Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam peningkatan


sarana/prasarana peribadatan, bantuan kepada organisasi kemasyarakatan, lembaga
keagamaan, lembaga pendidikan dan lembaga lainnya, maka dipandang perlu petunjuk
operasional berupa buku pedoman sebagai acuan bagi lembaga/organisasi masyarakat untuk
mengajukan permohonan bantuan dan sekaligus pembuatan surat pertanggungjawaban.
Penerbitan Buku Petunjuk Operasional (PO) tentang Permohonan dan Pertanggungjawaban
Bantuan Pemerintah Kota Medan bukanlah semata-mata untuk kepentingan administrasi
kegiatan belaka, akan tetapi yang paling urgen adalah untuk peningkatan pelayanan masyarakat
Nias Selatan yang diimbangi dengan pembuatan laporan pertanggungjawaban kegiatan secara
benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sehingga dengan demikian akan tercipta kerjasama yang baik antara Pemerintah Kota medan
dengan masyarakat dalam proses pembangunan di tingkat Kelurahan maupun pembangunan di
tingkat daerah otonom yang semakin leluasa dan demokratis.
1.2

Maksud dan Tujuan

Adapun maksud diterbitkannya petunjuk operasional pemberian bantuan adalah diharapkan


calon penerima bantuan dapat mengetahui dan mengerti tentang mekanisme / tata cara
pengajuan proposal dengan baik dan benar serta betul-betul dapat dipertanggung jawabkan
apabila sudah menerima bantuan dana dari pemerintah Kota Medan serta memudahkan
evaluasi, monitoring, pengawasan, penyusunan program dimasa yang akan datang dan untuk
keseragaman administrasi kegiatan dan keuangan. Sedangkan tujuan pemberian bantuan
keuangan dan bantuan sosial adalah merupakan bantuan yang diberikan organisasi swasta
(LSM,ORMAS, Karang Taruna dll), kelompok masyarakat/perorangan (gereja,mesjid,pesantren
dll) sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan partisipasi masyarakat dan
kelancaran pelaksanaan pemerintahan.

1.3

Sasaran

Adapun sasaran yang diharapkan dari pemberian bantuan keuangan dan bantuan sosial adalah
sebagai berikut :
1. Tersalurnya dana bantuan kepada masyarakat ;

2. Terwujudnya pembangunan kemasyarakatan dan pemerintahan untuk peningkatan


penyelenggaraan fungsi pemerintah di daerah.
3. Terwujudnya partisipasi aktif dari masyarakat dalam pelaksanaan tugas pemerintahan.
4. Terlaksananya kelancaran tugas kepemerintahan yang baik dan untuk menunjang
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
5. Pemerataan dan atau peningkatan kemampuan dalam pengelolaan keuangan.
6. Meningkatkan daya guna dan hasil guna masyarakat dalam organisasi kemasyarakatan.
1.4

Dasar Hukum

1. Peraturan Walikota Medan Nomor 2 Tahun 2007 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun 2007
2. Peratuan Walikota Medan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Pemberian dan Pertanggungjawaban Pemberian Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan
Keuangan dan Bantuan Lainya di Kota Medan.

BAB II
MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN

2.1

Pengertian Bantuan

Pengertian bantuan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu bantuan sosial dan bantuan keuangan. Bantuan
sosial adalah bantuan yang digunakan untuk pemberian bantuan dalam bentuk uang dan atau
barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
bantuan sosial tidak diberikan secara terus menerus atau tidak berulang setiap tahun anggaran,
selektif dan memiliki kejelasan didalam peruntukannya. Bantuan sosial dapat diberikan kepada
partai politik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan bantuan
keuangan digunakan untuk pemberian bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari
pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan atau

peningkatan kemampuan keuangan, penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada penerima


bantuan, selain itu bantuan tersebut juga bersifat sebagai perangsang dalam rangka
meningkatkan peranan swadaya masyarakat dalam pembangunan di Tingkat Kelurahan.

2.2

Persyaratan Penerima Bantuan

Dalam pemberian bantuan sosial dan keuangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Calon penerima bantuan dana harus mengajukan proposal yang ditujukan kepada walikota
melalui bagian umum dan diketahui oleh pejabat terkait (RT/RW/Lurah/LSM/dsb), proposal
tersebut harus menyebutkan secara spesifik dan lengkap mengenai rencana peruntukan
penggunaan bantuan yang diajukan dan rincian biaya untuk masing-masing rincian kegiatan bila
diperlukan dilampirkan dengan foto-foto.
2. Proposal yang diajukan harus bersifat urgen (penting) dan harus dilaksanakan.
3. Penggunaan dana bantuan harus sesuai dengan rencana peruntukannya dan penerima
bantuan bertangunggjawab sepenuhnya atas penggunaan dana dimaksud.
4. Pemberian bantuan sosial diutamakan untuk peningkatan sarana dan prasarana peribadatan
baik muslim maupun non-muslim yang belum pernah menerima bantuan.
5. Pemberian bantuan dilaksanakan untuk menunjang program pemerintah pusat dan propinsi
yang ada di daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
6. Proposal harus menyebutkan dana swadaya masyarakat yang tersedia.
2.3

Seleksi Penerima Dana Bantuan

Seleksi penerima dana bantuan sosial dan bantuan keuangan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
1. Dana bantuan diberikan secara selektif dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya ;
2. Melengkapi proposal yang diajukan oleh pemohon dengan memperhatikan kelayakan
penggunaan dana yang akan dilaksanakan ;
3. Pengajuan bantuan dana tidak semua nilai anggaran akan di setujui tetapi Pemerintah Kota
hanya memberi bantuan sebagian dari nilai anggaran dana yang dibutuhkan.
4. Pemberian bantuan diutamakan untuk wilayah Kota Medan sedangkan bantuan yang dari
luar perlu dipertimbangkan atau diseleksi.

2.4

Pertanggungjawaban

Pemberian bantuan sosial dan keuangan yang dibayarkan oleh bendahara pengeluaran pada
Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Medan kepada penerima bantuan, maka
penerima bantuan wajib mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Penerima bantuan dana dari Pemerintah Kota Medan dengan jumlah kurang dari 5 juta tidak
diwajibkan membuat SPJ pendukung dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana kepada kepala daerah, cukup dengan kwitansi yang disetempel dan
ditandatangani oleh ketua atau sekretaris pelaksana kegiatan.
2. Penerima bantuan dana dari Pemerintah Kota Medan dengan jumlah lebih dari 5 juta
mengacu ketentuan sebagai berikut :
a. Mengajukan proposal permohonan bantuan kepada Walikota Medan
b. Proposal yang diajukan harus mendapat persetujuan dari Kepala Daerah dalam hal ini
Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah
c. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah, maka pihak ketiga wajib mengirimkan
kwitansi yang disetempel dan ditandatangani oleh pemohon/pihak penerima bantuan, dan
diketahui oleh PPTK dan pengguna anggaran (PA)
d. Pihak penerima bantuan wajib menandatangani surat pernyataan untuk
mempertangungjawabkan pengunaan dana.
e. Penerima bantuan wajib menyampaikan pelaporan pertanggungjawaban penggunaan dana
kepada Kepala Daerah (Walikota Medan) melalui Kepala Bagian Pemerintahan maksimal 1 bulan
setelah pelaksanaan kegiatan, dan apabila pelaksanaan kegiatan telah selesai atau telah
dilaksanakan maka penerima bantuan wajib menyampaikan pertanggungjawaban maksimal 1
bulan setelah menerima bantuan dana dari Pemerintah Kota Medan.

BAB III
PENYUSUNAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN
(SPJ)

3.1

Pertanggungjawaban Bantuan Kurang dari 5 Juta

Penerima bantuan dana dari Pemerintah Kota Medan dengan nilai kurang dari 5 juta tidak
diwajibkan membuat SPJ pendukung tetapi lebih baik tetap membuat SPJ pendukung sebagai
arsip.

3.2

Pertanggungjawaban Bantuan Lebih dari 5 Juta

Penerima bantuan dana dari Pemerintah Kota Medan dengan nilai sama atau lebih dari 5 juta
wajib membuat SPJ pendukung dengan ketentuan sebagai berikut :
1. SPJ pendukung berbentuk kwitansi/bon pembelian dengan rangkap 3 (tiga) dari toko atau
pihak keempat sewaktu membelanjakan dana.
2. Pembelian barang dengan nilai 250 ribu 1 juta, kwitansi wajib ditempel materai senilai Rp.
3.000,- dan distempel serta ditandatangani oleh pemilik toko (pihak keempat). Sedangkan
pembelian barang dengan nilai lebih dari 1 juta wajib ditempel materai senilai Rp. 6.000,- dan
distempel serta ditandatangani oleh pemilik toko (pihak keempat).
3. Setelah adanya kwitansi-kwitansi pembelian dari pemilik toko dengan rangkap 3 (tiga), maka
kwitansi tersebut ditata rapi dan urut sesuai dengan tanggal pembelian, disesuaikan dengan
rincian biaya masing-masing kegiatan yang diajukan dan dijumlah sesuai dengan bantuan yang
diterima dari Pemerintah Kota Medan (contoh SPJ ada dilampiran).
4. Kwitansi setelah ditata rapi, dibendel menjadi 3 bagian (1 asli, 2 salinan/foto copy) setelah itu
2 bendel (1 asli, 1 salinan) dikirimkan kepada Walikota Medan melalui Kepala Bagian
Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Medan dan 1 bendel salinan/foto copy disimpan sebagai
arsip penerima bantuan.

BAB IV
PENGAWASAN TERHADAP PENERIMA BANTUAN

Tahapan Pengawasan
1. Tim Supervisi
Tim supervisi dari pemerintah daerah dimungkinkan melakukan kunjungan kepada objek
penerima bantuan dana baik itu bantuan dengan nilai 1 juta kebawah maupun 1 juta
keatasdengan tujuan agar tidak adanya penyelewengan/ penyalahgunaan penggunaan dana.
2. Pengawasan Fungsional
Pengawasan secara fungsional dilakukan oleh lembaga/badan/unit dari unit pengawasan pada
lembaga pemerintahan non departemen maupun badan pengawasan dari propinsi dan kota.
3. Pengawasan Masyarakat
Sebagai upaya pelaksanaan pengawasan masyarakat, maka setiap penanggungjawab penerima
bantuan seharusnya membuat papan pengumuman penggunaan dana dengan harapan
masyarakat luas dapat mengetahui rincian penggunaan dana yang diberikan oleh Pemerintah
Kota Medan.

Pelaporan Pertanggungjawaban
Setelah kegiatan dilaksanakan atau setelah 1 bulan bantuan diterima maka penerima bantuan
wajib melaporkan pertanggungjawaban berupa SPJ pendukung bagi penerima bantuan lebih dari
5 juta kepada Walikota Medan melalui Kepala Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota
Medan Jalan............... dan dibuat rangkap 2 (dua) bendel, dengan rincian 1 bendel kwitansi asli
dan 1 bendel salinan atau foto copy.

Konsekwensi
Apabila pihak penerima bantuan tidak membuat SPJ Pendukung sesuai dengan waktu yang
ditentukan dan atau melakukan penyalahgunaan / penyelewengan dana bantuan, maka pihak
penerima bantuan tersebut dapat dituntut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

BAB V
PENUTUP

Petunjuk teknis tata cara pemberian bantuan dan pertanggungjawaban penggunaan bantuan
sosial dan bantuan keuangan ini disusun untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pemberian
dana bantuan untuk peningkatan sarana dan prasarana, bantuan pemerintahan, bantuan
pembangunan dan kemasyarakatan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Medan kepada
masyarakat khususnya yang membutuhkan dan untuk kepentingan masyarakat/lembaga lainnya
guna untuk kelancaran pelaksanaan pemberian dana bantuan secara umum yang kebutuhannya
sangat mendesak.
Untuk hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk teknis tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban ini agar berpedoman pada peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Demikian
untuk menjadi perhatian dan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai