Anda di halaman 1dari 8

HEMATOTORAKS

Disusun oleh :
Nadrah Binti Othman

1301-1214-2546

Rafli Nur Febri

1301-1214-0603

Preseptor :
Rachim Sobarna, dr., SpBTKV

BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG
2015

I.

KETERANGAN UMUM

Nama

: Tn. A

Umur

: 73 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Sukaraja, Cibabat

Masuk RS

: 17 April 2015

II.

ANAMNESIS

Keluhan Utama

: Sesak nafas

Anamnesis khusus

Sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit (pkl 22.00), di daerah cibabat
pasien sedang berjalan dan ditabrak motor dari belakang. Dada pasien mengena jalan.
Kemudian penderita merasa sesak nafas yang semakin lama semakin berat dan
keluhan disertai dengan nyeri pada dada. Tidak ada pingsan, tidak ada mual, tidak
ada perdarahan dari hidung, telinga dan mulut. Kemudian pasien dibawa ke RS
Cibabat dan dirujuk ke RSHS.
Tidak ada riwayat demam, batuk lama, keringat malam dan penurunan berat
badan. Riwayat sering lemah badan, letih, jantung berdebar tidak ada. Riwayat
makan obat-obatan sebelum timbul sesak tidak ada.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Primary survey
Airway with cervical spine protection
Breathing and ventilation
Circulation with hemorrhage control
Disability: Neurologic status
Exposure/Environmental control
Status generalis
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Komposmentis, GCS=15

Tanda vital

: T : 130/80 mmHg
R : 28 x / mnt

HR : 100 x / mnt
S

: Afebris

Gizi

: Cukup baik

Kepala

: Konjungtiva tak anemis, Sklera tak ikterik

Pupil bulat isokor, diameter ODS 3mm, RC +/+


Leher

: JVP tak meningkat KGB tak teraba membesar

Thorax

: lihat status lokalis

Abdomen

: Datar, lembut
Hepar dan Lien tak teraba
Bising usus (+) normal

Genitalia

: tidak ada kelainan

Extremitas

: tidak ada kelainan

Status lokalis
a/r Thoraks

: Pergerakan hemithoraks sinistra tertinggal


Terpasang CTT pada anterior linea midaksilaris sinistra
Produksi cairan 100 cc/24 jam, warna merah, air buble(-),
undulasi(+)

Paru-paru

: Vokal Fremitus kiri lebih rendah dari kanan.


VBS kiri lebih rendah dari kanan. Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Jantung
IV.

: Bunyi jantung murni reguler, S1=S2 N, Murmur (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (tanggal 18 April 2015)
Tanggal: 18 April 2015
Hb
12,5
L
20.000
Ht
39
Tr
262000
pO2 arteri
116,0
HCO3 arteri
18,8
Laktat
0,6
Ur
51
Kr
1,06

Foto thorak

Na
K
GDS
pH arteri
pCO2 arteri
TCO2 arteri
Base Excess
Sat O2 arteri

139
4,3
145
7,408
30,1
35,4
- 4,5
94,6

Kesan : efusi pleura sinistra, flail chest sinistra, fraktur costae 3,4,5,6 aspek
posterior dan lateral kiri, costae 2 aspek posterior kiri dan costae 7,8 aspek
lateral kiri.

V.

RESUME
Seorang laki-laki, berusia 73 tahun, datang ke RSHS dengan keluhan utama

sesak nafas. Penderita dirujuk dari RS Cibabat.


Dari anamnesis didapatkan sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit (pkl
22.00), di daerah cibabat pasien sedang berjalan dan ditabrak motor dari belakang.
Sesak nafas (+). Nyeri dada (+). Pingsan (-), perdarahan mulut, hidung, dan telinga
(-). Riwayat penyakit jantung (-), paru (-), makan obat-obatan sebelum timbul sesak
(-).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Status
lokalis a/r Thoraks : Pergerakan hemithoraks sinistra tertinggal, terpasang CTT pada
anterior linea midaksilaris sinistra, produksi cairan 100 cc/24 jam, warna merah, air
bubble (-), undulasi (+) Paru-paru : Vokal Fremitus kiri lebih rendah dari kanan.VBS
kiri lebih rendah dari kanan. Ronkhi -/-, Wheezing -/-.
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan hasil laboratorium dalam batas
normal.

Foto toraks : kesan efusi pleura sinistra, flail chest sinistra, fraktur costae

3,4,5,6 aspek posterior dan lateral kiri, costae 2 aspek posterior kiri dan costae 7,8
aspek lateral kiri.

VI.

DIAGNOSIS KERJA
Post pemasangan CTT atas indikasi hematotoraks sinistra e.c trauma tumpul
thorax + kontusio paru + closed fraktur costae 3,4,5,6 aspek posterior dan
lateral kiri, costae 2 aspek posterior kiri dan costae 7,8 aspek lateral kiri.

VII.

VIII.

USUL PEMERIKSAAN

Roentgen foto toraks post CTT

Periksa laboratorium darah lengkap, AGD ulang

THERAPI
Umum : - Bed rest
- Diet biasa
Khusus : - Infus RL
- O2 8 L/menit via simple mask
- Ceftriaxone 1x2 gr i.v
- Ranitidine 2x1 ampul i.v
- Ketorolac 3x1 ampul i.v
- CTT diteruskan, dilepas bila produksi < 100cc/24 jam, expansi paru
maksimal dan respirasi < 30x/menit

X.

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: ad bonam

PEMBAHASAN HEMATOTORAKS
Definisi: Pengumpulan darah dalam rongga pleura. Apabila akumulasi darah
melebihi 1500 mL atau sepertiga/lebih volume darah pasien, maka disebut
hematotoraks masif. Jumlah cairan ini dapat dihitung dari darah yang keluar melalui
selang dada atau WSD (Water Sealed Drainage).
Etiologi: Penyebab utama adalah laserasi paru, pembuluh darah interkosta atau arteri
mamaria interna (internal thoracic artery) akibat trauma tajam atau tumpul.

Penyebab lain berupa komplikasi penyakit atau iatrogenik. (neoplasma, konsumsi


antikoagulan, emfisema bulosa, infeksi TB, aneurisma, dan lain-lain)
Patogenesis:
a. Jejas ekstrapleura: trauma pada jaringan dinding dada. Sumber perdarahan
adalah arteri mamaria interna dan arteri interkosta.
b. Jejas intrapleura: jejas tumpul atau tajam yang dapat mengenai seluruh
intratoraks. Biasanya jejas terhadap arteri atau vena besar dalam toraks atau
jantung, jejas yang menghubungkan pericardium dan pleura dan juga
disebabkan oleh metastasis tumor serta pecahnya aneurisma.
Patofisiologi:
a. Respond hemodinamik: muncul tanda dan gejala syok apabila terjadi
kehilangan darah 30% atau lebih dari 1500 mL.
b. Respond respiratorik: dapat berupa sesak napas dan takipnea.
Komplikasi: Apabila tidak ditangani dengan tepat, hemotoraks dapat berkembang
menjadi empyema karena infeksi dan fibrotoraks di mana terdapat endapat fibrin
yang membatasi ekspansi maksimal rongga dada. Perdarahan berterusan dapat
menyebabkan hemorrhagik shock.
Grading shock:
Blood loss (mL)
% Blood volume
Pulse rate
Blood pressure
Pulse pressure
Respiratory rate

I
<750
<15% BB
<100
normal
n/
normal

II
750-1500
15-30% BB
>100
diastole

mild increase

Urinary output
Mental status

>30
20-30
normal or agitated agitated

III
1500-2000
30-40% BB
>120
BP

moderate
tachypnea
5-20
confused

IV
>2000
>40% BB
>140
BP

marked
tachypnea
Anuria
lethargic

Manifestasi klinis: Nyeri dada dan sesak napas. Kecepatan munculnya gejala
bergantung kepada etiologi yang mendasari. Pada trauma dan pecahnya aneurisma
gejala muncul cepat sedangkan pada metastasis tumor gejala muncul perlahan.

Diagnosis:
a. Anamnesis: Jenis trauma, mekanisme jejas, waktu terjadinya, pertanyaan
seputar etiologi nontrauma seperti keganasan, infeksi, penggunaan obatobatan antikoagulan dan lain-lain). Keluhan nyeri dada dan sesak napas serta
waktu muncul dan progresi gejala.
b. Pemeriksaan fisis:
Inspeksi: gerakan napas tertinggal, pucat akibat perdarahan
Palpasi: fremitus sisi terkena lebih lemah
Perkusi: pekak dengan batas seperti garis miring atau mungkin tidak jelas
Auskultasi: bunyi napas menurun atau menghilang
a. Pemeriksaan penunjang: Roentgen dada, produksi cairan dari pleurosentesis
atau WSD.
Diagnosis banding:
Kondisi
Tension pneumothorax

Penilaian
deviasi trachea, distensi vena leher,

Massive hemothorax

perkusi: hipersonor, bising napas (-)


deviasi trachea, vena leher kolaps,

Cardiac tamponade

perkusi: dullness, bising napas (-)


distensi vena leher, bunyi jantung jauh
dan lemah, EKG abnormal

Tatalaksana: Prinsip utama adalah dekompresi dengan pemasangan WSD. Pada


hematotoraks massif perlu dilakukan pengembalian volume darah dengan
pemasangan akses intravena dan pemberian cairan kristaloid cepat serta transfuse
darah sambil dilakukan persiapan pemasangan WSD. Apabila keluarnya darah dari
rongga pleura sebanyak 1500 mL atau 200 mL/jam selama 2-4 jam atau 3-5
cc/KgBB/jam selama 3 jam berturut-turut atau lebih dari 5cc/KgBB/jam, harus
dilakukan torakotomi cito untuk menghentikan perdarahan karena dapat terjadi syok.

Prognosis: Secara umum prognosis hematotoraks traumatic adalah baik. Kematian


biasanya disebabkan oleh empyema (pada 5% pasien) atau fibrotoraks (pada 1%
kasus). Pada kasus nontrauma, perjalanan pasien tergantung kepada penyebab yang
mendasarinya.

Anda mungkin juga menyukai