Proposal Metopel
Proposal Metopel
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang KARINA
Pecahan genteng press menjadi limbah dari produksi genteng yang tidak dimanfaatkan
dengan baik. Genteng yang dibuat dengan bahan dasar lempung ini mempunyai banyak
kandungan mineral yang tinggi. Salah satu mineral tersebut adalah Nikel (Ni) yang dapat
dimanfaatkan sebagai katalisator. Oleh karena itu daripada pecahan genteng press terbuang
sia-sia maka akan lebih berguna jika dapat dimanfaatkan sebagai katalisator dalam reaksi
kimia. Karakterisasi pecahan genteng/Ni dapat menjadi katalisator dalam proses pirolisis
untuk mengkonversi limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Pengembangan katalisator
yang marak sebagai trend baru di Indonesia dalam rangka mencari nilai efisiensi dan
efektifitas dalam produksi menjadikan pecahan genteng sebagai solusi yang dapat
dimanfaatkan. Dengan melihat beberapa penelitian yang telah ada mengenai lempung
terpilarisasi logam (Erno E.Kiss,2004) maka dalam penelitian ini, kami gunakan pecahan
genteng/Ni sebagai salah satu bahan katalisator alternatif dalam mempercepat reaksi pirolisis
plastik menjadi bahan bakar. Dengan pengolahan yang baik dan benar, pecahan genteng yang
berasal dari lempung alam akan memiliki peningkatan nilai ekonomis dan menghasilkan
sumber energi baru. Hal ini akan menjadikan penelitian sebagai salah satu pengembangan
kreativitas dalam mengkonversi limbah plastik dengan limbah pecahan genteng melalui reaksi
kimia yang terjadi didalamnya.
B. Permasalahan yang dihadapi KARINA
Jumlah konsumsi barang di Indonesia begitu besar dan menimbulkan banyak
permasalahan. Salah satunya yaitu keberadaan beragam limbah yang mengotori lingkungan
seperti penggunaan plastik yang menjadi favorit masyarakat Indonesia karena sifatnya yang
ringan dan praktis. Penggunaan plastik ini limbahnya ternyata meninggalkan masalah besar
terhadap kondisi lingkungan. Selain plastik didesa Ngadirejo RT 001/007, Grogol, Weru,
Sukoharjo yang merupakan sentra industri genteng banyak juga ditemukan limbah genteng.
Lebih dari 80% penduduk berwirausaha sebagai produsen genteng press mempunyai masalah
terhadap pecahan genteng yang sudah tidak dapat daur ulang kembali. Sementara itu
perkembangan katalisator yang begitu besar, belum mencapai kondisi hasil yang diharapkan.
Untuk itu, studi tentang pemanfaatan limbah pecahan genteng/Ni sebagai katalisator untuk
konversi plastik menjadi bahan bakar menjadi penting sebagai peningkatan alternatif
katalisator pemnafaatn limbah plastik menjadi produk yang mempunya nilai manfaat tinggi.
Dalam penelitian, limbah pecahan genteng yang sudah mengalami proses panjang hingga di
bakar dalam suhu tinggi, akan memerlukan treatment khusus.
C. Tujuan Khusus RENO
Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan limbah pecahan genteng sebagai
bahan alternatif katalisator yang mampu digunakan dalam pengolahan limbah plastik menjadi
bahan bakar. Katalisator yang diharapkan mampu mempercepat reaksi dengan menurunkan
energi aktivasi dan termal yang diperlukan serta menghasilkan kuantitas minyak yang banyak.
D. Keutamaan Penelitian RENO
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Genteng IPUL
Genteng merupakan bahan bangunan yang marak di gunakan di Indonesia. Bahan
utama pembuatan genteng press adalah tanah liat atau lempung. Di sentra Industri genteng
press desa grogol, kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo, bahan dasar lempung yang
digunakan berwarna merah dan terdapat campuran lempung putih yang komposisinya lebih
kecil. Campuran adonan inilah yang melalui proses panjang kemudian di cetak dan
dipanaskan pada suhu 800o. Dari bahan dasar yang digunakan, genteng mempunyai
kandungan mineral tanah berupa montmorillonit dan juga kalolin.
Pirolisis yang dilakukan terhadap plastik jenis polipropilena akan menghasilkan fuel dari
reformasi strutur dan sifat kimianya.
Definisi proses pirolisis sangat menantang karena terus berkembang, banyak metode
transformasi fisik dan kimia menghasilkan sejumlah spesies produk. Akibatnya, tuntutan
untuk memperoleh metode atau model yang dapat untuk memprediksi tingkat atau hasil dari
pirolisis yang didukung dengan data empiris sangatlah diperlukan (Jim Jones,2011). Dalam
reaksi pirolisis sangat berhubungan erat dengan seberapa besar energi yang dibutuhkan dan
mekanisme reaksinya. Pendekatan ini dapat melibatkan pendalaman mengenai sifat fisik dan
reaksi kimia suatu bahan yang akan dipirolisis. Rekayasa reaksi kimia fisika juga akan
mempermudah terbentuknya produk dengan karakteristik tertentu. Variasi termal dan tekanan
serta penambahan katalisator menjadi alternatif dalam upaya peningkatan kualitas produk
yang dihasilkan.
D. Katalisator MS HAMID
Katalisator merupakan substansi yang mengubah laju suatu reaksi kimia tanpa
terdapat produk akhir reaksi. Katalisator akan mengalami penggabuangan dengan senyawa
kimia dan akan terbentuk suatu kommpleks antara substansi tersebut dengan katalisaor.
Kompleks yang terbentuk hanya merupakan bentuk hasil antara yang akan terurai kembali
menjadi produk reaksi dan molekul katalisator. Katalisator tidak mengalami perubahan pada
akhir reaksi, karena itu tidak memberikan energi ke dalam sistem, tetapi akan memberikan
mekanisme reaksi alternatif dengan energi pengaktifan yang lebih rendah dibandingkan
dengan reaksi tanpa katalis, sehingga adanya katalis akan meningkatkan laju reaksi (Endang
Widjajanti, 2005).
Perkembangan katalisator begitu pesat dalam dunia sains. Pemanfaatan logamlogam dan senyawa mineral menjadi sangat penting untuk katalisator dalam proses reaksi
kimia. Karena dengan reaksi menggunakan katalisator, dapat dihasilkan reaksi yang efektif
dan efisien dalam berbagai aspek. Salah satu katalisator yang cukup baik adalah katalisator
lempung. Lempung montmorillonite telah digunakan sebagai katalis untuk sejumlah reaksi
organik dan menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan asam klasik . Misalnya
keasaman yang kuat , sifat non - korosif , murahnya , kondisi reaksi ringan, tinggi hasil dan
selektivitas dan kemudahan pengaturan dan bekerja maksimal (Navjet Kaur, 2012)
Katalisator menggunakan lempung dianggap sebagai katalis yang ramah lingkungan
atau Green Catalyst. Lempung digunakan karena sifatnya yang ecofriendly , ini tidak
beracun ,non - korosif , ekonomis dan dapat didaur ulang , dan dengan demikian secara
efisien digunakan untuk berbagai reaksi organik (BKG Theng, 1974) . Reaksi dikatalisis oleh
montmorillonite biasanya dilakukan dalam kondisi ringan dengan hasil yang tinggi dengan
tinggi selektivitas , dan hasil pemeriksaan dari reaksi ini sangat sederhana, hanya filtrasi
untuk menghilangkan katalis dan penguapan pelarut yang diperlukan . Katalis
montmorillonite mudah ditemukan dan digunakan kembali (LJ Krstic, 2002).
Dalam reaksi pirolisis, katalis akan membantu untuk suatu bahan dapat terdegradasi
dan kemudian mencapai titik uapnya dimana akan terbentuk uap yang akan didinginkan
sehingga akan dihasilkan kondisi senyawa tersebut dalam bentuk cairan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat pelaksanaan MUSLIM + GABUNGIN PPT
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Fmipa UNS selama 4 Bulan.
B. Bahan dan peralatan MUSLIM + GABUNGIN PPT SEMUANYA
Bahan Sampel merupakan pecahan genteng press yang diambil dari sentra produksi
genteng Desa grogol, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. Sementara Sampel
Plastik yang digunakan adalah jenis plastik Polipropilena seperti botol plastik sekali
pakai. Peralatan yang digunakan seperti saringan, peralatan gelas, neraca analitis,
XRD dan alat pirolisis. bejana pemasak wadah-wadah,
C. Prosedur Penelitian JES
a. Preparasi Sampel dan Katalis
Sampel Limbah plastik polipropilenan yang diambil dari kemasan botol minum
sekali pakai yang di potong kecil-kecil dengan ukuran 1mm. Sementara katalis
dipersiapkan dengan menghaluskan pecahan genteng menjadi serbuk halus dan di
ayak dengan ayakan ukuran 250 mesh. Serbuk genteng kemudian dikondisikan
untuk membebaskan dari kandungan air dengan cara dipanaskan. Katalis dibuat
dengan impregnasi serbuk genteng dengan larutan Ni(NO 3)2.6H2O pada suhu
30oC. Selama 3 jam dengan pengadukan secara terus menerus. Larutan yang telah
tercampur terus diaduk setelah 3 jam seraya diuapkan pada suhu 75 OC, hingga
terbentuk pasta. Menghilangkan kandungan air yang masih tersisa dengan
menggunakan Oven selama 12 jam pada suhu 110 OC. Setelah kering, maka
dilakukan Kalsinasi pada suhu 550OC selama 4 jam. kemudian setelah terbentuk
katalis, dilakukan karakterisasi katalis menggunakan XRD dan XRF
b. Pirolisis
250 kg sampel ditempatkan ke dalam reaktor dan nitrogen dialirkan selama 30
menit sebelum proses pirolisis. Kemudian sampel dan katalisator di panaskan
sampai suhu 400-500o C. Uap yang terbentuk dikondensasikan dengan air
pendingin dan ditampung dalam suatu wadah.
c. Analisa Data
Dengan melihat referensi mengenai kandungan mineral lempung yang terdapat
dalam pecahan genteng, proses analisa dilakukan dengan analisis karakteristik
serbuk pecahan genteng menggunakan XRD. Kemudian Pirolisis dilakukan kondisi
suhu temperatur dan tekanan tertentu. Hasil pirolisis dalam bentuk minyak cair
dianalisa sifat fisik dan kimianya seperti tekanan uap, flash point, densitas, dan
viskositas.