Anda di halaman 1dari 28

Varisela: Tujuan Pembelajaran

Menentukan definisi varisela dan tahu epidemiologinya


Memahami bahwa varisela merupakan salah satu
penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia
Melakukan identifikasi faktor risiko dan gejala varisela
Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengenali tandatanda varisela
Menduga virus penyebab varisela
Menggunakan uji laboratorium yang tepat untuk
diagnosis varisela
Memutuskan perawatan spesifik yang sesuai dan
mendukung.

Epidemiologi

Tersebar kosmopolit
Menyerang terutama anak-anak (90% < 10 th)
Insiden terbanyak 5-9 tahun
Bayi jarang, orang dewasa dapat
Kontak langsung (sifat infectious dalam vesikel)
Air borne infection (droplet infection)

Masa penularan mulai 24 jam sebelum hingga 6 7


hari setelah vesikel (keropeng) muncul

Definisi
Infeksi akut primer virus Varisela-zoster
Menyerang kulit dan mukosa, menular
dengan vesikel bergerombol di kulit dan
selaput lendir
Klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan
kulit polimorf seperti ruam vesikuler dan
eksamentosa, terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh

Etiologi
Herpes virus family.
Infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit
varisela
Reaktivasi menyebabkan herpes zoster.
DNA double helix, terselubung
Genom virus mengkode > 70 protein, termasuk
protein sasaran imunitas
Timidin kinase virus, sensitive terhadap hambatan
asiklovir dan dihubungkan oleh agen antivirus.

Patogenesis
Kontak
langsung
UDARA

Vvz

Tubuh manusia

System respirasi
Berkembang biak

sal nafas
Bag atas

Menuju kel limfe


Regional

Bereplikasi selama 4-6 hari


Peredaran darah

Virus infeksius+sel PMN

VIR
EM
IA

3-7 hari

kelompok vesikel

.patogenesis
Lesi : Makula papula vesikula crusta (keropeng)
Vesikel
Intra epidermal
Cairan lisis dari stratum mukosa dan degenerasi
Inklusi Eosinofil pada inti
Infiltrasi PMN di stratum korneum
Sifat : cairan keruh ( pustulasi)
Crusta (keropeng)
Lekat lepas, ulcus sembuh
Di mucosa tak ada keropeng
Sifat : sembuh sempurna (tanpa bekas) selama tak
ada infeksi sekunder.

..patogenesis
Timbulnya dimulai dari dada muka
bahu extremitas.
Bila sampai di mucosa (pipi, conjungtiva,
palpebra, laring, pharynx, vulva) :
Resiko infeksi sekunder meningkat
Defens mechanism menurun

Lesi sentripetal, bentuk polimorf

Gejala klinis

Inkubasi 10-21 hari (penyakit timbul


mulai hari ke 14-16 setelah terpapar)
Stadium Prodromal, 1-2 hr:

demam ringan
malaise
anorexia
nyeri kepala
nyeri abdomen ringan
batuk dan pilek
nyeri tenggorokan

gejala klinis
Stadium Erupsi : Ruam kemerahan
Vesikel khas berupa tetesan air mata atau tear
drops
Umumnya jumlah lesi 250-500 lesi
Kemerahan dan bengkak di sekeliling lesi
Ruam mempunyai tanda dan gejala yang
berbeda.
Makulo-papula beberapa jam menjadi pustula,
akhirnya jadi ulkus kecil, 2 hari jadi krusta.
Demam ringan berlangsung selama 4 hari
Demam lama diduga komplikasi dari imunitas.

Gejala Spesifik
1. Neonatus
Sindroma varisela kongenital (mengikuti infeksi
varisela zoster ibu ), ciri-ciri :

Luka kulit sikratrisial.


Parese atau hipoplasia otot hingga atrofi tungkai.
Mikrosefali.
Lesi pada mata (cacat okuler).
Cedera sistem saraf otonom.
Katarak kongenital.

jika ibu terinfeksi varisela 2-5 hari sebelum


melahirkan, bayi terkena viremia sekunder

2. Anak-anak (usia 2-12 tahun)


Gejala prodromal demam ringan (antara 100-103
F) dan malaise mendahului terjadinya ruam sekitar
1-2 hari
Eksantema klasik terjadi dengan ciri-ciri:
Lesi awal pada badan dan muka ke bagian tubuh lain.
Vesikula, pustula, bopeng kecil dikelilingi eritematus
muncul dalam berbagai stadium.
Lesi bulat atau oval diameter 0,5-1 cm.
Formasi vesikel terbentuk 3-5 hari.
Masa inkubasi 0-21 hari.
Ada gejala gatal-gatal, anoreksia, dan lesu.
Menular dari 48 jam sebelum vesikel sampai menjadi
krusta (antara 4-5 hari).

3. Remaja dan dewasa


Manifestasi di luar kulit adalah 5-50%.
Gejalanya mirip pada anak-anak, secara
umum lebih parah.

4. Pasien dengan imunocompromise


Lesi lebih banyak dapat dikelilingi daerah
yang mengeluarkan darah.
Perkiraan komplikasi : hitung jenis netrofil
dan limfositnya absolut < 500.
Penyembuhan tiga kali lebih lama
Timbulnya lesi dapat tiga kali lebih lama.
Manifestasi pneumonia.

5. Ibu hamil
Prevalensi berusia antara 14-19 tahun, dapat
menimbulkan penyakit yang lebih berbahaya
Risiko sindroma varisela kongenital lebih besar
bila infeksi pada trimester I
Penyakit lebih ganas bila infeksi pada trimester III

Bentuk klinis yang lain :


Varicella Bullosa
Usia < 2 th
Bulla + ( 3 4 cm)
Varicella Haemorrhagica
Sakit parah,demam tinggi
Perdarahan : Ptechiae, Epistaxis, Ekimosis,
Haematemesis
Defek imunologi karena gizi kurang setelah
sakit berat atau karena terapi steroid
jangka panjang
Varicella Kongenital

Pemeriksaan penunjang

Lekopeni (selama 72 jam pertama),


limfositosis relatif dan absolut.
LFT (uji faal hati) sering meningkat sedang.
Pleiositosis limfositik ringan, peningkatan
protein ringan, sel raksasa multinuklear
( pewarnaan non spesifik)
Diagnosis pasti : deteksi virus
Imunoglobulin G anti VVZ.
Tes serologi :

Latex aglutinasi (sensitifitas >_ 95 %)


Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
sensitifitas 86-97% dan spesifisitasnya 82-99%.

Radiologi
Gambaran pneumonia
Dapat gambaran normal atau sedikit
difuse bilateral

Diagnosis

Dari klinis dengan menyingkirkan DD


Isolasi virus
Serologi Test
Lab darah
Radiologi (ada komplikasi)

Diagnosis Banding

1.
2.
3.
4.

Impetigo
Herpes generalisata
Measles
Variola

Komplikasi
Manifestasi di luar kulit:

1) Pneumonitis
2) Ataksia serebelar
3) Cerebritis
4) Sindroma Reye's (perlemakan hati dengan
ensefalopati)

Infeksi sekunder oleh bakteri


Oleh bakteri antara 5-10 % khususnya anakanak.
Organisme paling sering : Strepcoccus grup A
dan Stapylococcus aureus.
Ketika manifestasi sistemik tidak membaik
setelah 3-4 hari, demam berulang atau semakin
memburuk
Stapylococcus aureus menyebabkan selulitis,
impetigo, staphylococcal scalded skin syndrome,
Toxic shock syndrome, pericarditis, dan
osteomyelitis.

Komplikasi Sistem Saraf Pusat


Serebellar ataksia yang paling umum ( 2-3
minggu setelah infeksi )
Ensefalitis terjadi 1,7 setiap 100.000 kasus
anakanak usia 0-14 tahun.

Penatalaksanan
Perawatan spesifik
1. Neonatus atau bayi
VZIG-Varicella Zoster Imuno Globulin untuk bayi (ibu
terinfeksi <7 hari sebelum sampai 28 hari setelah
melahirkan).
Jika ibu menderita herpes zoster, pemberian VZIG bukan
indikasi.

2. Anak-anak (usia 2-12 tahun)


Antipiretik dan antipruritus.
Menjaga kebersihan individu.

Pemberian Acyclovir (kontroversial, tidak


diperlukan pada kasus tanpa komplikasi)

Dimulai 24 jam sebelum penyakit mulai menjalar.


Mengurangi pembentukan lesi baru hingga 25 %.
Meningkatkan sistem imun.
Aman dipakai ibu hamil.

Profilaksis dengan VZIG:


Semua wanita hamil risiko tinggi (tinggal satu rumah
dengan pasien varisela ataupun herpes zoster)
Diberikan 72 jam setelah terpajan

3. Remaja dan dewasa


Terapi simtomatis
Acyclovir 24 jam setelah timbul lesi pertama
( mengurangi tingkat keprogresifan)

4. Wanita hamil
VZIG.
Acyclovir :
24 jam setelah timbul ruam pertama
Pada masa inkubasi mencegah hingga 84 %
penyebaran infeksi.

Acyclovir IV (komplikasi di luar kulit)

5. Pasien imunocompromised
Acyclovir sangat dianjurkan.
Diberikan maksimal 72 jam setelah serangan
pertama.
Menurunkan progresifitas penyakit.
Dapat diberikan Interferon.
Profilaksis dengan VZIG

6. Manifestasi di luar kulit


Acyclovir IV.

Pencegahan
Vaksin varisela:
Galur yang dilemahkan
Angka serokonversi 97-99%
Diberikan umur 12 bulan atau lebih
Lama proteksi belum diketahui
Vaksinasi ulangan setelah 4-6 tahun
Secara subkutan 0,5 ml usia <12 tahun, di atas 12
tahun dosis awal 0,5 ml diulang setelah 4-8 minggu

Prognosis
Dengan perawatan yang teliti
memperhatikan hygiene perorangan
memberikan prognosis yang baik
jaringan parut yang timbul akan
sedikit.

dan
akan
dan
lebih

Anda mungkin juga menyukai