Anda di halaman 1dari 2

Penyimpanan makanan merupakan aktivitas pengawetan makanan secara fisik untuk melindungi

dari lingkungan dan bahaya dari luar (seperti hewan dan serangga) serta persiapan untuk
dikonsumsi di waktu tertentu (termasuk untuk kondisi darurat).
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Keamanan

2 Penyimpanan daging

3 Rotasi makanan

4 Kondisi darurat

5 Lihat pula

6 Referensi

7 Pranala luar

Keamanan[sunting | sunting sumber]


Penyimpanan makanan meski bertujuan mencegah masuknya penyakit, namun juga dapat
menimbulkan penyakit terutama jika tidak dilakukan secara higienis. Bakteri
penyebab botulisme dapat berkembang dengan baik pada kondisi tanpa oksigen yang biasanya
tercipta pada wadah yang tertutup rapat.[1]
Makanan yang disimpan dalam kondisi beku dapat mencegah pertumbuhan bakteri, namun tidak
membunuhnya. Sehingga makanan yang dikembalikan kondisinya dari pembekuan masih memiliki
risiko pertumbuhan bakteri lebih besar dibandingkan sebelum dibekukan. [2] Menurut Marotz, 2008,
makanan yang akan dikembalikan dari kondisi beku tidak boleh dilakukan pada kondisi temperatur
ruang. Makanan tersebut harus dipanaskan dengan oven atau microwave, dimasak langsung, atau
secara perlahan dari temperatur dingin.[1]
Lemak dan minyak nabati maupun hewani dapat menjadi rusak dengan cepat jika tidak disimpan
dengan benar karena prosesoksidasi. Semakin tinggi kadar lemak tak jenuh gandanya, semakin
cepat oksidasi terjadi. Penyimpanan minyak dan lemak sebaiknya dilakukan dengan pendinginan
segera setelah kemasan dibuka.[3]

Penyimpanan daging[sunting | sunting sumber]


Daging merupakan jenis makanan yang daoat berubah kualitasnya dengan cepat, sehingga
penyimpanan harus dilakukan dengan cara didinginkan atau dibekukan, atau diolah menjadi daging

kering dan daging asap. Setiap budaya dan restoran memiliki cara tersendiri dalam menyimpan
daging sehingga menghasilkan kualitas rasa yang diinginkan. Teknik ini disebut dengan beef aging,
yaitu penyimpanan di dalam ruangan dengan kondisi iklim mikro (temperatur, kelembaban) yang
telah ditentukan dalam waktu beberapa hari sehingga menghasilkan kualitas daging tertentu. [4]
[5]

Termasuk juga untuk daging hewan buruan.[6]

Rotasi makanan[sunting | sunting sumber]


Rotasi makanan adalah mengutamakan pengolahan, penyajian, dan konsumsi makanan yang telah
berada di ruang penyimpanan makanan paling lama sehingga mencegah makanan menjadi tidak
layak dan menjadi sampah makanan. Makanan yang terlalu lama berada di dalam penyimpanan
berpotensi menjadi rusak kualitasnya dan tidak aman dikonsumsi sehingga kemungkinan besar
akan terbuang. Pemberian label pada kemasan merupakan cara yang termudah untuk dilakukan. [7]

Kondisi darurat[sunting | sunting sumber]


Pada kemampuan dalam bertahan hidup pada kondisi darurat, berbagai masyarakat, budaya, dan
negara mengutamakan penyimpanan makanan penting yang terutama berupa air, serealia, dan
berbagai makanan kering yang mengandung kalori tinggi, biasanya dalam bentuk kaleng. Makanan
yang dikeringkan secara pengeringan beku dapat menjaga kualitas makanan lebih lama. Dalam
kondisi darurat, makanan pokok harus divariasikan supaya tidak mengganggu selera makan di saat
genting. Makanan curahdalam bentuk kering umumnya lebih mudah disimpan
dibandingkan makanan segar yang dimakan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai