Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ISSN : 0853-1943
5
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GENUS SALMONELLA DAN SHIGELLA
DARI FESES ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) DI PUSAT
REINTRODUKSI ORANGUTAN, JANTHO
Isolation and Identification of Genus Salmonella and Shigella from Sumatran
Orangutan
(Pongo abelii) Feces in Orangutan Reintroduction Center, Jantho
Erdiansyah Rahmi
1
, Dina Agustina
2
, dan Faisal Jamin
3
1
Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh
2
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh
3
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh
E-mail: erdian.ersan@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bakteri genus Salmonella dan Shigella dari
feses orangutan sumatera (Pongo abelii). Sembilan
Glukosa +
Sukrosa
Laktosa
Manitol
(+) = positif; () = negatif
Salmonellosis dan shigellosis biasanya ditandai
dengan gejala diare namun orangutan bernama Amin
dan Bahruni tidak menunjukkan gejala tersebut.
Menurut Murphy yang disitasi oleh Wahyuni (1999),
bakteri penyebab salmonellosis dan shigellosis juga Jurnal Medika Veterinaria
Erdiansyah Rahmi, dkk
7
dapat ditemukan pada hewan tanpa gejala klinis atau
hewan karier. Pada suatu koloni Macaca dengan gejala
diare, Shigella dapat diisolasi secara murni maupun
bersamaan dengan bakteri patogen lainnya sebanyak 932%. Selanjutnya dikatakan pada tingkat karier bisa
mencapai 5-67% tergantung manajemen koloni.
Monyet karier Shigella yang tidak menunjukkan gejala
klinis akan menjadi sakit jika mengalami stres
(Wolfenshon; Banish et al. yang disitasi oleh Wahyuni,
1999). Pada penderita dengan status karier, bakteri
tetap ada dalam tubuh penderita selama periode yang
panjang yaitu beberapa bulan atau bertahun-tahun
(Portillo yang disitasi oleh Ariyanti dan Supar, 2005).
Disentri basiler (shigellosis) adalah penyakit serius
dengan angka kematian yang tinggi pada primata di
Kiskis +
Coti +
Ayu Ting
Ting
+
Amin + +
Mawas
Udin
+
Bahruni + +
(+) = positif; () = negatif
Hasil identifikasi bakteri Salmonella dan Shigella
pada sembilan orangutan sumatera didapatkan, satu
orangutan teridentifikasi positif bakteri Salmonella dan
satu orangutan lainnya teridentifikasi positif bakteri
Shigella, namun seharusnya tidak ditemukan adanya
bakteri enteropatogen tersebut pada feses orangutan
yang berada di pusat reintroduksi karena sebelum
memasuki pusat reintroduksi tersebut, orangutan telah
menjalani pemeriksaan lengkap dan wajib melalui
proses karantina sekurang-kurangnya selama 30 hari
(YEL, 2011). Persentase bakteri Escherichia yang
tinggi (100%) dikarenakan bakteri Escherichia terdapat
secara normal dalam organ pencernaan manusia dan
hewan (Isnawati, 2012).
Dua orangutan yang teridentifikasi bakteri
Fowler, M.E. and R.E. Miller. 2003. Zoo and Wild Animal
Medicine. 3
th
ed. Elsevier Sciene, USA.
Ginting, Y. 2006. Studi Reintroduksi Orangutan Sumatera (Pongo
pygmaeus abelii Lesson, 1827) yang Dikembangkan di Stasiun
Karantina Medan dan di Stasiun Reintroduksi Jambi. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Good, R.C., B.D. May, and T. Kawatomari. 1969. Enteric pathogens
in monkeys. J. Bacteriol. 97(3):1048-1055.
Hoelzer, K., A.I.M. Switt, and M. Wiedmann. 2011. Animal contact
as a source of human non-typhoidal salmonellosis.Veterinary
Research.http://www.veterinary research.org/content/42/1/34.
Isnawati. 2012. Hubungan higiene sanitasi keberadaan bakteri
Coliform dalam es jeruk di warung makan Kelurahan Tembalang
Semarang. J. Kesehatan Masyarakat. 1(2):1005-1017.
IUCN. 2012. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.1.
www.iucnredlist.org.
Kilbourn, A.M., W.B. Karesh, N.D. Wolfe, E.J. Bosi, R.A. Cook, and
M. Andau. 2003. Health evaluation of free-ranging and semicaptiveorangutans
(Pongo pygmaeus pygmaeus) in Sabah,
Malaysia. Wildlife Disease Association. J. Wildlife Diseases.
39(1):73-83.
Lederer I., P. Much, F. Allerberger, T. Voracek, and H. Vielgrader.
2005. Outbreak of shigellosis in the Vienna Zoo affecting human
and non-human primates. Int. J. Infect. Dis. 9(5):290-291.
Meerburg, B.G. and A. Kijlstra. 2007. Role of rodents in
Shigella sp adalah kuman pathogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen penyebab
penyakit disentri basiller. Berada dalam tribe Escherichiae karena sifat genetic yang saling
berhubungan, tetapi dimasukkan dalam genus tersendiri yaitu genus shigellla karena gejalaa kinik
yang disebabkannya bersifat khas. Sampai saat ini terdapat 4 spesies Shigella yaitu: Shigella
dysenteriae, shigella flexneri, shigella boydii, danshigella sonnei.
1.1 Morfologi
Ciri-ciri Khas Organisme
Shigella adalah kuman batang gram negatif ramping; bentuk kokobasil dan ditemukan pada
biakan muda.
Biakan
Shigela bersifat fakultatif anaerob tetapi paling baik tumbuh secara aerobik. Koloninya
konveks, bulat, transparan dengan pinggiran utuh yang mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24
jam.
Sifat-sifat Pertumbuhan
Semua Shigella meragikan glukosa. Bakteri ini tidak meragi laktosa, kecuali Shigella sonnei.
Ketidakmampuannya untuk meragikan laktosa membedakan bakteri Shigella pada perbenihan
diferensial. Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat, tetapi jarang menghasilkan gas. Bakteri ini
juga dapat dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol dan yang tidak.
Variasi
Mutan-mutan dengan sifat-sifat biokimia, antigen dan pathogen yang berbeda sering timbul
dari strain induk. Variasi dari bentuk koloni halus (H) menjadi kasar (K) dihubungkan dengan hilangnya
daya invasi.
1.2 Klasifikasi
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriaceae
Genus : Shigella
Spesie s : S. boydii ; S. dysenteriae ; S. flexneri ; S. sonnei
Spesies shigella diklasifikasi menjadi empat serogroup:
Serogroup A: S. dysenteriae (12 serotypes)
Serogroup B: S. flexneri (6 serotypes)
Serogroup C: S. boydii (23 serotypes)
Serogroup D: S. sonnei (1 serotype).
1.3 Fisiologi
Sifat pertumbuhan adalah aerob dan fakultatif anaerob, pH perrtumbuhan 6,4 7,8 suhu
pertumbuhan optimum 370C kecuali S. sonnei dapat tumbuh pada suhu 450C. sifat biokimia yang khas
adalah negative pada reaksi adonitol tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa, tidak
membentuk H2S kecuali S.flexneri, negative terhadap sitrat, DNase, lisin, fenilalanin, sukrosa, urease,
VP, manitol, laktosa secara lambat, manitol, xylosa dan negative pada test motilitas.
Sifat koloni kuman adalah sebagai berikut : kecil, halus, tidak berwarna, bila ditanam pada
media agar SS, EMB, Endo, Mac Conkey.
Shigella
flexneri
B (1-6)
+
-
Shigella
boydii
C (1-15)
+
-
Shigella
sonnei
D1
+
+
Variabel
+
variabel
Setelah masa inkubasi yan g pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyari perut, deman
dan tinja encer. Tinja encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari
atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat;
tinja kurang encer tetapi sering mengandung lendir dan darah.
Tiap gerakan usus disertai dengan mengendan dan tenesmus (spasmus rektum), yang
menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari
pada lebih dari setengah kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan
elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian. Penyakit yang disebabkan
oleh S.dysenteriae dapat sangat berat.
Kebanyakan orang pada penyembuhan, mengeluarkan kuman disentri untuk waktu yang
singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa kuman usus menahun dan dapat
mengalami serangan penyakit berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang
membentuk antibody terhadap shigella dalam darahnya, tetapi antibody ini tidak melindungi terhadap
reinfeksi.
1.9 Tes Diagnosis Laboratorium
Bahan terdiri dari tinja segar, lendir, dan usapan rectum untuk pembiakan. Sejumlah besar
lekosit dan darah fekal sering terlihat secara mikroskopis. Bahan serum, bila diinginkan harus diambil
10 hari jaraknya untuk menunjukkan kenaikkan titer antibody aglutinasi.
a) Biakan
Bahan dioleskan pada perbenihan selektif diferensiasi (misalnya, agar MacConkey atau agar
eosin-metilen biru) dan pada agar tiosulfat-sitrat-empedu, yang menekan koliform dan organism grampositif. Koloni-koloni yang tidak berwarna (laktosa negatif) diinokulasikan ke dalam perbenihan trigula
besi). Organisme yang menghasilkan asam pada bagian agar yang miring (slant) dan asam dan gas
pada ujung (butt) harus dibuang; kuman-kuman ini adalah koliform atau kuman para kolon. Proteus
dapat dikesampingkan karena pembentukkan warna merah yang cepat pada perbenihan urea
Christensen. Organism yang tidak membentuk H2S, yang menghasilkan asam tetapi tidak
menghasilkan gas pada ujung (butt) dan bagian miring (slant) yang basa, dapat tidak bergerak harus
diperiksa secara aglutinasi mikroskopis dengan antiserum spesifik Shigella.
b) Serologi
Orang normal sering mempunyai agglutinin terhadap beberapa spesies Shigella. Akan tetepi,
serangkaian penetapan antibody dapat menunjukkan kenaikan antibody spesifik. Tes hemaglutinasi
hambatan memberi harapan.
1.10 Pengobatan dan Pencegahan
Penggunaan antibiotika mengurangi beratnya penyakit maupun angka kematian, walaupun
angka kematian, walaupun banyak penderita yang tidak merasa perlu untuk pergi ke dokter karena
penyakit ini dapat sembuh spontan.
Antibiotika ampisilin, tertasiklin dan trimethoprim-sulfametoksasol banyak digunakan dalam
pengobatan disentri basiler, tetapi dengan semakin banyaknya ditemukan strain kuman yang resisten
terhadap bermacam-macam antibiotika maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu tes kepekaan
kuman terhadap antibiotika sebelum memulai pengobatan.
Pada pencegahan penyakit disentri basiler kebersihan lingkungan, pencarian dan
pengobatan carrierserta khlorinasi air minum memegang peranan penting. Carrier tidak diperbolehkan
bekerja sebagai food handler.
1.11 Epidemiologi
Disentri basiler adalah penyakit yang endemis di Indonesia, hal ini antara lain disebabkan
sanitasi lingkungan yang belum memadai. Penyebaran kuman Shigella adalah dari manusia ke
manusia yang lain, dimana carrier merupakan reservoir kuman. Dari carrier ini, Shigella disebabkan
oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang
lain yang terkontaminasi ke orang lain yang sehat.
Juga harus diperhatikan kebersihan air minum, untuk hal ini perlu dilakukan
pengawasan dan khlorinasi sumber air minum.
Diposting oleh Dewi Wulandari di 11:28 AM
http://www.searchingresult.com/?pid=9PO312GO9&dn=free-blog-content.com
hantu intelektual
Beranda
ORGANISASI
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak
dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakann uniselular (bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan
organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam
artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka
dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah
diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada
gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar
(berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak
patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5
m, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka
umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat
berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam
strukturnya dari flagela kelompok lain.
Sejarah
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan
mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg
pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani yang memiliki arti "small stick"
Morfologi/bentuk bakteri
Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai
Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu
untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang
usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksibakteri. Faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan,
dan cahaya.
B. Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui adanya bakteri Escherichia Coli, Salmonella & Shigella pada sampel tinja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Escherichia Coli
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utamabakteri gram negatif.
Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherichini dapat ditemukan dalam usus
besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7,
dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E. Coli yang tidak berbahaya
dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di
dalam usus.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagaivektor untuk
menyisipkan gen-gen tertentu
yang
diinginkan
untuk
dikembangkan. E.
colidipilih
karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
Klasifikasi ilmiah
Superdomain: Phylogenetica
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Gamma Proteobacteria
Ordo:
Enterobacteriales
Famili:
Enterobacteriaceae
Genus:
Escherichia
Spesies:
E. coli
Struktur Antigen
Escherichia coli memiliki antigen O tersusun dari komplek polisakarida-phospolipid dengan fraksi protein
yang tahan terhadap pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai antigen permukaan yang tahan
panas (heat-stable). Antigen K merupakan antigen kapsul atau amplop. Antigen K terletak di atas antigen
O dan mencegah antigen O kontak dengan antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria
terletak pada fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel dan tersusun dari protein.
Antigen H merupakan antigen flagela, protein dan tidak tahan panas (Gross,1997).
Antigen yang digunakan untuk menentukan serotipe adalah sebagai berikut:
Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan numeral Arabik; sebagai contoh, O33 (Carter, 2004).
Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri unit berulang lipopollisakarida.
Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol
dan biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O adalah IgM.
Sedangkan tiap jenis enterobacteriaceae digabungkan dengan kelompok khusus O sehingga tiap
organisme tunggal dapat membawa beberapa antigen O yang sama dengan E. coli. E. coli dapat
bereaksi silang dengan beberapa spesies providencia, klebsiella, dan salmonella. Biasanya antigen O
berhubungan dengan penyakit khusus pada manusia, misalnya tipe spesifik O dari E. coli ditemukan
pada
diare
dan
infeksi
saluran
kemih
(Brooks,
1995).
Antigen K (permukaan atau amplop). Ada lebih dari 80 Antogen K yang berbeda-beda. Dituliskan
menggunakan numeral Arabik; contoh, K4 (Carter, 2004). Antigen K merupakan bagian luar dari antigen
O pada beberapa, tetapi tidak pada semua enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah polisakarida,
termasuk antigen K dari E. coli dan yang lainnya protein. Antigen K dapat berpengaruh pada reaksi
aglutinasi dengan antisera O dan mereka dapat dihubungkan dengan virulensi misalnya strain E. coli
memproduksi K1 yang merupakan penyebab utama pada meningitis neonatal, dan antigen K dari E. coli
menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang memungkinkan invasi ke sistem gastrointestinal
atau
saluran
kemih)
(Brooks,
1995).
Antigen H atau flagella. Ditulis dengan H diikuti dengan numeral Arabik; contoh, H2. Apabila tidak ada
flagella , dituliskan dengan NM (nonmotil) (Carter, 2004). Antigen H terletak pada flagella dan denaturasi
atau dihilangkan oleh panas atau alkohol. Mereka dapat diawetkan dengan pemberian formalin pada
varian bakteri yang motil. Antigen H mengadakan aglutinasi dengan antibodi H , biasanya Ig G. Penentu
dalam antigen H merupakan fungsi dari rangkaian asam amino pada protein flagella (flagellin) (Brooks,
1995).
Patogenesis :
Penyakit yang sering ditimbulkan oleh E. Coli adalah DIARE. E. Coli yang menyebabkan diare
sangat sering ditemukan di seluruh dunia. E, Coli ini diklasifikasikan oleh cirri khas sifat sifat
virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda, antara lain:
a. E. Coli Enteropatogenik (EPEC)
Penyebab penting diare pada bayi, khususnya di Negara berkembang. EPEC melekat pada sel
mukosa yang kecil. Faktor yang diperantarai secara kromosom menimbulkan pelekatan yang kuat.
Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair yang biasanya sembuh sendiri taetapi dapat juga kronik.
Lamanya diare EPEC dapat diperpendek
dengan pemberian anibiotik. Diare terjadi pada
manusia, kelinci, anjing, kucing dan kuda. Seperti ETEC, EPEC juga menyebabkan diare tetapi
mekanisme molekular dari kolonisasi dan etiologi adalah berbeda. EPEC sedikit fimbria, ST dan LT
toksin, tetapi EPEC menggunakan adhesin yang dikenal sebagai intimin untuk mengikat inang sel
usus. Sel FARMASI USD YOGYAKARTA 3 EPEC invasive (jika memasuki sel inang) dan
menyebabkan radang.
Menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan shigellosis. Penyakit terjadi sangat mirip dengan
shigellosis. Penyakit sering terjadi pada anak anak di Negara berkrmbang dan para wisatawan
yang menuju ke Negara tersebut. EIEC melakukan fermentasi laktosa dengan lambat FARMASI USD
YOGYAKARTA 4 dan tidak bergerak. EIEC menimbulkan penyakit melaluii invasinya ke sel epitel
mukosa usus. Diare ini ditemukan hanya pada manusia.
Gejala diare :
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang
kadang disertai:
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga
bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan
bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung
(pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya
menyebabkan syok.
Selain diare, E. Coli juga dapat menyebabkan beberapa penyakit yang bisa juga disebabkan
beberapa bakteri lain, antara penyakitnya sebagai berikut :
Penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran
kemih pertama pada kira kira 90% wanita muda.
Gejala
2. Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. Coli dapat memasuki aliran darah dan
menmyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis E. Coli karena tidak
memiliki antibody IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih. FARMASI USD YOGYAKARTA
8
3. Meningitis
E. Coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi. E. Coli dari kasus meningitis
ini mempunyai antigen KI. Antigen ini bereaksi silang dengan polisakarida simpai golongan B dari
N meningtidis. Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI tidak diketahui.
Pengobatan Diare
Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan
mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti salah makan, bakteri,
parasit, sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien.
Obat diare dibagi menjadi tiga pertama kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare
.seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang
membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan. Sebaiknya jangan mengkonsumsi
golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan menentukan obat yang disesuaikan
dengan penyebab diarenya misal bakteri, parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek
samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter Sebenarnya usus besar tidak hanya
mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui
diare ini kemudian dapat menimbulkan
dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Kerangka Operasional
Spesimen
Media transport
(carry-Blair)
Media Pemupuk
(Boillon Agar)
Inkubasi 370 C, 24 jam
Sedang
E M B
Endo Agar
Hijau metalik
Tengah warna
hijau
smooth
Besar
Merah
tua
Cembu
ng
smoot
h
Sedangbesar
Merah
keruh
Cembung
Smooth
Differential medium
TSIA
(inkubasi 370 C, 24 jam)
Uji sensitivitas
B. Salmonella & Shigella
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne
diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.
Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebutsalmonellosis. Ciri-ciri orang yang
mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah
memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit
kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S.
typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever),
karena invasibakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan
makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S.
typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat
berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini
disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah
dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Kerajaan: Bakteria
Filum:
Proteobakteria
Kelas:
Gamma Proteobakteria
Ordo:
Enterobakteriales
Famili:
Enterobakteriakceae
Genus:
Salmonella
Klasifikasi ilmiah
Media tumbuh
Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya
adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar,
bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA
merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektifkarena terdiri dari bile salt
yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif,
sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi
media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan
cara memberikan tiga jeniskarbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan
komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga
asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini
menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang
dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan
bromtimol blue.
Morfologi dan Fisiologis
Bentuk batang,
gram negatif fakultatif aerob
bergerak dengan flagel peritrich,
mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung
empedu.
Sebagian besar salmonella bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi pada
manusia. Binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, ternak, anjing dan kucing.
Di alam bebes salmonella dapat tahan hidup lama dalam air, tanah atau bahan makanan.
Dalam feces di luar tubuh manusia tahan hidup 1 - 2 bulan.
Dalam air susu dapat berkembang biak da hidup lebih lama sehingga sering merupakan batu
loncatan untuk penularan penyakit lainya.
Salmonella spesies adalah gram negatif, aerob, berbentuk batang, bakteri zoonosis yang dapat
menginfeksi manusia, burung, reptil, dan hewan lainnya. genus ini termasuk sekitar 2.000 spesies dibagi
menjadi lima subgenera. Dari subgenera lima, dua subgenera, Subgenus Subgenus I dan III, dapat
ditemukan pada burung. Subgenus saya berisi spesies salmonella yang paling sering menginfeksi
unggas. Subgenus III, berisi spesies Salmonella arizonae dan Arizona hinshawii, yang kadang-kadang
dilaporkan pada burung, terutama yang berhubungan dengan, atau dekat dengan reptil.
Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15 - 41o C (suhu
pertumbuhan optimum 37o C) dan pH pertumbuhan 6 - 8. Pada umumnya isolat
kuman Salmonella dikenal dengan sifat-sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa, Voges Praskauer dan Sebagian
besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S. Samonella thypi hanya
membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase glukosa. Pada agar SS,Endo, EMB
dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwana, pada agar Wilson Blair koloni
kuman berwarna hitam berkilat logam akibat pembentukan H2S.
Struktur Antigen
Seperti Enterobacteriaceae lain, salmonella memiliki beberapa antigen O (dari
keseluruhan yang berjumlah lebih dari 60) dan antigen H yang berbeda pada salah satuatau
kedua fase. Beberapa salmonella mempunyai antigen simpai (K), yang disebut Vi,yang dapat
mengganggu aglutinasi melalui antiserum o. Antigen ini dihubungkan dengan sifat invasif yang
dimilikinya. Tes aglutinasi dengan antiserum serapan untuk O dan Hyang berbeda merupakan
dasar untuk klasifikasi salmonella secara serologi.
Ada 2000 serotipe Salmonella dan 6-10 di antaranya diketahui menimbulkan gastroenteritis.
Diare yang ditimbulkan biasanya disertai dengan gejala-gejala mual, demam dan nyeri perut. Di samping
menyebabkan diare berair, Salmonella juga menyebabkan mencret (exudative diarrhoea) yang ditandai
oleh hadirnya leukosit di dalam feses. Di beberapa negara telah ditemukan strain Salmonella yang
resisten terhadap ampisilin, khloramfenikol, dan sulfametoxazol-trimet (Anonim, 2007).
Bakteri Salmonella masuk ke tubuh penderita melalui makanan atau minuman yang tercemar
bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan bila terinfeksi bakteriSalmonella adalah peradangan pada saluran
pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Akibatnya penderita akan mengalami diare, sari makanan
yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan
kurus. Racun yang dihasilkan oleh bakteri Salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi
wanita bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran.
Penyakit penyakit yang disebabkan oleh Salmonella secara umum dikenal dengan
Salmonellosis. Secara klinik ada 3 bentuk Salmonellosi. Secara klinik ada 3 bentuk Salmonellosis yang
bias timbul pada manusia yaitu:
Enteric fever
Mencakup demam tifoid dan demam paratifoid. Deman tifoid atau tifus abdominalis disebabkan
oleh Salmonella typhi. Salmonella typhi tertelan bersama makanan atau terkontaminasi dan bersarang di
jaringan limfoid pada dinding usus . Aliran limfa membawa organisme ini kedalam duktus torak kemudian
kedalam darah. Sedangkan demam paratifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh salmonella
enteristidis ( Tambayong, J, 2000).
Demam paratifoid disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B, Salmonella
paratyphi C, gejala kliniknya biasanya lebih ringan dan mempunyai masa inkubasi lebih pendek 1 10
hari, demam diasa berlangsung selama 1 3 minggu, rose spots jarang ditemukan.
- Septikemia
Disebabkan oleh Salmonella choleraesus, infeksi terjadi melalui rute oral dan akhirnya masuk kedalam
sirkulasi darah dan berkembang biak. Salmonella tersebar luas dalam tubuh dan cenderung
menyebabkan supurasi local, abses, meningitis,pneumonia dan endokartidis terutama pada orang
orang yang fisiknya dalam keadaan lemah, tetapi manifestasi pada saluran usus sering tidak ada.
Septikemia ini ditandai dengan demam tinggi yang turun naik, kultur darah positif.
- Gastroenteritis/enterokolitis
Merupakan manifestasi infeksi Salmonella yang wajar, timbul sesudah makan makanan yang
tercemari bakteri penyakit Salmonella, spesies Salmonella yang lazim menyebabkan penyakit ini
adalah Salmonella typhimurium dan Salmonella enteridis, bakteri tersebut masuk kedalam sirkulasi
darah. Gejala gejalanya timbul dalam waktu 8 49 jam sesudah makan makanan yang
tercemar Salmonella tersebut. Diare disertai demam berlangsung selama 1 4 hari. Kultur darah
biasanya negative tetapi kultur tinja positif untuk Salmonella.
Epidemologi
Di banyak negara berkembang, diare akut yang disebabkan oleh Salmonella tidak begitu besar.
Terutama di daerah urban diare pada anak-anak yang disebabkan oleh infeksi Salmonella sekitar 10%.
Transmisi kuman terjadi secara meat-borne, yaitu melalui makanan yang berasal dari hewan seperti
daging, unggas, telur, susu; tetapi dapat pula terjadi secara water-borne.
Kerangka operasional
Spesimen
Media transport
(carry-Blair)
Media Pemupuk
(Boillon Agar)
Inkubasi 370 C, 24 jam
Bulat
Putih jernih
Cembung, Kecil,
rata
Tidak memecah
laktosa
Bulat
Merah
mengkilap
Cembung
Keci, rata
Memecah
laktosa
Mac conkey
SSA
Uji sensitivitas
: Bakteria
: Proteobakteria
: Gamma Proteobakteria
: Enterobakteriales
: Enterobakteriaceae
: Shigella
darah, mucus dan pus, waterdiarrhea yaitu tinja yang berbentuk cair, dan kombinasi keduanya yaitu tinja
berbentuk cair disertai darah, mucus dan pus.
Masa inkubasi adalah 2 4 hari atau bias lebih lama sampai 1 minggu. Pada ornag yang sehat
diperlukan 200 kuman untuk menyebabkan sakit (Anonim,1993)
Setelah masa inkubasi, secara mendadak timbul nyeri perut, demam dan tinja encer. Satu hari atau
beberapa hari kemudain jumlah tinja meningkat karena infeksi meliputi ileum dan kolon, melekat pada
permukaan mukosa dan menembus lapisan epitel dan berkembang biak ke dalam lapisan mukosa. Lalu
terjadi reaksi hebat yang menyebabkan terlepasnya sel sel dan timbulnya luka pada permukaan
mukosa usus. Tinja ini berkurang encernya tetapi mengandung lender dan darah. Tiap gerakan usus
disertai dengan tenensmus yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah.
Demam dan diare ini sembuh secara spontan dalam 2 5 hari pada lebih dari setengah kasus otang
dewasa. Namun pada anak anak dan orang tua, enyakit ni berlangsung lama. Kehilangan cairan dan
elektrolit dapat menyebakan dehidrasi,asidosis, bahkan kematian.
Setelah sembuh, kebanyakan orang mengeluarkan bakteri disentri dalam waktu yang singkat, namun
beberapa diantaranya menjadi pembawa yang kronis yang dapat mengalami serangan penyakit berulang
ulang (Jawetz, 2005).
Infeksi ini sangat menular dan dapat dicegah dengan cuci tangan yang baik. Tanda dan Gejala
Bakteri Shigella menghasilkan racun yang dapat menyerang permukaan usus besar, menyebabkan
pembengkakan, luka pada dinding usus, dan diare berdarah. Keparahan diare pada Shigellosis berbeda
dari diare biasa. Pada anak-anak dengan Shigellosis, pertama kali buang air besar besar sering dan
berair. Kemudian buang air besar mungkin lebih sedikit, tetapi terdapat darah dan lendir di dalamnya.
Gejala lain Shigellosis termasuk :
Nyeri perut
Demam tinggi
Hilangnya nafsu makan
Mual dan muntah
Nyeri saat buang air besar
Dalam kasus Shigellosis yang sangat parah, seseorang mungkin mengalami kejang, kaku
kuduk, sakit kepala, kelelahan, dan kebingungan. Shigellosis juga dapat menyebabkan dehidrasi dan
komplikasi lain yang jarang terjadi, seperti radang sendi, ruam kulit, dan gagal ginjal. Beberapa anak
dengan kasus Shigellosis yang berat mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Shigellosis sangat menular.
Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang
terinfeksi. Ini termasuk mainan, permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan oleh seseorang
yang terinfeksi. Misalnya, anak-anak yang menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh shigella
seperti toilet atau mainan dan kemudian memasukkan jari-jari mereka di mulut maka mereka bisa
menjadi terinfeksi. Shigella bahkan dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat yang kontak dengan tinja
yang terinfeksi.
Karena tidak membutuhkan banyak bakteri Shigella untuk menyebabkan infeksi maka
penyakit dapat menyebar dengan mudah dalam keluarga dan penampungan anak. Bakteri mungkin juga
tersebar di sumber air di daerahdengan sanitasi yang buruk. Shigella masih dapat disebarkan dalam 4
minggu setelah gejala penyakit selesai (walaupun pengobatan antibiotik dapat mengurangi pengeluaran
bakteri Shigella di tinja).
Cara terbaik untuk mencegah penyebaran Shigella adalah dengan sering mencuci tangan
yang bersih dengan sabun, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum mereka makan. Hal ini
terutama penting dalam perawatan anak.
Jika Anda merawat anak yang mengalami diare, cuci tangan sebelum menyentuh orang lain
dan sebelum memegang makanan. (Siapa pun dengan diare sebaiknya tidak menyiapkan makanan bagi
orang lain.) Pastikan untuk sering membersihkan dan membersihkan toilet yang digunakan oleh
seseorang dengan Shigellosis. Popok anak dengan Shigellosis harus dibuang dalam tong sampah yang
tertutup, dan bekas popok harus dibersihkan dengan disinfektan setelah digunakan. Anak-anak (terutama
mereka yang masih menggunakan popok) dengan Shigellosis atau dengan diare dari setiap penyebab
harus dijauhkan dari anak-anak lain. Penanganan, penyimpanan, dan persiapan makanan juga dapat
membantu mencegah infeksi Shigella. Makanan dingin harus disimpan dingin dan makanan panas harus
disimpan panas untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Untuk mengkonfirmasi diagnosis Shigellosis, dokter akan mengambil sampel tinja dari anak
Anda yang akan diuji untuk bakteri Shigella. Tes darah dan tes lainnya juga dapat menyingkirkan
kemungkinan penyebab lain dari gejala, terutama jika anak Anda memiliki sejumlah besar darah dalam
tinja.
Beberapa kasus Shigellosis tidak memerlukan pengobatan, tetapi antibiotik akan diberikan
untuk memperpendek penyakit dan untuk mencegah penyebaran bakteri kepada orang lain. Jika dokter
memberikan resep antibiotik sesuai diagnosis maka berikan mereka sesuai dosis. Hindari pemberian obat
bebas untuk muntah-muntah atau diare, karena mereka dapat memperpanjang penyakit. Acetaminophen
(parasetamol) dapat diberikan untuk mengurangi demam dan membuat anak Anda lebih nyaman. Untuk
mencegah dehidrasi, ikuti petunjuk dokter Anda tentang apa yang anak Anda harus makan dan minum.
Dokter anda dapat merekomendasikan minuman khusus yang disebut cairan rehidrasi oral, atau CRO
(seperti Pedialyte) untuk menggantikan cairan tubuh dengan cepat, terutama jika diare telah berlangsung
selama 2 atau 3 hari atau lebih. Anak-anak yang mengalami dehidrasi sedang-berat atau yang memiliki
penyakit lain yang lebih serius mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk dipantau dan mendapat
tatalaksana seperti cairan infus atau antibiotik.
Diagnosa Laboratorium
Bahan pemeriksaan dapat berupa feces, urine, rectal swab, makanan, minuman, dan air.
Dari bahan tersebut kemudian dilakukan pewarnaan gram, perbenihan MacConkey, EMBA, Endo, SSA,
HEA, XLD agar dan diinkubasi pada suhu 37 0 C. Selanjutnya koloni yang tumbuh dilakukan pewarnaan
gram kembali, tes biokimia, dan penentuan tipe bakteriofag.
BAB III
MATODE KERJA
A. Alat dan Bahan .
Alat :
Objek gelas
Ose
Nall
Lampu spiritus
Mikroskop
Inkubator
Cotton buds
Pipet tetes
Bahan :
Alkohol 96%
Lugol
Safranin
KOH 10%
Metil Red
-naftol 1 %
NaCl 0,85%
Kovaks
Tinja
Medium perbenihan :
Mac conkey agar
EMB
ENDO agar
SSA (salmonella shigella agar)
BSA (bismuth sulfit agar)
Selenit dan MKT sebagai media pengaya
Deretan gula-gula : semi solid, TSIA, Manit, dan pepton
B. Prosedur Kerja
1. Escherichia Coli
Hari I
-
Hari II
-
Koloni tersangka E. coli diambil, kemudian di tanam pada agar miring, dan gula-gula
Koloni tersangka di :
ENDO
MC
smooth
EMB
LAPORAN PRAKTIKUM
BAKTERIOLOGI III
Oleh :
http://ahmadakhsan.blogspot.com/2011/05/ecoli-salmonella-dan-shigella.html
PENDAHULUAN
Bakteri adalah organisme mikro dan tidak dapat dilihat dengan matatelanjang. Keberadaan bakteri umumnya bersifat
merugikan organisme lainnya yangdikenal dengan istilah patogen, seperti: Escherichia coli, Vibrio sp, Shalmonella
spdan sebagainya. Bakteri ini banyak ditemukan hamper diseluruh media/tempat seperti: tanah, udara, air, di tubuh
makhluk hidup dan sebagainya (Gross 1995).
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikrobia seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun
biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit tertentu yang dideteksi
dengan interaksi mikrobia dengan reagen test yang menghasilkan warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan
teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuan untuk
menghidrolisis lemak (Pelczar 1986).
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan
dengan reagen-reagen kimia. Kemampuan bakteri menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan
sumber energi yang dapat digunakan untuk identifikasi (Backmann,2006).Identifikasi Bakteri dapat dilakukan dengan
beberapa uji antara lain uji dalam melakukan fermentasi, uji oksidase, produksi katalase, uji motilase dan uji
oksidase (Funke 2004).
Uji biokimiawi bakteri adalah salah satu uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri. Hal ini karena setiap
jenis bakteri memiliki sifat biokimia yang berbeda. Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat
tampak serupa. Karena itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi
spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organisme yang diperiksa
maka penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan. Manusia tidak dapat melihat dan mengidentifikasi bakteri
tanpa diadakan percobaan.
Bakteri di alam memiliki karakteristik sifat yang berbeda-beda. Bakteri ada yang bersifat motil, bereaksi dengan
enzim katalase, bersifat oksidatif maupun fermentatif dan lain sebagainya. Tiap bakteri juga memiliki sifat kimiawi
berbeda. Berdasar dari hal tersebut diatas, maka diadakanlah praktikum Uji Biokimiawi Bakteri ini guna
memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat biokimiawi bakteri serta
menambah pengetahuan dan keterampilan kita dalam mengenal karakter berbagai jenis bakteri.
Adapun tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan berbagai uji biokimiawi dalam
rangka pengenalan karakter berbagai jenis bakteri.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Uji Biokimia
a.
Uji oksidatif- fermantatif digunakan untuk menguji metabolisme bakterioksidatif atau fermentatif. Proses oksidasi
terjadi didalam tabung oleh organismeaerob dan proses fermentasi oleh organisme anaerob. Proses fermentasi
glikosa akandiubah menjadi glukosa G-Phospat yang kemudian dirombak menjadi asam piruvatdan oksidase akan
merubah glukosa menjadi asam piruvat
b.
Uji motilitas
Motilitas bakteri adalah suatu gerakan bakteri yang disebabkan adanya gerak aktif dan pasif
Gerak aktif adalah gerakan bakteri yang disebabkan karena bakteri memiliki flagel
Gerak pasif disebabkan karena factor dari luar (gerak brown)
Gerak brown adalah suatu gerakan yang dapat menggetarkan partikel-partikel secara acak atau terarah karena
terus-menerus terkena pukulan molekul-molekul kecil yang tak terlihat yang terdapat dalam cairan.
Motilitas dapat diamati dengan baik pada biakan yang masih baru. Pada biakan yang sudah lama,bakteri sudah
mati, sehingga sangat sukar untuk mendapatkan sel yang motil, selain itu produksi asam dan produk yang bersifat
racun dapat menyebabkan hilangnya motalitas sel bakteri pada biakan (Volk, 1988).
Menurut Taringan (1988) beberapa bakteri dapat melakukan gerakan meluncur yang sangat mulus yang hanya
terjadi kalau persentuhan dengan benda padat. Kebanyakan bakteri yang motil dapat mendekati atau menjauhi
berbagai senyawa kimia yang disebut kemotaksis.
Menurut Volk (1988) kemampuan suatu organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas. Hampir semua sel
bakteri spiral dan sebagian dari sel bakteri basil bersifat motil, sedangkan bakteri yang berbentuk kokus bersifat
immotil
c.
Uji katalase
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji. Kebanyakan bakteri
memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H 2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk
pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat racun
terhadap sel mikroba.
2.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H 2O2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini
merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida
adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen
peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal
(kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.
Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya,
yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizerkimia biasanya
ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama
produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen
peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai
berikut:
H2O2 -> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:
o Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
o Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn
o Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10 oC (dalam range
temperatur 20-100oC)
o Permukaan container yang tidak rata (active surface)
o Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya
o Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi
o Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek
Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang ataubleaching agent pada industri pulp, kertas, dan
tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen,
makanan dan minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB). http://www.h2o2.com/intro/overview.html
Parafin, merupakan hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka dan merupakan senyawa alkana. Parafin adalah
campuran senyawa hidrokarbon alkana yang mengandung 21-50 atom karbon. Ketika pemisahan residu minyak
bumi, jumlah atom karbon pada lilin parafin berkisar 40-50 atom.
Komposisi dari setiap anggota senyawa alkana tersebut menyesuaikan dengan rumus CnH2n+2, yang mana n adalah
jumlah atom karbon dalam molekul. Di antara anggota dari senyawa yaitu metana (CH 4); etana (C2H6); propana,
(C3H8); dan butana, (C4H10).
Seluruh anggota senyawa alkana adalah anreaktif; yaitu, mereka tidak bereaksi siap pada temperatur biasa dengan
seberapa bahan reaksi seperti asam, alkali, atau pembuat proses oksidasi. Pertama, empat anggota senyawa
memasang gas pada temperatur dan tekanan biasa; anggota intermediate (setara) adalah mencairkan; dan anggota
lebih berat adalah semipadat atau padat.
Petroleum mengandung sekumpulan variasi hidrokarbon dan beberapa produk petroleum seperti bensin, minyak
tanah, minyak bakar berat, minyak pelumas, vaselin, dan parafin berisi terutama dari campuran hidrokarbon parafin,
yang terbentang dari anggota cair yang lebih ringan ke anggota yang padat.
Parafin adalah suatu campuran dari hidrokarbon yang dipenuhi massa molekular yang tinggi,
diproduksi selama penyulingan dari minyak/petroleum. (Mutiara F Wahyuningrum Hs)
3.
Sifat-sifat bakteri
Kelompok 5. Spiroket
Sel langsing lentur berpilin (dinding tak kaku). Banyak spesies gram negative. Perbanyakan dengan Pembelahan
melintang. Motil karena rotasi cepat sepanjang sumbu panjang spiralnya ataupun karena lenturan sel-selnya, gerak
obeng. Habitat: Saprofit: tanah, lingk. Aquatic sedang yang parasit hidup di jaringan atau organ vascular pada tubuh
termasuk daerah genital dan system saraf pusat pada manusia dan hewan. Contoh: Treponema pallidum penyebab
penyakit sifilis.
Bentuk batang berpilin( coma) beberapa dengan satu atau lebih putaran lengkap (dinding sel kaku). Gram negative.
Motil karena ada flagella. Habitat: saprofit di lingkungan aquatic, dan yang parasit hidup di organ reproduktif, saluran
pencernaan dan mulut hewan termasuk manusia. Contoh: Campylobacter fetus
dan as. Lemak. Habitat dianggap parasit di saluran pernafasan dan pencernaan manusia dan hewan, tapi tidak
pathogen. Contoh: Veillonella, Megasphaera.
Kelompok 16. Bakteri gram negatif berbentuk batang tak membentuk endospora
Kelompok ini hampir semua adalah Lactobacillus. Bentuk sel batang tunggal atau rantai.
Nonmotil. Gram positif. Anaerobic atau anaerobic fakultatif. Ciri metabolic: asam laktat merupakan produk akhir
fermentasi. Habitat: produk persusuan, daging dan butiran (Grain), air, limbah, serta produk fermentasi, rongga
mulut, vagina, serta saluran pencernaan makanan hewan (termasuk manusia)
http://widiindrakesuma.blogspot.com/2013/03/praktikum-mikrobiologi-ujibiolimia.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang senyawa-senyawa yang ada di dalam sistem hidup,
penyusunan senyawa-senyawa tersebut ke dalam sel-sel dan interaksi kimia yang terjadi. Sel-sel pada
makhluk hidup tersusun dari biomolekul. Untuk dapat mempertahankan hidup, sel-sel mengalami metabolisme
(reaksi pada sel). Dalam metabolisme, sel menyerap energi dari makanan atau nutrisinya, energi ini digunakan
untuk membentuk biomolekul penyusun sel.
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik
ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit tertentu yang
di deteksidengan interaksi mikroba dengan reagen tes yang menghasilkan warna reagen. Reaksi-reaksi dalam
sel akan teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau
kemamupuan untuuk menghidrolisis lemak.
Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa. Karena itu ciri fisiologis
atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa
hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organisme yang diperiksa maka penentuan spesiesnya
tidaklah mungkin dilakukan.
Bakteri E.coli dikenal sebagai salah satu bakteri yang menyebabkan gangguan pencernaan pada manusia.
Bakteri ini termasuk dalam kelompok bakteri berbentuk pendek dan tumbuh ideal pada suhu 20-40C.
Bakeri Staphylococcus aureus ditemukan pada kulit dan hidung manusia. Salah satu penyakit berbahaya yang
disebabkan oleh bakteri satu ini ialah MRSA (Methicilin-Resistant Staphylococcus Aureus) yang kebal terhadap
antibiotik.
Pentingnya mengetahui kemampuan bakteri E. coli dan S. aureus dalam melakukan metabolisme serta
mengetahui perbedaan sifat dari bakteri E. coli dan S. aureus melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan bakteri E. coli dan S. aureus dalam melakukan metabolisme pada
medium yang ada
2.
2.
1.3 Manfaat
Dengan melakukan praktikum karakterisasi mikroorganisme dengan beberapa uji biokimia ini kita
mendapatkan manfaat sebagaimana kita mengetahui pengocokan hati-hati dalam menginokulasi suspensi
bakteri ke dalam perbenihan gula-gula, kemudian mengetahui teknik-teknik cara gores dan cara tusuk yang
benar, kemudian kita juga dapat mengetahui pembentukan apa saja yang terjadi pada bakteri yang telah kita
inkubasikan selama 24 jam dengan media dan metode yang telah ditentukan.
Serta manfaatnya dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat yaitu dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat terbagi
menjadi beberapa macam bidang, salah satunya adalah gizi kesehatan masyarakat. Kaitannya dalam
praktikum ini, biokimia mempunyai peranan dalam memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit akibat dari
kurang gizi terutama pada anak-anak. Adapun salah satu penyebab dari kekurangan gizi adalah Asupan
Makanan, Infeksi Penyakit. Seperti halnya yang telah di jelaskan di atas dengan mengetahui reaksi-reaksi apa
saja yang terjadi dalam tubuh kita, kita dapat mengatasi kekurangan gizi dan nantinya kita dapat mengatur
makanan yang akan kita konsumsi sehingga kita memperoleh manfaat dari makanan secara optimal. Serta kita
dapat terbebas dari dampak suatu lingkungan yang tercemar oleh limbah yang membahayakan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Uji Biokimia
Uji biokimia adalah pengujian larutan atau zat-zat kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi
dalam tubuh makhluk hidup, sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia (Lehninger,
1995).
Biokimia bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi biomolekul satu dengan lainnya yang membawa
sifat-sifat kehidupan ini. Belum pernah dalam pengamatan logika molekul sel hidup, kita menemukan suatu
pelanggaran terhadap hukum-hukum yang telah dikenal, seiring dengan itu pula, kita belum pernah
memerlukan pendefinisian hukum baru. Mesin organik lunak sel hidup berfungsi di dalam kerangka hukumhukum yang sama mengatur mesin buatan manusia. Akan tetapi, reaksi-reaksi kimia dan proses pengaturan
sel telah maju demikian pesat, melampaui kemampuan kerja mesin buatan manusia (Lehninger, 1995).
Ciri biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal
karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil
pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak
mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagai mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi
enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi metabolit tentunya
yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang mana menghasilkan perubahan warna
reagen (Murray, 2005).
Uji fisiologi bisanya identik dengan uji biokimia. Uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi
bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase, koagulase, dan lain-lain. Pengujian biokimia
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi (Lim, 1998).
Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lain
adalah uji MR-VP, uji gula-gula, uji SIM, Uji TSIA, Uji Indol, dan Uji Simmons Citrate (Dwidjoseputro, 1954).
2.2
Berikut beberapa uji biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri, antara lain:
1.
1.
Fermentasi merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh mikroba. Fermentasi adalah proses
pengunahan senyawa makromolekul organik menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroba
pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi
karbohidrat yang dapat menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan propionet, ester-ester,
keton dan gas (Pelczar, 2008).
Sebagian besar mikroorganisme memperoleh energi dari substrat berupa karbohidrat yang selanjutnya di
fermentasi menghasilkan asam-asam organik (seperti asam laktat, format, asetat), dengan disertai atau tidak
disertai pembentukan gas. Organisme-organisme yang berbeda akan menggunakan karbohidrat/gula-gula
yang berbeda tergantung dari komponen enzim yang dimilikinya. Perbenihan gula-gula digunakan untuk
melihat adanya pembentukan asam yaitu dengan adanya perubahan warna indikator (merah fenol atau biru
bromtimol) yang terdapat dalam perbenihan menjadi kuning yang sebelum ditanami berwarna merah (indikator
merah fenol) atau berwarna biru (indikator biru bromtimol) serta untuk pembentukan gas, yaitu dengan
terlihatnyaudara di dalam tabung peragian/fermentasi (tabung durham). Jenis karbohidrat yang digunakan
pada uji fermentasi karbohidrat antara lain: Sukrosa, Laktosa, Maltosa, Manitol. Glukosa dapat langsung
masuk dalam jalur fermentasi tahap pertama. Sedangkan, sukrosa, laktosa mantol, dan maltosa akan di
hidrolisis terlebih dahulu menjadi monosakarida penyusunnya. Laktosa dihidrolisis menjadi galaktosa dan
glukosa. Monosakarida jenis manosa dan galaktosa terlebih dahulu akan diubah menjadi glukosa melalui
reaksi epimerisasi. Sedangkan fruktosa akan diubah terlebih dahulu menjadi fruktosa 6-fosfat dan kemudian
fruktosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa 6-fosfat dan glukosa hasil epimerisasi galaktosa dan
manosa akan masuk dalam tahap awal proses fermentasi untuk menghasilkan asam piruvat, asam asetat dan
CO2 dan kemudian pada tahap kedua fermentasi asam piruvat dan asam asetat di reduksi kembali oleh atom
hidrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk asam laktat dan etanol (Volk dan Wheeler, 1993).
1.
2.
Identifikasi basil enterik sangat penting dalam mengendalikan infeksi usus dengan mencegah kontaminasi
pasokan makanan dan air. Kelompok bakteri yang dapat ditemukan di saluran usus manusia dan mamalia
yang lebih rendah diklasifikasikan sebagai anggota family Enterobacteriaeae. Yang termasuk dalam keluarga
ini adalah:
1)
2)
3)
Yang normal flora usus seperti Escherichia anggota marga dan Enterobacter, yang merupakan
penduduksaprophytic dari saluran usus.
Diferensiasi kelompok utama Enterobacteriaceae dapat dicapai atas dasar sifat biokimia dan reaksi enzimatik
di hadapan substrat tertentu. Seri tes IMViC, indol, metil-merah, Voges-Preskauer, dan pemanfaatan sitrat
dapat digunakan untuk identifikasi ini.
1)
Indol
Tryptophan merupakan asam amino esensial yang dapat mengalami oksidasi dengan cara kegiatan enzimatik
beberapa bakteri. Konversi triptofan menjadi produk metabolik di mediasi oleh enzim Tryptophanase. Media ini
biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Perbenihan indol digunakan untuk melihat kemampuan
bakteri mendegradasi asam amino triptofan secara enzimatik. Hasil uji indol yang diperoleh negatif karena
tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini
tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan
larutan kovaks. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein,
sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein
(Volk dan Wheeler, 1993).
2)
MR-VP
Uji MR Perbenihan ini digunakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi
glukosa menghasilkan produk asam berkonsentrasi tinggi yang stabil sehingga menyebabkan pH media turun
hingga dibawah 4,4 yang ditandai dengan hasil positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah
ditambahkan Methyl Red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses
fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP (Lehninger, 1995).
3)
Uji VP
Dengan hasil negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan -napthol dan
KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri inibukan asetil metil karbinol (asetolin) (Volk dan Wheeler, 1993).
4)
Simmons Citrate
Perbenihan ini digunakan untuk melihat kemampuan organisme enterik berdasarkan kemampuan
memfermentasi sitrat sebagai sumber karbon. Perbenihan Simmons Citrate ini mengandung indikator biru
bromtimol yang akan berubah menjadi biru pada reaksi positif dan tetap hijau jika reaksi negatif (Volk dan
Wheeler, 1993).
5)
Uji katalase
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut
merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat dan digunakan untuk mengetahui
kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida dengan menghasilkan enzim katalase.
Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida (H 2O2) yang sebenarnya beracun bagi
bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya anti metabolit tersebut karena mereka
menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Enzim
merupakan katalisator sejati, dimana molekul ini meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi kimia spesifik
yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah titik keseimbangan reaksi
yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan habis dipakai atau diubah secara permanen oleh reaksi-reaksi ini.
Enzim merupakan biokatalis yang berfungsi untuk membantu proses metabolisme. Enzim memiliki
kemampuan untuk mengkatalisis suatu reaksi. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hampir tiap rekasi
biokimia dikatalis oleh enzim. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis
laboratorium atau industri. Enzim juga memungkinkan suatu selektivitas pereaksi-pereaksi dan suatu
pengendalian laju reaksi yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Kespesifikan enzim disebabkan oleh
bentuknya yang unik dan oleh gugus-gugus polar (atau nonpolar) yang terdapat dalam struktur enzim tersebut.
Beberapa enzim bekerja bersama suatu kofaktor non protein, yang dapat berupa senyawa organik maupun
anorganik.
Hidrolisis
Gelatin
terdapat
enzim-enzim
yang
menguraikan
golongan
potein
disebut protenase/protease, kedua nama ini dianggap sinonim. Contoh pada hidrolisis gelatin dimana protein
diperoleh dari hidrolisis kalogen, yaitu zat pada jaringan penghubung dan tendon dari hewan. Gelatin akan
terurai oleh mikrobia yang mensintesis enzim proteolisis. Larutan gelatin bersifat cair pada suhu ruang atau
suhu kamar dan padat apabila berada di dalam refrigerator. Dan apabila gelatin sudah dihidrolisis oleh
mikroba, maka akan tetap bersifat cair (Hadioetomo, 1993).
2.3
Berdasarkan perbedaan morfologi bakteri E. Coli dan Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut:
Morfologi E. Coli
Dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,06,0 m dan lebar 1,11,5 m. Bentuk
sel dari bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran flamentous. Tidak ditemukan spora.
E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya
tidak berkapsul. Bakteri ini aerobik dan dapat juga aerobik fakultatif. E. Coli merupakan penghuni normal usus,
seringkali menyebabkan infeksi.
Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asamasam polisakarida. Mukoid kadangkadang memproduksi
pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau
terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E. Coli seperti pada Enterobacteriaceae.
Selanjutnya, digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik. Penyakit yang sering
ditimbulkan oleh E. Coli adalah Diare.
Morfologi Staphylococcus aureus
Bentuknya bulat atau lonjong (0,8 sampai 0,9), jenis yang tidak bergerak, tidak berspora dan gram positif.
Tersusun dalam kelompok seperti buah anggur. Pembentukan kelompok ini terjadi karena pembelahan sel
terjadi dalam tiga bidang dan sel anaknya cenderung dekat dengan sel induknya. Sifat biakan bersifat aerob
dan tumbuh baik pada pembenihan yang sederhana pada temperatur optimum 37 oC dan pH 7,4.
Staphylococcus Staph adalah kuman yang ditemukan pada kulit dan hidung kita. Spesies Staphylococcus ini
adalah gram positif yang fakultatif anaerob. Staphylococcus pathogen mempunyai sifat sebagai berikut:
Sebagian besar sebagai flora normal kulit yang tidak berbahaya. Sebagian besar Staphylococcus aureus (SA)
dapat dirawat dengan antibiotik seperti methicillin (salah satu tipe penicillin). Tetapi, SA menjadi meningkat
pertahanannya dengan antibiotik yang biasa digunakan. Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa
kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits.
https://hidesideofme.wordpress.com/laporan-praktikum-agent-penyakit/laporanpraktikum-uji-biokimia/