Anda di halaman 1dari 9

Culex

Culex
Culex
Culex
Culex
Culex
Culex
Culex
Culex
Culex
Culex

annulus
bitaeniorhynchus
cinctellus
fragilis
gelidus
pallidothorax
ppseudovishnui
quinquefasciatus
raptor
sitiens
tritaeniorhynchus

Telur
a. Berbentuk seperti cerutu ( elips) warna coklat kehitaman
b. Diletakkan berkelompok ( sekitar 200 buah ) seperti rakit
diatas permukaan air, masing-masing tanpa alat apung
c. Tidak tahan kering
Larva
a. Panjang, langsing, tanpa kaki mirip larva aedes
b. Memiliki siphon yang panjang dan runcing serta terdapat
berkas rambut lebih dari satu ( biasannya 3 berkas )
c. Saat istirahat posisi membentuk sudut dengan kepala
dibawah
d. Dapat bergerak
e. Tempat hidup : berbagai jenis air ( pada air kotor )
f. Bernafas dengan siphon yang menempel pada
permukaan air

Pupa
a. Berbentuk bengkok seperti tanda tanya,
bagian kepala membesar
B. Memiliki sepasang terompet udara seperti
Aedes yang menempel pada permukaan air
Dewasa
a. Sayap tidak bercak-bercak
b. Thorax tanpa noda-noda putih ( tanpa
bercak-bercak )
c.Nyamuk betina palpus maxilaris lebih
pendek daripada prosbosis dan ujung
abdomen tumpul ( membulat)
d. Scutelum trilobi

Sebagian besar toraks yang tampak


(mesonotum) diliputi bulu halus. Bulu
ini berwarna putih atau kuning dan
membentuk gambaran yang khas.
Mempunyai 3 pasang kaki atau
hexapoda yang melekat pada toraks

Japanese Enchepalitis
Vektor penyakit ini adalah nyamuk
Culex
tritaeniorhynchus
Culex
gelindus. Cara penularannya virus
ini berkembangbiak dalam tubuh
babi, lalu nyamuk betina Culex
menghisap
darah
babi
dan
menularkan virus ini saat menusuk
manusia.
1.

Filariasis
Disebabkan wuchereria bancrofti
dengan vektornya Culex
quinquefasciatus. Cara penularan
apabila orang tersebut digigit
nyamuk yang infektif yaitu nyamuk
yang mengadung larva. Nyamuk
mendapat cacing filarial kecil
(mikrofilaria)sewaktu menghisap
darah penderita yang mengandung
mikrofilaria.
2.

Anda mungkin juga menyukai