NIM
: 2012430046
a. Heat Exchanger :
Alat yang difungsikan untuk mengakomodasikan perpindahan
panas dari
fluida panas ke fluida dingin dengan adanya perbedaan temperatur.
Karena panas yang dipertukarkan terjadi dalam sebuah sistem
maka
kehilangan panas dari suatu benda akan sama dengan panas yang
diterima
benda lain.,
Alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu
aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus,
yaitu:
Memanaskan fluida
Mendinginkan fluida yang panas Suhu yang masuk dan keluar
kedua jenis fluida diatur sesuai dengan kebutuhannya. Pada
gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida yang
berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida
yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada didalam
shell.
b. Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana/wadah yang di
dalamnya berisi air atau fluida lain untuk dipanaskan. Energi panas dari
fluida tersebut selanjutnya digunakan untuk berbagai macam keperluan,
seperti untuk turbin uap, pemanas ruangan, mesin uap, dan lain
sebagainya. Secara proses konversi energi, boiler memiliki fungsi untuk
mengkonversi energi kimia yang
tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer
ke fluida kerja.
c. Kondensor
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap atau
campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media pendingin
yang dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap akan
melepaskan panas atent kepada pendingin, misalnya pada pembangkit
listrik tenaga uap yang mempergunakan condensing turbin, maka uap
bekas dari turbin akan dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan
menjadi kondensat.
d. Evaporator,
Alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan menjadi
uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi (penguapan) suatu
zat dari fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah panas
latent dan zat yang digunakan adalah air atau refrigerant cair.
bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence
time), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop
operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang
dipertukarkan panasnya harus diatur. Ada beberapa fitur desain termal yang akan
diperhitungkan saat merancang tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a) Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas
baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk
mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat mekanik membersihkan
fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan pembersihan, diameter
tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung,
ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.
memastikan:
Ada ruang yang cukup untuk korosi
Itu getaran aliran-diinduksi memiliki ketahanan
Axial kekuatan
Kemampuan untuk dengan mudah stok suku cadang biaya Kadang-kadang
Tabung pitch : ketika mendesain tabung, adalah praktis untuk memastikan bahwa
tabung pitch (yaitu jarak pusat-pusat tabung sebelah) tidak kurang dari 1,25 kali diameter
luar tabung ' Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari
tabung berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua berjalan
lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat menyediakan
panas atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut berkas tabung dan
dapat terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan penukar
panas tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar
dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 C. Hal ini karena shell dan penukar panas
tabung yang kuat karena bentuknya.
2. Double pipe
Heat exchanger ini menggunakan dua pipa dengan diameter yang berbeda.
Pipa dengan diameter lebih kecil dipasang paralel di dalam pipa berdiameter lebih
besar. Perpindahan panas terjadi pada saat fluida kerja yang satu mengalir di dalam
pipa diameter kecil, dan fluida kerja lainnya mengalir di luar pipa tersebut. Arah
aliran fluida dapat didesain berlawanan arah untuk mendapatkan perubahan
temperatur yang tinggi, atau jika diinginkan temperatur yang merata pada semua sisi
dinding heat exchanger maka arah aliran fluida dapat didesain searah.
(T2-t1)
t
= t LMD x Ft
baffle.
Tc = T2 + Fc(T1-T2)
contoh
exchanger,
lewatan
untuk
tc = t1 + Fc(t2-t1)
menghitung flow area
1-2
merupakan
aliran.
shell :
C = PT OD
nya.
a5 = ID x C x B
144 x Pt
A dengan persamaan :
A=
Tube
At = Nt x at
Up . t
A > 200 ft2 gunakan shell & tube
144 x n
h. menghitung mass velocity (G)
shell :
Gs = w
10 Kern, 1965
a5
tube :
L = 6, 8, 12, 16, 20 ft
Gt = w
at
Nt = A
L.a
f. Temperatur kalorik
shell :
De = ..... in (fig. 28, Kern)
Res = De x Gs
OD
n. temperature tw
tube :
Tw = tc +h0 / s
x ( Tc tc)
hi0 / t + h0 / s
Ret = = De x Gt
temperature dinding tw
s = ( )0,34
shell :
h0 = ( h0)0,34
Kern
tube :
tube :
t = ( )0,34
kern
hi = ( hi) x t
( c. ) 1/3
h0i = hi x t
l. menentukan hi & ho
ht0 x h0
q. Rd
shell :
Rd = U c - U p
h0 / s = Jh x k
x ( cp x )
De
1/3
Tube :
Uc x Up
Rd yang diperlukan = .. hr.ft2.oF/btu
(Tabel 8. Kern, 1965).
Hi / t = Jh x k
x ( cp x )1/3
De
m. menentukan hio
ht0 / t= ht / t x ID
N+1 = 12.L/B
ps = f x Gs2 x Ds x ( N+1)
5,22 . 1010 x De x s x s
tube :
f = . (Fig. 26 Kern, 1965)
pt = f x Gs2 x Ds x ( N+1)
5,22 . 1010 x De x s x t
pr = 4n x v 2
s
2g
ptube = pt + pr