Disusun oleh:
Putri ilhami
Pembimbing:
Dr. Didiet pratignyo Sp.PD
DEFINISI
Dispepsia berasal dari
bahasa
Yunani,
yaitu
dys(buruk)
dan
-peptein
(pencernaan).
DISPEPSIA adalah istilah
non spesifik yang dipakai
pasien
untuk
menjelaskan
keluhan
perut bagian atas. Gejala
tersebut bisa berupa
nyeri atau tidak nyaman
di epigastrium, mual,
muntah,
kembung,
banyak
flatus,
rasa
penuh,
bersendawa,
cepat
kenyang,
regurgitasi,
dan
rasa
panas yang menjalar di
Etiologi
Tabel 1. penyebab
dispepsia
Esofagogastro-duodenal
Obat-obatan
Hepato-bilier
Hepatitis, kolesistitis,
kolelitiasis, keganasan,
disfungsi spingter Odii
Pankreas
Pankreatitis, keganasan
Gangguan fungsional
klasifikasi
Dispepsia
organik
Bila telah
diketahui
adanya
kelainan
organik
sebagi
penyebabnya
Dispepsia
nonorganik
dispepsia
fungsional
atau DNU,
bila tidak
jelas
penyebabnya
.
*Gangguan
*Gangguan dalam
lumen saluran
cerna:
- Gastritis
- Ulkus peptikum
- Keganasan
hepato bilier :
- Hepatitis
- Kolesistitis
- Kolelitiasis
- Keganasan
- Disfungsi
sphincter Odii
*Kelainan
pankreas :
- Pankreatitis
- Keganasan
Cont...
2.Kelainan sistemik
Diabetes melitus
- Penyakit tiroid
- Gagal ginjal
- Kehamilan
3.Obat-obatan
Anti inflamasi non
- - Steroid
- Teofilin
- Digitalis
- Antibiotik
4.Gangguan
fungsional
- Dispepsia
fungsional
- Sindrom kolon
iritabel
Patofisiologi
Proses patofisiologis yang paling banyak
dan potensial berhubungan dengan
dispepsia :
Hipersekresi asam lambung
Infeksi Helicobacter pylori
Dismotilitas gastrointestinal
Hiperensitivitas viseral
Faktor agresif
Faktor Defensif
Asam lambung
Pepsin
Refluks cairan
empedu
Nikotin
OAINS
Kortikosteroid
Helicobacter pylori
b) Pepsin
Hipersekresi pepsin terjadi
bila terdapat hipersekresi
asam lambung
Hipersekresi pepsin
peradangan mukosa
kerusakan mukosa, sub
mukosa dan lapisan yang
lebih dalam lagi ulkus
peptikum
(2) Inflamasi
b). Respon imun spesifik
Infeksi Helicobacter pylori (Hp) : penyebab terbanyak
a. Sistem syaraf
parasimpatis dan
simpatis
- sistem syaraf
parasimpatis (nervus
vagus) : menstimulasi
motilitas saluran cerna
dengan menggunakan
asetil kolin sebagai
neurotransmiter utama
dan pleksus mienterikus
sebagai neuron
perantara
- sistem simpatis bekerja
dengan menurunkan
aktivitas saluran cerna
melalui adrenalin
sebagai
neurotransmiternya.
b. Sistem syaraf
enterik (enteric
nervous system =
SSE)
- di dinding saluran
cerna, terdiri dari
pleksus mienterikus
dan pleksus
submukosa
- bekerja langsung
pada otot polos usus
melalul
neurotransmitter
yang dilepaskannya.
(4) Persyarafan
dan
neurotransmitt
er
c) Neurotransmiter
- Asetil kolin dan
tahikinin kontraksi
otot polos usus
- Vasoactive Intestinal
Peptide (VIP) dan Nitrit
Oxide relaksasi otot
polos usus
- Gastrin release
peptide
- Opioid peptide
- Metencephalin
- Somatostatin
- GABA
- Serotonin (5-Hidroksi
Triftamin)
Gambaran klinis
Gambaran klinis di klasifikasikan menjadi beberapa
subklinis berdasarkan pada keluhan yang mencolok
atau paling dominan :
Bila kembung,
mual, cepet
kenyang,merupak
an keluhan yang
sering di
kemukakan di
kategorikan
sebagai dispepsia
fungsional tipe
seperti
dismotilitas(dysm
otility like
dyspepsia)
diagnosis
Keluhan utama : mual, nyeri ulu hati, perasaan cepat
kenyang atau penuh, kembung, muntah dan sering
bersendawa
Keluhan tambahan :
anamnesis Penurunan berat badan
Sulit menelan
Perdarahan
Biasanya normal
Tapi bila terjadi muntah-muntah yang hebat tanda-tanda
dehidrasi sampai syok
Pemeriksaa Penyakit yang sudah berlangsung lama BB kurang dari
n Fisik
normal (under weight)
Terapi farmakologi
Antasida
Domperidon
Cisapride
H2 blocker
Metoklopramid
Agonis motilin
Proton pump
inhibitor
Obat golongan
sitoproteksi :
sukralfat,miso
prostol
1. Antasida
Omeprazole
Ulkus duodenum : 1 X 20 mg, 2 4 minggu
Ulkus peptikum : 1 X 20 mg, 4 8 minggu
Refluks gastroesofagus : 1 X 20 mg, 4 8 minggu
b) Lansoprazol
c) Pantoprazol
Ulkus duodenum : 1 X 40 80 mg, 2 minggu
Ulkus peptikum : 1 X 40 80 mg, 4 minggu
4. Golongan prokinetik
5. Golongan sitoprotektor
a) Sukralfat
Sebagian besar (97 %) tidak diserap di saluran cerna dan
dikeluarkan melalui tinja dalam bentuk yang tidak berubah
Bekerja secara multifaktorial, berikatan dengan albumin,
fibrinogen serta protein lainnya yang terdapat di mukosa
yang rusak sehingga sukralfat terikat lebih kuat pada
mukosa yang rusak daripada mukosa yang normal
Memiliki efek antibakterial dan dapat memperkuat
pertahanan mukosa
Komposisi : sucrose octasulphate dan polyalumunium
hydroxide
Indikasi : ulkus duodenum, ulkus lambung, tukak stress
(profilaksis)
Ulkus duodenum/peptikum : 2 X 2 gram, selama 6 minggu
Profilaksis ulkus : 2 X 1 gram, selama 2 tahun
Profilaksis tukak stress : 4 X 1 gram per NGT
Efek samping : konstipasi, mulut kering
Kemasan : tablet 500 dan 1000 mg
6. Antibiotika
a) Amoksisilin : 2 X 1000 mg, selama 1 minggu
b) Klaritromisin : 2 X 500 mg, selama 1 minggu
c) Tetrasiklin : 4 X 250 mg, selama 2 minggu
d) Metronidazol : 3 X 500 mg, selama 1 - 2 minggu
e) Bismuth
Mempunyai efek anti diare, anti peptik dan anti bakterial
yang selektif
Mekanisme kerja : menghambat pertumbuhan kuman,
memperlambat
motilitas
lambung
dan
usus,
memperpanjang waktu transit, meningkatkan sekresi
mucus : 4 X 120 mg, selama 4 minggu
Efek samping : mual, muntah
30
mg
dan
MEMBERIKAN
MAKANAN DAN
CAIRAN
SECUKUPNYA
TANPA
MEMBERATKAN
LAMBUNG
TUJUAN DIET
LAMBUNG
Syarat diet
PORSI KECIL
MUDAH CERNA
CAIRAN CUKUP
RENDAH SERAT
TIDAK MENGANDUNG BUMBU YANG
TAJAM