Anda di halaman 1dari 20

DESAIN PROYEK

PROYEK 1
POWER SUPPLY DENGAN SEVEN SEGMENT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Desain Proyek
Semester 5
PEMBIMBING :
Mochammad Taufik,ST.MT

Penyusun:

TT 3C
Kelompok :
1.) Anisa Tri Rahmawati ()
2.) Frendy Egy Sagita
()
3.) Dhieka Fajar Kusuma (1331130036)
4.) Yuli Nurwardatul I.
(1331130050)

TEKNIK TELEKOMUNIKASI
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG

2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan catu daya saat ini sangat tinggi, terlebih
dikarenakan tingginya konsumsi manusia akan perangkat elektronik. Catu
daya menjadi bagian yang penting dalam elektonika yang berfungsi sebagai
sumber tenaga listrik. Catu daya atau power supply itu sendiri adalah suatu
rangkaiain elektronik yang mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC).
Secara umum prinsip rangkaian catu daya terdiri atas komponen utama
yaitu ; transformator, diode, filter dan regulator. Dalam pembuatan rangkaian
catu daya, selain menggunakan komponen utama juga diperlukan komponen
pendukung

agar

rangkaian

tersebut

dapat

berfungsi

dengan

baik.

Potensiometer dan seven segment merupakan komponen pendukung pada


power supply. Kedua komponen tersebut digunakan untuk menampilkan besar
tegangan keluaran yang mana sering kali dengan power supply analog besar
tegangan yang diatur menggunakan potensiometer kurang presisi. Oleh karena
itu, kami akan merencanaan pembuatan power supply yang dapat diatur
tegangan keluarannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prisip kerja dari power supply?
1.2.2 Bagaimana merancang power supply yang bisa diatur tegangan
kelurannya?
1.3 Batasan Masalah
1.3.1 Power supply ini dirancang dengan nilai minimal sebesar 1,5V DC
dan maksimal sebesar 15 V DC.
Power supply dirancang dengan arus keluaran diatas 1 A.

1.3.2
1.4 Tujuan
1.4.1 Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang prinsip power
supply

1.4.2

Mahasiswa dapat merancang dan membuat power supply dengan


benar.

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Power Supply
Rangkaian Power Supply adalah sebuah rangkaian yang sangat penting
peranannya dalam bidang elektronika, karena dapat menghasilkan energi
khususnya energi listrik sebagai sumber energi untuk rangkaian elektronika
lainnya. Contohnya adalah FM Radio, Timbangan Digital, Kompas Digital,
MP3Player, dan HP Charger juga menggunakan rangkaian ini.
Dengan menggunakan power supply, arus listrik yang sebelumnya AC akan
dirubah menjadi arus DC. Fungsi rangkaian power supply adalah sumber energi
untuk rangkaian lainnya, selain itu juga sebagai pengkonvert tegangan listrik arus
AC ke DC. Sebagai contohnya adalah baterai yang merupakan sumber tegangan
dari catu daya yang paling baik, Namun apabila tegangan arus yang
dibutuhkan terlalu besar maka baterai ini tentunya tidak mencukupi kebutuhan
arus tersebut.
Besar tegangan keluaran dari power supply harus kita sesuaikan dengan
kebutuhan tegangan atau perangkat elektronika kita. Karena, suatu perangkat
elektronika akan dapat bekerja dengan baik apabila supply tegangan dan
daya yang dihasilkan sama seperti kebutuhan dari komponen elektronika tersebut.
Pada dasarnya, Rangkaian Power Supply sederhana berasal dari setiap jala PLN
yang kemudian

dimasukan

kedalam

transformator.

Transformator akan

menurunkan tegangan menjadi sebesar 12 Volt sampai 3 Volt saja.

2.1.1 Transformator
Trafo atau transformator adalah komponen elektronika yang dapat
menurunkan tegangan jala-jala 220 volt. Namun tegangan yang dihasilkan
oleh trafo masih berbentuk gelombang AC dan harus disearahkan
dengan menggunakan penyearah. Rangkaian penyearah yang digunakan
memanfaatkan 4 buah dioda yang telah dirancang untuk bisa meloloskan
kedua siklus gelombang ac menjadi satu arah saja.
a. Prinsip kerja trafo
Transformator
bekerja
prinsip induksi elektromagnetik.Tegangan

masukan

berdasarkan
bolak-balik

yang

membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua


bersambung

dengan

lilitan

sekunder. Fluks bolak-balik

ini

menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,


semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
b. Hubungan primer sekunder
Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah
dan rumus untuk GGL induksi yang terjadi di lilitan
sekunder adalah
.

Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka

dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat

sedemikian hingga

Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan


sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan
sekunder.

c. Efisiensi
Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus

Karena adanya kerugian pada transformator.Maka efisiensi


transformator tidak dapat mencapai 100%.Untuk transformator daya
frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%.
2.1.2 Dioda
Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin
memiliki

saluran

ketiga

sebagai

pemanas).

Dioda

mempunyai

dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan
dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Ada berbagai
jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya, seperti dioda penyearah
(rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (PhotoDioda) dan Dioda Varactor.
Dioda penyearah (rectifier) adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan
Silikon yang berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolakbalik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara
umum dioda ini disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

Gambar 1. dioda penyeara


Sifat kesearahan yang dimiliki dioda jenis ini seringkali disebut
karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk
memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah dan untuk
menahan arus dari arah sebaliknya. Dioda mempunyai karakteristik listrik
tegangan-arus tak linier kompleks yang bergantung pada teknologi yang
digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai
fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
2.1.2 Filter
Dengan bentuk gelombang tegangan keluaran DC yang masih
memiliki ripple yang sangat besar, sehingga jika digunakan sebagai catu
daya, akan mengganggu kinerja peralatan. Salah satu cara untuk mengurangi
tegangan riak ini adalah dengan menambahkan rangkaian tapis RC
a. Penyearah setengah gelombang dengan filter C

Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter C


Gambar di atas adalah rangkaian penyearah setengah gelombang
dengan filter kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata
dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi
rata.

Bentuk gelombang dengan filter kapasitor


Gambar di atas menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari
rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor.
Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu,
dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan
kapasitor.Sebenarnya

garis

b-c

bukanlah

garis

lurus

tetapi

eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.


Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang
mengalir ke beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c
akan membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin
besar, kemiringan kurva b-c akan semakin tajam. Tegangan yang
keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang
besarnya adalah :

Vr = VM -VL dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM +


Vr/2
Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki
tegangan ripple (Vr) paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau
pengosongan kapasitor C, sehingga dapat ditulis :
VL = VM e-T/RC
Jika persamaan (3) disubsitusi ke rumus (1), maka diperoleh :
Vr = VM (1 - e-T/RC)
Jika T << RC, dapat ditulis : e-T/RC 1 - e-T/RC sehingga jika ini
disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang lebih
sederhana :
VL = VM (T/RC)
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat
hubungan antara beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan
ripple Vr. Perhitungan ini efektif untuk mendapatkan nilai tegangan
ripple yang diinginkan.
Vr = I T/C
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka
tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C
semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk
penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu
gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau
60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 =
0.02 det. Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk
penyearah gelombang penuh, tentu saja frekuensi gelombangnya dua
kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det.
b. Penyearah gelombang penuh dengan filter C
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat
dengan

menambahkan

kapasitor

pada

rangkaian

penyearah

gelombang penuh seperti gambar dibawah ini.

Gambar rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter C

Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang


penuh dari catu jala-jala listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban
sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor yang diperlukan sehingga
rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari 0.75
Vpp.Jika rumus (7) dibolak-balik maka diperoleh.
C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF
Untuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang
memiliki polaritas dan tegangan kerja maksimum tertentu. Tegangan
kerja kapasitor yang digunakan harus lebih besar dari tegangan
keluaran catu daya. Anda barangkali sekarang paham mengapa
rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa kembali
rangkaian penyearah catu daya yang anda buat, apakah tegangan
ripple ini cukup mengganggu.Jika dipasaran tidak tersedia kapasitor
yang demikian besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau tiga buah
kapasitor.
2.1.3 Voltage Regulator
Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya
kecil, namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka
tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di
atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun.
Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu,
sehingga diperlukan

komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan

keluaran ini menjadi stabil.


Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan
keinginan.Rangkaian regulator yang paling sederhana ditunjukkan pada
gambar 6. Pada rangkaian ini, zener bekerja pada daerah breakdown,
sehingga menghasilkan tegangan output yang sama dengan tegangan zener
atau Vout = Vz. Namun rangkaian ini hanya bermanfaat jika arus beban
tidak lebih dari 50mA.

Prinsip rangkaian catu daya yang seperti ini disebut shunt regulator,
salah satu ciri khasnya adalah komponen regulator yang paralel dengan
beban. Ciri lain dari shunt regulator adalah, rentan terhadap short-circuit.
Perhatikan jika Vout terhubung singkat (short-circuit) maka arusnya tetap I
=

Vin/R1.

Disamping regulator

shunt,

ada

juga

yang

disebut

dengan regulator seri.Prinsip utama regulator seri seperti rangkaian pada


gambar 7 berikut ini. Pada rangkaian ini tegangan keluarannya adalah:
Vout = VZ + VBE
VBE adalah tegangan base-emitor dari transistor Q1 yang besarnya
antara 0.2 0.7 volt tergantung dari jenis transistor yang digunakan. Dengan
mengabaikan arus IByang mengalir pada base transistor, dapat dihitung besar
tahanan R2 yang diperlukan adalah :
R2 = (Vin Vz)/Iz
Iz adalah arus minimum yang diperlukan oleh dioda zener untuk
mencapai teganganbreakdown zener tersebut.Besar arus ini dapat diketahui
dari datasheet yang besarnya lebih kurang 20 mA.

Jika diperlukan catu arus yang lebih besar, tentu perhitungan arus base
IB pada rangkaian di atas tidak bisa diabaikan lagi. Dimana seperti yang
diketahui, besar arus IC akan berbanding lurus terhadap arus IB atau
dirumuskan dengan IC = IB. Untuk keperluan itu, transistor Q1 yang dipakai
bisa

diganti

dengan

transistorDarlington yang

biasanya

memiliki

nilai yang cukup besar. Dengan transistorDarlington, arus base yang kecil
bisa menghasilkan arus IC yang lebih besar.
Teknik regulasi yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan OpAmp untuk men-drive transistor Q, seperti pada rangkaian gambar 8.Dioda
zener disini tidak langsung memberi umpan ke transistor Q, melainkan
sebagai tegangan referensi bagi Op-Amp IC1. Umpan balik pada pin negatif
Op-amp adalah cuplikan dari tegangan keluar regulator, yaitu :
Vin(-) = (R2/(R1+R2)) Vout
Jika tegangan keluar Vout menaik, maka tegangan Vin(-) juga akan
menaik sampai tegangan ini sama dengan tegangan referensi Vz. Demikian
sebaliknya jika tegangan keluar Vout menurun, misalnya karena suplai arus
ke beban meningkat, Op-amp akan menjaga kestabilan di titik referensi
Vz dengan memberi arus IB ke transistor Q1. Sehingga pada setiap saat Opamp menjaga kestabilan :
Vin(-) = Vz

Dengan mengabaikan tegangan VBE transistor Q1 dan mensubsitusi


rumus (11) ke dalam rumus (10) maka diperoleh hubungan matematis :

Vout = ( (R1+R2)/R2) Vz
Pada rangkaian ini tegangan output dapat diatur dengan mengatur besar R1
dan R2
2.1.4 Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal.Tegangan atau arus
yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang
melalui 2 terminal lainnya.Transistor adalah komponen yang sangat penting
dalam dunia elektronik modern.Dalam rangkaian analog, transistor
digunakan dalam amplifier (penguat).Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.Dalam
rangkaian-rangkaian digital,

transistor

digunakan

sebagai saklar berkecepatan tinggi.Beberapa transistor juga dapat dirangkai


sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.
2.1.5 Seven Segment
7 segment merupakan komponen yang berfungsi sebagai penampil karakter
angka dan karakter huruf. Display 7 segment sering juga disebut sebgai
penampil 7 ruas. Pada display 7 segment juga dilengkapi karakter titik (dot)
yang sering dibutuhkan untuk karakter koma atau titik pada saat
menampilkan suatu bilangan. Display 7 segment terdiri dari 7 penampil
karakter yang disusun dalam sebuah kemasan sehingga dapat menampilkan
karakter angka dan karakter huruf. Terdapat 7 buah penampil dasar dari LED
(Light Emiting Diode) yang dinamakan karakter A-F dan karakter dot.
Bentuk susunan karakter penampil karakter A-F pada display 7 segmen dapat
dilihat pada gambar berikut. Bentuk Susunan Karakter Display 7 Segment
Pada dasarnya penampil 7 segment merupakan rangkaian 7 buah dioda LED
(Light Emiting Diode). Terdapat 2 (dua) jenis rangkaian dasar dari display 7

segment yang dikenal sebagai display 7 segment common anoda (CA) dan
common cathoda (CC). Pada display common anoda untuk mengaktifkan
karakter display 7 segment diperlukan logika low (0) pada jalur A-F dan DP
dan sebaliknya untuk display 7 segment common cathoda (CA). Rangkaian
internal display 7 segment common anoda dan common cathoda (CC) dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1.1 Jenis Seven Segmen


2.1.6 Potensiometer
Potensiometer adalah perangkat komponen elektronika bagian dari
sebuah resistor yang memiliki tiga terminal dengan sambungan yang
membentuk pembagi tegangan yang dapat di setel. Jika anda menemukan
potensiometer yang menggunakan dua terminal tetap masih bisa di
gunakan dengan cara salah satu dari terminal tetap dan terminal geser.
Komponen elektronika ini berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat.
Prinsip kerja potensiometer dapat kita anggap sebagai gabungan
dari dua buah resistor yang kita hubungkan seri (R1 dan R2. Tapi dalam
dua buah resistor yang kita pakai nilai resistansinya dapat di rubah.
Resistansi total dari sebuah resistor akan selalu tetap dan nilai ini
merupakan nilai resistansi potensiometer (Variabel Resistor). Jika nilai
resistansi dari resistor 1 di perbesar dengan cara memutar bagian

potensiometer, maka otomatis nilai resistansi dari resistor 2 akan


berkurang, begitu juga sebaliknya.
Bentuk fisik dari potensiometer sangat berbeda jauh dengan bentuk
dari resistor. Bentuk resistor pada umumnya hanya memiliki gelang warna
yang di gunakan untuk menetukan nilai tahanannya, sementara bentuk dari
potensio untuk menentukan nilai tahanannya hanya dengan memutar atau
mengeser pada bagian yang sudah di tentukan.
Potensiometer biasanya di gunakan untuk pengoprasian pengendali
elektronik, seperti penguat sinyal, pengaturan suara, pengaturan intensitas,
sebagai tranduser, pengendali masukan dan keluaran sebuah perangkat
elektronik. Contoh yang biasa di gunakan sebagai tranduser adalah sebagai
sensor joystick yang dapat kita gunakan dari jarak jauh. Potensiometer
sangat jarang di gunakan untuk mengendalikan daya yang besar secara
langsung.
Nilai dari potensiometer dapat berubah sesuai dengan perputaran
ataupun pergeseran yang di hasilkan. Range yang di hasilkan juga
bervariasi, misalnya nilai yang tertera pada potensio adalah 100k ohm,
maka range resistansi akan dimulai dari tahanan 0 ohm sampai dengan
100k ohm. Jadi dengan begitu, nilai yang di hasilkan dari sebuah tahanan
potensio terbukti berubah-ubah.
2.1.7

AT Mega 16
AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel,berbasis
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register generalpurpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan
eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power
saving, ADC dan PWM internal.AVR juga mempunyai In-System
Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk
diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.
ATMega16. ATMega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz

membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus


kecepatan proses.
Atmega 16 memepunyai kaki standart 40 pin PID yang mempunyai fungsi
sendiri-sendiri. Untuk lebih jelas tentang konigurasi Pin Atmega 16 bisa di
lihat pada gambar 2.1.7.1.

Gambar 2.1.7.1 Konfigurasi Pin Atmega 16

Gambar di atas merupakan susunan kaki standar 40 pin mikrokontroler


AVR
Atmega16. Berikut penjelasan umum susunan kaki Atmega16 tersebut:
2.1.8 VCC merupakan pin masukan positif catudaya.
2.1.9 GND sebagai PIN ground.
2.1.10 Port A (PA0-PA7) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram
sebagai pin masukan ADC.
2.1.11 Port B (PB0-PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu Timer/Counter, Komparator Analog, dan SPI.
2.1.12 Port C (PC0-PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu TWI, komparator analog, dan Timer Oscilator.
2.1.13 Port D (PD0-PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
2.1.14 Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler
ke kondisi semula.
2.1.15 XTAL 1 dan XTAL 2 sebagai pin masukan clock eksternal. Suatu
mikrokontroler membutuhkan sumber detak (clock) agar dapat
mengeksekusi intruksi yang ada di memori. Semakin tinggi nilai
kristalnya, maka semakin cepat pula mikrokontroler tersebut dalam
mengeksekusi program.
2.1.16 AVCC sebagai pin masukan tegangan untuk ADC.

2.1.17 AREF sebagai pin masukan tegangan referensi.


2.2 Perencanaan Power Supply
Langkah - langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan perhitungan
adalah kita harus menentukan kondisi tegangan keluaran yang diingkan berapa
volt, power dan pprr (peak to peak ripple ratio).
Langkah-langkah Perhitungan power supply :
1. Menghitung nilai RL
P
V
I= V danRL = I
2. Menghitung tegangan ripple puncak ke puncak ( Vrpp)
Setelah VRMS didapat kita harus menghitung VPeak dengan bantuan formula
V rpp
berikut: dCev

pp rr

3. Menghitung nilai kapasitor yang digunakan


Dengan nilai Vripple , Arus (I) , Priode (T) telah ditemukan sebelumnya
1 Vp
Vrpp = Rl . f .C

3.2 Perencanaan dan pembuatan jalur rangkaian


Pada perencanaan jalur rangkaian diatas bisa

menggunakan bantuan

softwere seperti protel,visio dll.Hal hal yang perlu diperhatikan :

1. memperhatikan lebar jalur yang dibutuhkan guna meningkatkan


efesiensi arus dan tempat.
2. Disisi lain kita harus mempersiapkan komponen yang dibutuhkan sesuai
rangkaian yang telah kita rancang.
3. Mengecek keberadaan jalur,sehingga benar-benar sesuai dengan
rangkaian diatas
Berikut gambar layout dan pictorial dari rangkaian diatas.
1. Layout

3.5 Pentakan layout pada pcb dan pensoderan


Setelah perencanaan selesai kita bisa memulai memindahkan jalur
ke pcb dengan cara layout yang telah jadi di print dikertas glosi lalu
disetlika pada papan PCB dan kemudian di ecing.Kemudian komponen
yang ada disolder pada PCB.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengujian power supply
TP

TP
TP

TP
TP

TP

Dalam pembuatan power supply komponen yang yang diperlukan adalah trafo,
diode penyearah, diode zener, diode , resistor, potensio,transistor dan kapasitor. Trafo
berfungsi untuk menurunkan tegaan jala-jala menjadi lebih kecil disini kami
menggunakan 18V AC untuk power suuply yang kami rencanakan. Kapasistor yang
digunakan sebagai filter pada power supply. Diode zener dapat menghasilkan tegangan
sebesar 12 V DC.Jadi , prisip kerja power supply adalah tegangan jala-jala diturunkan
menjadi 18 V kemudian disearahan menggunakan diode bridge dan difilter menggunakan
capasitor dan distabilkan menggunakan rangkaian regulator atau menyetabilan tegangan.
Pengujian pertama keluaran dari trafo yaitu sebesar 18 V AC kemudian setelah
melewati diode penyearah gelombang penuh yang di test pada TP1 dan TP2 masingmasing bernilai 26.5 V bernilai positif dan negative. Selanjutnya pada TP3 bernilai + 6 V
dan TP4 bernilai -6 v apabila pada TP3 dan TP4 bernilai kecil maka ada jalur yang short
atau terbuka , selain itu komponen yang terpasang mungkin rusak atau salah penempatan.
Selanjutnya, pengujian dilakuakan pada keluaran power supply dengan hasil output
sebesar 17.5 V DC tidak terlalu jauh dari hasil perencanaan yang sudah direncanakan
sebelumnya dengan output 15 V DC.

BAB V
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. Prisip kerja power supply adalah tegangan jala-jala diturunkan menjadi 18 V
kemudian disearahan menggunakan diode bridge dan difilter menggunakan
capasitor dan distabilkan menggunakan rangkaian regulator atau menyetabilan
tegangan.

2. Power supply yang direnanaan sudah sesuai dengan keluaran sebesar


17.5 V DC

Anda mungkin juga menyukai