Anda di halaman 1dari 3

GUGATAN WARGA GRIYA SANTA AKAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT

AKADEMIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA


Perseteruan antara warga Griya Santa dengan Universitas Brawijaya berkenaan dengan
didirikanya Rumah Sakit Akademik Universitas Brawawijaya Malang, Jawa Timur semakin
memanas. Pembangunan Rumah Sakit tersebut merupakan proyek multi fungsi tahunan. Namun
ketika pembangunan Rumah Sakit tersebut berlangsung tiba-tiba terjadi kendala. Kendala
tersebut dikarenakan pihak dari Universitas Negeri Brawijaya belum mendapatkan restu dari
masyarakat dan belum mengantongi izin dari pemerintah Kota setempat.
Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. Yogi Sugito,mengakui, dalam setiap pembangunan selalu
ada yang bersifat pro dan kontra, sehingga pihak dari Univeristas Brawijaya memilih tetap
melaksanakan pembangunan. Dan Prof. Dr. Yogi berdalih bahwa perizinan masih dalam proses
di Pemerintah Kota Malang.
Namun begitu pihak yang merasa dirugikan yaitu warga perumahan elit Griya Santa tidak tinggal
diam, Pihaknya membawa kasus ini ke rana hukum dengan melaporkan masalah ini ke
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, Surabaya.Gugatan hukum yang dilayangkan pihak dari
Griya Santa akhirnya membuahkan hasil, tuntannya akhirnya menang di tingkat banding karena
hakim melihat izin mendirikan bangunan (IMB) yang dikeluarkan Oleh Pemerintah Kota Malang
untuk pembangunan Rumah Sakit Universitas Brawijaya itu tidak sesuai prosedur.
Kuasa Hukum dari warga Griya Santa kepada wartawan mengatakan mengatakan bahwa putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, Surabaya, pada 16 Desenber 2010 dalam perkara Nomor ;
161 B/2010/PT.TUN.SBY jo. Nomor: 15/G/2010/PTUN.SBY telah dimenangkan. Hakim
mengabulkan gugatan warga. Sekarang kasus ini telah memperoleh kekuatan hukum tetap atas
sengketa tata usaha negara dalam tingkat banding antara warga Griya Santa Grand Eksekutif
(penggugat) melawan badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang (tergugat I) dan
Universitas Brawijaya Malang (tergugat II)
Sebelumnya pembangunan terus dilakukan kendati warga setempat protes. Warga protes karena
tidak pernah diajak bicara atau dimintai persetujuan terkait pembangunan. Sehingga IMB
dianggap cacat hukum. Akibat protes tidak diperhatikan, warga setempat menggugat Universitas
Brawijaya dan Dinas Perizinan Pemerintah Kota Malang.

Meskipun ditentang, bahkan didemo warga hingga terjadi kerusuhan dan menyebabkan
kemacetan disepanjang jalan Soekarno Hatta, namun Universitas Brawijaya tetap kukuh
meneruskan pembangunan tanpa mengindahkan demo dari warga. Hingga kini pembangunan
sudah memasuki tahap akhir. Tiga bangunan masing-masing berlantai delapan itu terus
dikerjakan.

SOLUSI DAN PENYELESAIAN MASALAH MENGENAI PRO-KONTRA


PEMBANGUNAN RS.AKADEMIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA.
Perseteruan antara pihak Universitas Brawijaya dengan pihak warga Griya Santa bisa terhindari
apabila Humas dari Universitas Brawijaya bersifat terbuka kepada warga Griya Santa.
Keterbukaan ini bisa dilakukan dengan mengajak perwakilan dari pihak yang merasa dirugikan
yaitu warga Griya Santa untuk musyawarah dengan pihak pihak terkait untuk menyampaikan
alasan keberatan di bangunnya Rumah Sakit Akademik Universitas Brawijaya.
Dalam musyawarah antara pihak Universitas Brawijaya dengan pihak warga Griya Santa, harus
dilakukan tertutup untuk menghindari hasutan-hasutan dari pihak lain. Musyawarah ini harus
dijadikan kesempatan besar untuk mengubah pendirian warga untuk dapat memberikan ijin.
Pihak dari Universitas Brawijaya harus menjelaskan dan merebut simpatik dari pihak warga
griya santa dengan menjelaskan visi dan misi dibangunya Rumah Sakit Akademik UB tersebut,
dan menjelaskan keuntungan bagi warga Malang dan juga keuntungan dari mahasiswa
Universitas Brawijaya sendiri. Kesempatan ini harus didukung dengan menyewa mulut dari
pihak-pihak yang dipercaya masyarakat seperti tokoh-tokoh pemerintah maupun tokoh yang
disegani oleh Warga Griya Santa.
Jika dalam musyawarah tersebut tidak menemukan mufakat atau titik terang, maka Konsutan PR
harus berputar otak dengan mengubah presepsi warga tentang Rumah Sakit yang dibangun
Universitas Brawijaya, menjelaskan RS.Akademik UB bukanlah untuk kepentingan Organisasi
ataupun Institusi tertentu, melainkan dibangunya Rumah Sakit Akademik Universitas Brawijaya
juga untuk kebutuhan masyarakat dan demi tujuan untuk mencetak tenaga medis yang handal
dan profesional dibawah bimbingan Universitas Brawijaya.

Bila perlu pihak dari Universitas Brawijaya bersedia memberikan jaminan bahwa Rumah Sakit
yang akan dibangunya tersebut akan memberikan fasilitas dan jaminan kesehatan untuk wargawarga yang kurang mampu di daerah Kota Malang dan sekitarnya. Namun bila strategi tersebut
belum mengubah keputusan dari warga Griya Santa maka pihak dari Universitas Brawijaya harus
mencari dukungan dari Institusi-Ionstitusi yang dapat membantu terealisasikanya pembangunan
Rumah Sakit Akademik Universitas Brawijaya tersebut.
Yang dimaksudkan dengan institusi yang dapat membantu misalnya adalah dari lembagalembaga dari swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan dan memperdulikan nasib
para warga miskin. Mengapa demikian, karena Rumah Sakit yang dibangun oleh Universitas
Brawijaya tersebut menjanjikan jaminan bagi warga miskin yang akan berobat. Selain dari
lembaga swadaya masyarakat pihak Universitas Brawijaya juga bisa meminta dukungan dari
pihak-pihak atau institusi yang lebih tinggi semisal seperti Ikatan Dokter Indonesia atau dari
pihak-pihak yang lain,
Hal ini dimaksudkan untuk mengubah pendirian warga Griya Santa untuk memberikan ijin untuk
dibangunya Rumah Sakit tersebut. Jika pihak dari Universitas Brawijaya telah mengantongi ijin
dari warga Griya Santa maka tuntutan yang diajukan wargapun bisa dicabut. Dan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha dapat memberikan ijin dan pembangunan Rumah Sakit Akademik Universita
Brawijaya dapat terealisasikan.
http://www.kopertis12.or.id/2011/01/28/berita-edukasi-28-januari-2011.html
http://masamabelajar.blogspot.co.id/2011/05/contoh-study-kasus-beserta-penyelesaian.html

Anda mungkin juga menyukai