Tugas PKN Mei
Tugas PKN Mei
Peristiwa ini merupakan pelanggaran HAM berupa penembakan beserta pembunuhan terhadap
penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat) oleh
tentara Belanda pada tanggal 9 Desember 1947 diringi dengan dilakukannya Agresi Militer Belanda I.
Puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan dibunuh tanpa alasan yang jelas.
Pada 14 September 2011, Pengadilan Den Haag menyatakan bahwa pemerintah Belanda bersalah dan
harus bertanggung jawab. Pemerintah Belanda harus membayar ganti rugi kepada para keluarga
korban pembantaian Rawagede.
Penembakan Misterius
Diantara tahun 1982-1985, peristiwa ini mulai terjadi. Petrus adalah sebuah peristiwa penculikan,
penganiayaan dan penembakan terhadap para preman yang sering menganggu ketertiban
masyarakat. Pelakunya tidak diketahui siapa, namun kemungkinan pelakunya adalah aparat kepolisian
yang menyamar (tidak memakai seragam). Kasus ini termasuk pelanggaran HAM, karena banyaknya
korban Petrus yang meninggal karena ditembak. Kebanyakan korban Petrus ditemukan meninggal
dengan keadaan tangan dan lehernya diikat dan dibuang di kebun, hutan dan lain-lain. Terhitung,
ratusan orang yang menjadi korban Petrus, kebanyakan tewas karena ditembak.
Penculikan Aktivis
Kasus penculikan dan penghilangan secara paksa para aktivis pro-demokrasi, sekitar 23 aktivis prodemokrasi diculik. Kebanyakan aktivis yang diculik disiksa dan menghilang, meskipun ada satu yang
terbunuh. 9 aktivis dilepaskan dan 13 aktivis lainnya masih belum diketahui keberadaannya sampai
kini. Banyak orang berpendapat bahwa mereka diculik dan disiksa oleh para anggota militer.
Internasional dan tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot
Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa ia merupakan tersangka
dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan sengaja ia menaruh Arsenik di makanan Munir dan
meninggal di pesawat.
Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah
Marsinah merupakan salah satu buruh yang bekerja di PT. Catur Putra Surya (CPS) yang terletak di
Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Masalah muncul ketika Marsinah bersama dengan teman-teman sesama
buruh dari PT. CPS menggelar unjuk rasa, mereka menuntut untuk menaikkan upah buruh pada
tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Dia aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Masalah memuncak ketika Marsinah
menghilang dan tidak diketahui oleh rekannya, dan sampai akhirnya pada tanggal 8 Mei 1993
Marsinah ditemukan meninggal dunia. Mayatnya ditemukan di sebuah hutan di Dusun Jegong,
Kecamatan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur dengan tanda-tanda bekas penyiksaan. Menurut hasil
otopsi, diketahui bahwa Marsinah meninggal karena penganiayaan berat.
Kasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, yaitu pembantaian yang
dilakukan oleh militer atau anggota TNI dengan menembak warga sipil di Pemakaman Santa Cruz,
Dili, Timor-Timur pada tanggal 12 November 1991. Kebanyakan warga sipil yang sedang menghadiri
pemakaman rekannya di Pemakaman Santa Cruz ditembak oleh anggota militer Indonesia. Puluhan
demonstran yang kebanyakkan mahasiswa dan warga sipil mengalami luka-luka dan bahkan ada yang
meninggal. Banyak orang menilai bahwa kasus ini murni pembunuhan yang dilakukan oleh anggota
TNI dengan melakukan agresi ke Dili, dan merupakan aksi untuk menyatakan Timor-Timur ingin
keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan membentuk negara sendiri.
Peristiwa 27 Juli
Peristiwa ini disebabkan oleh para pendukung Megawati Soekarno Putri yang menyerbu dan
mengambil alih kantor DPP PDI di Jakarta Pusat pada tanggal 27 Juli 1996. Massa mulai melempari
dengan batu dan bentrok, ditambah lagi kepolisian dan anggota TNI dan ABRI datang berserta
Pansernya. Kerusuhan meluas sampai ke jalan-jalan, massa mulai merusak bangunan dan ramburambu lalu-lintas. Dikabarkan lima orang meninggal dunia, puluhan orang (sipil maupun aparat)
mengalami luka-luka dan sebagian ditahan. Menurut Komnas Hak Asasi Manusia, dalam peristiwa ini
telah terbukti terjadinya pelanggaran HAM.
Itulah beberapa kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran HAM di Indonesia. Semoga saja
kedepannya Indonesia bisa lebih tenram dan damai serta terhindar dari pelanggaran-pelanggaran
yang terjadi dalam masyarakat terutama pelanggaran HAM. Peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi
tempo dulu sebaiknya dijadikan contoh oleh generasi sekarang agar mereka tidak mengulangi dan
terhindar pelanggaran HAM. Oleh karena itulah, sebaiknya kita memahami dengan baik makna,
pengertian atau definis dari HAM
1.Tragedi Trisakti
adalah peristiwa penembakan, pada12 Mei 1998, terhadap mahasiswapada
saat demonstrasi menuntutSoeharto turun dari jabatannya.Kejadian ini
menewaskan empatmahasiswa Universitas Trisakti diJakarta, Indonesia serta
puluhanlainnya luka.Mereka yang tewas adalah ElangMulia Lesmana, Heri
Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewastertembak di
dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital sepertikepala,
leher, dan dada.Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang
terpengaruh oleh krisisfinansial Asia. Mahasiswa pun melakukan aksi
demonstrasi besar-besaran kegedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa
Universitas Trisakti.Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti
menuju gedung DPR/MPR padapukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat
oleh blokade dari Polri--militer datangkemudian. Beberapa mahasiswa
mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.Akhirnya, pada pukul 17.15 para
mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerakmajunya aparat keamanan.
Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru kearah mahasiswa. Para
mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besarberlindung di universitas
Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukanpenembakan. Korban pun
berjatuhan, dan dilarikan ke RS Sumber Waras.Satuan pengamanan yang
berada di lokasi pada saat itu adalah Brigade MobilKepolisian RI, Batalyon
Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri PertahananUdara Kostrad,
Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam setaPasukan
Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Styer, danSS-1.
Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak
dansatu orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan
membantahtelah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan
kematian disebabkanpeluru tajam
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebuah badan hukum internasional, begitupun pula di
Indonesia. HAM merupakan hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia di dalam
kandungan. Di Indonesia, terdapat berbagai pelanggaran HAM, entah itu pelanggaran HAM
yang bersifat berat maupun ringan. Contohnya adalah kasus pelanggaran HAM tentang
pembunuhan aktifis Hak Asasi Manusia yaitu Munir Said Thalib atau orang sering dikenal
dengan Munir. Masih ada lagi contoh kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia, bahkan
sebagian sudah diajukan ke Sidang Peradilan, bahkan Amnesty Internasional. Berikut ini daftar
kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia:
1. Kasus Pembunuhan Munir
Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifis HAM
yang pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, tanggal 8
Desember 1965. Munir pernah menangani kasus pelanggaran HAM di Indonesia seperti kasus
pembunuhan Marsinah, kasus Timor-Timur dan masih banyak lagi. Munir meninggal pada
tanggal 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia ketika ia sedang melakukan
perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang
mengabarkan bahwa Munir meninggal di pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan
diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracuni dengan
Arsenikum di makanan atau minumannya saat di dalam pesawat. Kasus ini sampai sekarang
masih belum ada titik jelas, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty Internasional dan tengah
diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot Garuda Indonesia dijatuhi
hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa ia merupakan tersangka dari kasus
pembunuhan Munir, karena dengan sengaja ia menaruh Arsenik di makanan Munir dan
meninggal di pesawat.
Kasus penembakan mahasiswa Trisakti merupakan salah satu kasus penembakan kepada para
mahasiswa Trisakti yang sedang berdemonstrasi oleh para anggota polisi dan militer. Bermula
ketika mahasiswa-mahasiswa Universitas Trisakti sedang melakukan demonstrasi setelah
Indonesia mengalami Krisis Finansial Asia pada tahun 1997 menuntut Presiden Soeharto mundur
dari jabatannya. Peristiwa ini dikenal dengan Tragedi Trisakti.
Dikabarkan puluhan mahasiswa mengalami luka-luka, dan sebagian meninggal dunia, yang
kebanyakan meninggal karena ditembak dengan menggunakan peluru tajam oleh anggota polisi
dan militer/TNI. Kasus ini masuk dalam daftar catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia,
dan pernah diproses.
5. Pembantaian Santa Cruz/Insiden Dili
Kasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, yaitu pembantaian yang
dilakukan oleh militer atau anggota TNI dengan menembak warga sipil di Pemakaman Santa
Cruz, Dili, Timor-Timur pada tanggal 12 November 1991. Kebanyakan warga sipil yang sedang
menghadiri pemakaman rekannya di Pemakaman Santa Cruz ditembak oleh anggota militer
Indonesia. Puluhan demonstran yang kebanyakkan mahasiswa dan warga sipil mengalami lukaluka dan bahkan ada yang meninggal. Banyak orang menilai bahwa kasus ini murni pembunuhan
yang dilakukan oleh anggota TNI dengan melakukan agresi ke Dili, dan merupakan aksi untuk
menyatakan Timor-Timur ingin keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
membentuk negara sendiri.
6. Peristiwa Tanjung Priok
Kasus ini murni pelanggaran HAM. Bermula ketika warga sekitar Tanjung Priok, Jakarta Utara
melakukan demonstrasi beserta kerusuhan yang mengakibatkan bentrok antara warga dengan
kepolisian dan anggota TNI yang mengakibatkan sebagian warga tewas dan luka-luka. Peristiwa
ini terjadi pada tanggal 12 September 1984. Sejumlah orang yang terlibat dalam kerusuhan
diadili dengan tuduhan melakukan tindakan subversif, begitu pula dengan aparat militer, mereka
diadili atas tuduhan melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Peristiwa ini dilatar belakangi
masa Orde Baru.
7. Pembantaiaan Rawagede
Peristiwa ini merupakan pelanggaran HAM berupa penembakan beserta pembunuhan terhadap
penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat)
oleh tentara Belanda pada tanggal 9 Desember 1947 diringi dengan dilakukannya Agresi Militer
Belanda I. Puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan dibunuh tanpa
alasan yang jelas. Pada 14 September 2011, Pengadilan Den Haag menyatakan bahwa
pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab. Pemerintah Belanda harus
membayar ganti rugi kepada para keluarga korban pembantaian Rawagede.
8. Peristiwa 27 Juli
Peristiwa ini disebabkan oleh para pendukung Megawati Soekarno Putri yang menyerbu dan
mengambil alih kantor DPP PDI di Jakarta Pusat pada tanggal 27 Juli 1996. Massa mulai
melempari dengan batu dan bentrok, ditambah lagi kepolisian dan anggota TNI dan ABRI datang
berserta Pansernya. Kerusuhan meluas sampai ke jalan-jalan, massa mulai merusak bangunan
dan rambu-rambu lalu-lintas. Dikabarkan lima orang meninggal dunia, puluhan orang (sipil
maupun aparat) mengalami luka-luka dan sebagian ditahan. Menurut Komnas Hak Asasi
Manusia, dalam peristiwa ini telah terbukti terjadinya pelanggaran HAM.
9. Pembantaian Massal Komunis (PKI) 1965
Pembantaian ini merupakan peristiwa pembunuhan dan penyiksaan terhadap orang yang dituduh
sebagai anggota komunis di Indonesia yang pada saat itu Partai Komunis Indonesia (PKI)
menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia dengan anggotanya yang berjumlah jutaan.
Pihak militer mulai melakukan operasi dengan menangkap anggota komunis, menyiksa dan
membunuh mereka. Sebagian banyak orang berpendapat bahwa Soeharto diduga kuat menjadi
dalang dibalik pembantaian 1965 ini. Dikabarkan sekitar satu juta setengah anggota komunis
meninggal dan sebagian menghilang. Ini jelas murni terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia.
10. Kasus Dukun Santet di Banyuwangi
Peristiwa beserta pembunuhan ini terjadi pada tahun 1998. Pada saat itu di Banyuwangi lagi
hangat-hangatnya terjadi praktek dukun santet di desa-desa mereka. Warga sekitar yang
berjumlah banyak mulai melakukan kerusuhan berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap
orang yang dituduh sebagai dukun santet. Sejumlah orang yang dituduh dukun santet dibunuh,
ada yang dipancung, dibacok bahkan dibakar hidup-hidup. Tentu saja polisi bersama anggota
TNI dan ABRI tidak tinggal diam, mereka menyelamatkan orang yang dituduh dukun santet
yang masih selamat dari amukan warga.
11. Kasus Bulukumba
Diantara tahun 1982-1985, peristiwa ini mulai terjadi. Petrus adalah sebuah peristiwa
penculikan, penganiayaan dan penembakan terhadap para preman yang sering menganggu
ketertiban masyarakat. Pelakunya tidak diketahui siapa, namun kemungkinan pelakunya adalah
aparat kepolisian yang menyamar (tidak memakai seragam). Kasus ini termasuk pelanggaran
HAM, karena banyaknya korban Petrus yang meninggal karena ditembak. Kebanyakan korban
Petrus ditemukan meninggal dengan keadaan tangan dan lehernya diikat dan dibuang di kebun,
hutan dan lain-lain. Terhitung, ratusan orang yang menjadi korban Petrus, kebanyakan tewas
karena ditembak.
18. Kasus-kasus TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri
Ada beberapa kasus pelanggaran HAM yang menimpa beberapa TKI yang bekerja di luar negeri.
Telah terjadi banyak penganiayaan, seperti dipukul, disetrika, diestrum listrik, pelecehan seksual,
pemerkosaan, bahkan pembunuhan terhadap para tenaga kerja Indonesia, meskipun sudah ada
Undang-Undang dari Pemerintah yang mengatur tentang perlindungan atas TKI yang bekerja di
luar negeri.
M. Agus Sudrajat
Tragedi Lumpur Lapindo dimulai pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur
panas mulai menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri. Hal ini wajar mengingat
volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk
peti kemas berukuran besar). Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat
sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur: genangan hingga setinggi 6 meter pada pemukiman;
total warga yang dievakuasi lebih dari 8.200 jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit; areal
pertanian dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang tergenang menghentikan
aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873 orang; tidak berfungsinya sarana pendidikan; kerusakan
lingkungan wilayah yang tergenangi; rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon);
terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro
(Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Lumpur juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565
mg/liter Hg, padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan, iritasi
kulit dan kanker.4 Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis), jantung berdebar (cardiac
aritmia),
dan
gangguan
ginjal.
Selain perusakan lingkungan dan gangguan kesehatan, dampak sosial banjir lumpur tidak bisa dipandang remeh.
Setelah lebih dari 100 hari tidak menunjukkan perbaikan kondisi, baik menyangkut kepedulian pemerintah,
terganggunya pendidikan dan sumber penghasilan, ketidakpastian penyelesaian, dan tekanan psikis yang bertubitubi, krisis sosial mulai mengemuka. Perpecahan warga mulai muncul menyangkut biaya ganti rugi, teori konspirasi
penyuapan oleh Lapindo, rebutan truk pembawa tanah urugan hingga penolakan menyangkut lokasi pembuangan
lumpur setelah skenario penanganan teknis kebocoran (menggunakan snubbing unit) dan (pembuatan relief well)
mengalami
kegagalan.
Penyebab
Ada
Pertama,
Akhirnya,
Semburan
aspek
yang
menyebabkan
adalah
yang
muncul
adalah
Lumpur
terjadinya
aspek
konflik
horisontal.
Lapindo
semburan
lumpur
panas
tersebut.
teknis.
Pada awal tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik Yogyakarta yang terjadi pada hari yang sama. Hal
ini didukung pendapat yang menyatakan bahwa pemicu semburan lumpur (liquefaction) adalah gempa (sudden
cyclic shock) Yogya yang mengakibatkan kerusakan sedimen. Namun, hal itu dibantah oleh para ahli, bahwa gempa
di Yogyakarta yang terjadi karena pergeseran Sesar Opak tidak berhubungan dengan Surabaya. Argumen
liquefaction lemah karena biasanya terjadi pada lapisan dangkal, yakni pada sedimen yang ada pasir-lempung,
bukan pada kedalaman 2.000-6.000 kaki. Lagipula, dengan merujuk gempa di California (1989) yang berkekuatan
6.9 Mw, dengan radius terjauh likuifaksi terjadi pada jarak 110 km dari episenter gempa, maka karena gempa Yogya
lebih kecil yaitu 6.3 Mw seharusnya radius terjauh likuifaksi kurang dari 110 Km. Akhirnya, kesalahan prosedural
yang mengemuka, seperti dugaan lubang galian belum sempat disumbat dengan cairan beton sebagai sampul. Hal
itu diakui bahwa semburan gas Lapindo disebabkan pecahnya formasi sumur pengeboran. Sesuai dengan desain
awalnya, Lapindo harus sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki,
casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki. Ketika Lapindo mengebor lapisan
bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka belum memasang casing 9-5/8 inci. Akhirnya, sumur
menembus satu zona bertekanan tinggi yang menyebabkan kick, yaitu masuknya fluida formasi tersebut ke dalam
sumur. Sesuai dengan prosedur standar, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig
segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan
kick. Namun, dari informasi di lapangan, BOP telah pecah sebelum terjadi semburan lumpur. Jika hal itu benar maka
telah terjadi kesalahan teknis dalam pengeboran yang berarti pula telah terjadi kesalahan pada prosedur operasional
standar.
Kedua,
aspek
ekonomis.
Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk BP-MIGAS
untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi. Saat ini Lapindo memiliki 50% participating interest di
wilayah Blok Brantas, Jawa Timur. Dalam kasus semburan lumpur panas ini, Lapindo diduga sengaja menghemat
biaya operasional dengan tidak memasang casing. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, keputusan pemasangan
casing berdampak pada besarnya biaya yang dikeluarkan Lapindo. Medco, sebagai salah satu pemegang saham
wilayah Blok Brantas, dalam surat bernomor MGT-088/JKT/06, telah memperingatkan Lapindo untuk memasang
casing (selubung bor) sesuai dengan standar operasional pengeboran minyak dan gas. Namun, entah mengapa
Lapindo sengaja tidak memasang casing, sehingga pada saat terjadi underground blow out, lumpur yang ada di
perut
bumi
Ketiga,
menyembur
keluar
aspek
tanpa
kendali.
politis.
Sebagai legalitas usaha (eksplorasi atau eksploitasi), Lapindo telah mengantongi izin usaha kontrak bagi
hasil/production sharing contract (PSC) dari Pemerintah sebagai otoritas penguasa kedaulatan atas sumberdaya
alam.
Pemerintah Indonesia telah lama menganut sistem ekonomi neoliberal dalam berbagai kebijakannya. Alhasil, seluruh
potensi tambang migas dan sumberdaya alam (SDA) dijual kepada swasta/individu (corporate based). Orientasi
profit an sich yang menjadi paradigma korporasi menjadikan manajemen korporasi buta akan hal-hal lain yang
menyangkut kelestarian lingkungan, peningkatan taraf hidup rakyat, bahkan hingga bencana ekosistem. Di Jawa
Timur saja, tercatat banyak kasus bencana yang diakibatkan lalainya para korporat penguasa tambang migas,
seperti kebocoran sektor migas di kecamatan Suko, Tuban, milik Devon Canada dan Petrochina (2001); kadar hidro
sulfidanya yang cukup tinggi menyebabkan petani dirawat di rumah sakit. Kemudian kasus tumpahan minyak mentah
(2002) karena eksplorasi Premier Oil. Yang terakhir, tepat 2 bulan setelah tragedi semburan lumpur Sidoarjo, sumur
minyak Sukowati, Desa Campurejo, Kabupaten Bojonegoro terbakar. Akibatnya, ribuan warga sekitar sumur minyak
Sukowati harus dievakuasi untuk menghindari ancaman gas mematikan. Pihak Petrochina East Java, meniru modus
cuci
tangan
yang
dilakukan
Lapindo,
mengaku
tidak
tahu
menahu
penyebab
terjadinya
kebakaran.
Penjualan aset-aset bangsa oleh pemerintahnya sendiri tidak terlepas dari persoalan kepemilikan. Dalam perspektif
Kapitalisme dan ekonomi neoliberal seperti di atas, isu privatisasilah yang mendominasi
pembunuhan pelukis Basuki Abdullah terungkap berkat seekor anjing detektif bernama Leo.
Bahkan Presiden Soeharto mendapat laporan langsung dari Kapolda Metro Jaya saat itu, Mayor
Jenderal (pol) Hindarto soal pembunuhan tersebut. Basuki terbunuh akibat pukulan popor senapan
angin di kepala.
Akibat pembunuhan ini, lukisan diri BJ Habibie tak pernah rampung. Saat Basuki dibunuh, BJ Habibie
sedang memesan lukisan ke Basuki. Tetapi pesanannya baru selesai 50 persen.
Bahkan siang hari sebelum pembunuhan, Basuki Abdullah baru membeli buku-buku tentang Habibie.
Dia perlu membaca itu untuk memahami betul karakter Habibie.
Empat hari setelah Basuki dimakamkan, pelakunya tertangkap di Cicurug, Sukabumi. Harian Kompas
tanggal 10 November 1993, menulis Kapolda Metro Jaya melaporkan penangkapan itu ke Presiden
Soeharto.
Dia datang langsung ke Istana Presiden, pagi hari 9 November, saat acara penerimaan gelar
pahlawan. Hindarto menyampaikannya di depan Ibu Tien Soeharto, Ny Sutrisno, dan Presiden
Soeharto.
Pelakunya adalah seorang pria berinisial AMD (20). Dia bekerjasama dengan tukang kebun Basuki,
WHY. Makanya tahu benar seluk beluk rumah maestro lukis Indonesia itu. Soeharto menyalami
Hindarto seusai berbicara.
Keesokan harinya, semua media, termasuk Kompas, menulis pelaku pembunuhan terungkap setelah
ada informasi dari seorang preman mabuk di Kalijodo, Jakarta Barat.
Preman itu menceritakan soal persekongkolan AMD dan WHY. Itu pencurian biasa. Pembunuhan terjadi
karena AMD tepergok Basuki.
Tetapi semua media luput menulis tentang Leo. Seekor anjing German Shepherd (herder) yang ikut
membantu mengungkap kasus itu. Sejak awal melacak di tempat kejadian perkara (TKP), Leo sudah
tahu pembunuhnya adalah orang dekat.
Handler-nya saat itu adalah Muhyi yang baru berpangkat Sersan Dua (Bripda). Kini Muhyi sudah
berpangkat Ajun Komisaris dan menjabat Kanit Satwa di Unit K-9 Direktorat Sabhara Polda Metro
Jaya. Leo sudah lama mati saat Muhyi menceritakan ini di ruang kerjanya, Rabu (4/2/2015).
Sejak datang ke rumah Basuki petang harinya, Leo yang baru berusia dua tahun diperintah melacak
berbagai jejak. Popor senapan, darah dan beberapa benda lain.
Leo berulang kali mengulang. Dari jejak-jejak itu, Leo hanya berjalan ke satu arah dan selalu berhenti
di ruang istirahat pembantu.
Rupanya dia mencium bau WHY. Di hari-hari menjelang aksinya, WHY memang tinggal di tempat yang
sama dengan AMD. Makanya walau AMD yang datang mencuri dan membunuh, bau WHY tetap
tercium oleh Leo.
Ini pula yang memberi arah untuk penyelidikan polisi. Makanya begitu ada preman meracau di
Kalijodo bahwa AMD dan WHY bersekongkol, polisi sadar Leo bekerja di hari kematian Basuki
Abdullah. Apabila Leo tak memberikan isyarat itu, polisi bisa saja mencueki racauan preman mabuk
itu.
Muhyi tak pernah melupakan Leo. Bahkan dia sedih waktu mendengar kabar Leo mati. Leo mati tahun
2004, ketika Muhyi sedang pendidikan Sekolah Lanjutan Perwira (SELAPA) di Sukabumi, Jawa Barat.
Usianya 13 tahun saat mati. "Saya memang paling senang di unit Satwa," ucap Muhyi.
Muhyi menghabiskan masa Bintara selama 16 tahun di Unit itu. Dia lulus Bintara tahun 1988,
angkatan IX Lido. Baru keluar dari Unit Satwa saat ikut pendidikan SELAPA tahun 2004.
Setelah itu Muhyi sempat dinas di Banten. Dia pernah menjabat Kanit Laka Polres Tangerang.
Kemudian tahun 2007 kembali ke Jakarta, lalu pindah ke Polres Depok dan diberi jabatan Kanit Patrol,
lalu Kanit Reserse.
Tahun 2010 Muhyi kembali ke Unit Satwa. Dia mendapat jabatan Kanit Satwa. (WartaKota
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit
ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili
Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang
disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan
kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahanperdarahan.
Kondisi masyarakat saat ini, masih banyak yang terkena demam berdarah dengue. Masyarakat
masih belum menyadari apa yang mereka lakukan yaitu dapat merugikan orang-orang
disekitarnya. Dari tahun ke tahun penderita penyakit demam berdarah Dengue semakin
meningkat.
Penyakit demam berdarah ini sangat penting untuk di bahas, karena banyak warga di Indonesia
yang masih menganggap penyakit ini, penyakit yang biasa. Terutama pada anak-anak sering
terkena Demam Berdarah Dengue.
1.2 Rumusan masalah
v
Agar bisa mengetahui gejala Demam Berdarah Dengue yang dialami oleh para penderita
penyakit ini.
Latar Belakang
1.2
Tujuan penelitian
1.3
Manfaat penelitian
1.4
Rumusan masalah
1.5
Metode Penelitian
BAB 2 : Teori
2.1
2.1
2.2
2.3
2.4
Pengobatan DBD
2.5
Pencegahan DBD
Kesimpulan
3.2
Saran-saran
BAB II
TEORI
2.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit
ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili
Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang
disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan
kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahanperdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika
termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000
meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak
Mantri ;-) seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang
menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur
gigitan saat menghisap darah manusia.
Selama nyamuk aides aigypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk dbd
tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita dbd maka nyamuk
menjadi berbahaya karena bisa menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu
pengendalian nyamuk jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu
ke orang yang lain
Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika
Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di
Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab
kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
2.2 Ciri-ciri nyamuk Aedes Agypti
Nyamuk Aedes Aegypti bertubuh belang hitam-putih, suka berkembang biak di tempat
yang bisa digenangi air terutama air bersih.
Nyamuk ini biasanya menghisap darah seiap 2-3 hari sekali, biasanya pada pagi hari
antara pukul 08.00 12.00 dan sore hari antara pukul 16.00 17.00 mereka perlu
menghisap banyak darah untuk menyuburkan telurnya.
Setelah kenyang nyamuk betina perlu istirahat, mereka suka santai-santai si tempat
lembab, diruangan remang-remang, digerumbul tanaman hias, ditirai rumah, bahkan di
baju-baju yang di gelantung.
PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK
Nyamuk Aedes Aegypti biasa bertelur di dinding tempat air yang tidak mengalir
Rata-rata umur nyamuk betina 2-3 bulan, sedangkan yang jantan hanya 14 hari.
waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang
harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari
berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena
menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari orang yang tertular dapat mengalami /
menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 7 hari, nyeri-nyeri pada
tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah
kulit.
Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok.
Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup
tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Demam Berdarah dalam tingkat
yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu
dapat mengalami syok / kematian.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang
lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga
pasien dianggap afebril.
4. Bisa mengeluarkan darah dari hidung (mimisan), muntah darah, dan melalui buang air
besar.
5. Penderita bisa pucat, gelisah, ujung kaki dan ujung tangan dingin.
Orang yang terindikasi terserang demam berdarah harus secepatnya diberi pertolongan medis
dengan dibawa ke puskesmas, dokter atau rumah sakit untuk diobati. Terlambat memberi
pertolongan pada penderita DBD dapat menyebabkan penderita meninggal dunia.
kesembuhan.
Fase demam kembali tinggi sebagai bagian dari reaksi tahap penyembuhan.
TANGANI DENGAN TEPAT
1. Beri minum yang cukup
2. Hati-hati memilih obat demam, pastikan mengandung PARASETAMOL (baca kemasan)
3. BAWA SEGERA KE RUMAH SAKIT
4.
PENANGAN YANG BAIK DAN TEPAT DAPAT MENYELAMATKAN BANYAK JIWA!
Pengobatan
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk
menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan,
penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun
drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum ekstrak daun jambu
biji. Merujuk hasil kerja sama penelitian Fakultas Kedokteran Unair dan BPOM, ekstrak daun
jambu biji bisa menghambat pertumbuhan virus dengue. Bahan itu juga meningkatkan trombosit
tanpa efek samping. Masyarakat mesti memperhatikan informasi penting ini. Berdasarkan hasil
kerja sama dalam uji pre klinis Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa
Timur dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dilansir di Jakarta, Rabu (10/3)
siang, ekstrak daun jambu biji dipastikan bisa menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab
demam berdarah dengue (DBD). Bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit hingga
100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping. Peningkatan tersebut diperkirakan dapat
tercapai dalam tempo delapan hingga 48 jam setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi.
Pencegahan
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor
nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna
(misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan
nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal hal yang dapat
mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam
berdarah, sebagai berikut:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat
yang cukup;
2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan
melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air,
dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentikjentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena
dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut
didaur-ulang;
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk
abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan
rantai perkembangbiakan nyamuk;
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam
atau panas tinggi
5. Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore,
karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada
di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita
DBD nya.
Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan
atau pengendalian vektornya adalah :
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Serangan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) bisa muncul kapan saja sepanjang tahun
dan bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga lanjut usia, orang yang sehat kuat
hingga yang sedang sakit, orang yang tinggal di perumahan mewah sampai yang gelandangan
semua bisa kena penyakit Demam Berdarah Dengue yang berbahaya dan mematikan.
Penyakit DBD berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Masyarakat yang
kurang peduli kebersihan lingkungan dan ancaman penyakit berbahaya merupakan lokasi yang
sangat baik sebagai endemik DBD. Diperlukan kesadaran dan peran aktif semua lapisan
masyarakat untuk mengenyahkan demam berdarah dengue dari lingkungan sekitar tempat
tinggalnya.
Untuk memberantas nyamuk aedes aegypty yang menularkan demam berdarah dengue
diperlukan 3M di wilayah lingkungan tempat tinggal yaitu 3M PLUS yang akan dijelaskan pada
bagian lain di web situs organisasi.org ini.
4.2 Saran
Masyarakat hendaknya melaksanakan 3M plus
1. Menguras tempat-tempat penampungan air atau barang-barang yang bisa digenangi air,
seperti bak mandi, ember, vas bunga, dan tampat minum burung.
2. Menutup rapat semua penampungan air seperti ember, tempayang, gentong dan drum.
3. Mengubur semua barang bekas yang dapat digenangi air.
Plus hindari gigitan nyamuk
M. Agus Sudrajat
Tragedi Lumpur Lapindo dimulai pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur
panas mulai menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri. Hal ini wajar mengingat
volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk
peti kemas berukuran besar). Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat
sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur: genangan hingga setinggi 6 meter pada pemukiman;
total warga yang dievakuasi lebih dari 8.200 jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit; areal
pertanian dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang tergenang menghentikan
aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873 orang; tidak berfungsinya sarana pendidikan; kerusakan
lingkungan wilayah yang tergenangi; rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon);
terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro
(Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Lumpur juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565
mg/liter Hg, padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan, iritasi
kulit dan kanker.4 Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis), jantung berdebar (cardiac
aritmia),
dan
gangguan
ginjal.
Selain perusakan lingkungan dan gangguan kesehatan, dampak sosial banjir lumpur tidak bisa dipandang remeh.
Setelah lebih dari 100 hari tidak menunjukkan perbaikan kondisi, baik menyangkut kepedulian pemerintah,
terganggunya pendidikan dan sumber penghasilan, ketidakpastian penyelesaian, dan tekanan psikis yang bertubitubi, krisis sosial mulai mengemuka. Perpecahan warga mulai muncul menyangkut biaya ganti rugi, teori konspirasi
penyuapan oleh Lapindo, rebutan truk pembawa tanah urugan hingga penolakan menyangkut lokasi pembuangan
lumpur setelah skenario penanganan teknis kebocoran (menggunakan snubbing unit) dan (pembuatan relief well)
mengalami
kegagalan.
Penyebab
Ada
Pertama,
Akhirnya,
Semburan
aspek
yang
menyebabkan
adalah
yang
muncul
adalah
Lumpur
terjadinya
aspek
konflik
horisontal.
Lapindo
semburan
lumpur
panas
tersebut.
teknis.
Pada awal tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik Yogyakarta yang terjadi pada hari yang sama. Hal
ini didukung pendapat yang menyatakan bahwa pemicu semburan lumpur (liquefaction) adalah gempa (sudden
cyclic shock) Yogya yang mengakibatkan kerusakan sedimen. Namun, hal itu dibantah oleh para ahli, bahwa gempa
di Yogyakarta yang terjadi karena pergeseran Sesar Opak tidak berhubungan dengan Surabaya. Argumen
liquefaction lemah karena biasanya terjadi pada lapisan dangkal, yakni pada sedimen yang ada pasir-lempung,
bukan pada kedalaman 2.000-6.000 kaki. Lagipula, dengan merujuk gempa di California (1989) yang berkekuatan
6.9 Mw, dengan radius terjauh likuifaksi terjadi pada jarak 110 km dari episenter gempa, maka karena gempa Yogya
lebih kecil yaitu 6.3 Mw seharusnya radius terjauh likuifaksi kurang dari 110 Km. Akhirnya, kesalahan prosedural
yang mengemuka, seperti dugaan lubang galian belum sempat disumbat dengan cairan beton sebagai sampul. Hal
itu diakui bahwa semburan gas Lapindo disebabkan pecahnya formasi sumur pengeboran. Sesuai dengan desain
awalnya, Lapindo harus sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki,
casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki. Ketika Lapindo mengebor lapisan
bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka belum memasang casing 9-5/8 inci. Akhirnya, sumur
menembus satu zona bertekanan tinggi yang menyebabkan kick, yaitu masuknya fluida formasi tersebut ke dalam
sumur. Sesuai dengan prosedur standar, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig
segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan
kick. Namun, dari informasi di lapangan, BOP telah pecah sebelum terjadi semburan lumpur. Jika hal itu benar maka
telah terjadi kesalahan teknis dalam pengeboran yang berarti pula telah terjadi kesalahan pada prosedur operasional
standar.
Kedua,
aspek
ekonomis.
Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk BP-MIGAS
untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi. Saat ini Lapindo memiliki 50% participating interest di
wilayah Blok Brantas, Jawa Timur. Dalam kasus semburan lumpur panas ini, Lapindo diduga sengaja menghemat
biaya operasional dengan tidak memasang casing. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, keputusan pemasangan
casing berdampak pada besarnya biaya yang dikeluarkan Lapindo. Medco, sebagai salah satu pemegang saham
wilayah Blok Brantas, dalam surat bernomor MGT-088/JKT/06, telah memperingatkan Lapindo untuk memasang
casing (selubung bor) sesuai dengan standar operasional pengeboran minyak dan gas. Namun, entah mengapa
Lapindo sengaja tidak memasang casing, sehingga pada saat terjadi underground blow out, lumpur yang ada di
perut
bumi
Ketiga,
menyembur
keluar
aspek
tanpa
kendali.
politis.
Sebagai legalitas usaha (eksplorasi atau eksploitasi), Lapindo telah mengantongi izin usaha kontrak bagi
hasil/production sharing contract (PSC) dari Pemerintah sebagai otoritas penguasa kedaulatan atas sumberdaya
alam.
Pemerintah Indonesia telah lama menganut sistem ekonomi neoliberal dalam berbagai kebijakannya. Alhasil, seluruh
potensi tambang migas dan sumberdaya alam (SDA) dijual kepada swasta/individu (corporate based). Orientasi
profit an sich yang menjadi paradigma korporasi menjadikan manajemen korporasi buta akan hal-hal lain yang
menyangkut kelestarian lingkungan, peningkatan taraf hidup rakyat, bahkan hingga bencana ekosistem. Di Jawa
Timur saja, tercatat banyak kasus bencana yang diakibatkan lalainya para korporat penguasa tambang migas,
seperti kebocoran sektor migas di kecamatan Suko, Tuban, milik Devon Canada dan Petrochina (2001); kadar hidro
sulfidanya yang cukup tinggi menyebabkan petani dirawat di rumah sakit. Kemudian kasus tumpahan minyak mentah
(2002) karena eksplorasi Premier Oil. Yang terakhir, tepat 2 bulan setelah tragedi semburan lumpur Sidoarjo, sumur
minyak Sukowati, Desa Campurejo, Kabupaten Bojonegoro terbakar. Akibatnya, ribuan warga sekitar sumur minyak
Sukowati harus dievakuasi untuk menghindari ancaman gas mematikan. Pihak Petrochina East Java, meniru modus
cuci
tangan
yang
dilakukan
Lapindo,
mengaku
tidak
tahu
menahu
penyebab
terjadinya
kebakaran.
Penjualan aset-aset bangsa oleh pemerintahnya sendiri tidak terlepas dari persoalan kepemilikan. Dalam perspektif
Kapitalisme dan ekonomi neoliberal seperti di atas, isu privatisasilah yang mendominasi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Demam Berdarah atau DB terus menghantui masyarakat kita seiring pergantian musim
atau pancaroba. Perubahan musim pasti berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Hal itu
menyebabkan seseorang rentan terkena penyakit demam berdarah.
Masyarakat harus waspada dan meningkatkan kesadaran menjaga kebersihan sehingga
tidak memberi kesempatan nyamuk berkembang biak yang menyebabkan penyakit demam
berdarah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Untuk melengkapi tugas Bahasa Indonesia.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penyakit demam berdarah.
3. Agar masyarakat lebih waspada terhadap penyakit demam berdarah karena menyebabkan
kematian.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis utarakan dalam pembahasan di dalam karya
tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penyebab penyakit demam berdarah ?
2. Bagaimana ciri-ciri nyamuk yang menularkan penyakit demam berdarah ?
3. Bagaimana cara penularan penyakit demam berdarah ?
4. Apa saja gejala yang ditimbulkan penyakit demam berdarah ?
5. Bagaimana fase-fase penyakit demam berdarah ?
6. Bagaimana cara pertolongan pertama bagi penderita penyakit demam berdarah ?
7. Bagaimana cara penanganan bagi penderita penyakit demam
berdarah ?
a.
b.
c.
(masa inkubasi instrinsik). Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah
akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan berkembangbiak
dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan juga dalam kelenjar saliva. Kira-kira satu
minggu setelah menghisap darah penderita (masa inkubasi ekstrinsik), nyamuk tersebut siap
untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus dengue menjadi
penular (infektif) sepanjang hidupnya.
Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum
menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (probosis), agar darah
yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke
orang lain. Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang dapat menularkan virus dengue
Nyamuk betina sangat menyukai darah manusia (anthropophilic) dari pada darah
binatang. Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00 - 10.00 dan sore hari
jam 16.00-18.00. Nyamuk betina mempunyai kebiasaan menghisap darah berpindah-pindah
berkali-kali dari satu individu ke individu lain (multiple biter). Hal ini disebabkan karena pada
siang hari manusia yang menjadi sumber makanan darah utamanya dalam keadaan aktif
bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak bisa menghisap darah dengan tenang sampai kenyang
pada satu individu. Keadaan inilah yang menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih
mudah terjadi.
Penularan penyakit DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk
penularnya. Tempat-tempat potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah :
Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)
Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai
wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar.
Pemukiman baru di pinggiran kota Karena di lokasi ini, penduduk umumnya berasal dari
berbagai wilayah, maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa
tipe virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi awal
2.4 Gejala yang ditimbulkan penyakit demam berdarah
5.
Tes Torniquet positif.
6.
Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura.
7. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.
8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin Berkeringat Perdarahan
selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan atau ditempat lainnya.
9. Hematemesis atau melena.
10. Trombositopenia ( =100.000 per mm3).
11. Pembesaran plasma yang erat hubungannya dengan kenaikan permeabilitas dinding pembuluh
darah, yang ditandai dengan munculnya satu atau lebih dari:
Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin.
1.
2.
3.
Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah pengobatan.
Tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo proteinaemia.
2.5 Fase-fase penyakit demam berdarah
Hari 1-3 Fase demam tinggi, demam mendadak tinggi dan sakit kepala, sakit dibelakang bola
mata, badan ngilu dan nyeri, mual, kadang disertai bintik merah dikulit tidak hilang saat kulit
diregangkan.
Hari 4-5 Fase kritis, fase dimana demam dan kadar trombosit mengalami penurunan dan sering
mengoceh seolah terjadi kesembuhan. Namun fase inilah fase kritis kemungkinan terjadinya
Dengue Shock Syndrome Dapat terjadi pendarahan hidung, mulut, kulit pucat dan dingin serta
penurunan kesadaran.
Hari 6-7 Fase penyembuhan, keadaan umum membaik.
2.6 Cara pertolongan pertama bagi penderita penyakit demam berdarah
Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam
berdarah. Banyak orang yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu.
Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak
terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah
dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya
tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat.
Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen
justru dapat meningkatkan risiko pendarahan. Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih
parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan
elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi.
Obat Tradisional Penyakit Demam Berdarah
masing-masing 5 gr, diseduh dengan air mendidih tambahkan madu secukupnya, lalu diminum
hangat-hangat.
Penderita DBD dapat mengalami gangguan pada trombosit atau butiran darah merahnya
menurun yang dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Untuk mengatasinya, dapat
memanfaatkan 30 gr sambiloto segar ditambah 30 gr daun dewa segar, direbus dengan 600 cc air
hingga tersisa 300 cc, airnya disaring lalu diminum.
Agar terhindar dari gigitan nyamuk dapat memanfaatkan 10 gr temu hitam ditambah 10
gr kunyit, 10 gr temulawak, 10 gr sambiloto, direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 300 cc,
airnya disaring kemudian di campur madu secukupnya lalu diminum.
2.8 Cara pencegahan penyakit demam berdarah
Cara pencegahan dilakukan dengan :
1. Pemberantasan
Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara; Menguras, menutup, mengubur barang
bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
2. Fogging atau pengasapan
Foging dilaksanakan pada kasus-kasus dengan PE positif, 2 penderita positif atau lebih,
ditemukan 3 penderita demam dalam radius 100 m dari tempat tinggal penderita DBD Positif
atau ada 1 penderita DBD meninggal.
3. Abatisasi
Yaitu dengan menaburkan bubuk abate ke dalam bak mandi atau tempat
penampungan air.
4. Sistem kewaspadaan dini
Laporan penderita penyakit dari rumah sakit dikirim ke Puskesmas di wilayah penderita
untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi.
BAB 3
PENUTUP
1.
2.
3.
4.
3.1 Simpulan
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang
masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Demam Berdarah umumnya disertai
sakit kepala, nyeri otot sendi atau tulang, ruam, gejala-gejala penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia). Biasanya, penyakit demam berdarah mewabah ketika pergantian musim dari
musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya.
Pemberantasan sarang nyamuk meliputi kegiatan 3M-Plus yaitu menguras tempat
penampungan air secara teratur, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup
rapat tempat penampungan air, dan memberikan abate untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
3.2 Saran
Kita harus menjaga kesehatan badan dengan meminum air putih sebanyak-banyaknya.
Makan makanan yang bergizi dan teratur
Memakai lotion anti nyamuk
Kontrol dan bersihkan secara rutin tempat-tempat yang ada genangan air seperti vas bunga,
dispenser, kloset, tong sampah, ember, bak kamar mandi dan lainnya.