Anda di halaman 1dari 36

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

Adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional,


artinya mampu terus-menerus membelah diri untuk
menambah jumlah sel tubuh.
CIRI-CIRI : 1.Dinding selnya tipis
2.Banyak protoplasma
3.Bentuk dan ukurannya sama
4.Rongga selnya kecil

MERISTEM PRIMER
Adalah meristem yang berkambang dari sel embrional
dan merupakan lanjutan dari kegiatan embrio.
LETAK : Terletak pada kuncup ujung batang dan ujung
akar.
atau ujung tunas.

MERISTEM SEKUNDER
Pengertian
Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang
dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi
dan spesialisasi ( sudah terhenti pertumbuhannya ) tetapi
menjadi embrional kembali.

Contoh:Kambium gabus pada batang dikotil dan


gymnospermae dapat terbentuk dari sel-sel korteks
dibawah epidermis
JARINGAN DEWASA
PENGERTIAN : Adalah jaringan yang terbentuk dari hasil
diferensiasi dan spesialisasi dari sel-sel hasil pembelahan
jaringan meristem.
Jaringan dewasa ini disebut sebagai jaringan permanen.
Istilah jaringan permanen berlaku bagi jaringan yang
telah mengalami diferensiasi yang sifatnya tidak dapat
balik ( irreversibel ).
Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel yang
disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi
adalah pengkhususan sel untuk mendukung suatu fungsi
tertentu.
Jaringan dewasa pada umumnya sudah tidak mengalami
pertumbuhan lagi atau sementara berhenti
pertumbuhannya.

EPIDERMIS
Adalah jaringan yang paling luar dan disusun oleh sel-sel
hidup dengan dinding sel yang tipis dan terletak
menutupi organ tumbuhan.
CIRI-CIRI :

1.Selnya berbentuk balok, tipis, rapat, serta tidak


memiliki ruang antar sel.
2.Fungsinya sebagai pelindung dilapisi kutikula (lapisan
lilin).
3.Sebagian epidermis ada yang bermodifikasi menjadi
sisik/ bulu.
4.Tidak mempunyai klorofil.

MACAM-MACAM EPIDERMIS :
JARINGAN EPIDERMIS DAUN : Fungsi: Melindungi daun
dari air.
JARINGAN EPIDERMIS BATANG : Fungsi: Membentuk bulu
sebagai alat perlindungan.
JARINGAN EPIDERMIS AKAR : Fungsi: Sebagai pelindung
dan tempat terjadinya difusi osmosis.

PARENKIM
Terletak disebelah dalam jaringan epidermis. Parenkim
tersusun atas sel-sel bersegi banyak,artinya antara sel
yang satu dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel.
Parenkim disebut juga jarimgan dasar karena menjadi
tempat bagi jaringan-jaringan yang lain. Parenkim
terdapat pada akar,batang,dan daun, mengitari jaringan
lainnya, misalnya pada xilem dan floem.

Fungsi jaringan parenkim sebagai jaringan penghasil dan


penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkim
penghasil makanan adalah parenkim daun yang memiliki
kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis.
Parenkim batang dan akar berfungsi untuk menyimpan
pati sebagai cadangan makanan, misalnya pada ubi jalar
( Ipomoea batatas ).

JARINGAN PENGANGKUT
Jaringan pengangkut terdiri atas jaringan xilem dan
floem.
XILEM : Sel penyusunnya meliputi elemen trakea, serat
xilem dan parenkim xilem. Fungsinya untuk menyalurkan
air dan mineral dari akar ke daun.
Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel,
yaitu trakeid dan unsur pembuluh. Kedua tipe sel ini
merupakan sel mati.
FLOEM : Sel penyusunnya meliputi sel-sel tapis,komponen
pembuluh tapis sel pengantar, serat floem dan parenkim
floem. Fungsinya untuk menyalurkan zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Pada tumbuhan tertentu, serabut floem dapat digunakan
sebagai tali, misalnya rami (Boehmeria nivea).

KOLENKIMA
Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat
mirip parenkima. Sel-selnya ada yang mengandung
kloroplas. Kolenkima umumnya terletak dibagian dekat
permukaan dan dibawah epidermis pada batang, tangkai
bunga, tangkai daun dan ibu tulang daun.Sel kolenkima
biasanya memanjang sejajar dengan pusatnya.
Dinding sel kolenkima mengandung selulosa, pektin dan
hemiselulosa. Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai
penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang
tumbuh dan pada tumbuhan herba.

Sklerenkima
Jaringan Sklerenkima terdiri dari sel-sel mati. Dinding sel
sklerenkima sangat tebal, kuat dan mengandung lignin
(komponen utama kayu). Menurut bentuknya,
sklerenkima dibagi menjadi dua, yaitu:
1.Serabut sklerenkima yang berbentuk seperti benang
panjang.
2.Sklereida (sel batu). Sklereida disebut sel batu karena
dindingnya keras. Skelerida terdapat pada berkas
pengangkut diantara sel-sel parenkima, korteks batang,
tangkai daun, akar, buah dan biji.
Fungsi Slerenkima adalah menguatkan bagian tumbuhan
yang sudah dewasa dan juga melindungi bagian-bagian

lunak yang lebih dan dalam seperti pada kulit biji jarak,
buah kenari dan tempurung kelapa.

Organ Tumbuhan
Filed under: Struktur Tumbuhan gurungeblog @ 3:50
am
Tags: akar, batang, daun, dikotil, jaringan, monokotil,
organ tumbuhan

Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar,


batang, daun.

Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah


modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar, bunga
modifikasi dari ranting dan daun.

AKAR

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil,


akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar
tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian
pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang
memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar
serabut.

Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh


tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi
ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada
yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan
kolumela.

1. Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut

2. Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan
terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele

a. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel,
dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan
modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air
dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas
permukaan akar.

b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak
tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel.
Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.

c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan
silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami

penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk


seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada
pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai
pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila
diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U,
disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder
pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami
penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke
silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel
peresap.

d.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang
terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian
menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan
floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh
angkut terdiri dari jaringan parenkim.

BATANG
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil
dalam susunan anatominya.

Jaringan Batang
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke
dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak
mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk
melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang
mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari
kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari
beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis
tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam
tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun
atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara

korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan


Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak
terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar
dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan
pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya
xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah
dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler,
pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang
terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah
menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler.
Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder
yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter
batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya
menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak
berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air
dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering
tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap
lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu
tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran
Tahun.

2. Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis


sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas.
Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang
menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan
kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil
menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada
Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan
menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang
(Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

DAUN

anatomi-daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan
bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung
klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak
berlangsung di daun.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis
atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan

yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan


kutikula. Pada epidermis terdapatstoma/mulut daun,
stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran
gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade
(jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang),
keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar selselnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya
agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang
antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan
pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada
jaringan bunga karang.
3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari
jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan uraturat daun.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


TUMBUHAN
Pertumbuhan adalah :
Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk
hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa,
dan tinggi)
Irreversibel (tidak kembali ke asal)
dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif.
Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur
pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri
atas sistem kontrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada
busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada
silinder pemutar.

Perkembangan adalah:
Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat
yang lebih sempurna (kompleks).
Sel-sel berdiferensiasi.

Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang


tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ,
sehingga perubahan yang terjadi pada organisme
tersebut semakin kompleks.

TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
TAHAP AWAL PERTUMBUHAN
Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air
sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak.
Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif
sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia.
Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di
dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan
sebagai persediaan cadangan makanan pada saat
perkecambahan berlangsung.

PERKECAMBAHAN
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula
(calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang).
Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air,
kelembapan, oksigen, dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)

Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke


permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis
selama daun belum terbentuk.
Contoh: perkecambahan kacang hijau.
b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus
kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan
kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh:
perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).
PERTUMBUHAN PRIMER
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya
aktivitas meristem primer.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh
primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang
dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai dinding
sel yang tipis, bervakuola kecil atau tidak bervakuola,
sitoplasma pekat dan sel-selnya belum berspesialisasi.
Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
a. Jaringan meristem apikal
Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang
berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan primer.
b. Jaringan meristem lateral

Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder.


Contoh yang sering kita temukan adalah kambium,
jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral
atau menambah diameter dari bagian
tumbuhan.Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil
dan Gymnospermae.
Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat
pada batang dan akar tumbuhan berkayu atau pada
bagian tumbuhan yang kena luka.

PERTUMBUHAN SEKUNDER
Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dikotiledon dan
Gymnospermae.
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan
meristem sekunder, yang meliputi:
a. Kambium gabus (felogen)
Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus.
Jaringan gabus berperan sebagai pelindung, yaitu
menggantikan fungsi epidermis yang mati dan
terkelupas, juga merupakan bagian dari jaringan
sekunder yang disebut periderm.
b. Kambium fasis (vasikuler)
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan
membentuk floem sekunder ke arah luar, selain itu juga
menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut

arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang


disebut jari-jari empulur.
Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena
kegiatan kambium ke arah dalam lebih besar daripada
kegiatan ke arah luar.
c. Kambium interfasis (intervasikuler)
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur.
Tumbuhan monokotil yang tidak mempunyai kambium,
tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya,
pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan
banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan
dikotil yang berkayu menyangkut kedua aktivitas
tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan kambium
dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan
berdifferensiasi. (Kimball, 1992: 411)

PERTUMBUHAN TERMINAL
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan
berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat 3 daerah (zona)
pertumbuhan dan perkembangan.
a. Daerah pembelahan (daerah meristematik)
Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan
tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini
mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis,
dan aktif membelah diri.
b. Daerah pemanjangan

Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem.


Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar
ukurannya sehingga menjadi bagian dari daerah
perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh
kali dibandingkan sel-sel meristematik.
c. Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah
pemanjangan. Sel-sel di daerah ini umumnya mempunyai
dinding yang menebal dan beberapa di antaranya
mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan
empulur. Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringa
parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan pengangkut
(xilem dan floem).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN


DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Faktor Genetik
Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat
tertentu, seperti berbatang tinggi atau berbatang rendah.
Tumbuhan yang mengandung gen yang baik dan
didukung lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan
pertumbuhan yang baik pula.
B. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu
hormon. Hormon tumbuhan ditemukan oleh F. W. Went
pada tahun 1928. Hormon berasal dari bahasa Yunani

hormalin yang berarti penggiat. Hormon tumbuhan


disebut fitohormon.
Fitohormon tersebut, yaitu:
1. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)
Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan
gugusan indol dan derivat-derivatnya.
Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil
kecambah gandum (Avena sativa).
Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung
tumbuhan).Jika terkena sinar matahari, auksin akan
berubah menjadi senyawa yang menghambat
pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan
membelok ke arah datangnya cahaya, karena bagian
yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih cepat
daripada bagian yang terkena cahaya.
Fungsi auksin, yaitu:
Merangsang perpanjangan sel.
Merangsang pembentukan bunga dan buah.
Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
Mempengaruhi pembengkokan batang.
Merangsang pembentukan akar lateral.
Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2. Gibberellin

Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali


ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroii yang parasit
pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada
tahun 1926.
Fungsi gibberellin, yaitu:
Merangsang pembelahan sel kambium.
Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga
mempunyai ukuran raksasa. (Dwidjoseputro, 1992: 197)

3. Sitokinin
Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya
mirip satu sama lain.
Fungsi sitokinin yaitu:
Merangsang proses pembelahan sel.
Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang
merugikan, seperti suhu rendah, infeksi virus, pembunuh
gulma, dan radiasi.

Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan


jalan membuat kandungan protein dan klorofil yang
seimbang dalam daun (senescens).
4. Gas Etilen
Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam
keadaan normal berbentuk gas.
Fungsi gas etilen, yaitu:
Membantu memecahkan dormansi pada tanaman,
misalnya pada ubi dan kentang.
Mendukung pematangan buah.
Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
Mendukung proses pembungaan.
Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies
tanaman dan dapat menstimulasi pemanjangan batang.
Menstimulasi perkecambahan.
Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
5. Asam Absisat (ABA)
Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir
selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam bentuk
menurunkan kecepatan maupun menghentikan
pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama.
Fungsi asam absisat, yaitu:
a. Menghambat perkecambahan biji.

b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.


c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan
dormansi.

6. Kalin
Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi
pembentukan organ.
Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan
atas:
Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.

7. Asam Traumalin
Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium
karena hormon ini berperan apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.
Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di
daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga
mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup

luka tersebut. Kemampuan itu disebut restitusi atau


regenerasi.
Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin
(asam traumalat).
Perlu Anda ketahui selain hormon, vitamin dapat
berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan,
misalnya vitamin B12, vitamin B1, Vitamin B6, vitamin C
(asam askorbat). Vitamin-vitamin tersebut berfungsi
dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi
sebagai koenzim.

Faktor Lingkungan (Eksternal)


Faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah faktor lingkungan, misalnya
nutrisi, air, cahaya, suhu, dan kelembapan.

a. Nutrisi
Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa
kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk
sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan.
Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk
ion dan kation, sebagian lagi diambil dari udara.
Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak
disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg).

Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah


sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika
salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak
terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang
disebut defisiensi.
&nbspefisiensi mengakibatkan pertumbuhan menjadi
terhambat.

b. Air
Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya
proses osmosis. Proses osmosis akan terhenti atau
berbalik arah yang berakibat keluarnya materi-materi dari
protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering
dan mati.
Fungsi air antara lain:
Untuk fotosintesis.
Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau sebagai medium
reaksi enzimatis
Membantu proses perkecambahan biji.
Menjaga (mempertahankan kelembapan).
Untuk transpirasi.
Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang
pembelahan sel.
Menghilangkan asam absisi.

Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan


substrat sehingga secara tidak langsung memengaruhi
laju metabolisme.
c. Cahaya

Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis.


Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap
pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh cahaya secara
langsung dapat diamati dengan membandingkan
tanaman yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang.
Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami
etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang
abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang,
dan batang tidak kukuh.
Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih
pendek, batang kukuh, daun berkembang sempurna dan
berwarna hijau.
Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung
terhadap ketersediaan makanan.
Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat
membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat.
Panjang penyinaran mempunyai pengaruh yang spesifik
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Panjang periode cahaya harian disebut fotoperiode,


sedangkan reaksi tumbuhan terhadap fotoperiode yang
berbeda panjangnya disebut fotoperiodisme.
Berdasarkan persyaratan panjang hari untuk
pembungaan, sebagian besar tumbuhan dibagi menjadi
tiga kelompok utama, yaitu:
a. Tumbuhan berhari pendek (short day plant)
Berbunga jika panjang hari kurang dari periode kritis
tertentu, misalnya kastuba (Euphorbia pulcherima), ubi
jalar (Ipomoea batatas), nanas (Ananas commosus), dan
padi (Oryza sativa). Panjang hari harus kurang dari 11
hingga 15 jam agar pembungaan terjadi.
b. Tumbuhan hari panjang (long day plant)
Berbunga jika panjang hari lebih dari periode kritis
tertentu, misalnya tanaman jarak (Rhicinus communis)
dan kentang (Solanum tuberosum). Panjang hari harus
lebih dari 12 hingga 14 jam agar pembungaan terjadi.
c. Tumbuhan hari netral (day-neutral plant).
Berbunga tidak tergantung pada panjang hari, dapat
menghasilkan bunga kapan saja dalam setahun, misalnya
jagung (Zea mays).
d. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara
lain memengaruhi kerja enzim.

Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan


menghambat proses pertumbuhan.
Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun,
batang, atau bagian lain tanaman.
Suhu optimum (15C hingga 30C) merupakan suhu yang
paling baik untuk pertumbuhan.
Suhu minimum ( 10C) merupakan suhu terendah di
mana tumbuhan masih dapat tumbuh.
Suhu maksimum (30C hingga 38C) merupakan suhu
tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh.
e. Kelembapan
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi
melalui daun karena transpirasi akan terkait dengan laju
pengangkutan air dan unsur hara terlarut.
Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air
yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan.
Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel
sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum
dan tumbuh bertambah besar.
Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena
transpirasi yang kurang.
Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan
beradaptasi dengan memiliki permukaan helaian daun
yang lebar.
Oksigen

Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat


respirasi) agar menghasilkan energi yang diperlukan pada
proses pertumbuhan dan perkembangannya.

HUBUNGAN AUKSIN DENGAN BEBERAPA PROSES


FISIOLOGI
Secara fisiologis fitohormon berpengaruh terhadap
berbagai proses, di antaranya adalah :
Proses pengembangan sel
Heteroauksin yang dihasilkan di bagian ujung
memengaruhi sintesis enzim tertentu yang kelak akan
diteruskan menuju dinding sel dan menyebabkan dinding
sel menjadi elastis. Dengan adanya sifat elastis tersebut,
dinding sel mudah merenggang dan dapat tumbuh
memanjang.

Fototropisme
Yaitu peristiwa pergerakan tumbuhan kearah datang nya
cahaya. Cholodny dan Went menjelaskan bahwa cahaya
menyebabkan terjadinya pemindahan auksin secara
lateral dari bagian yang terkena cahaya menuju bagian
yang tidak terkena cahaya. Dengan demikian, jumlah
auksin di bagian yang gelap akan lebih banyak daripada
di bagian yang terang.

Geotropisme
Adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan
yang terdiri atas : geotropisme positif (gerak akar yang
mengarah ke pusat bumi) dan geotropism negative
(menjauhi pusat bumi).

Auksin dan pembentukan akar


Pemakaian berbagai macam fitohormon pada stek daun,
batang dan akar dapat merangsang pertumbuhan akar,
seperti auksin Indole Butirat, dan asam Naftalena Asetat.

Partenokarpi
Adalah pembentukan buah tanpa terjadi pembuahan
sehingga menghasilkan buah tanpa biji, Bunga akan
secara alami memproduksi hormon tumbuhan, yang
diperlukan untuk mengawali proses pembentukan buah.
Seperti yang terjadi pada pisang, anggur tak berbiji,
semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji.

Apikal dominan
Merupakan suatu gejala bahwa selama pucuk batang
(tunas terminal) masih ada, pertumbuhan tunas samping

(tunas lateral) akan terhambat. Kalau tunas terminal


dihilangkan, tunas ketiak daun akan segera tumbuh.
Pengaruh tunas pucuk (terminal) yang menekan tunas
lateral disebut apikal dominan.

Peluruhan
Peluruhan merupakan suatu proses alami yang terjadi
pada bagian tumbuhan, seperti pada daun, buah, dan
bunga. Peluruhan akan berlangsung karena terbentuknya
suatu lapisan melintang yang sel-sel parenkimnya
terpisah karena proses penuaan. Lapisan tersebut
dinamakan lapisan peluruh pada tangkai daun, bunga
dan buah. Jika helaian daun dipotong, tangkai daun akan
meluruh karena hilangnya persediaan auksin pada daun.
Akan tetapi, jika diberi auksin, peluruhan dapat dihambat.

REPRODUKSI TUMBUHAN
Flora atau tumbuh-tumbuhan sama halnya dengan
binatang dan manusia sama-sama melakukan kegiatan
berkembang biak dengan tujuan untuk menghindari
kepunahan pada spesies atau rasnya. Kegiatan
berkembangbiak atau beranak ini pada tumbuhan dapat
dilakukan secara tidak kawin atau tanpa melalui
perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala
putik dengan benang sari.
1. Perkembang Biakan Tak Kawin Secara Alami / Vegetatif
Alami,Perkembangbiakan secara alami adalah
berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan
manusia untuk terjadi pembuahan / anakan tanaman
baru.

a. Umbi Lapis, adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela


lapisan umbi. Contohnya seperti bawang merah, bawang
bombay dan
b. Umbi Batang, adalah batang yang beralih fungsi
sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon
tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat
tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh seperti KENTANG,
UBI.
C. Geragih, adalah batang yang menjalar secara terusmenerus di mana pada ruas batang dapat muncul tunastunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei,
kangkung, STRAWBERY dan lain sebagainya.
d. Akar TInggal, adalah tunas yang muncul pada batang
tumbuhan yang tumbuh secara mendatar di tanah.
Contohnya seperti keladi, alang-alanga, dll
e. Spora, adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur
berkembang biak dengan membentuk sp
ora tempat tunas baru akan muncul.
f. Tunas, adalah tumbuhan anakan yang muncul di
samping tumbuhan induknya. COntohnya yakni seperti
pohon pisang, bambu, tebu, dan lain sebagainya.
g. Tunas Adventif, adventif adalah tunas yang tumbuh
pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun,
dsb. Contoh tanaman bertunas adventif adalah seperti
pohon cemara, kesemek, sukun, dll.
h. Hormegenium, adalah perkembangbiakan yang terjadi
pada tumbuhan ganggang berbentuk benang dengan

cara memutus benang yang ada. Pada benang yang


terputus nantinya kana tumbuh individu baru.
i. Pembelahan Sel, adalah perkembangbiakan pada
tumbuhan bersel satu.
2. Perkembang Biakan Tidak Kawin Buatan / Reproduksi
Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang
biaknya tumbuhan tanpa bantuan campur tangan
manusia.
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau
jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik,
sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak
diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. istilah
Teknologi Kultur Jaringan ini jika diterapkan di hewan
disebut Kloning

PRINSIP DASAR KULTUR JARINGAN ADALAH : KEMAMPUAN


TOTIPOTENSIAL
Kemampuan totipotensi adalah kemampuan pada
Jaringan / Sel tanaman yang mampu
Membelah ( Cleavage)
Memanjang dan membesar (Elongasi)
Defrensiasi dan Specialisasi menjadi jaringan yang mapan

Pada tanaman bagian / organ yang mempunyai


kemampuan Totipotensi ini adalah pada jaringan yang
muda /embryonal atau sering dkenal dengan Jaringan
Meristem
Pada tanaman kemampuan totipotensi ini ada di seluruh
Organ sehingga pada tanaman bisa dikembangkan secara
vegetatif besar besaran dengan Teknik Kultur jaringan ini
( Tissue Culture ).
Berbeda dengan Manusia dan hewan tingkat tinggi yang
kemampuan Totipotensinya hanya pada OVUM yang telah
dibuahi sperma membentuk ZYGOT
Zygot inilah yang mempunyai kemampuan totipotensi
yang real banar benar bisa membentuk embryo dan
tubuh kita yang tersusun atas berbagai organ berbagai
system organ
Karena pada tubuh kita tidak ada kemampuan Totipotensi
inilah maka kita tidak bisa di kultur . OK
Sekali lagi Kultur Jaringan adalah perbuatan
memperbanyak individu secara vegetatif / tak kawin
seperti halnya stek , oculasi atau mencangkok sehingga
produk nya TIDAK MENJADI UNGGUL , Produknya seragam
sama seperti sebelumnya (ingat itu)
Jadi kalau mau membuat kultur jaringan , buat dulu
tanaman unggul , baru kemudian di kulturkan.
Penemu F.C. Steward menggunakan jaringan floem akar
wortel.

MANFAAT / KEUNTUNGAN KULTUR JARINGAN


1. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam
waktu yau~g singkat
2. Sifat identik dengan induk
3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa
perlu menunggu tanaman dewasa.

Anda mungkin juga menyukai