus Toxoid) 2
kali. Sejak tahun 1997, untuk mencegah kematian neonatal akibat
tetanus, program imunisasi difokuskan pada pemberian
imunisasiTT sebanyak 2 kali pada iOOhamil. Pada tahun 1984,
imumsasi TT diberikan pada siswi kelas 6 SO (catonibu).
KemudianimunisasiTT diberikan pada siswi kelas
2 SO (Subdit Imunisasi, 2002).
33
d. Lain.;tain:
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah pemakaian
bahan-bahan/obat-obatan psikotropika, narkotika, rokok,
alkohol dan zat adiktif lainnya, .karena keadaan ini dapat
mempengaruhi
kesehatan
ibu maupun bayi yang
dikandungnya.
2.2. Persiapan Psikis dan Psiko Sosial
, Setiap pasanganyang akan menikah perlu memperhatikan hal
.'hat'sebagai berikut,:
Proses adaptasi setetah menikah
Setelah menikah akan terjadi perubahan besar dalam
kehidupan, perempuan akan menjadi istri dan pria akan
menjadi suami yang akhimya akan menjadi ayah dan ibu.
Perubahan status ini akan diikuti pula oleh perubahan fungsi
dan peran masing-masing di dalam kehidupan keluarga.
Kedua pasangan ini perlu menyesuaikan diri dengan fungsi
dan perannya yang baru.
Sebagai proses adaptasi pada awalnya perkawinan, pasti
terjadl perbedaan, kesalahpahaman,dan perselisihan di satu
pihak. Hal ini dapat mengakibatkansaling pengertian,
namun di lain pihak dapat juga menjadr sumber malapetaka.
Diperlukan waktu dan usaha untuk dapat saling menerima
dan menghargai pihak yang lain, sehingga perkawinan itu
tidak banyak mengalami konflik dan akhimya menjadi
stabil. Konflik dapat. berupa pertentangan antara individu
dengan lingkungan (konfHk eksternal), dapat pula
berupa pertentangan dalam diri sendiri (konflik internal).
Konflik yang tidak dapat diatasi dengan baik, cenderung
menimbulkan stres yang disertai dengan baik, cenderung
,34
lS
36
2. Faktor Kepribadian
Kedua pasangan perlusaling mengenal kepribadian masing
masing agar dapat menyesuaikan diri, saling mengisi dan
memberi kasih sayang. Juga perlu diperhatikan perbedaan
peran jenis misalnya anggapan bahwa pria di atas segala
gaJanya sedang perempuan selatu dibawah, akan sangat
mengganggu di dalam .perkawinan.
3. Faktor Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa amat berpengaruh di dalam membina
perkawinan. Seseorang yang cemas berlebihan, merasa
rendah diri, atau mengalami ketergantungan terhadap zat
adiktif (termasuk minumankeras dan rokok) merupakansalah
satu risiko yang perlu diatasi sebelum menikah.
4. Faktor Umur
Faktor umur memegang peranan penting dalam membina
keluar'gaharmonis, meskipun usia tidakselalu menunjukkan
tingkat kedewasaan seseorang. Sebaiknya usia suami lebih
tua daripada istri, dangan perbedaan 3-6 tahun. Suami yang
lebih tua akan lebih mempunyai rasa tanggungjawab dan
akan lebih dihormati oleh istn. Walaupun menurut UU
Perkawinan Th. 1974 No.1 usia perkawinan untuk
perempuan adaJahpada usia 16 tahun sedangkan seorang
pria pada usia 19 tahun, sebaiknya pasangan tersebut
mempunyai anak pada usia reproduksi sehat.
5. Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting yang menunjang
keberhasilan keluarga. Yang terutama disini bukanlah latar
belakang pendidikan formal atau gelarnya. Sebaiknya
pasangan tersebut berasal dari tingkat pendidikan yang tidak
jauh berbeda.
37
38
Daftar Pustaka :
39
Materi Inti 3
40
41
ia
42
43
3.
44
Daftar Pustaka :
45
Materi Inti 4
46
'6
47
d. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh <Chlamydia trachomatis.
Masa tanpa gejala bertangsung 7-21hari. Gejalanya adalah
timbul
. peradangan pada alat reproduksi laki-Iaki dan perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa:
9 Keluarnya cairan dari alat kelamin atau keputihan encer
berwarna putih kekuningan
9 Rasa nyeri di rongga panggul
9 Perdarahan setelah hubungan seksual.
Pada laki-Iaki gejalanya adalah:
C1 Rasa nyeri saat kencing
C1
Keluar cairan bening dari saluran
kencing
C1 Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering
keluar dan becampur darah.
Tidak jarang pula, gejata tidak muncul sarna sekali, padahal
proses infeksi sedang bertangsung.-Olehkatena itu penderita
tidak sadar sedang menjadi pembawa IMS dan menular
kannyakepada pasangannya melalui hubungan seksual.
Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya
saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing,
robeknya saluran ketuban serungga terjadi kelahiran bayi
sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-Iaki
akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan
mengakibat kan kemandulan, serta radang saluran kencing.
Pada bayi,
60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan
(pneumonia)
8. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah IMS yang disebabkan oleh parasit
Trikomonas vaginaHs.
Gejala dan tanda-tandanya adalah :
so
52
52
./
./
52
S4
Tabel4
Beberapa LSM/organisasi Peduli
AIDS
No. NAMA INSTITUSI
ALAMAT
TELP
1.
YayasanAlDS
Indonesia (YAI)
2.
YayasanMitra
Indonesia
Telp./fax:
(021) 3921608
3.
Yayasan Kusuma
Buana(YKB)
(021) 8296337
4.
Yayasan Petita
IImu (yPI)
(021) 8311557
5.
PKBI Yogyakarta
(0274) 586767
6.
(031) 587308
(031) 579939
7..
Yayasan Hotline
Service Indonesia
(031) 5344367
(031) 5343009
8.
(024) 603503
ss
Daftar Pustaka :
56
Materi Inti 5
PENYALAHGUNAANNAPZA
57
a.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
d.
e.
58
dan
57
Ketergantungan
psikis : suatu perasaan "rindu"
untuk menggunakan zat tersebut
walaupun
tidak
ada keter gantungan fisik, secara psikis tersugesti untuk
menggunakan kembali.
f.
g.
h.
Sindrom putus zat (withdrawal syndrome) : adalah gejalagejala spesifik untuk zat tertentu yang timbul akibat
penghentian atau mengurangi dosis pemakaian zat
tersebut yang sebelumnya sudah digunakan secara teratur.
i.
2. Penggolongan
Menurutefek yang ditimbulkanNAPZAterbagi dalam 3
(tiga)golongan, yaitu:
a.
Depresan
Adalah jenis zat yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional
tubuh. Jenis obat ini membuat pemakai merasa tenang dan
bahkan membuatnya tertidur atau tak sadarkan diri, contoh :
opium, morfin, heroin, codein, dan sedativa.
b.
Stimulan
Zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
S9
60
c.
Halusinogen
Zat yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran, dan seringkali
disertai dengan halusinasi sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu, contoh : ganjalcannabis, mescalin, LSD, dU.
3. Faktor-faktor Penyebab dan Risiko Penyalahgunaan
NAPZA
Seseorang menyalahgunakan NAPZA disebabkan oleh beberapa
faktor yang amat kompleks. Secara umum faktor penyebab tersebut
dapat dibagi menjadi tiga kelompok :
3.1. Faktor Individu
a) Penyakit jasmaniah, kondisi abnormal yang membutuhkan
analgetika kuat.
b) Kepribadian dengan risiko tinggi
Sifat mudah kecewa dan cenderung agresif
Pemalu, pendiam
Rasa kurang percaya diri dalam menghadapi tugas
Penilaian diri yang negatif (low self-esteem). misalnya
merasa tidak mampu
Sikap memberontak terhadap peraturanltata tertib
Perilaku anti sosial
Tidak sabar menunggu (selalu menuntut)
Mudah merasa bosan, jenuh
Hambatan perkembangan psikoseksual dengan akibat
kegagalan atau ketidaksanggupan
membentuk
identifikasi seksual (citra diri sebagai laki-Iaki atau
perempuan) yang tidak memadai
Sudah mulai merokok pada usia lebih dini
Salah satu orang tua menjadi penyalahguna zat
S9
c) Motivasi tertentu
Menyatakan dirinya bebas merdeka
Rasa ingin tahu dan mendapatkan pengalaman baru
Agar diterima di kelompok tertentu
Melarikan diri dari sesuatu (kegagalan,
kekecewaaan, ketidakmampuan,
malu, dll)
Untuk meningkatkan kemampuan seksual
Pengguna zat sebagai lam bang keperkasaan
atau kemoclerenan
3.2. Faktor Kemudahan Didapat
a) Ketersediaan zat pada peredaran gelap
b) Kemudahan memperoleh zat
3.3. Faktor Lingkungan
a) Lingkungan keluarga
Keluarga tidak harmonisldisfungsi dalam keluarga
Komunikasi orang tua dan anak kurang efektif
Orang tua dominan atau otoriter
Kell.iargaterlalu permisif atau terlalu ketat dalam
disiplin
b) Lingkungan sekolah
Sekolah terletak dekat tempat hiburan atau penjual
NAPZA
Sekolah kurang disiplin
Sekotah tidak memberi fasilitas bagi penyaluran minat
dan bakat anak
61
62
c)
Lingkungan ternan
sebaya
Tekanan kelompok sebaya yang sangat kuat
Ancaman fisik dari ternan atau pengedar
d)
luas
Lingkungan
masyarakat
..
64
6. Deteksi Dini
Deteksi Dini penyalahgunaan NAPZA bukanlah hal yang mudah,
namun hal ini sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya
masalah tersebut. Secara umum, gejala yang mencurigakan antara
lain:
1. Te~adi perubahan sikap/kebiasaan dan perilaku
Menjadi kasar, emosional, pemarah, mudahtersinggung, dan
pencuriga.
Menjadi pendiam, suka menyendiri, dan menarik diri dari
pergaulan.
Menjadi pemalas, pembohong, pembolos, pemakai uang
sekolah, dll.
Menjadi pembangkang dan pelawan.
Jarang terlibat di tengah keluarga.
2. Prestasi belajar menurun.
3. Sering berkelahi dengan teman atau berbantahan dengan guru.
4. Perilaku vandalisme.
5. Perilaku kriminal (anti sosial: mencuri, menodong,
merampok, dll).
6. Kebiasaan-kebiasaantertentu: sering mamakai kacamata hitam,
baju lengan panjang, jaket tebal yang tidak pada tempatnya.
7. Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-teman
barunya.
8,
Mulai melupakan tanggung jawab rutin di
rumah.
9. Perubahan pola tidur : siang hari mengantuk dan malam hari
suka bergadang.
10. Sering pulang larut malam atau menginap di rumah teman.
11. Sering pergi ke diskotik, mal, atau pesta-pesta.
12. Tanda-tandafisik:
>. Kesehatan fisik menurun.
Badan kurus dan lemas.
Seleramakan berkurang.
Penampilandiri menurun : kumal, berpakaian sembarangan,
66
67
66
67
Kemungkinan
komplikasi
medik seperti
hepatitis,
endokartidis,
rac,
bronkhopneumonia,pleuritis,penyakit
kelamin,
HIV/AIDS.
Kemungkinan gejala overdosis/putus zat: perhatikan
kesadaran pernapasan, tensi, nadi, pupil mata, cara
berialan, jantung, paru-paru, hati, kulit, dU.
Kemungkinan gangguan jiwa yang menyertainya atau
terdapatbersama-samadengan penyalahgunaanNAPZA
seperti anxietas, depresi, kepribadian anti sosial,
gangguan pemusatan perhatian atau gangguan psikotik.
d. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah dan urine rutin serta pemeriksaan urine
terhadap NAPZA. Pengambilan.urine tidak boleh lebih dari
24 jam setelah pemakaian zat terakhir dan disaksikan oleh
petugas agar tidak ditukar dengan urine orang lain yang
sudah disiapkan terlebih dahulu.
e. Pemeriksaan penunjang lainnya
Foto thorax, EKG,
dll.
7.2. Penatalaksanaan/Kuratif dan Rehabilitatif
68
penjahat,sehingga
dikucilkan,dikeluarkandari
sekolah,dU.Untuk keberhasifan penanggulangan, sikap ini tentu
perlu diubah.
69
70
71
Daftar Pustaka :
72
Materi Inti 6
80
kondisi ini.
81
82
83
84
85
83
84
85
MATERI7
1. Kekerasan Seksual
1.1. Pengertian Kekerasan Seksual
Kekerasanseksual diartikan sebagai segala bentuk perilaku yang
berorientasi seks, yang dipaksakan kepada orang lain, dan
menimbulkan perasaan tidak senang atau merugikan. Perilaku
seksual tersebut bervariasi, mulai dari pandangan mata yang
penuh nafsu, sampai dengan perkosaan seksual yang membuat
cedera.
Penyebab kekerasan seksual ini pada dasamya adalah adanya
dorongan seksual yang menimbulkan ketegangan seksual, dan
membutuhkan pelepasan seksual. Bagi pelaku, bentuk-bentuk
kekerasan seksual merupakan pelepasan ketegangan seksual,
walaupun tidak selalu berupa kepuasan seksual yang utuh.
1.2. Bentuk Kekerasan Seksual
Sesuai dengan definisi kekerasan seksual, bentuk kekerasan
seksual mulai dari pelecehan "ringan" hingga yang "berat".
Contoh bentuk kekerasan seksual:
Pandangan mata yang penuh nafsu
Siulan nakal
Pemerkosaan
87
88
88
89
90
91
92
penyumbatan mulut.
Petechiae sekunder pada muka dan conjunctiva, akibat
tercekik.
b. Pengobatan
Setelah penderita mengungkapkan tentang kejadian
kekerasan seksual, ia harus menerima pelayanan medis dan
psikologis yang memadai, efektif, dan empatik.
Dalam semua kasus itu, petugas dan penderita harus menjadi
partisipan aktif dalam proses pengobatan, agar penderita
dapat memperoleh kembali rasa percaya diri.
Berikut perawatan medis dan psikologis pada korban
kekerasan.
Tabel9
Perawatan Medis dan Psikologis Korban Kekerasan
MASALAH
PSIKOLOGIS
Perkosaanl
penganiayaan
seksual dalam
jangka wa1du
24jam
PENGOBATAN MEDIS
PERAWATAN
Manajemen akut
Akut : ciptakan lingkungan
penganiayaan seksual. aman dan bebas ancaman.
Ikuti protokol setempat Pasca-akut : konseling,
untuk pengumpulan
dukungan kelompok.
bukti.
93
MASALAH
PENGOBATAN MEDIS
PERAWATAN PSIKOLOGIS
Kekerasan
domestik
(melihat dan
kejadian pada
diri sendiri)
Bentuk lain
kekerasan
<~"...
Trauma
psikologis yang
berkaitan dengan
kekerasan yang
pernah dilihat.
92
--_.
---------------------~
Sentuk penyimpangan
lain adalah:
a. Pedofilia
Adalah melakukan aktivitas seksual dengan memakai
anak kecil sebagai obyek pemuasan seksualnya.
b. Transvetisme
Adalah keadaan seseorang yang mendapat
pemuasan seksual dengan jalan memakai pakaian dari
lawan jenisnya.
c.
Exhibisionisme
Adalah orang yang mendapat kepuasan seksual
dengan mempertontonkan genitaliannya di depan orang
lain.
d. Veyeurisme/skopofilia
Adalah orang yang mendapat kepuasan seksual
dengan mengamati orang telanjang atau orang lain
melakukan hubungan seksual
e. Sadisme
adalah orang yang mendapat kepuasan seksual
dengan menyakiti pasangannya, baik secara fisik
maupun psikologis
f.
Masokhisme
Adalah seorang mendapatkan kepuasan seksual bila
disakiti oleh pasangannya.
.
g. Fotishisme
Adalah seorang
mendapat
kepuasan
dengan mengambil benda
milik
lawan
seksual
jenisnya,
97
98
98
-.-~---.----------------------
Oaftar Pustaka
99
Materi Inti 8
100
102
104
-,,"-';:
(Berikan salam)
(Tanyakan apa masalah klien)
(Ungkapkan Informasi sesuai kebutuhan
klien) (Bantu klien mencapai keputusan)
(Jelaskan agar klien ingat)
(Undang klien untuk kunjungan ulang)
104
--_
.. _ .._-----------------
e. E - Explaining (Jelaskan)
Setelah klien membuat keputusan. petugas kesehatan
menjelaskan pada klien apa yang perlu dilakukan
berdasarkan keputusannya tersebut. Bantu klien untuk
mengingat hal-hal tersebut, antara lain dengan memberikan
materi KIE yang dapat dibawa pulang oleh klien.
f. R - Return (Undang untuk kunjungan ulang)
Setelah selesai, undang klien untuk datang kembali ke
pelayanan kesehatan setiap saat mereka membutuhkan.
2.3. Proses dan Dampak Pelaksanaan KlP&K dalam Pelayanan
Kesehatan
Komunikasi interpersonal dan konseling (KIP&K) merupakan
suatu komunikasitatap muka, di mana antara petugas kesehatan
dan klien terjadi proses pertukaran informasi, pikiran, pendapat,
atau perasaan, baik secara vE!rbalmaupun non-verbal. Dalam
pelaksanaannya,KIP&K dapat dilakukan dalam bentuk:
promosi, edukasi, motivasi, bimbingan, dan konseling.
Prosessuatu pelayanan kesehatan, umumnya berlangsung pada
saatterjadi interaksiantara pemberi pelayanandengan klien. Fase
tersebut merupakan saat yang sangat menentukan (the moment
of truth/the moment of opportunities), karena pada saat itu akan
terbentuk kesan klien terhadap pelayanan kesehatan yang
diterimanya(experience), baik kesan memuaskan maupun tidak
memuaskan.
KIP&K merupakan proses yang berkesinambungan, apabiJa
dilakukan dengan baik dan benar sejak terjadi kontak dengan
klien dan selanjutnya, akan memberi peluang pada klien untuk
mau mengemukakan pendapat atau masalahnya. Bila tercipta
hubungandan suasana yang kondusif, maka petugas kesehatan
dapat membantu klien untuk memahami masalahnya secara
benar, dan mampu memilih alternatif-alternatif yang ditawarkan
105
secaratepat.
106
106
-----
--------------------
Oapat merupakan
prevensi tersier karena sudah
terjadi gangguan jiwa
Remaja mampunyai norma dan nilai-nilai yang spesifik
Orang dewasa sering kali kurang mampu untuk
menghayati jiwa remaja
Remaja biasanya
tidak mau dinasehati
dan
diperlakukan seperti anak kecil
Remaja menuntut supaya kemampuannya diakui dan
dihargai
Konselor harus mendekati remaja dengan empati
Oleh karena itu, seorang konselor harus me menu hi syaratsyarat sebagaiberikut:
Mempunyai ilmu (knowledge)
Mempunyai ketrampilan (skill)
Mengerti I mampu bersikap (attitude) dengan tepat &
adekuat
2.5. Empati
Empati adalah upaya dan kemampuan untuk
mengerti, menghayati dan menempatkan diri seseorang
di tempat or ang lain sesuai dengan identitasnya
Menerima orang lain sebagaimana adanya
Mengerti dan mengahargai nilai dan sistem nilai orang
lain yang diempati
Tidak
bersikap
menghakimi,
menyalahkan
atau membenarkan
Oasar empati adalah kasih sayang (compassion)
Empati berarti
selalu bersikap
hormat
dan
manusiawi terhadap orang lain dan sistem nilai yang
dianutnya
Empati berbeda dengan simpati yaitu reaksi individu
yang spontan serta melibatkan diri sepenuhnya kepada
apa yang dirasakan oleh orang lain.
Yang dimaksud dengan nilai dan sistem nilai adalah
segala hal ihwal, baik yang konkret, abstrak maupun
107
-----
---
----
---
Daftar Pustaka :
108
--------------'----------------
Materi 9
PENGENALAN GENDER
1. Pengertian Gender
Ada perbedaan yang mendasar antara gender dengan jenis kelamin.
Jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis (khususnya
sistem reproduksi dan hormonal), diikuti dengan karakteristik
fisiologi tubuh, yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau
perempuan. Karakteristikfisiologi tubuh perempuan antara lain dapat
mengalami
haid,
hamil,melahirkandan
menyusui,sedangkan
karakteristikfisiologi tubuh laki-Iaki antara lain dapat menghasilkan
sperma.
Sebaliknyagender mengacu kepada perbedaan peran dan tanggung
jawab sosialbagi perempuandan laki-Iaki,yang dibentuk oleh
budaya. Perbedaan peran dan tanggung jawab tersebut kadangkadang dikaitkandengan kemampuan biologis suatu jenis kelamin,
misalnya perempuandiberi tugas tertentu karena dianggap lebih
"keibuan" atas dasar kemampuannyamelahirkandan menyusui.Jadi
pada dasamya, gender merupakan konstruksi sosial yang berpotensi
d~pat diubah, sedal19kankarakteristikbiologis yang melekat
padajenis kelamin tidak demikian.
Kesetaraan gender (gender equality) merupakan keadaan tanpa
diskriminasi (sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin) dalam
memperoleh kesempatan, pembagian sumber-sumber dan hasil
pembangunanserta akses terhadap pelayanan.
Keadilan gender (gender equality) adalah keadilan dalam distribusi
manfaat dan tanggung jawab antara laki-Iaki dan perempuan, yang
didasari pemahaman bahwa laki-Iaki dan perempuan mempunyai
perbedaan kebutuhan dan kekuasaan. Perbedaan ini perlu dikenali
109
110
111
6.
"urusan perempuan".
Dari perspektif gender, hal-hal terse but mencerminkan
adanya hubungan bias gender, perlakuan diskriminatif
terhadap perempuan, dan banyaknya intervensi yang buta
gender.
111
;:-._---~--;~
4.
112
2.
_"
;<,~,
114
- ---
~~
-----_--------------
Daftar Pustaka :
115
Doganda
kan
oleh
Badan KoordlnaSI
Kcluarga Bcrencanan
NaSlonal
Kabupaten
Pamekasan
Proyek KI - KPK
Kabupaten Pamekasan
ranun 2003