2 - Fungsi protein
Protein mempunyai fungsi untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan,
mengatur reaksi dalam tubuh, dan sumber energi.
Protein terdapat dalam tiap-tiap sel tubuh. Protein yang berada dalam sel
dari berbagai macam jaringan mempunyai sifat yang berbeda-beda. Protein otot
diperlukan untuk kontraksi. Protein otot mempunyai kemampuan untuk menahan
air cukup besar sehingga jaringan otot menjadi kukuh. Protein pada jaringan
epitel sangat keras dan tidak larut sehingga bersifat melindungi tubuh. Protein
pada dinding pembuluh darah bersifat elastis sehingga sangat esensial untuk
menjaga tekanan darah tetap normal. Protein diperlukan untuk membangun
jaringan tubuh selama pertumbuhan yaitu sejak janin berada dalam kandungan
sampai dewasa. Selama satu tahun kandungan protein bayi meningkat 11%
menjadi 14,6% berat tubuh. Selain itu, juga terjadi kenaikan kebutuhan nitrogen
untuk pembentukan enzim, hormon, darah sehingga kebutuhan proteinnya
meningkat. Bayi pada enam bulan pertama pertumbuhannya sangat cepat
karena terjadi penimbunan jaringan lemak secara cepat yang kemudian semakin
lama semakin lambat. Pertumbuhan jaringan otak terjadi sangat cepat pada
masa bawah lima tahun (balita). Pada umurdua tahun ukuran jaringan otaknya
memiliki separuh ukuran jaringan otak dewasa. Pada umur 6 tahun ukuran
jaringan otaknya sama dengan orang dewasa. Bagi orang dewasa fungsi protein
untuk pertumbuhan adalah pertumbuhan rambut dan kuku yang berlangsung
selama hidup manusia. Protein juga diperlukan untuk mengganti jaringan yang
rusak dan mempertahankan jaringan yang sudah ada sepanjang hidup manusia.
Protein dalam tubuh tidak berada dalam keadaan stabil tetapi dinamis,
artinya bahwa protein secara kontinyu dirombak dan diganti dengan mensintesis
protein baru dari asam amino yang berasal dari diet (eksogenous protein)
maupun yang berasal dari dalam tubuh (endogenous protein).
=____________________________
Berat protein yang dimakan, g
Nilai kimia
Telur (utuh)
100
NPU ditentukan
anak-anak
87
pada NPU
ditentukan
pada tikus
94
AS I
100
94
87
Beras
67
63
59
Jagung
49
36
52
Gandum
53
49
48
Tabel 5. Kandungan protein, nilai batas asam amino dan nilai lysine beberapa
bahan pangan nabati
Bahan pangan
Nilai lysine
9.4
7.1
10.3
11,0
49 (Lys)
62 (Lys)
38 (Lys)
33 (Lys)
49
62
38
33
23.6
23.5
25.8
100
100
62 (Lys)
118
117
62
0.9
1.2
0.9
1.3
2.1
56 (Leu)
70 (Thr)
77 (Lys Leu)
44 (Leu)
91 (Leu)
64
95
77
56
105
Sereal
Jagung
Beras (putih)
Tepung gandum
Millet
Legume
Kidney beans
Cowpea
Kacang tanah
Sayuran
Tomat
Labu
Lada
Ubi kayu
Kentang
6 - Metabolisme protein
Asam amino hasil pencernaan protein makanan dan asam amino hasil
katabolisme disebut pool asam amino. Asam amino tersebut digunakan oleh
tubuh melalui tiga jalur. Pertama, asam amino membentuk asam amino yang
baru misalnya pembentukan asam amino non-esensial dari asam amino
esensial. Kedua, melalui oksidasi asam amino untuk dihasilkan energi. Oksidasi
asam amino dapat dilakukan melalui jalur karbohidrat (asam amino glukogenik)
atau melalui jalur lemak (asam amino ketogenik). Ketiga, sintesis protein dalam
ribosoma. Inti sel akan mengeluarkan kode genetik yang dibawa oleh messenger
RNA yang selanjutnya dibawa ke ribosoma. Di dalam ribosoma terdapat RNA
yang disebut transport RNA (tRNA) yang membawa tiga basa atau kodon. Di
dalam ribosoma tRNA akan memasangkan kodon sesuai dengan duplikatnya.
Demikian seterusnya sampai diperoleh polipeptida dan protein.
Kondisi
Substrat
Hasil akhir
Pepsin
pH 1,0-2,0
Protein
Pepton, proteosa
Renin
pH 4, Ca
Kasein
Gumpalan susu
Tripsin
pH 5,2 -6,0
Protein Proteosa
Pepton
Polipeptida Dipeptida
Khimotripsin
pH8,0
Protein Proteosa
Pepton
Polipeptida Dipeptida
Karboksipeptidase
Aminopeptidase
Polipeptida COOH
Tripeptida Asam
bebas
amino
Polipeptida NH2 bebas Peptida Asam amino
Dipeptidase
Dipeptida
Asam amino
untuk
pertumbuhan.
Bayi
pada
bulan-bulan
awal
suplai
protein
untuk
menumbuhkan
janin
yang
ada
dalam
8 - Kekurangan protein
Kekurangan protein tersebar secara luas di seluruh dunia. Penyebab utama
adalah jumlah protein yang dikonsumsi jumlahnya tidak mencukupi dan kualitas
protein yang dimakan sangat rendah. Kekurangan protein dapat mengakibatkan:
1. Busung lapar
2. Pellagra
3. Kwashiorkor
4. Penyakit hati kurang gizi
Kwashiorkor yaitu penyakit kurang protein yang diderita oleh anak-anak,
terutama terjadi di daerah yang konsumsi protein utamanya dari protein nabati.
PUSTAKA
WHO, 1985. Energy and protein requirements. Report of a Joint FAO/WHO/UNU
Expert Consultation, Rome, 5 October 1981. WHO Technical Report
Series No. 724. Geneva, Switzerland.