Anda di halaman 1dari 7

RESISTOR

Resistor adalah komponen elektronika yang memang didesain memiliki dua kutup
yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila di aliri tegangan listrik
antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya banyak digunakan sebagai bagian dari sirkuit
elektronik. Tak cuma itu, komponen yang satu ini juga yang paling sering digunakan di antara
komponen lainnya. Resistor adalah komponen yang terbuat dari bahan isolator yang
didalamnya mengandung nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan.
Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau listrik (noise)
dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan
sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki resistor
tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor yang dihasilkan juga harus sesuai
dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar. Dilihat dari fungsi-nya, resistor dapat dibagi
menjadi :
1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini
biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau
membatasi arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.
2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)
Yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle
pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan
kebutuhan.Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar kecilnya arus),tone control
pada sound system,pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble) serta berfungsi sebagai
pembagi tegangan arus dan tegangan.
3. Resistor NTC dan PTC.
NTC (Negative Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan bertambah
kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTC (Positive Temperature Coefficient), yaitu
resistor yang nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi dingin.
4. Resistor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah hambatannya karena
pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan bila
terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin kecil.
Dengan menggunakan resistor pada rangkaian listrik, kita dapat mengurangi arus
listrik hingga ke besaran yang diharapkan. Karena fungsi yang terdapat di dalamnya, resistor
merupakan komponen utama yang digunakan pada alat elektronik. Meskipun bentuk resistor
dari luar terlihat seragam, bagian dalam resistor biasanya berbeda berdasarkan material yang
digunakan. Pada bagian dalam, kita akan menemukan batang keramik dipasang pada bagian
inti dan diselubungi oleh kawat tembaga di bagian luarnya.

Jumlah tembaga yang dipasang mempengaruhi besaran hambatan. Semakin banyak


kawat tembaga yang dililit dan semakin tipis tembaga, semakin besar hambatan yang terdapat
di dalamnya. Resistor dengan hambatan lebih rendah yang dirancang untuk kebutuhan
rangkaian listrik bertenaga rendah, biasanya tidak menggunakan tembaga melainkan lilitan
dari karbon. Resistor seperti ini harganya lebih murah dan dikenal juga sebagai carbon-film.
Kode warna adalah salah satu cara untuk menyampaikan besaran hambatan dari
resistor. Terdapat sebelum warna berbeda yang melambangkan angka dari 0 sampai 9. Dua
warna diawal merupakan dua digit pertama dari besaran hambatan, dan warna yang ketika
adalah angka pengali. Untuk mengetahui besar hambatan dari resistor maka, kita harus
mengalikan dua digit pertama dari resistor dengan angka pengali kelipatan 10. Berikut
ilustrasi warna dari resistor dan daftar warna yang terdapat pada resistor.

RESISTOR VARIABEL (POTENSIOMETER)


Potensiometer merupakan resistor jenis tidak tetap (variable resistor) yang secara
langsung mengalami nilai resistansi yang berubah-ubah melalui cara diputar atau digeser
pada tuas yang telah ada. Resistor jenis potensiometer di buat dengan menggunakan kawat
dan karbon dan dalam rangkaian unit elektronika paling sering dipergunakan, Saat ini banyak
sekali potensiometer yang dibuat dari karbon yang berbentuk kecil namun memiliki daya
resistansi yang cukup tinggi.
Perubahan nilai resistansi pada potensiometer terbagi menjadi dua yaitu logaritmatik
dan linier. untuk mengetahui apakah poternsiometer merupakan jenis potensiometer
logaritmatik atau potensiometer linier, hal tersebut dapat kita ketahui dari huruf yang terdapat
pada bagian belakang potensiometer. Jika pada bagian belakang potensiometer terdapat huruf
"A" maka potensiometer tersebut bersifat linier, sedangkan bagian belakang potensiometer
terdapat huruf "B" maka potensiometer tersebut bersifat logaritmatik.
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara
menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan
pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara
memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari
untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga
dengan Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan
alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini
biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :

Penyapu atau disebut juga dengan Wiper


Element Resistif
Terminal

Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer


sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai
berikut :
Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier,
Tape Mobil, DVD Player.
Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
Sebagai Pembagi Tegangan
Aplikasi Switch TRIAC
Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
Sebagai Pengendali Level Sinyal

INDUKTOR
Induktor merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam
Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio.
Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari
susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat
menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan
tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah
Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.
Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan
Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar
untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuansatuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan
induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya
adalah milihenry (mH) dan microhenry (H). Simbol yang digunakan untuk melambangkan
Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf L.
Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya


Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi
induktansinya.

Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Air Core Inductor Menggunakan Udara sebagai Intinya


Iron Core Inductor Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
Ferrite Core Inductor Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
Torroidal Core Inductor Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk Donat)
Laminated Core Induction Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis
lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam
diberikan Isolator.
6. Variable Inductor Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang
dapat diputar-putar.
Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik
dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC),
meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.
Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :
Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi
Transformator (Transformer)
Motor Listrik

Solenoid
Relay
Speaker
Microphone

KAPASITOR
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator) adalah
Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara
dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor tersebut diambil dari nama
penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal dari Inggris. Namun Farad
adalah satuan yang sangat besar, oleh karena itu pada umumnya Kapasitor yang digunakan
dalam peralatan Elektronika adalah satuan Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad,
NanoFarad dan MicroFarad. Konversi Satuan Farad adalah sebagai berikut :
1 Farad = 1.000.000F (mikro Farad)
1F = 1.000nF (nano Farad)
1F = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF = 1.000pF (piko Farad)
Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang
pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaranya sebagai pemisah.
Dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor disingkat dengan huruf C.
Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu
Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya untuk
masing-masing jenis Kapasitor :
A. Kapasitor nilai tetap (fixed capacitor)
Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan
atau tidak berubah-ubah.
1. Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan
berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau
polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai
Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01F.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan
Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang
dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount
Technology) yang berkecepatan tinggi.
2. Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan
bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian
Elektronika (tidak memiliki polaritas arah)
3. Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)
Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada
umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4F. Kapasitor Kertas tidak
memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.
4. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika.
Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02F. Kapasitor Mika
juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.
5. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit
(Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan
ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi
(Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan
Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai
terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47F hingga
ribuan microfarad (F). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai
Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan,
Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan
melampui batas kamampuan tegangannya.
6. Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti
halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan
Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai
Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi
dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar
tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor
Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada
peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.
B. Kapasitor variabel (variable capacitor)
Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau
berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. VARCO (Variable Condensator)
VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih
besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian

Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO
berkisar antara 100pF sampai 500pF
2. Trimmer
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga
memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari
2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang
mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah.
Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang
Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.
Pada Peralatan Elektronika, Kapasitor merupakan salah satu jenis Komponen
Elektronika yang paling sering digunakan. Hal ini dikarenakan Kapasitor memiliki banyak
fungsi sehingga hampir setiap Rangkaian Elektronika memerlukannya.
Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika :
Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik
Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)
Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
Sebagai Kopling
Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
Sebagai Penggeser Fasa
Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan
Spul Antena dan Osilator)

Anda mungkin juga menyukai