Disusun oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi virus pada rongga mulut atau daerah perioral umumnya terjadi
pada pasien dengan kanker atau orang yang dirawat karena kanker. Diagnosis
awal dan perawatan sangat penting, karena untuk menghindari penyebaran
penyakit pada pasien dengan imun rendah dan untuk mengurangi symptom.1
Paling banyak penyakit mulut sekunder terjadi pada pasien kemoterapi
atau kanker lesi ulseratif. Luka ini menggambarkan jalan masuk yang penting dari
udara dan sistem digestif untuk bermacam-macam organisme ketika dihubungkan
dengan mukositis yang disebabkan oleh obat kemoterapi.2
Pada pasien dengan tipe kanker yang berbeda (carcinoma, sarcoma, dan
lymphoma) hal ini dapat ditemukan dengan jumlah 9,7% dari infeksi mulut,
10,7% hal tersebut disebabkan oleh virus. Beberapa tipe virus digambarkan
memiliki kemampuan yang dapat menyebabkan infeksi pada rongga mulut,
antaranya dengan penyebab utama yaitu herpes simplex virus (HSV), varicella
zoster virus (VZV), Epstein Bar Virus (EBV) dan Cytomegalovirus (CMV).
Hal ini diketahui bahwa pada pasien yang menjalani Bone Marrow
Transplantation (BMT) infeksi oportunistik sangat umum terjadi, dan setiap postBMT infeksi tersebut berubah, dengan meningkatkan insidensi HSV, CMV, dan
VZV.
Infeksi dengan HSV juga menjadi penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada pasien hematologi yang menjalani BMT dan menerima terapi
myelosupresiv. Selama induksi immunosupressan berdasarkan kondisi, terdapat
insidensi yang tinggi dari HSV primer atau manifestasi lambat dari HSV.
Pada individu dengan imunokompeten, infeksi dengan virus herpes
simplex menunjukkan plak eritema yang berkembang menjadi gabungan
gelembung berisi air dengan permukaan yang berkrusta dan dapat muncul pada
BAB II
CASE REPORT
Gambar 1. Gambar ini meperlihatkan lesi oral yang diperiksa pada saat
pemeriksaan fisik. Perhatikan halo eritematous, dengan aspek ulseratif dan
berwarna putih. Lesi-lesi ini sakit dan berdarah
BAB III
DISKUSI
dengan antiviral sebelum disuspek terinfeksi herpes simplex, dalam hal ini
terlihatnya lesi oral.
Mulut menjadi target utama terjadinya infeksi pada pasien leukemia,
terutama pada periode insial pengobatan kemoterapi (4 minggu), dimana
granulocytopenia dan lymphocytopenia lebih terlihat
Hal ini penting untuk diingat bahwa jamur candida bisa tumbuh pada
kebanyakan kondisi medis, terutama pada orogastodigestivo dan vaginal tract.
Pada situasi immunosuppressi dimana terjadi perubahan flora normal di dalam
mulut, keberadaan koloni fungal mungkin dapat memperparah infeksi yang
disebabkan oleh agen lain (jamur atau bakteri), sama seperti gambaran klinis
diatas.
Penelitian lain dapat mendukung untuk diagnosis penyakit ini. Metote
cytodiagnosis
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
BAB V
KESIMPULAN
Lesi oral dari virus herpes pada pasien imunosupresi dapat memiliki
tampilan yang bervariasi dan sering kali tidak terdeteksi, seperti misalnya pada
gambaran gejala ringan dan pada pasien yang tidak terlihat gejalanya. Namun,
karena adanya kemungkinan penyebaran infeksi dan komplikasi yang lebih parah,
kita harus lebih mencurigai jika ada lesi oral yang terlihat pada pasien. Oleh
karena itu, dianosis herpes pada orofasial harus selalu dipertimbangkan. Harus
dicatat juga bahwa mutlidisiplin tim sangat penting pada manajemen infeksi.
DAFTAR PUSTAKA