Anda di halaman 1dari 4

Konsultasi Marketing

Dr. Freddy Rangkuti


(www.fraiconsulting.com)
MD Frai Marketing, Instruktur In-House Training
di berbagai Perusahaan, penulis lebih dari 22 buku
Manajemen dan Marketing, Dosen Program
Doktor Manajemen Bisnis.

Bagaimana Caranya Menciptakan Personal Branding


Pertanyaan
Yth. Bapak Freddy Rangkuti,
Sebagai seorang pebisnis, saya seringkali mengamati, ada beberapa rekan bisnis saya
yang berhasil menjual produknya dengan sukses, namun banyak juga yang gagal
sehingga terpaksa menutup bisnisnya. Masalah yang sering saya hadapi dilapangan
adalah, pelanggan tidak yakin dengan apa yang saya jual. Berdasarkan obrolan saya
dengan rekan bisnis saya yang sukses, mereka memiliki personal branding yang kuat.
Masalahnya, bagaimana cara menciptakan personal branding yang kuat agar saya selalu
sukses berbisnis?. Terimakasih.
Ridwan amir, Jakarta
Jawaban:
Menciptakan personal branding membutuhkan banyak kreativitas dan inovasi, yaitu
dengan cara menciptakan unsur unsur asosiasi dari suatu brand, memberikan nama
yang unik, membuat strategi posisioning, mengkomunikasikan pesan yang penting dan
mengelola secara terus menerus brand tersebut.
Setiap orang memiliki kekuatan branding yang berbeda beda sehingga memiliki
keunikan sendiri sendiri dan memiliki karakteristik pribadi yang berbeda beda. Untuk
itu kita harus dapat menggali potensi keunikan yang kita miliki dan mengkomunikasikan
kekuatan tersebut kepada orang lain agar menjadi word of mouth.
Agar kita dapat mengoptimalkan kekuatan branding yang kita miliki, maka kegiatan
berikut ini perlu dilakukan, yaitu:
1. Menentukan siapa diri kita sebenarnya (termasuk didalamnya adalah keunikan
yang kita miliki)
2. Menentukan apa yang kita kerjakan (termasuk produk/jasa yang kita hasilkan
sehingga dapat membentuk kompetensi dan citra yang baik)
3. Memposisikan diri kita (yaitu dengan menentukan siapa target market kita, dan
apa yang menyebabkan kita/produk/jasa yang kita berikan berbeda dengan apa

yang dimiliki pesaing, dan yang paling penting adalah alasan mengapa orang
lain harus berhubungan dengan kita)
4. Kelola brand yang sudah kita miliki secara terus menerus, jangan sampai
mengalami kemerosotan.
Personal branding pyramid dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Diagram: Personal Branding

1. Cara Menentukan Siapa Diri Kita Sebenarnya


Mengingat personal branding merupakan refleksi dari orang/produk/jasa yang melekat
pada obyek tersebut, maka cara mengidentifikasi personal brand harus ditanyakan pada
diri kita sendiri: Apa yang harus saya lakukan agar saya memiliki perbedaan dengan yang
lain. Kegiatan ini dapat kita lakukan dengan melakukan analisis SWOT (Freddy
Rangkuti, 2011) yaitu menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Personal branding lebih banyak merupakan cara menentukan siapa diri kita yang
sebenarnya, dengan demikian personal branding muncul dari pencarian identitas,
sebagian lainnya muncul dari awareness kekuatan personal branding yang kita miliki.
Selain itu juga memerlukan pencarian unsur unsur dari suatu brand atau asosiasi yang
kita miliki menurut benak target market. Tidak heran untuk memperkuat asosiasi ini
personal branding membutuhkan pakaian yang berbeda, topi yang berbeda, makanan
yang berbeda, tempat tinggal yang berbeda, cara bicara yang berbeda, sampai gaya hidup
yang berbeda.
2. Menentukan Apa yang Kita Kerjakan

Caranya adalah dengan mengidentifikasi kekuatan utama dan keunikan yang kita miliki.
Hal ini harus dapat merefleksikan jenis pekerjaan yang ingin dilakukan dalam hidup ini.
Yaitu dengan cara bertanya pada diri sendiri Apakah yang saya kerjakan dapat lebih
baik, diukur dan dibedakan dengan apa yang dikerjakan oleh orang lain? Apakah
pekerjaan yang saya lakukan tersebut dapat memberikan manfaat untuk orang lain,
sehingga saya bangga dapat melakukan pekerjaan tersebut?
Personal branding tidak harus melakukan pekerjaan yang menarik perhatian. Personal
branding lebih mementingkan pemahaman terhadap nilai yang kita miliki, apakah nilai
tersebut relevan dan bermanfaat dengan orang lain. Artinya sebagian besar
pengembangan personal branding dilakukan sesuai dengan nilai nilai yang dimiliki oleh
individu yang bersangkutan.
3. Cara Memposisikan Diri
Caranya adalah dengan mengidentifikasi karakteristik dan kualitas yang dapat
membedakan kita dengan pesaing. Apabila kita telah dapat membuat posisioning yang
berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, maka kita dapat secara terus menerus
menjaga agar tidak dapat ditiru oleh para pesaing, misalnya dengan melakukan inovasi
dan kreasi secara berkesinambungan.
Agar posisioning kita bertambah kuat, usahakan target kita sama dengan target bisnis
kita, yaitu dengan memadukan antara nilai nilai yang kita miliki yang menjadikan kita
bernilai bagi orang lain. Usahakan nilai nilai tersebut sejalan dengan tujuan bisnis yang
sedang kita kerjakan. Semua ini merupakan proses dua arah. Bukan hanya personal brand
yang kuat sehingga dapat memberikan keuntungan buat kita, tetapi keselarasan hubungan
dengan tujuan bisnis yang saling mendukung, sehingga menciptakan pengaruh emosional
yang memberikan manfaat optimal kepada masyarakat.
Strategi promosi personal branding yang kita lakukan sebaiknya jangan meniru bentuk
komunikasi yang dilakukan pesaing. Kita harus menciptakan bentuk komunikasi yang
kita lakukan sendiri, semuanya harus dikaitkan dengan personal brand yang telah kita
miliki.Tujuan personal brand adalah harus jelas, sulit ditiru oleh pesaing, mudah
dipahami, memiliki keunikan, dan selalu memberikan manfaat. Menurut saya strategi
posisioning yang sama dengan yang dilakukan pesaing disebut bukan strategi. Strategi
posisioning adalah strategi menempatkan produk/jasa dibenak konsumen dengan cara dan
bentuk yang berbeda, sehingga sulit ditiru oleh pesaing
4. Mengelola Brand
Kunci mengelola brand adalah word of mouth marketing (WOM), membina
networking atau jaringan teman, kolega, klien dan customer merupakan alat yang paling
penting dalam mengelola personal brand. Apa yang diinginkan customer harus
merupakan tujuan tertinggi yang selalu dipertahankan, sehingga brand kita memiliki nilai

yang bermanfaat. Cara membuat dan mengukur WOM ini secara detail dapat dilihat di
buku Strategi Promosi yang Kreatif (Freddy Rangkuti, 2009).
Personal brand harus selalu memberikan kepercayaan dalam benak konsumen. Semakin
banyak customer yang mempercayai, maka akan semakin cepat kekuatan WOM
menyebar tanpa harus mengeluarkan biaya promosi yang sangat besar.
Selanjutnya, kita harus selalu berusaha agar gap antara persepsi mengenai brand yang
kita miliki sekarang tidak memiliki perbedaan dengan persepsi yang diharapkan oleh
customer. Dengan demikian diperlukan evaluasi mengenai kinerja brand, sehingga dapat
selalu dijaga dan ditingkatkan. Intinya adalah berkomunikasilah secara jujur sehingga
dapat mencerminkan kekuatan jati diri kita sebenarnya.
***

Anda mungkin juga menyukai