SKENARIO 3
BLOK 3
GENETIKA DAN EMBRIOLOGI
Oleh : Kelompok A
Ayu Yoniko Christi
Bambang Prabawiguna
Farah Azizah
Mirna Ayu Permata Sari
Ashoka Sulistyasmara
IGN AG Darma Putra
Erwin Maulana F P
Elsa Viona
Dafista Diyantika
Krisna Astayogi
IGN Adi Surya
Ngakan Gde Aditya P
Selma
Siti Julaikha
Aulia Ratu Pritari
Ade Churie Tanjaya
092010101001
092010101002
092010101003
092010101004
092010101005
092010101006
092010101007
092010101008
092010101009
092010101010
092010101011
092010101012
092010101013
092010101014
092010101015
092010101016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2009
SKENARIO 3
GENETIKA DAN EMBRIOLOGI
Sore itu tampak suasana ruang tamu asrama FK dipenuhi mahasiswa yang
sedang menonton pemutaran film ilmiah yang bercerita tentang genetika dan
embriologi. Pada bagian awal film tersebut, mengisahkan tentang bagaimana
beberapa penyakit sex-linked itu diturunkan. Film itu juga berisi tentang kisah
sepasang calon pengantin yang sedang melakukan konsultasi genetik. Tak
ketinggalan pula gambaran farmakologi yang berbeda antara individu terhadap
obat uga ditampilkan. Tontonan itu diakhiri dengan tahapan perkembangan embrio
dari mulai pertemuan agung antara sperma dan ovum hingga terlahir bayi mungil
yang menawan semua orang. Di bagian penutup film tersebut ditayangkan
testimoni keluarga yang merawat anak-anak mereka yang mengalami berbagai
kelainan genetik seperti sindrom down dan lainnya
KLARIFIKASI ISTILAH
1.
Genetika
tentang
perkembangan
4.
dan Y-linked)
Konsultasi genetik
atau
konseling
memberikan
gambaran
farmakologis
dengan
makanan
yang
dikonsumsi
6. Embrio
pengguna obat.
: organisme yang tengah berkembang sejak hari ke-
7.
8. Ovum
9. Kelainan genetik
10.
jumlah kromosom
Sindrom down: gangguan kromosom yang ditandai
dengan kranium kecil bagian anteroposterior yang
mendatar,jembatan
indung
datar,lipatan
RUMUSAN MASALAH
1.
Genetika
1.1 Dasar-Dasar Genetika
1.2 Kelainan Genetik
1.3 Konsultasi Genetik
2.
Embriologi
2.1 Perkembangan / Tahapan Embrio
2.2 Cytogenetik
2.3 Kelainan Kongenital
2.4 Homeopoisis
3.
Farmakologi
3.1 Farmakologi Dasar
3.2 Farmakogenetik
TUJUAN BELAJAR
1. Mengetahui dan memahami dasar-dasar genetika
2. Mengetahui dan memahami kelainan-kelainan akibat genetik
3. Memahami tentang perkembangan embriologi
4. Mengetahui dan memahami tentang hematopoesis
ANALISIS MASALAH
1. Genetika
1.1 Dasar-Dasar Genetika
A. Genetika Alami
Dari karya ini, orang mulai mengenal konsep gen (Mendel menyebutnya
'faktor'). Gen adalah pembawa sifat. Alel adalah ekspresi alternatif dari gen
dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki
sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masingmasing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan
genotipe. Apabila suatu individu memiliki pasangan alel sama, genotipe
individu itu bergenotipe homozigot, apabila pasangannya berbeda,
genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan heterozigot. Genotipe
terkait dengan dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu
genotipe disebut fenotipe.
Hukum Mendel
a. Hukum Mendel 1 (The Law of Segregation of Allelic Gene /
Hukum Pemisahan Gen yang Sealel)
Pada waktu pembentukan
gamet
maka
gen
yang
persilangan
monohibrid
(persilangan
gamet.
Terjadi pada persilangan dihibrid (persilangan individu
dengan lebih dari satu sifat beda).
BK
Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk
Gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK
Gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk
(spermatozoa)
A a
A a
AA Aa
Aa aa
(p2) (pq)
(pq) (q2)
populasi
Contoh :
Golongan darah ABO
Faktor Rh
Major Histocompability complex
1.2 Kelainan Genetik
Kelainan genetika dibedakan menjadi 3:
1. Kelainan genetik yang bersifat autosom.
2. Kelainan genetic yang bersifat genosom
3. Kelainan akibat perubahan jumlah dam struktur kromosom
1. Kelainan genetic yang bersifat autosom.
Sifat autosom ialah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada
autosom.Gen ini ada yang dominan dan ada yang resesif.Oleh karena
laki-laki dan perempuan mempunyai autosom yang sama, maka sifat
keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai pada
laki-laki maupun perempuan.
Kelainan genetik yang bersifat autosom ini dibedakan menjadi dua:
itu
ditentukan
oleh
sebuah
gen
dominan
10
Thalassemia
Thalassemia ialah penyakit darah bawaan (keturunan) yang
menyebabkan sel darah merah (eritrosit) pecah (hemolisa).
Thalassemia merupakan kelainan genetik yang ditandai dengan
berkurangnya atau tidak ada sama sekali sintesa rantai
hemoglobin,sehingga hanya mempunyai kemampuan sedikit
untuk mengikat oksigen. Thalassemia dibedakan menjadi tiga:
Thalassemia
Thalassemia
Thalassemia
Anonychia
Anonychia merupakan suatu kelainan bahwa kuku dari
beberapa jari tangan dan atau kaki tidak ada atau tidak baik
tumbuhnya, penyebabnya adalah gen dominan An pada
autosom .
11
f.
Retinal aplasia
Retinal aplasia merupakan suatu kelainan pada mata yang
mengakibatkan orang lahir dalam keadaan buta.Penyebabnya
gen dominan Ra.
g. Katarak
Katarak adalah suatu penyakit yang menyebabkan orang
menjadi buta.Penyebabnya gen dominan K.
h. Daun telinga yang bebas
Daun telinga yang bebas (artinya tidak tumbuh melekat) dan
bentuk meruncing dari pangkal tumbuhnya rambut di dahi
(Widows Peak) juga ditentukan oleh gen dominan pada
autosom.
i.
Mata biru
Warna mata timbul sebagai hasil pantulan cahaya dari granula
melanin yang terdapat dalam iris Seperti diketahui,banyaknya
granula melanin yang dibentuk ditentukan oleh gen.Orang yang
memiliki genotip bb hanya mampu membentuk swdikit
melanin,sehingga
matanya
berwarna
biru.Orang
yang
12
Tay sachs
Kelainaan ini disebabkan oleh urat saraf yang mengalami
kemunduran dan mengakibatkan kehilangan kemampuan.
d. Gangguan mental
e.
Albinisma
f.
Diabetes mellitus
b. Anondontia
13
c. Hemofilia
saat
terjadi
luka
dan
pada
akhirnya
akan
2. Hemofilia B
Tidak
mempunyai
komponen
plasma
penderita
tidak
mampu
membentuk
zat
e. Hidrosefali terangkai X
14
B. Kelainan Y-linkage
Ada tiga jenis gen ikatan Y:
1. Gen resesif wt
2. Gen resesif Hg
3. Gen resesif h
3.
Menyebabkan hipertichosis
Monoploid
Jarang terdapat pada hewan,kecuali lebah madu jantan karena
terjadi secara partogenesis.
Pada spesies hewan diploid,individu monoploid biasanya
tumbuh abnormal dan embrionya jarang mencapai stadium
dewasa.
Poliploid
Terjadinya
embrio
manusia
15
Sindrom Turner.
Ciri-cirinya:
-
Tubuh pendek,
leher pendek,dan
Dada lebar
Tumbuhnya payudara
Testis kecil
16
Mental abnormal
Pria XYY
Ciri-ciri:
-
Tuna mental
Tubuh pendek
Kepala lebar
Wajah membulat
Gigi rusak
IQ rendah (27-75)
Sindrom Patau
Ciri-cirinya:
-
Cacat mental
Tuli
Polidaktili
Mata kecil
17
Sindrom Edwards
Ciri-cirinya:
-
Telinga rendah
Mulut kecil
Tuna mental
Ginjal doble
Ibu yang berusia lanjut (>34 tahun), karena risiko trisomi meningkat.
Kejadian gangguan genetik yang terkait dengan ras atau etnik tertentu
18
19
20
2.1
21
2. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan gamet wanita (oosit) yang
terjadi di ovarium
Tahapan :
1. Oogonium mengalami pembelahan mitosis menghasilkan oosit
primer yang mempunyai 46 kromosom lengkap
2. oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan
satu sel oosit sekunder (haploid) dan satu sel badan kutub
pertama (polar body primer).
3. Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri
menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub
kedua (polar body sekunder).Pada saat yang sama, badan kutub
pertama membelah diri menjadi dua kutub.
4. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang
mempunyai 23 kromosom (haploid). Sedangkan ketiga badan
kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer hanya
menghasilkan satu sel telur yang fungsional.
22
Perkembangan Embrio
Minggu 1
1. Daur ovarium
Pada setiap daur ovarium, sejumlah folikel mulai tumbuh, tetapi
hanya satu yang mengalami kematangan sempurna, dan hanya
satu oosit yang dikeluarkan pada saat ovulasi.
2. Ovulasi
Pada saat ovulasi, oosit berada pada meiosis kedua dan dilapisi
oleh zona pelusida dan beberapa sel granulose. Melalui kegiatan
penyapuan yang dilakukan oleh fimbriae tuba, oosit dibawa ke
saluran telur rahim.
3. Korpus luteum
Setelah ovulasi, sel granulose yang tertinggal di dinding yang
sudah pecah, bersama dengan sel teka interna, mendapatkan
pendarahan
daripembuluh-pembuluh
darah
di
sekitarnya.
23
5. Korpus albikans
Korpus luteum yang mengecil kembali karena degenerasi sel
uteal dan membentuk masa jaringan parut fibrotic, dikenal
sebagai korpus albikans.
6. Pembuahan
Sebelum spermatozoa mampu membuahi oosit, mereka harus
menjalani
a. Proses kapasitasi: menghilangkan suatu tutup glikoprotein
serta protein plasma dari semen kepala spermatozoa
b. Reaksi akrosom: dilepaskan hialuronidase dan zat serupa
tripsin untuk menembus 3 tahap:
1. Penembusan korona radiate
dari 200-300 juta sel sperma yang dicurahkan ke dalam
saluran kelamin wanita, hanya sekitar 300-500 yang
mencapai tempat pembuahan. Sperma yang mengalami
kapasitasi dengan bebas dapat menembus sel korona
2. Penembusan zona pelusida
adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang
mempermudah dan mempetahankan pengikatan sperma
dan menginduksi reaksi akrosom.
3.
kedua
pronukleus
melipatgandakan
DNA-nya,
24
8. Pembentukan blastokista
Ketika morula memasuki rongga rahim, pada hari ketiga atau
keempat setelah pembuahan, mulailah terlihat sebuah rongga dan
terciptalah blastokista. Massa sel dalam akan berkembang
menjadi embrionya sendiri dan terletak di satu kutub blastokista
25
26
Endometrium
Tahap lacunaris : Trofoblas mulai berkembang membentuk
vakuola-vakuola pada sinsitium. Jika vakuola-vakuola ini
27
Endometrium
Sel-sel sinsitiotrofoblas menembus ke stroma dan merusak
lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler ibu, sehingga
kapiler ini tersumbat dan melebar yang dikenal dengan
sinusoid
Karena Trofoblas merusak sinusoid, sehingga darah mengalir
melalui system trofoblas, sehingga terjadi sirkulasi utero-
plasenta
Muncul sel-sel dari sel kantong kuning telur dan membentuk
suatu jaringan penyambung yang halus dan longgar yang
dikenal mesoderm ekstraembrional ( akhirnya akan mengisi
semua ruang antara trofoblas di sebelah luar dan amnion serta
yang
Sedangkan
membatasi
sitotrofoblas
Mesoderm
dengan
ekstraembrional
28
Di
daerah
kepalanya,
cakram
hipoblas
Minggu 3
29
1. Gastrulasi
Terbentuknya 3 lapis jaringan.
Yang dimulai dengan munculnya garis primitif yang pada
ujung kepalanya terdapat nodus primitif. Di daerah nodus
dan garis ini sel-sel epiblas bergerak masuk (invaginasi)
membentuk lapisan-lapisan sel baru, dintaranya adalah
sebagai berikut.
a. Ektoderm
b. Mesoderm
c. Endoderm
30
31
ubun bokong.
Menjelang bulan kelima : ukuran kepala, kira-kira 1/3
panjang ubun-ubun tumit, dan
32
Teknik-teknik
ini
pada
umumnya
hanya
Cytogenetik
33
Kelainan Kongenital
Kelainan bawaan atau kelainan kongenital atau cacat bawaan adalah
kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan
hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum
kelahiran, pada saat kelahiran, atau beberapa tahun kemudian setelah
kelahiran.
2.3.1 Jenis Kelainan Kongenital
34
biasanya
berupa
hilangnya
enzim
atau
tidak
35
Penyakit Rh, terjadi jika ibu dan bayi memiliki faktor Rh yang
berbeda.
adalah
setiap
faktor
atau
bahan
yang
bisa
penglihatan
atau
pendengaran,
kelainan
jantung,
infeksi
mata
yang
36
bisa
berakibat
fatal,
gangguan
kematian bayi.
Sindroma varicella kongenital disebabkan oleh cacar air
asam
folat
minimal
sebanyak
400
mikrogram/hari.
3. Faktor fisik pada rahim
Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga
merupakan pelindung terhadap cedera.
37
sistem
hematopoiesis
dibentuk
dalam
jaringan
2. Periode Hepatik
Periode ini terjadi pada embrio sebesar 5-7 m. Sel darah dibuat oleh
jaringan mesenkim yang banyak ditemukan dalam jaringan hati.
Pada periode ini tampaksel eritroblas yang definitif, juga sel leukosit
dan megakariosit.
38
3. Periode Mieolid
Periode ini dimulai sejak embrio berumur 5 bulan. Mula-mula sel
eritropoietik dibuat dalam hati sedangkan leukosit dalam sumsum
tulang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya fungsi pembuatan sel
darah diambil alih oleh sumsum tulang dan hati tidak berfungsi
membuat sel darah lagi. Sel mesenkim yang memiliki kemampuan
untuk membentuk sel darah menjadi kurang tetapi tetap ada dalam
sumsum tulang, hati, limpa, kelenjar getah bening, dan dinding usus.
Secara umum sel ini dikenal sebagai sistem retikuloendotelial.
Sel induk, Faktor pertumbuhan, diferensiasi
Sel induk (sel pluripoten) dapat memperbanyak diri sebagai sel anak
menjadi tipe sel khusus dengan cara diferensiasi secara irreversible dan
yang lain tetap sebagai sel induk,sel pluripoten jumlahnya dipertahankan
tetap konstan.
1. Sel induk hematopoietik pluripoten
Semua sel darah berasal dari sel induk dalam sumsum tulang, sel ini
berpoliferasi
menjadi
sel-sel
limfoid
dan
sel-sel
mieolid
dan
memperbaharui
39
diri
bekurang
secara
proses, aktifitas
mitosis
berkurang,
aktifitas
Pengaruh Eritropoitein
1. Produksi maksimal akan tidak ada sel darah merah baru dalam
sirkulasi darah hingga 5 hari
2. Pengaruh eritropoietin menyebabkan sel melalui eritoblastik
3. Bila tidak ada eritropoitein maka sel darah merah sedikit
40
Ada 6 macam:
-
Netrofil
Eosinofil
Basofil
Granulosit
Sumsum tulang
1. Sumsum tulang merah
5 tahun
20 tahun
41
Monosit
Limfosit
Sel plasma
limfositik
42
A. Farmakokinetik
(apa yang dialami obat yang diberikan pada suatu mahkluk hidup)
B. Farmakodinamik
struktur kimianya.
Farmakoterapeutik : ilmu mengenai penggunaan obat.
43
dan
pengobatan
keadaan-keadaan
yang
ditimbulkannya.
a. Farmakogenetik
Kemampuan memetabolisme obat dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan. Metabolisme obat yang dikendalikan oleh banyak gen
akan membentuk distribusi kemampuan metabolisme yang berbentuk
imunodal pada suatu populasi. Metabolisme obat dikendalikan oleh
gen tunggal (yang berpadu dengan lingkungan) akan membentuk
distribusi dengan 2 atau 3 modus bila sebagian angggota populasi
mempunyai cacat pada gen tersebut. Oleh karena itu disebut terjadi
polimorfisme metabolisme obat. Berbagai dampak klinik dapat timbul
akibat
terjadinya
polimorfisme
genetik
dalam
kemampuan
metabolisme obat.
Definisi
Tujuan
44
Respon
Mekanisme Kerja
Asetilator cepat:
Perbedaan aktivitas
prokainamid,
respon menurun,
enzim N-asetil-
sulfametazin, dapson
toksisitas oleh
transferase
derivat N-asetil
meningkat
Asetilator lambat:
Debrisokulin,
toksisitas tinggi
Hidroksilator
Perbedaan aktivitas
metoprolol, lidokain,
ekstensif : respon
perheksilin
menurun
Hidroksilator lemah:
respon meningkat
S-mefenitoin, diazepam,
omeprazol
Suksinilkolin
Hidroksilator
megoksidasi
debrisokuin/spartein
Perbedaan aktivitas
ekstensif : respon
menurun
Hidroksilator lemah:
mengoksidasi S-
respon meningkat
Apnea meningkat
mefenitoin
Aktivitas
pseudokolinesterase
dalam plasma darah
Primakuin, klorokuin,
Hemolisis pada
pemberian bersama
sulfon, nitrofurantoin,
obat-obat yang
cloramphenicol, aspirin,
bersifat oksidator
menurun
Defisiensi glukosa 6
fosfat dehidrogenase
PAS
Halotan, suksinilkolin
Hipertermia
malignant
45
Tidak diketahui
KESIMPULAN
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari berbagai aspek yang
menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organism ataupun
46
DAFTAR PUSTAKA
Paparo; alihbahasa, Tambajong, dkk. - Ed. 5. Jakarta: EGC, 1989.
47
48