Anda di halaman 1dari 31

SINDROM MALABSORBSI

Definisi
Sindrom Malabsorbsi adalah penyakit yang berhubungan dengan gangguan
pencernaan (maldigesti) atau gangguan penyerapan (malabsorbsi) bahan makanan
yang

dimakan,

dan

mempunyai

kumpulan

gejala

diantaranya

steatore

(bertambahnya kadar lemak ditinjau dengan segala akibatnya).


Dapat dibagi atas :
1. Sindrom malabsorpsi yang primer.
Disini terutama adanya gangguan atau kelemahan absropsi yang umum di
intestin, tanpa dijumpai penyakit dilain organ yang mendahuluinya.
2. Sinroma malabsropsi yang sekunder.
Timbulnya sindroma malabsropsi disebabkan karena adanya kelainan dilain
organ. Seperti ; kelainan di lambung,di pancreas,kelainan hepatobilier,
kelainan intestinal,penyakit dari mesentrium dan peritoneum Tabes tbc,
psedomioma peritonei, penyakit vaskuler dan penyakit endokrin, penyakit
lainnya : Penyakit darah, kolagen, karena obat-obatan dan Anemia pernisiosa.
Sindrom Malabsorbsi dapat berupa gangguan absorbsi :
1. Karbohidrat.
2. Lemak.
3. Protein.
4. Vitamin.
Pada anak yang sering dijumpai adalah :
1. Malabsorbsi karbohidrat, khususnya malabsorbsi laktosa atau intoleransi laktosa.
2. Malabsorbsi lemak.

Malabsorbsi Karbohidrat (Intoleransi Laktosa)


Karbohidrat dapat dibagi dalam :
1. Monosakarida (glukosa, galaktosa dan fruktosa).

2. Disakarida (laktosa atau gula susu, sukrosa atau gula pasir dan maltosa).
3. Polisakarida (glikogen, amilum dan tepung).
Penyebab
Intoleransi laktosa terjadi karena defisiensi enzim laktase dalam usus halus
Patofisiologi
-

Sugar intolerance (intoleransi gula) timbul bila tubuh mengalami defisiensi salah
satu atau lebih enzim disakaridase dan adanya gangguan absorbsi serta
pengangkutan monosakarida dalam usus halus.

Faktor yang dapat menimbulkan intoleransi gula adalah :


1. Faktor pencernaan (digesti).
2. Faktor absorbsi.
Kedua faktor ini dapat bersifat :
-

Bawaan (kongenital, primer) terdapat kelainan genetis.

Didapat (sekunder) disebabkan oleh keadaan seperti diare (oleh sebab


apapun)

Gejala Klinis
Baik pada yang bawaan maupun pada yang didapat penderita menunjukkan
gejala klinis yang sama yaitu :
-

Diare yang sangat frekuen, cair (watery) dan berbau asam

Meteorismus

Flatulens

Kolik abdomen

Pemeriksaan Laboratory
-

Pengukuran pH tinja (pH < 6, normal pH tinja 7 8)

Pemeriksaan kadar gula dalam tinja dengan tabel Clinitest normal tidak terdapat
gula dalam tinja (+ = 0,5%, ++ = 0,75%, +++ = 1%, ++++ = 2%).

Lactose loading (tolerance test).

Berium Meal Lactose.

Biopsi mukosa usus halus dan ditentukan kadar enzim laktase dalam mukosa
tersebut.

Diagnosis
-

Gelaja klinis.

Laboratorium.

Terapi
-

Diberikan susu rendah laktosa (LLM, Almiron, Eitwit Melk) atau free laktose
milk formula (Sobee, Al 110) selama 2 3 bulan, kemudian diganti kembali ke
susu formula yang biasa (kadar laktosa Almiron 1,0%, Eitwit Melk 1,4%, LLM
0,8%, Sobee 0% dan Al 110 0%).

Pada intoleransi laktosa sementara diberikan susu rendah laktosa selama satu
bulan.

Pada intoleransi primer diberikan susu bebas laktosa.

Prognosa
-

Pada kelainan primer (kongenital) prognosis kurang baik.

Pada kelainan yang didapat (skunder) prognosis baik.


Malabsorbsi Lemak

Penyebab
-

Lipase tidak ada atau kurang.

Conjugated bile salts tidak ada atau kurang.

Mukosa usus halus (villi) atrofi atau rusak.

Gangguan sistem limfe usus.

Patofisiologi
Malabsorbsi lemak dapat terjadi pada kelainan sebagai berikut :
-

Penyakit pankreas : Fibrosis kistik, insufisiensi lipase pankreas.

Penyakit hati : Hepatitis neonatal, atresia biliaris, sirosis hepatis.

Penyakit usus halus : Reseksi usus halus yang ekstensif.

Kelainan limfe : Limfangi ekstasia usus, gangguan limfe karena trauma,


tuberkulosis, kelainan kengenital.

Neonatus kurang bulan.

Diagnosis
-

Pemeriksaan tinja makroskopik dan mikroskopik.

Terapi
-

Penyebab terjadinya malabsorbsi lemak

Kemudian untuk malabsosrbsi lemaknya diberi susu MCT.

MUNTAH
Difinisi
Muntah adalah keluarnya isi lambung secara tidak sengaja.
Etiologi
-

Infeksi gastrointeritis, diare, malabsorbsi.

Keracunan, hepatitis.

Tekanan intra cranial meningkat (encepalitis, miningitis).

Perdarahan di otak (subdural hematom).

Hipernatremi.

Cacingan.

Infeksi pada bayi.

Penyebab
1. Dalam masa neonatus
-

Kelainan kongenital saluran pencernaan, paralisis palatum, atresia esofagus,


kalasia, akalasia, iritasi pada lambung.

2. Setelah masa neonatus


-

Faktor psikogenik.

Faktor infeksi : Apendisitis, peritonotis, divertikulitis, adenitis mesenterial,


infeksi traktus urinarius akut, hepatitis.

Faktor lain : Invaginasi, kelainan intra kranial, kelainan endokrin.

Komplikasi
- Kehilangan cairan tubuh dan elaktrolit, sehingga timbul dehidrasi dan alkalosis.
- Karena tidak dapat makan dan minum dapat terjadi ketosis.
- Ketosis akan menyebabkan acidosis kemudian renjatan.
- Bila muntah sering dan hebat, akan timbul ketegangan otot dinding perut,
perdarahan konjungtiva, ruptura esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah
dengan akibat aspirasi pneomonia dan atelektasis, jahitan dapat terlepas pada
penderita pasca operasi dan timbul perdarahan.
Terapi
Simtomatis dapat diberikan anti-emitik yang terbagi dalam empat golongan
yaitu :
-

Sedativum.

Derivat beladona.

Anti histaminikum.

Fenitiasin (largactil, phenergan).

ANOREKSIA
Definisi
Anoreksia adalah tidak mau makan atau nafsu makan berkurang, sering terjadi
selama infeksi akut.

Etiologi
1. Infeksi
-

Infeksi akut.

Infeksi kronis.

2. Faktor psikososial
-

Harapan orang tua.

Tekanan orang tua.

Renpon (tanggapan) terhadap stres.

Anoreksia nervosa.

Kehamilan.

3. Gangguan metabolik dan endokrin


-

Kegagalan hepar.

Kegagalan ginjal.

Hipotiroinesme.

Diabetes insipidus.

Sindroma adrenogenital.

Keracunan timah.

4. Gangguan gastrointestinal
-

Obstrupsi.

Diare.

5. Keganasan.

6. Penyakit kardiovaskuler.
7. Gangguan inflamotori.
8. Defisiensi gizi.
9. Gangguan neorologik.
10. Obat-obatan :
-

Ada yang menyebabkan anoreksia.

Obat yang sering digunakan antihistamin, digitalis, antimetabolik, morfin,


aminifilin, metilfenidat, amfetamin, defenilhidantoin, efedrin.

Gejala klinis
-

Lemah.

Letih.

Lesu.

Berat badan menurun.

Penatalaksanaan
-

Mengobati penyakit.

Memberikan atau memperbaiki asupan gizi yang cukup.

Antibiotik.

Obat yang merangsang nafsu makan.

KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT

OLEH
JOKO PITOYO
97310019

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
MEI 2001
KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT

Dalam tubuh, faal sel bergantung pada keseimbangan cairan dan elektrolit.
Keseimbangan ini diatur oleh banyak mekanisme fisiologis yang terdapat dalam
tubuh. Pada bayi dan anak sering terjadi ganguan keseimbangan tersebut, yang
biasanya disertai perubahan pH cairan tubuh pula.
Seimbang = sama (antara kiri dan kanan sama/ dalam batas normal)
Tubuh orang sehat berusaha mempertahankan susunannya dalam batas-batas normal.
Hal ini disebut homeostasis tubuh dan dilakukan dengan berbagai sistim tubuh yang
selalu mengoreksi setiap perubahan, misalnya perubahan jumlah cairan, perubahan
kadar natrium, kalium, klorida, fosfor, dan ion hydrogen.

AIR
Bila sistim yang mengurus jumlah cairan tubuh mengetahui suatu kekurangan atau
kelebihan melalui osmoreseptor dalam hypothalamus, maka produksi hormon
antidiuretik ditambah atau dikurangi. Dengan demikian diuresis berkurang atau
bertambah untuk mengoreksi perubahan jumlah cairan tersebut.
Air adalah cairan tubuh yang berada didalam tubuh, cairan didalam tubuh dibagi dua :
1. Cairan Intra seluler.
Adalah cairan yang terdapat dalam sel-sel tubuh, missal : sel otot, tulang,
organ-organ dll.
Jumlah cairan intra seluler adalah 35 40 % dari berat badan.

2. Cairan Extra Seluler.


Adalah cairan yang terdapat diluar sel, terdiri atas :
Cairan intra vaskuler
Adalah cairan yang terdapat didalam pembuluh darah
Cairan interstitial
Adalah cairan yang terdapat diantara sel-sel.

Cairan transeluler
Adalah cairan yang melintas diantara sel-sel.
Jumlah cairan extra seluler adalah 20 25 % dari berat badan.
Jumlah air dalam tubuh harus dipertahankan dalam batas-batas tertentu untuk
berlangsungnya metabolisme tubuh dengan baik.
Tubuh mausia terdiri dari :
1. Lean body mass (tubuh tanpa jaringan lemak), yaitu air, tulang, jaringan
bukan lemak.
2. Jaringan lemak.
Tubuh merupakan 73 % dari lean body mass, sedangkan jaringan lemak hanya sedikit
mengandung air. Oleh karena itu tubuh orang gemuk relatif mengandung lebih sedikit
air dibandingkan dengan tubuh orang kurus.
Elektrolit-elektrolit yang terdapat dalam cairan tubuh, antara lan :
1. Solium
2. Kalium
3. Klour
4. Kalsium
5. Zinkum
6. Asam karbonat
7. CO
8. H2 (Hidrogen)
9. O2 (Oksigen)
Jumlah cairan tubuh :
Hal
BBLR

Cairan intra seluler


30 % dari BB

Cairan extra seluler


50 % dari BB

Jumlah
80 % dari BB

Neonatus

35 % dari BB

35-40 % dari BB

70-77 % dari BB

Anak

35 % dari BB

30 % dari BB

65 % dari BB

Dewasa

40-45 % dari BB

15-20 % dari BB

55-60 % dari BB

Pengeluaran Cairan Fisiologis


Adalah pengeluaran cairan secara normal, atau disebut juga normal water loss (NWL)
dimana rata-rata 100 cc / KgBB / 24 Jam.
Normal water loss (NWL) terdiri atas :
1. Insisibel water loss (IWL)
Adalah kehilangan cairan yang tanpa disadari atau pengeluaran cairan dari
penguapan d kulit dan keringat.
2. Ekskresi urine dan veses.
3. Air ludah, air mata.
4. dll.
Cairan dalam tubuh, diperoleh dari :
1. Masukan oral (melalui makanan dan minuman)
2. Hasil metabolisme endogen dari kabohidrat, lemak, protein, mineral dan
vitamin.

Kebutuhan cairan menurut berat badan sehari-hari


Menurut Rumus hollidays sgar adalah :
1 kkal = 1 cc
BB 0 10 Kg

= 100 cc / KgBB / hari

BB 11 20 Kg = 1000 cc / KgBB / hari + 50 cc / KgBB tiap diatas 1 kg.


BB > 20 Kg

= 1500 cc / KgBB / hari + 20 cc / KgBB tiap diatas 1 kg.

Aspek patofisiologis dari keseimbangan air dan elektrolit

a.

ASIDOSIS

Konsentrasi ion hydrogen dalam cairan tubh naik, karena factor metabolic dan
respiratorik.

1. Asidosis Metabolik pada anak-anak dapat disebabkan oleh


-

Kehilangan fixed base (natrium dan sebagainya) melalui traktus digestivus


misalnya pada diare, fistel usus, dll.

Penyakit yang menyebabkan suhu tubuh naik dan nafsu makan berjurang,
sehingga zat lemak dan protein tubuh digunakan untuk metabolisme dan
metabolit asam bertambah (keton, beta hidroksibutirat, aseto-asetat), misalnya
pada infeksi, kelaparan, dehidrasi dan diabetes.

Kegagalan homeostasis ginjal, seperti pada gagal ginjal kronis, keracunan


salisilat, dll.

2. Asidosis respiratorik pada anak dapat terjadi karena tekanan parsial CO2
dalam darah naik sehingga kadar asam karbonat juga naik.
Hal ini dapat terjadi pada :
-

Obstruksi dinding alveolus : edema paru, emfisema paru, fibrosis.

Penyakit susunan saraf pusat : keracunan morfin, poliomyelitis yang


mempengaruhi pernapasan.

Aliran darah ke paru berkurang seperti pada penyakit jantung bawaan.

Gejala dari asidosis :


Pernapasan Kussmaul, apatis atau gelisah, kadang-kadang koma, hiperventilasi, kulit
kering, bibir berwarna merah buah cherry, napas mungkin berbau aseton. Anak besar
mengeluh mual, nyeri perut dan nyeri kepala.

II.

ALKALOSIS

Konsentrasi ion hydrogen turun dalam cairan tubuh akibat factor metabolic atau
respiratorik.
1. Alkalosis Metabolik pada anak dapat di sebabkan oleh :
-

Kehilangan klorida oleh muntah-muntah, misalnya pada stenosis pylorus atau


obstruksi duodenum (mula-mula memang kadar CO2 bertambah, tetapi karena
natrium terus ke luar dengan mudah, maka akhirnya terjadi kekurangan natrium
dan dehidrasi, sehingga pH turun dan alkalosis berubah menjadi asidosis).

Terlalu banyak makan bicarbonas natrikus atau alkali lain.


2. Alkalosis Respiratoruk pada anak dapat terjadi pada hiperventilasi dan
hiperpnu (pernapasan kussmaul) oleh perangsangan pusat pernapasan,
sehingga terlampau banyak CO2 dikeluarkan.
Keadaan demikian dapat terjadi pada :
1. Infeksi susnan saraf pusat, misalnya ensefalitis.
2. Keracunan salisilat. Mula terjadi hiperventilasi dan mungkin muntahmuntah, tetapi akhirnya alkalosis respiratorik berubah menjadi asidosis
metabolic. Kadang-kadang disertai diatesis haemorragis, hiperpireksi
dan renjatan. Keracunan salisilat mungin oleh kebanyakan makan
salisilat idiosinkrasi atau akumulas akiba pengobatan.

Gejala-gejala alkalosis :
-

Pernapasan dangkal dan lambat pada alkalosis metabolic.

Rasa mual dan sering muntah.

Kesadaran dapat menurun sampai stupor.

Parestesia.

Pada anak dewasa mungkin didapatkan nyeri kepala.

III.

DEHIDRASI

Keadaan ini terjadi bila cairan yang dkeluarkan oleh tubh melebihi cairan yang mask.
Normal cairan yang ke luar dari tubuh melalui :
1. Ginjal sebagai urin
2. Kulit sebagai keringat dan uap
3. Paru-paru sebagai uap
4. Usus sebagai tinja
Cairan yang keluar biasanya disertai elektrolit.
Pembagian dehidrasi berdasarka tonisitas darah :
1. Dehidrasi isotonik : tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah.
2. Dehidrasi hipotonik : konsentrasi eletrlit darah menurun.
3. Dehidrasi hipertonik : konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai rasa
haus dan gangguan neurologis.

Karena tonisitas darah terutama ditentukan oleh kadar natrum di dalam plasma, maka
biasanya penentuan jenis dehidrasi tersebut dilakukan berdasarkan kadar natrium
tersebut, yaitu :
1. Dehidrasi isotonic, bla kadar natrum dalam plasma 130 150 mEq/l dan dapat
disebut juga dehidrasi isonatremia.
2. Dehidras hipotonik, bila kadar natrum dalam plasma < 130 mEq/l dan dapat
disebut juga dehidrasi hiponatremia.
3. Dehidrasi hipertonik, bila kadar natrium dalam plasma > 130 mEq/l dan dapat
disebut dehidrasi hipernatremia.

Dehdrasi dapat juga dibagi berdasarkan derajatnya, yaitu :


1. Dehidrasi ringan, bila kehilangan cairan mencapai 5 % berat badan.
2. Dehidrasi sedang, bila kehilangan cairan diantara 5 10 % berat badan.
3. Dehidrasi berat , bila kehilangan cairan > 10 % berat badan.
Anak besar dan orang dewasa, jika kehilangan cairan > 5 % berat badan sudah
dikatakan dehidrasi berat.
Kehilangan cairan yang berlebihan dapat terjadi melalui :
1. Kulit, misalnya keringat banyak keluar pada udara panas, demam, luka bakar,
dan sebagainya.
2. Traktus digestivus, misalnya melalui muntah-muntah, diare, fistel, dll.
3. Traktus urinarius, misalnya diabetes insipidus, diabetes melitus.
4. Paru-paru, misalnya hiperventilasi.
5. Pembuluh darah, misalnya perdarahan.
Gejala dehidrasi :
1. Ras haus
2. Berat badan turun
3. Kulit, bibir, dan lidah kering.
4. Turgor kulit dan tonus kurang
5. Mata dan ubun-ubun cekung
6. Pembentukan urin berkurang
7. Anak menjadi apatis, gelisah
8. Kadang-kadang kejang, akhirnya timbul gejala asidosis dan renjatan dengan
nadi dan jantung yang bergerak cepat dan lemah, tekanan darah menurun.

9. Kesadaran menurun.
10. Pernapasan kussmaul.

SINDROM MALABSORBSI
Definisi
Sindrom Malabsorbsi adalah penyakit yang berhubungan dengan gangguan
pencernaan (maldigesti) atau gangguan penyerapan (malabsorbsi) bahan makanan
yang

dimakan,

dan

mempunyai

kumpulan

gejala

diantaranya

steatore

(bertambahnya kadar lemak ditinjau dengan segala akibatnya).


Dapat dibagi atas :
3. Sindrom malabsorpsi yang primer.
Disini terutama adanya gangguan atau kelemahan absropsi yang umum di
intestin, tampa dijumpai penyakit dilain organ yang mendahuluinya.
4. Sinroma malabsropsi yang sekunder.
Timbulnya sindroma malabsropsi disebabkan karena adanya kelainan dilain
organ.

Seperti

kelainan

di

lambung,di

pancreas,kelainan

hepatobilier,kelainan intestinal,penyakit dari mesentrium dan peritoneum


Tabes

tbc,

psedomioma

peritonei,penyakit

vaskuler,dan

penyakit

endokrin,penyakit lainnya : Penyakit darah,kolagen, karena obat-obatan,dan


Anemia pernisiosa.
Sindrom Malabsorbsi dapat berupa gangguan absorbsi :
5. Karbohidrat.
6. Lemak.
7. Protein.
8. Vitamin.
Pada anak yang sering dijumpai adalah :
3. Malabsorbsi karbohidrat, khususnya malabsorbsi laktosa atau intoleransi laktosa.
4. Malabsorbsi lemak.

Malabsorbsi Karbohidrat (Intoleransi Laktosa)


Karbohidrat dapat dibagi dalam :
4. Monosakarida (glukosa, galaktosa dan fruktosa).

5. Disakarida (laktosa atau gula susu, sukrosa atau gula pasir dan maltosa).
6. Polisakarida (glikogen, amilum dan tepung).
Penyebab
Intoleransi laktosa terjadi karena defisiensi enzim laktase dalam usus halus
Patofisiologi
-

Sugar intolerance (intoleransi gula) timbul bila tubuh mengalami defisiensi salah
satu atau lebih enzim disakaridase dan adanya gangguan absorbsi serta
pengangkutan monosakarida dalam usus halus.

Faktor yang dapat menimbulkan intoleransi gula adalah :


3. Faktor pencernaan (digesti).
4. Faktor absorbsi.
Kedua faktor ini dapat bersifat :
-

Bawaan (kongenital, primer) terdapat kelainan genetis.

Didapat (sekunder) disebabkan oleh keadaan seperti diare (oleh sebab


apapun)

Gejala Klinis
Baik pada yang bawaan maupun pada yang didapat penderita menunjukkan
gejala klinis yang sama yaitu :
-

Diare yang sangat frekuen, cair (watery) dan berbau asam

Meteorismus

Flatulens

Kolik abdomen

Pemeriksaan Laboratory
-

Pengukuran pH tinja (pH < 6, normal pH tinja 7 8)

Pemeriksaan kadar gula dalam tinja dengan tabel Clinitest normal tidak terdapat
gula dalam tinja (+ = 0,5%, ++ = 0,75%, +++ = 1%, ++++ = 2%).

Lactose loading (tolerance test).

Berium Meal Lactose.

Biopsi mukosa usus halus dan ditentukan kadar enzim laktase dalam mukosa
tersebut.

Diagnosis
-

Gelaja klinis.

Laboratorium.

Terapi
-

Diberikan susu rendah laktosa (LLM, Almiron, Eitwit Melk) atau free laktose
milk formula (Sobee, Al 110) selama 2 3 bulan, kemudian diganti kembali ke
susu formula yang biasa (kadar laktosa Almiron 1,0%, Eitwit Melk 1,4%, LLM
0,8%, Sobee 0% dan Al 110 0%).

Pada intoleransi laktosa sementara diberikan susu rendah laktosa selama satu
bulan.

Pada intoleransi primer diberikan susu bebas laktosa.

Prognosa
-

Pada kelainan primer (kongenital) prognosis kurang baik.

Pada kelainan yang didapat (skunder) prognosis baik.


Malabsorbsi Lemak

Penyebab
-

Lipase tidak ada atau kurang.

Conjugated bile salts tidak ada atau kurang.

Mukosa usus halus (villi) atrofi atau rusak.

Gangguan sistem limfe usus.

Patofisiologi
Malabsorbsi lemak dapat terjadi pada kelainan sebagai berikut :
-

Penyakit pankreas : Fibrosis kistik, insufisiensi lipase pankreas.

Penyakit hati : Hepatitis neonatal, atresia biliaris, sirosis hepatis.

Penyakit usus halus : Reseksi usus halus yang ekstensif.

Kelainan limfe : Limfangi ekstasia usus, gangguan limfe karena trauma,


tuberkulosis, kelainan kengenital.

Neonatus kurang bulan.

Diagnosis
-

Pemeriksaan tinja makroskopik dan mikroskopik.

Terapi
-

Penyebab terjadinya malabsorbsi lemak

Kemudian untuk malabsosrbsi lemaknya diberi susu MCT.

MUNTAH
Difinisi
Muntah adalah keluarnya isi lambung secara tidak sengaja.
Etiologi
-

Infeksi gastrointeritis, diare, malabsorbsi.

Keracunan, hepatits.

Tekanan intra cranial meningkat (encepalitis, miningitis).

Perdarahan di otak (subdural hematom).

Hipernatremi.

Cacingan.

Infeksi pada bayi.

Penyebab
3. Dalam masa neonatus
-

Kelainan kongenital saluran pencernaan, paralisis palatum, atresia esofagus,


kalasia, akalasia, iritasi pada lambung.

4. Setelah masa neonatus


-

Faktor psikogenik.

Faktor infeksi : Apendisitis, peritonotis, divertikulitis, adenitis mesenterial,


infeksi traktus urinarius akut, hepatitis.

Faktor lain : Invaginasi, kelainan intra kranial, kelainan endokrin.

Komplikasi
- Kehilangan cairan tubuh dan elaktrolit, sehingga timbul dehidrasi dan alkalosis.
- Karena tidak dapat makan dan minum dapat terjadi ketosis.
- Ketosis akan menyebabkan acidosis kemudian renjatan.
- Bila muntah sering dan hebat, akan timbul ketegangan otot dinding perut,
perdarahan konjungtiva, ruptura esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah
dengan akibat aspirasi pneomonia dan atelektasis, jahitan dapat terlepas pada
penderita pasca operasi dan timbul perdarahan.
Terapi
Simtomatis dapat diberikan anti-emitik yang terbagi dalam empat golongan
yaitu :
-

Sedativum.

Derivat beladona.

Anti histaminikum.

Fenitiasin (largactil, phenergan).

ANOREKSIA
Definisi
Anoreksia adalah tidak mau makan atau nafsu makan berkurang, sering terjadi
selama infeksi akut.

Etiologi
11. Infeksi
-

Infeksi akut.

Infeksi kronis.

12. Faktor psikososial


-

Harapan orang tua.

Tekanan orang tua.

Renpon (tanggapan) terhadap stres.

Anoreksia nervosa.

Kehamilan.

13. Gangguan metabolik dan endokrin


-

Kegagalan hepar.

Kegagalan ginjal.

Hipotiroinesme.

Diabetes insipidus.

Sindroma adrenogenital.

Keracunan timah.

14. Gangguan gastrointestinal


-

Obstrupsi.

Diare.

15. Keganasan.

16. Penyakit kardiovaskuler.


17. Gangguan inflamotori.
18. Defisiensi gizi.
19. Gangguan neorologik.
20. Obat-obatan :
-

Ada yang menyebabkan anoreksia.

Obat yang sering digunakan antihistamin, digitalis, antimetabolik, morfin,


aminifilin, metilfenidat, amfetamin, defenilhidantoin, efedrin.

Gejala klinis
-

Lemah.

Letih.

Lesu.

Berat badan menurun.

Penatalaksanaan
-

Mengobati penyakit.

Memberikan atau memperbaiki asupan gizi yang cukup.

Antibiotik.

Obat yang merangsang nafsu makan.

KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT


Dalam tubuh, faal sel bergantung pada keseimbangan cairan dan elektrolit.
Keseimbangan ini diatur oleh banyak mekanisme fisiologis yang terdapat dalam
tubuh. Pada bayi dan anak sering terjadi ganguan keseimbangan tersebut, yang
biasanya disertai perubahan pH cairan tubuh pula.
Seimbang = sama (antara kiri dan kanan sama/ dalam batas normal)
Tubuh orang sehat berusaha mempertahankan susunannya dalam batas-batas normal.
Hal ini disebut homeostasis tubuh dan dilakukan dengan berbagai sistim tubuh yang
selalu mengoreksi setiap perubahan, misalnya perubahan jumlah cairan, perubahan
kadar natrium, kalium, klorida, fosfor, dan ion hydrogen.

AIR
Bila sistim yang mengurus jumlah cairan tubuh mengetahui suatu kekurangan atau
kelebihan melalui osmoreseptor dalam hypothalamus, maka produksi hormon
antidiuretik ditambah atau dikurangi. Dengan demikian diuresis berkurang atau
bertambah untuk mengoreksi perubahan jumlah cairan tersebut.
Air adalah cairan tubuh yang berada didalam tubuh, cairan didalam tubuh dibagi dua :
3. Cairan Intra seluler.
Adalah cairan yang terdapat dalam sel-sel tubuh, missal : sel otot, tulang,
organ-organ dll.
Jumlah cairan intra seluler adalah 35 40 % dari berat badan.

4. Cairan Extra Seluler.


Adalah cairan yang terdapat diluar sel, terdiri atas :
Cairan intra vaskuler

Adalah cairan yang terdapat didalam pembuluh darah


Cairan interstitial
Adalah cairan yang terdapat diantara sel-sel.
Cairan transeluler
Adalah cairan yang melintas diantara sel-sel.
Jumlah cairan extra seluler adalah 20 25 % dari berat badan.
Jumlah air dalam tubuh harus dipertahankan dalam batas-batas tertentu untuk
berlangsungnya metabolisme tubuh dengan baik.
Tubuh mausia terdiri dari :
3. Lean body mass (tubuh tanpa jaringan lemak), yaitu air, tulang, jaringan
bukan lemak.
4. Jaringan lemak.
Tubuh merupakan 73 % dari lean body mass, sedangkan jaringan lemak hanya sedikit
mengandung air. Oleh karena itu tubuh orang gemuk relatif mengandung lebih sedikit
air dibandingkan dengan tubuh orang kurus.
Elektrolit-elektrolit yang terdapat dalam cairan tubuh, antara lan :
10. Solium
11. Kalium
12. Klour
13. Kalsium
14. Zinkum
15. Asam karbonat
16. CO
17. H2 (Hidrogen)
18. O2 (Oksigen)
Jumlah cairan tubuh :
Hal

Cairan intra seluler

Cairan extra seluler

Jumlah

BBLR

30 % dari BB

50 % dari BB

80 % dari BB

Neonatus

35 % dari BB

35-40 % dari BB

70-77 % dari BB

Anak

35 % dari BB

30 % dari BB

65 % dari BB

Dewasa

40-45 % dari BB

15-20 % dari BB

55-60 % dari BB

Pengeluaran Cairan Fisiologis


Adalah pengeluaran cairan secara normal, atau disebut juga normal water loss (NWL)
dimana rata-rata 100 cc / KgBB / 24 Jam.
Normal water loss (NWL) terdiri atas :
5. Insisibel water loss (IWL)
Adalah kehilangan cairan yang tanpa disadari atau pengeluaran cairan dari
penguapan d kulit dan keringat.
6. Ekskresi urine dan veses.
7. Air ludah, air mata.
8. dll.
Cairan dalam tubuh, diperoleh dari :
3. Masukan oral (melalui makanan dan minuman)
4. Hasil metabolisme endogen dari kabohidrat, lemak, protein, mineral dan
vitamin.

Kebutuhan cairan menurut berat badan sehari-hari


Menurut Rumus hollidays sgar adalah :
1 kkal = 1 cc
BB 0 10 Kg

= 100 cc / KgBB / hari

BB 11 20 Kg = 1000 cc / KgBB / hari + 50 cc / KgBB tiap diatas 1 kg.


BB > 20 Kg

= 1500 cc / KgBB / hari + 20 cc / KgBB tiap diatas 1 kg.

Aspek patofisiologis dari keseimbangan air dan elektrolit

a.

ASIDOSIS

Konsentrasi ion hydrogen dalam cairan tubh naik, karena factor metabolic dan
respiratorik.
3.

Asidosis Metabolik pada anak-anak dapat disebabkan oleh


a.

Kehilangan fixed base (natrium dan sebagainya) melalui traktus digestivus


misalnya pada diare, fistel usus, dll.

b.

Penyakit yang menyebabkan suhu tubuh naik dan nafsu makan berjurang,
sehingga zat lemak dan protein tubuh digunakan untuk metabolisme dan
metabolit asam bertambah (keton, beta hidroksibutirat, aseto-asetat),
misalnya pada infeksi, kelaparan, dehidrasi dan diabetes.

c.

Kegagalan homeostasis ginjal, seperti pada gagal ginjal kronis, keracunan


salisilat, dll.

4.

Asidosis respiratorik pada anak dapat terjadi karena tekanan parsial CO2
dalam darah naik sehingga kadar asam karbonat juga naik.
Hal ini dapat terjadi pada :
a.

Obstruksi dinding alveolus : edema paru, emfisema paru, fibrosis.

b.

Penyakit susunan saraf pusat : keracunan morfin, poliomyelitis yang


mempengaruhi pernapasan.

c.

Aliran darah ke paru berkurang seperti pada penyakit jantung bawaan.

Gejala dari asidosis :


1. Pernapasan Kussmaul
2. Apatis atau gelisah
3. Kadang-kadang koma
4. Hiperventilasi

5. Kulit kering
6. Bibir berwarna merah buah cherry
7. Napas mungkin berbau aseton
8. Anak besar mengeluh mual, nyeri perut dan nyeri kepala.

ALKALOSIS
Konsentrasi ion hydrogen turun dalam cairan tubuh akibat factor metabolic atau
respiratorik.
3. Alkalosis Metabolik pada anak dapat di sebabkan oleh :

Kehilangan klorida oleh muntah-muntah, misalnya pada stenosis pylorus atau


obstruksi duodenum (mula-mula memang kadar CO2 bertambah, tetapi karena
natrium terus ke luar dengan mudah, maka akhirnya terjadi kekurangan
natrium dan dehidrasi, sehingga pH turun dan alkalosis berubah menjadi
asidosis).

4.

Terlalu banyak makan bicarbonas natrikus atau alkali lain.


Alkalosis Respiratoruk pada anak dapat terjadi pada hiperventilasi dan

hiperpnu (pernapasan kussmaul) oleh perangsangan pusat pernapasan,


sehingga terlampau banyak CO2 dikeluarkan.
Keadaan demikian dapat terjadi pada :
1.

Infeksi susnan saraf pusat, misalnya ensefalitis.

2.

Keracunan salisilat. Mula terjadi hiperventilasi dan mungkin muntahmuntah, tetapi akhirnya alkalosis respiratorik berubah menjadi asidosis
metabolic. Kadang-kadang disertai diatesis haemorragis, hiperpireksi dan
renjatan. Keracunan salisilat mungin oleh kebanyakan makan salisilat
idiosinkrasi atau akumulas akiba pengobatan.

Gejala-gejala alkalosis :

1. Pernapasan dangkal dan lambat pada alkalosis metabolic.


2. Rasa mual dan sering muntah.
3. Kesadaran dapat menurun sampai stupor.
4. Parestesia.
5. Pada anak dewasa mungkin didapatkan nyeri kepala.

II.

DEHIDRASI

Keadaan ini terjadi bila cairan yang dkeluarkan oleh tubh melebihi cairan yang mask.
Normal cairan yang ke luar dari tubuh melalui :
5. Ginjal sebagai urin
6. Kulit sebagai keringat dan uap
7. Paru-paru sebagai uap
8. Usus sebagai tinja
Cairan yang keluar biasanya disertai elektrolit.
Pembagian dehidrasi berdasarka tonisitas darah :
4. Dehidrasi isotonik : tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah.
5. Dehidrasi hipotonik : konsentrasi eletrlit darah menurun.
6. Dehidrasi hipertonik : konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai rasa
haus dan gangguan neurologis.

Karena tonisitas darah terutama ditentukan oleh kadar natrum di dalam plasma, maka
biasanya penentuan jenis dehidrasi tersebut dilakukan berdasarkan kadar natrium
tersebut, yaitu :
4. Dehidrasi isotonic, bla kadar natrum dalam plasma 130 150 mEq/l dan dapat
disebut juga dehidrasi isonatremia.
5. Dehidras hipotonik, bila kadar natrum dalam plasma < 130 mEq/l dan dapat
disebut juga dehidrasi hiponatremia.

6. Dehidrasi hipertonik, bila kadar natrium dalam plasma > 130 mEq/l dan dapat
disebut dehidrasi hipernatremia.
Dehdrasi dapat juga dibagi berdasarkan derajatnya, yaitu :
4. Dehidrasi ringan, bila kehilangan cairan mencapai 5 % berat badan.
5. Dehidrasi sedang, bila kehilangan cairan diantara 5 10 % berat badan.
6. Dehidrasi berat , bila kehilangan cairan > 10 % berat badan.
Anak besar dan orang dewasa, jika kehilangan cairan > 5 % berat badan sudah
dikatakan dehidrasi berat.
Kehilangan cairan yang berlebihan dapat terjadi melalui :
6. Kulit, misalnya keringat banyak keluar pada udara panas, demam, luka bakar,
dan sebagainya.
7. Traktus digestivus, misalnya melalui muntah-muntah, diare, fistel, dll.
8. Traktus urinarius, misalnya diabetes insipidus, diabetes melitus.
9. Paru-paru, misalnya hiperventilasi.
10. Pembuluh darah, misalnya perdarahan.

Gejala dehidrasi :
11. Ras haus
12. Berat badan turun
13. Kulit, bibir, dan lidah kering.
14. Turgor kulit dan tonus kurang
15. Mata dan ubun-ubun cekung
16. Pembentukan urin berkurang
17. Anak menjadi apatis, gelisah
18. Kadang-kadang kejang, akhirnya timbul gejala asidosis dan renjatan dengan
nadi dan jantung yang bergerak cepat dan lemah, tekanan darah menurun.
19. Kesadaran menurun.
20.

Pernapasan kussmaul.

Anda mungkin juga menyukai