Pendahuluan
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan spektrofotometer.
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer.Spektofotometer adalah
alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan
sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.
Spektroskopi emisi merupakan spektroskopi atom dengan menggunakan sumber eksitasi selain
nyala api seperti busur listrik atau bunga api. Belakangan ini sumber eksitasi yang sering digunakan
adalah plasma argon. Metode ini bersifat spesifik dan peka. Metode memerlukan persiapan sampel yang
minimum, seperti sampel dapat langsung diletakkan pada sumber eksitasi. Gangguan unsur-unsur lain
pada temperatur eksitasi lebih tinggi, namun semuanya tidak berarti. Karena pada saat yang sama dapat
diambil spektrum dari dua unsur atau lebih. Keterbatasannya adalah perekaman yang dilakukan pada
kertas fotografi, yang perlu dicetak dan diinterprestasi. Intensitas radiasi tidak selalu reprodusibel dan
kesalahan relatif melebihi 1-2% (Khopkar, 1990).
Sumber eksitasi sangat berpengaruh terhadap bentuk dan intensitas emisi. Selain menyediakan
energi yang cukup untuk menguapkan sampel, sumber juga menyebabkan eksitasi elektronik partikelpartiekl elementer dalam gas. Garis spektrum kejadiannnya yang terakhir inilah berguna untuk analisis
spektroskopi emisi. Molekul tereksitasi pada fase gas mengemisi spektrum, yaitu akibat transisi dari suatu
energi tereksitasi (E2) ke suatu tingkat energi yang lebih rendah (E1) dengan pemancaran (emisi) foton
dengan energi hv.
hv = E2 E1
Pada masing-masing tingkat elektronik suatu molekul, terdapat sejumlah subtingkat vibrasi, rotasi dengan
energi yang berbeda, sehingga radiasi molekul tereksitasi meliputi sejumlah frekuensi yang terkumpul
dalam pita-pita; masing-masing pita sesuai dengan suatu transisi dari suatu tingkat tereksitasi ke tingkat
energi elektronik lain yang lebih rendah. Sedangkan atom tereksitasi atau ion monoatom pada fase gas
mengemisikan spektrum garis. Pada spektrum suatu spesies monoatomik tidak dijumpai struktur halus
(fine structure) vibrasi dan rotasi, sehingga spektrum emisi merupakan suatu deret frekuensi individual
myang sesuai dengan transisi antara berbagai tingkat energi elektronik. Suatu garis spektrum mempunyai
ketebalan spesifik. Spektrum emisi, absorpsi atau pendar-fluor partikel atom terdiri dari garis-garis sempit
tertentu tempatnya yang berasal dari transisi elektronik elektron terluar (Khopkar, 1990).
Pengukuran dengan spektroskopi emisi dapat dimungkinkan karena masing-masing atom
mempunyai tingkat energi tertentu yang sesuai dengan posisi elektron. Pada keadaan normal, elektronelektron ini berada pada tingkat dasar dengan energi terendah. Penambahan energi baik secara termal
maupun elektrikal, menyebabkan satu atau lebih elektron diletakkan pada tingkat energi lebih tinggi,
menjauh dari inti. Elektron tereksitasi ternyata lebih suka kembali ke tingkat dasar dan pada proses ini
kelebihan energi dipancarkan dalam bentuk energi radiasi foton. Jika energi eksitasinya semakin besar,
maka energi emisinya juga semakin besar. Absorpsi sendiri (self absorpsion) kadangkala menurunkan
intensitas emisi. (Khopkar, 1990).
Instrumentasi
Instrumen yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik
sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut spectrometer atau spektrofotometer. Spektrofotometer
sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektrofotometer
menghasilkam sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diarbsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Materi akan diuji juga bertindak sebagai elektroda bila materi tersebut tahan temperature tinggi.
Selain itu sampel diletakkan dalam suatu bintik kecil pada elektroda grafit atau karbon. Elektroda yang
lebih rendah biasanya adalah elektroda positif. Medium pengurai sinarnya dalam spektrograf dapat
berupa prisma, grafiting ataupun celah sempit (slit). Slit harus lurus dan bersih. Suatu plat fotografi dapat
merekam daerah spectrum 200-800 nm. Susunan prisma dapat beupa tipae cornu atau tipe littrow.
Beberapa peralatan menggunakan tipe grating dengan liputan spectrum 220-780 nm. Proses fotografi
utnuk merekam intensitas garis masih sering dilakukan.
Kelebihan spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari
sinar putih dapt lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun
celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan
berbagai filter dengan berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang
gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar
monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer,
panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya
seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengarbsorbsi untuk larutan sample dan blangko ataupun pembanding.
Interaksi materi dengan berbagai energi seperti energi panas, energi radiasi, energi kimia, dan
energi listrik selalu memberikan sifat-sifat yang karakteristik untuk setiap unsur (atau persenyawaan), dan
besarnya perubahan yang terjadi biasanya sebanding dengan jumlah unsur atau persenyawaan yang
terdapat di dalamnya. Di dalam kimia analisis yang mendasarkan pada proses interaksi itu antara lain
cara analisis spektrofotometri atom yang bisa berupa cara emisi dan absorbsi (serapan) (Sudjadi, 2007).
Pada cara emisi, interaksi dengan enegi menyebabkan eksitasi atom yang mana keadaan ini tidak
berlangsung lama dan akan kembali ke tingkat semula dengan melepaskan sebagian atau akan kembali
ke tingkat semula dengan melepaskan sebagian atau seluruh energi eksitasinya dalam bentuk radiasi.
Frekuensi radiasi yang dipancarkan bersifat karakteristik untuk setiap unsur dan intensitasnya sebanding
dengan jumlah atom yang tereksitasi dan yang mengalami proses deeksitasi. Pemberian energi dalam
bentuk nyala merupakan salah satu cara untuk eksitasi atom ke tingkat yang lebih tinggi. Cara tersebut
dikenal dengan nama spektrofotometri emisi nyala. (Sudjadi, 2007).
Pada absorbsi, jika pada populasi atom yang berada pada tingkat dasar dilewatkan suatu berkas radiasi
maka akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh atom-atom tersebut. Frekuensi radiasi yang paling
banyak diserap adalah frekuensi radiasi resonan dan bersifat karakteristik untuk tiap unsur. Pengurangan
intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat dasar (Sudjadi, 2007).
Proses Pengukuran
Sebagian besar metode spektroskopi dibedakan sebagai atom atau molekul didasarkan pada apakah
digunakan atau tidak untuk atom atau molekul. Seiring dengan perbedaan itu, keduanya dapat
diklasifikasikan pada sifat interaksi sebagai berikut :
Penyerapan spektroskopi menggunakan kisaran spektrum elektromagnetik di mana suatu zat menyerap.
Ini termasuk spektroskopi serapan atom dan molekul berbagai teknik, seperti inframerah, ultraviolettampak dan spektroskopi gelombang mikro .
Emisi spektroskopi menggunakan berbagai spektrum elektromagnetik substansi yang dapat memancar.
Zat yang pertama harus menyerap energi. Energi ini bisa dari berbagai sumber, yang menentukan nama
emisi berikutnya, seperti luminescence. Luminescence teknik molekuler termasuk spectrofluorimetry .
Cara Kerja
Seperti dalam spektroskopi AAS, sampel harus dikonversi menjadi atom bebas, biasanya dalam suhu
eksitasi sumber yang tinggi. Sampel cair adalah nebulasi dan dibawa ke sumber eksitasi oleh gas yang
mengalir. sampel padat dapat diperkenalkan ke sumber oleh lumpur atau ablasi laser dari sampel solid di
dalam aliran gas. Zat padat juga dapat langsung menguap oleh percikan antara elektroda. Sumber
eksitasi harus dilarutkan, memisahkan menjadi atom.
Spektrum emisi dapat digunakan untuk menentukan komposisi material, karena berbeda untuk
setiap elemen dari tabel periodik . Karakteristik spektrum emisi dari beberapa elemen secara jelas terlihat
dengan mata telanjang ketika elemen-elemen yang dipanaskan. Sebagai contoh, ketika kawat platina
dicelupkan ke dalam strontium nitrat dan kemudian dimasukkan ke dalam api, atom strontium
memancarkan warna merah. Demikian pula, ketika tembaga dimasukkan ke dalam api, api menjadi hijau.
Karakteristik ini pasti memungkinkan elemen yang akan diidentifikasi dengan spektrum emisi atom
mereka. Tidak semua lampu yang dipancarkan oleh spektrum dapat dilihat dengan mata telanjang, juga
termasuk sinar ultra violet dan infra merah lampu, emisi yang terbentuk ketika gas bersemangat dilihat
secara langsung meskipun suatu spektroskop.
Metode ini menggunakan eksitasi nyala api; di mana atom bebas dengan panas api untuk
memancarkan cahaya. This method commonly uses a total consumption burner with a round burning
outlet. Metode ini biasanya menggunakan burner konsumsi total dengan outlet terbakar bulat. A higher
temperature flame than atomic absorption spectroscopy (AA) is typically used to produce excitation of
analyte atoms. Sebuah api suhu yang lebih tinggi daripada spektroskopi serapan atom (AAS) biasanya
digunakan untuk menghasilkan eksitasi atom analit. Since analyte atoms are excited by the heat of the
flame, no special elemental lamps to shine into the flame are needed. Karena atom analit sangat sensitif
oleh panas api, tidak ada lampu elemen khusus untuk bersinar ke dalam api diperlukan. A high resolution
can be used to produce an emission intensity vs. spectrum over a range of wavelengths showing multiple
element excitation lines, meaning multiple elements can be detected in one run. Sebuah resolusi tinggi
polikromator dapat digunakan untuk menghasilkan intensitas emisi vs panjang gelombang spektrum
memiliki rentang panjang gelombang eksitasi unsur yang menunjukkan jalur ganda, yang berarti
beberapa elemen dapat dideteksi dalam satu kali. Alternatively, a can be set at one wavelength to
concentrate on analysis of a single element at a certain emission line. Cara lainnya, monokromator dapat
diatur pada satu panjang gelombang untuk berkonsentrasi pada analisis elemen tunggal pada garis emisi
tertentu. Plasma emission spectroscopy is a more modern version of this method. Plasma spektroskopi
emisi adalah versi lebih modern dari metode ini.
Lengkap dengan penghapusan sampel dari dalam matriks aslinya rangka dengan meminimalkan
2.
interferensi.
Adanya proses atomisasi tetapi minimum dalam proses ionisasi dari semua elemen yang akan
3.
dianalisis.
Terdapat sebuah sumber energi untuk mengontrosl eksitasi, yang memungkinkan energi yang tepat
4.
5.
6.
7.
8.
alam.
Memiliki sebuah sumber yang disesuaikan untuk menangani zat padat, cairan, atau gas.
Murah untuk membelinya dan pemeliharaannya.
Mudah dioperasikan.
Dalam spektroskopi optik, energi diserap untuk memindahkan elektron ke tingkat energi yang
lebih besar atau energi yang dipancarkan sebagai elektron bergerak dari tingkat yang lebih besar
energinya ke kurang dalam bentuk foton. Panjang gelombang dari energi radiasi yang dipancarkan
secara langsung berkaitan dengan transisi elektronik yang telah terjadi. Karena setiap elemen struktur
elektronik adalah unik, panjang gelombang cahaya yang dipancarkan adalah properti unik dari setiap
elemen individu. Sebagai konfigurasi orbit dari atom besar mungkin rumit, ada banyak transisi elektronik
yang dapat terjadi, setiap transisi mengakibatkan emisi panjang gelombang karakteristik cahaya.
Dalam emisi atom, sampel dikondisikan pada energi tinggi, lingkungan termal untuk
menghasilkan atom dalam keadaan tereksitasi, yang mampu memancarkan cahaya. Sumber energi
dapat menjadi busur listrik, api, atau lebih baru-baru ini, plasma. Spektrum emisi adalah elemen terpapar
seperti sumber energi terdiri dari kumpulan panjang gelombang emisi yang diijinkan, biasanya disebut
garis emisi, karena sifat diskrit panjang gelombang yang dipancarkan. Spektrum emisi ini dapat
digunakan sebagai karakteristik yang unik untuk identifikasi kualitatif elemen. Atom emisi yang
menggunakan busur listrik telah banyak digunakan dalam teknik analisis. Emisi kualitatif juga dapat
digunakan untuk menentukan berapa banyak elemen ada dalam sampel. Untuk kuantitatif "analisis",
intensitas cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang dari elemen harus ditentukan dan diukur.
Intensitas emisi pada panjang gelombang ini akan bertambah besar sebagai jumlah atom pada analit
yang meningkat.. Teknik flame photometry adalah aplikasi dari emisi atom untuk analisis kuantitatif.
Metode Eksitasi
Nyala, busur api arus bolak-balik (AC arc), busur api arus searah (DC arc) dan bunga api arus
bolak-balik (AC spark) merupakan metode-metode lazim untuk eksitasi. Masing-masing metode meliuti
pemasukan sampel ke dalam sumber dalam bentuk teruapkan dan eksitasi elektron ke tingkat energy
lebih tinggi. Eksitasi nyala sebaiknya didiskusikan pada fotometri nyala.
Pada DC arc, dengan tegangan 50-300 volt dihasilkan temperature 4000-8000 0K. Emisinya
adalah akibat atom netral. Arus yang digunakan berkisar antara 1-300 ampere. Busur api DC timbul di
antra elektroda karbon, grafit, elektroda kadangkala dapat diamati kerlap-kerlip busur api tersebut antara
elektroda. Penguapan selektif dapat saja terjadi. Busur api adalah sumber sensitif, terutama untuk deteksi
konsentrasi rendah. Kepekaan busur api DC dapat dinaikan dengan suatu alat pendukung. Busur api AC
menggunakan beda potensial 1000 bolt atau lebih. Elektroda api diberi jarak antara 0,5-3 mm. Untuk
mendapatkan hasil reprodusibel, jarak pemisahan antara dua elektroda, tegangan dan arus harus benarbenar dikendalikan. Busur api AC lebih stabil dibandingkan busur api dc lebih besar daripada busur api
ac, menghasilkan energy eksitasi lebih tinggi. Transfer tegangan tinggi 10-50 kV antara dua elektroda
menghasillkan api. Bunga api lebih baik daripada busur api bila yang dikehendaki adalah presisi yang
tinggi. Transfer tegangan tinggi 10-50 kV antara dua elektroda menghasilkan api. Bunga api lebih baik
daripada busur api bila yang dikehendaki adalah presisi yang tinggi. Sedangkan busur api lebih baik bila
dikehendaki kepekaan yang tinggi. Bunga api mengeksitasikan jumlah spektrum ion. Bersifat reprodisibel,
jarak pemisahan antara dua elektroda menghasilkan api. Bunga api mengeksitasikan jumlah spectrum
ion. Bersifat reprodisibel, stabil dan dengan sampel berjumlah sedikit. Larutan berkonsentrasi tinggi dapat
digunakan tetapi efek pemanasannya berkurang. Ia berguna untuk analisis dengan titik leleh rendah. Pita
sianogen tidak mengganggu pengukuran. Kelemahannya metode tersebut ialah dapat memberikan
indikasi yang tidak representative dari suatu konsentrasi zat.
Pengaturan tekanana dan pengukur aliran gas yang diinginkan. Diperlukan tekanan bahan bakar
sbersar 10 pon dan 25 pon untuk oksigen. Diafragma ganda dan jarum penunjuk diinginkan untuk
2.
mengawasi aliran gas, pengukur putaran (rotatometer diatur dengan kecepatan aliran gas 2-10 ft/jam).
Atomiser diguanakan untuk memasukan cairan sampel ke nyala dengan kecepatan tetap. Atomiser
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu yang menyemprotkan sampel ke tempat pengkondensasi untuk
menghilangkan partikel-partikel yang besar dan tipe yang lainnya adalah yang menyemprotkan sampel
langsung ke nyala. Yang pertama memerlukan + 4-25 ml sampel per menit di mana 5 % yang sampel ke
3.
4.
5.
temperature nyala. Transisi dari keadaan energi eksitasi terendah dari ion atam ke keadaan dasar lebih
disukai. Biasanya atom atom netral mengemisi gari-garis tertentu, tetapi untuk unsure-unsur golongan
ke dua , blok S, garis daapt juga dihasilkan dari ionisasi atom pada suhu tinggi. Seperti dibicarakan
sebelumnya, spectrum ioin tidaklah sampai dengan atom netral. Biasanya spektrum atomnya mirip
dengan ion-ion yang mempunyai nomer atom berikutnya, misalnya:spekturm ion AI, mirip dengan unsur
Mg. Molekul menghasilkan spektrum pita sebab mempunyai eksitasi rotasi dalam, vibrasi dan elektron. Ini
menyebabkan distribusi eksitasi, sehingga spektrum pita dihasilkan, bukan garis.
Nyala dari latar belakan seringkai harus diperhitungkan. Nyala hydrogen menghasilkan
pergandingan sinyal sampel logam terhadap latar belakang dengan paling baik. Pengukuran intensitas
spektrum garis tergantung pada jumlah garam-garam yang ada dalam nyala; jumlah disoiasinya; ionisasi;
atom-atom tereksitasi; kesempatan melakukan transisi dari keadaan tereksitasi ke keadaan dasar dan
absorbs diri. Setelah disosiasi, variasi intensitas emisi terhadap temperature diatur dengan energi
eksitasinya . Ionisasi akan mengurangi konsentrasi dari atom netral yang ada dalam nyal, sehingga
mengurangi intensitas dari emisi. Besarnya energi untuk disoiasi dri logam ke atom-atom nya adalah
mendekati potensial ionisasi atau energies ionisasi atom.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan variasi intensitas emisi dlam nyala, misalnya
disebabkan oleh pembentukan hidroksida dari dalam nyala, misalnya disebabkan oleh pembentukan oelh
pembentukan hidroksida dari logam-logam alkali. Osigen-asetilen menyediakan lingkungan yang sesuai
untuk terbentuknya atom-atom bebasdari unsur yang senang membentuk molekul monoksida . Biasanya
zat dilarutkan dalam pelarut hidrokarbon, Intensitas emisi akan bertambah dengan menggunakan pelarut
organic atau campurang pelarut organic-air. Teknik ekstraksi pelarut dapat dimanfaatkan utnuk
tercapainya pemisahan analitik kemudian fase organiknya dapat langsung disedot kea rah nyala untuk
menaikan intensitas emisi. Pelaksanaan ekstraksi dan fotometri nyala secara serentak memberikan hasil
yang baik