Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Rasio Kecukupan Modal (CAR)


2.1.1 Definisi CAR
Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio

kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan


dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank
tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang
berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan
operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.
Sedangkan, menurut Dendawijaya (2005:121) CAR adalah Rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko
(kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut dibiayai dari
dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana dana dari sumber
sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain lain.
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan
aktivanya sebagai akibat dari kerugian kerugian bank yang di sebabkan oleh
aktiva yang berisiko.
Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan menggunakan
formula sebagai berikut :
CAR

Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

Universitas Sumatera Utara

Penyediaan modal minimum yang ditetapkan oleh pemerintah dalam


penilaian kesehatan bank ini berubah-ubah sesuai dengan tingkat keperluan yang
dianggap paling tepat. Misalnya, tingkat CAR yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk tahun 1999 minimal 8% dan untuk tahun 2001 minimal 12%. Pada
prinsipnya, tingkat CAR ini disesuaikan dengan ketentuan CAR yang berlaku
secara internasional yaitu sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh Bank for
International

Settlement

(BIS).

Peningkatan

CAR

ini

bertujuan

untuk

meningkatkan kinerja dan untuk memastikan prinsip kehati-hatian perbankan


senantiasa terjamin.

2.1.2 Unsur Capital Adequacy Ratio (CAR)


Menurut Rivai (2007:709), modal adalah faktor penting bagi bank dalam
rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian. Agar mampu
berkembang dan bersaing secara sehat, maka permodalannya perlu disesuaikan
dengan ukuran internasional yang dikenal dengan standar BIS (Bank for
International Settlement). Modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap
(Susilo, 2000:28) dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Modal Inti, berupa:
a. Modal Disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh
pemiliknya.
b. Agio Saham, yaitu selisih lebih setoran yang diterima oleh bank akibat
harga saham yang melebihi nilai nominal.

Universitas Sumatera Utara

c. Modal

Sumbangan,

yaitu

modal

yang

diperoleh

dari

sumbangansumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat


dengan harga jual apabila saham tersebut dijual.
d. Cadangan umum, yaitu cadangan dari penyisihan laba yang ditahan atau
dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan rapat
anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran masing-masing
bank.
e. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat
umum pemegang saham atau rapat anggota.
f. Laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang
oleh RUPS atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
g. Laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun lalu setelah
diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya.
h. Laba tahun berjalan, yaitu 50 persen dari laba tahun buku berjalan
dikurangi pajak. Apabila tahun berjalan bank mengalami kerugian, maka
seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
2. Modal Pelengkap, berupa:
a. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari
selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan
Direktorat Jenderal Pajak.
b. Penyisihan penghasilan aktiva produktif, yaitu cadangan yang dibentuk
dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Cadangan ini dibentuk

Universitas Sumatera Utara

untuk menampung kerugian yang mungkin timbul akibat tidak diterimanya


kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Penyisihan penghapusan
aktiva produktif yang dapat diperhitungkan sebagai modal pelengkap
adalah maksimum 25 persen dari ATMR.
c. Modal Kuasi, yaitu modal yang didukung oleh instrument atau warkat
yang memiliki sifat seperti modal.
d. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang harus memenuhi berbagai
syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, minimal berjangka lima tahun
dan pelunasan sebelum jatuh tempo, harus ada Bank Indonesia.
Menurut Sinungan (1992:169) Aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR)
adalah aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat
administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat
kontingen dann atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga.
Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang
besarnya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri
atau bobot resiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat
barang jaminan.
Adapun

menurut

Sinungan

(1992:178)

langkah-langkah

dalam

perhitungan penyediaan modal minimum bank adalah sebagai berikut:


1. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal
masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot resiko dari
masing-masing pos aktiva neraca tersebut.

Universitas Sumatera Utara

2. ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal


rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot resiko masingmasing pos rekening tersebut.
3. Total ATMR = ATMR aktiva neraca + aktiva administratif.
4. Rasio modal bank dapat dihitung dengan cara membandingkan antara
modal bank (modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR.

2.1.3 Hal yang Dapat Mempengaruhi CAR


Menurut Rivai (2007:713) Capital Adequacy Ratio (CAR) sangat
bergantung pada :
1. Jenis aktiva serta besarnya resiko yang melekat padanya
Meliputi aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat
administratif (tidak tercantum dalam neraca). Terhadap masing-masing
pos dalam aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada
kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu.
2. Kualitas aktiva atau tingkat kolektibilitasnya
Guna memperhitungkan kualitas dari masing-masing aktiva agar diketahui
seberapa besar kemungkinan diterima kembali dana yang ditanamkan pada
aktiva tersebut.
3. Total aktiva suatu bank, semakin besar aktiva semakin bertambah pula
resikonya. Jadi bank yang memiliki aktiva yang besar tidak menjamin
masa depan dari bank tersebut, karena aktiva-aktiva telah memiliki bobot
resiko masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

2.2

Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November

1998 tentang Perbankan , yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. Dari pengertian diatas dapat
dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan
dalam bidang keuangan.
Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan
funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau
mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari
masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar
masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan.
Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak
perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada
si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah,
pelayanan atau balas jasa lainnya.
Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka
oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke
masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit

Universitas Sumatera Utara

(lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima
kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.

2.2.1 Jenis-jenis Bank


Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis
perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Menurut Kasmir
(2008:34) perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari berbagai aspek :
1. Menurut Kegiatannya
Jenis-jenis bank menurut kegiatannya dapat dibedakan berdasarkan
periode penerapan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Sebelum Undang-Undang tersebut berlaku maka jenis bank berdasarkan
kegiatannya dikategorikan kepada tiga jenis. Namun setelah Undang-Undang
tersebut berlaku maka bank yang ada dikategorikan kepada dua jenis saja.
Tabel 2.1
Jenis Bank Berdasarkan Kegiatannya
Sebelum Berlaku UU No7
Sesudah Berlaku UU No 7
Tahun 1992
Tahun 1992
Bank Tabungan
Bank Umum
Bank Pembangunan

Bank Perkreditan Rakyat

Bank Ekspor-Impor
Sumber : (Lubis, 2010 : 30)
a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lau lintas pembayaran.

Universitas Sumatera Utara

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan


usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Menurut Target Pasar
Berdasarkan target pasar, bank-bank yang ada dibagi menjadi :
a. Corporate Bank
Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk koperasi. Corporate
bank dengan sendirinya harus memiliki dana modal yang besar sehingga dapat
memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah atau
perusahaan-perusahaan besar.
b. Retail Bank
Retail bank adalah bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah-nasabah kecil.
c. Retail Corporate Bank
Retail corporate bank adalah bank yang memberi pelayanan kepada
kelompok retail dan juga perusahaan-perusahaan besar
3. Menurut Kepemilikannya
Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta
pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank-bank yang ada dibedakan kepada :
a. Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian dan
modal bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua keuntungan

Universitas Sumatera Utara

yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik pemerintah, seperti


BNI46, BRI, BTN.
b. Bank Milik Pemerintah Daerah adalah bank dimana pemiliknya adalah
pemerintah daerah tertentu misalnya BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat,
BPD Sumatera Utara, dan lain-lain.
c. Bank Milik Koperasi adalah jenis bank dimana saham-sahamnya dimiliki
perusahaan yang berbadan hukum koperasi, misalnya Bukopin.
d. Bank Milik Swasta Nasional adalah jenis bank dimana seluruh atau
sebagian bank tersebut dimiliki swasta nasional karena akte pendiriannya
dilakukan oleh pihak swasta. Misalnya Bank Muamalat, Bank Niaga, bank
Universal, dan lain-lain.
e. Bank Milik Asing adalah bank milik swasta asing atau milik pemerintah
asing yang beroperasi di Indonesia. Bank ini biasanya merupakan cabang
dari bank induknya yang ada di luar negeri, misalnya American Express
Bank, Hongkong Bank, City Bank, dan lain-lain.
f. Bank Milik Campuran adalah jenis bank dimana sahamnya mayoritas
dimiliki oleh pihak swasta nasional dan sisanya dimiliki oleh pihak asing.
4. Menurut Status atau Kedudukan
Pembagian ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani
masyarakat dari segi jumlah produk, modal dan kualitas pelayanan. Menurut
status atau kedudukannya, bank diklarifikasikan kepada :
a. Bank Devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing.

Universitas Sumatera Utara

b. Bank Non-Devisa adalah bank yang belum mempunyai izin untuk


melaksanakan transaksi sebagai bank devisa. Bank ini melakukan aktivitas
yang lebih terbatas baik ditinjau dari jasa dan produk yang ditawarkan
maupun luas geografi yang mungkin dilayani.
5. Menurut Prinsip Operasinya
Jika ekstensi perbankan ditinjau dari sudut prinsip operasi yang
diaplikasikannya,

maka

institusi

perbankan

yang

ada

sekarang

dapat

diklasifikasikan kepada dua kelompok yaitu :


a. Bank berdasarkan prinsip konvensional
Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang beroperasi
dengan menggunakan sistem bunga dan fee based untuk mendapatkan
keuntungan yang diharapkan.
b. Bank Berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan suatu lembaga intermediasi
yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh
aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam
sehingga bebas dari unsur riba (bunga), bebas dari kegiatan spekulatif non
produktif seperti perjudian (maysir), bebas dari kegiatan yang meragukan
(gharar), bebas dari perkara yang tidak sah (bathil) dan hanya membiayai
usaha-usaha yang halal. Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya
merupakan perluasan jasa perbankan bagi mayarakat yang membutuhkan
dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem
bunga, melainkan atas prinsip syariah (hukum Islam).

Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Kegiatan Bank


Menurut Kasmir (2008:42) dalam melaksanakan kegiatannya, bank
dibedakan antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat.
Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah
sebagai berikut :
1. Kegiatan Bank Umum
a. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk :
i. Simpanan Giro (Demand Deposit)
ii. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
iii. Simpanan Deposito (Time Deposit)
b. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk :
i. Kredit Investasi
ii. Kredit Modal Kerja
iii. Kredit Perdagangan
c. Memberikan jasa-jasa lainnya (Services) seperti :
i. Transfer (Kiriman Uang)
ii. Inkaso (Collection)
iii. Kliring (Clearing)
iv. Safe Deposit Box
v. Bank Card
vi. Bank Notes (Valas)
vii. Bank Garansi
viii. Referensi Bank

Universitas Sumatera Utara

ix. Bank Draft


x. Letter of Credit (L/C)
xi. Cek Wisata (Travellers Cheque)
xii. Jual beli surat-surat berharga
xiii. Menerima setoran-setoran, seperti : pembayaran pajak,
telepon, dan lain sebagainya
xiv. Melayani pembayaran-pembayaran, seperti : gaji/pensiun,
pembayaran

deviden,

pembayaran

kupon,

dan

lain

sebagainya
xv. Di dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau
menjadi

penjamin

emisi

(Underwriter),

Penjamin

(Guarantor), Wali amanat (Trustee), Pedagang efek


(Dealer), dan lain sebagainya
xvi. Dan jasa-jasa lainnya.
2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat
a. Menghimpun dana dalam bentuk :
i. Simpanan Tabungan
ii. Simpanan Deposito
b. Menyalurkan dana dalam bentuk :
i. Kredit Investasi
ii. Kredit Modal Kerja
iii. Kredit Perdagangan

Universitas Sumatera Utara

c. Larangan-larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai


berikut :
i. Menerima Simpanan Giro
ii. Mengikuti Kliring
iii. Melakukan Kegiatan Valuta Asing
3. Kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing
a. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran dilarang menerima
simpanan dalam bentuk simpanan tabungan
b. Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang tertentu, seperti :
i. Perdagangan Internasional
ii. Bidang Industri dan Produksi
iii. Penanaman Modal asing atau Campuran
iv. Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional
c. Untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum
campuran dan asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di
Indonesia seperti berikut ini :
i. Jasa Transfer
ii. Jasa Kliring
iii. Jasa Inkaso
iv. Jasa Jual Beli Valuta Asing
v. Jasa Bank Card
vi. Jasa Bank Draft
vii. Jasa Safe Deposit Box

Universitas Sumatera Utara

viii. Jasa Pembukaan dan Pembayaran L/C


ix. Jasa Bank Garansi
x. Jasa Referensi Bank
xi. Jasa Jual Beli Travellers Cheque
xii. Dan jasa bank umum lainnya

2.3

Rasio Keuangan Bank


Rasio keuangan adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubungannya

dengan yang lain. Ini didapat dengan membagi satu angka yang menjadi dasar
dengan angka yang lain (Tunggal, 2012 : 26). Hasil perhitungan rasio ini dapat
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan
dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode
keuangan tersebut (Riyadi : 2006).
Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan dalam neraca
publikasi biasanya meliputi rasio permodalan yaitu Capital Adequacy Ratio
(CAR), Aktiva Produktif yaitu Aktiva Produktif Bermasalah, Non Performing
Loan (NPL), PPAP terhadap Aktiva Produktif dan Pemenuhan PPAP; rasio
rentabilitas yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest
Margin (NIM), Beban Operasional Termasuk Beban Bunga dan Beban PPAP
serta Beban Penyisihan Aktiva Lain-lain Dibagi Pendapatan Operasional termasuk
Pendapatan Bunga (BO/PO) ; rasio Likuiditas yaitu Cash Ratio dan Loan To
Deposit Ratio (LDR).

Universitas Sumatera Utara

2.4

Laporan Keuangan Bank


Menurut Siamat (2005 : 368) dalam rangka peningkatan transparansi

kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 3/22/PBI/2001


tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan
keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari :
1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan
Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank
dalam kurun waktu satu tahun. Laporan Tahunan sekurang-kurangnya mencakup :
a.

Informasi umum yang meliputi antara lain : kepengurusan,


kepemilikan, perkembangan usaha bank dan kelompok usaha bank,
strategi dan kebijakan manajemen dan laporan manajemen, minimal
mencakup : struktur organisasi, aktivitas utama, teknologi informasi,
produksi dan jasa yang ditawarkan, dan lain sebagainya

b.

Laporan Keuangan Tahunan Bank adalah laporan keuangan akhir


tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan
yang berlaku dan wajib diaudit oleh akuntan publik, terdiri dari :
i. Neraca
ii. Laporan Laba-Rugi
iii. Laporan Perubahan Ekuitas
iv. Laporan Arus kas
v. Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi tentang
komitmen dan kontinjensi

c.

Laporan Keuangan Perusahaan Induk di bidang keuangan.

Universitas Sumatera Utara

2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan


Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan adalah laporan keuangan yang
disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan
setiap triwulan. Laporan keuangan publikasi triwulanan disusun antara lain untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha bank,
serta informasi keuangan lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan
dengan perkembangan usaha bank.
3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan keuangan publikasi bulanan adalah laporan keuangan yang
disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan bank kepada
Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan. Laporan keuangan publikasi
bulanan bank umum sekurang-kurangnya, meliputi :
a. Laporan keuangan yang terdiri dari :
i.

Neraca

ii.

Laporan Laba Rugi

b. Komitmen dan Kontinjensi


c. Rincian Kualitas Aktiva Produktif
d. Penyisihan

Penghapusan

Aktiva

Produktif

yang

telah

dibentuk,

dibandingkan dengan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib


dibentuk.
e. Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum
4. Laporan Keuangan Konsilidasi

Universitas Sumatera Utara

2.5

Penelitian Terdahulu
1.

Handayani (2005)

Handayani melakukan penelitian mengenai Analisis Perbandingan dan


Kinerja Bank Nasional, Bank Campuran dan Bank Asing Dengan Menggunakan
Rasio Keuangan. Handayani menggunakan sampel sebanyak 140 bank yang
terdaftar di Bank Indonesia yang terdiri dari 107 bank nasional, 23 bank campuran
dan 10 bank asing. Penelitian Handayani bertujuan untuk menganalisis perbedaan
kinerja keuangan bank nasional, bank asing dan bank campuran periode 2000
2002 dengan menggunakan proksi rasio keuangan.
Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan variabel Bank Nasional,
Bank Campuran dan Bank Asing untuk periode tahun 2000 sampai tahun 2002
dengan menggunakan Uji Anova. Dari penelitiannya tersebut ditemukan bahwa
tidak ada perbedaan kinerja keuangan berdasarkan Capital Adecuacy Ratio yang
diproksikan dengan CAR antara bank nasional, bank asing dan bank campuran.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung = 0.405 < F 0.05 = 3.017, sehingga H0
diterima.
2.

Putra (2011)

Penelitian yang dilakukan Putra pada kelompok bank swasta nasional dan
bank milik pemerintah menggunakan sampel sebanyak 21 bank dengan tahun
penelitian 2007 sampai dengan tahun 2009. Tujuan dari penelitian Putra adalah
untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara CAR bank umum
swasta nasional dengan bank milik pemerintah. Pengolahan data dalam penelitian

Universitas Sumatera Utara

ini menggunakan software statistic SPSS dengan metode statistik yang digunakan
berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test).
Dari penelitian ini ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
pada CAR antara bank swasta dengan bank pemerintah. Namun mean CAR bank
swasta lebih tinggi dari bank pemerintah, artinya bank swasta lebih baik CAR nya
dibandingkan bank pemerintah selama periode penelitian karena semakin tinggi
nilai CAR semakin bagus kualitasnya.

2.6

Kerangka Konseptual
Menurut Dendawijaya (2005:152) Kesehatan atau kondisi keuangan bank

dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik
pemilik, manajemen bank, bank pemerintah (melalui Bank Indonesia) dan
pengguna jasa bank. Dengan diketahuinya kondisi suatu bank dapat digunakan
oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan
prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen
resiko.
Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan
analisis CAMELS. Enam aspek dalam metode CAMELS diantaranya aspek
permodalan yang didasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum bank.
Penilaian tersebut didasarkan pada CAR yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Menurut

Dendawijaya

(2005

121)

CAR

adalah

rasio

yang

memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko

Universitas Sumatera Utara

(kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana
modal sendiri bank disamping memperoleh dana dana dari sumber sumber di
luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain lain.
Bila CAR (Capital Adequacy Ratio) suatu bank rendah, kemampuan bank
untuk survive pada saat mengalami kerugian juga rendah. Modal sendiri cepat
habis untuk menutup kerugian yang dialami, maka kemampuan bank diragukan
oleh masyarakat dan akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu. Ada
dua penyebab Capital Adequacy Ratio (CAR) rendah yaitu terkikisnya modal
perbankan akibat negative spread dan peningkatan aset yang tidak didukung
dengan peningkatan modal. Berdasarkan hal tersebut di atas, menunjukkan risiko
yang dipikul bank semakin bertambah besar karena rendahnya modal sebagai
penyangga risiko yang dapat melindungi nasabah. Capital Adequacy Ratio (CAR)
yang rendah dapat menyebabkan turunnya kepercayaan nasabah yang pada
akhirnya dapat menurunkan profitabilitas bank.
Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis
perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan (Kasmir, 2002 : 34)
Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya dari
aspek kepemilikan.
Di Indonesia, bank milik swasta nasional dan bank milik asing memiliki
jumlah paling banyak, untuk itu penulis tertarik untuk meneliti kedua bank ini.
Bank Swasta Nasional dan Bank Asing sama-sama kita ketahui akan
menghasilkan laporan keuangan, dimana laporan keuangan masing-masing bank
tersebut akan dianalisis oleh peneliti mengenai permodalannya. Dalam penelitian

Universitas Sumatera Utara

ini, penulis ingin mencoba membandingkan sejauh mana perbedaan rasio


kecukupan modal (CAR) antara Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1 :

BANK SWASTA
NASIONAL

BANK ASING

CAR :

CAR :
MODAL
ATMR

MODAL
ATMR

ANALISIS
DISKRIMINAN

CLASSIFICATION
RESULT
Sumber : Bhakti (2009), Febriyani (2003), Putra (2011) (diolah)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.7

Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual

yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut :
Ho : CARS = CARA
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai CAR pada Bank Umum
Swasta Nasional dan Bank Asing

Universitas Sumatera Utara

H1 : CARS CARA
Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional dan Bank Asing.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai