Anda di halaman 1dari 4

DIABETES DIUSIA LANJUT MEMANG BERBAHAYA, NAMUN DAPAT DIJINAKKAN

Dr.Mulyadi Tedjapranata

Bagaimana gejala-gejala Diabetes Mellitus (DM)? Apa faktor risiko DM? Bagaimana diagnosis DM? Dan
Bagaimana diabetes dikelola ? Bagaimana komplikasi diabetes?
Tujuan kita mengetahui gejala,faktor risiko,diagnosis dan mengelola diabetes adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup diabetesi dan menghilangkan keluhan atau gejala,mempertahankan rasa
nyaman dan bisa mengendalikan gula darah kita,utamanya untuk mencegah danmenghambat terjadinya
komplikasi .Semua ini akan menurunkan angka kesakitan dan risiko kematian akibat diabetes. Studi
terbesar dan erlama yang dilakukan di Inggris,yaitu United Kingdom Prospective Diabetes Study
(UKPDS) menunjukkan bahwa mengendalikan kadar gula darah dapat menurunkan risiko terjadinya
komlikasi pada retina mata yang berakhir dengan kebutaan,komplikasi ginjal, dan komplkasi saraf.
Dengan mengendalikan tekanan darah akan menurunkan risiko terjadinya stroke,kematian dan gagal
jantung,komplikasi ginjal,retina. Menurunkan kolesterol akanmenguruangi risiko serangan
jantung,stroke dan amputasi kaki.

Tanda-tanda Diabetes Melitus


o

Banyak kencing, minum dan makan.

Berat badan turun dengan cepat tanpa sebab yang jelas

Kesemutan

Gatal di daerah kemaluan

Keputihan

Luka sukar/lama sembuhnya

Bisul yang hilang timbul

Penglihatan kabur

Cepat lelah, mudah mengantuk dll.

Faktor Risiko DM
Faktor risiko diabetes tipe 2 terbagi atas:

1.Faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti ras,etnik,riwayat keluarga dengan diabetes,usia > 45
tahun,riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4 kg,riwayat pernah menderita DM
Gestasional,riwayat berat badan lahir rendah < 2,5 kg.
2. Faktor risiko yang dapat diperbaiki: berat badan lebih (indeks massa tubuh > 23kg/m2,kurang
aktivitas fisik,hipertensi(>140/90 mmHg),dislipidemia (HDL <35 mg/dl dan atau trigliserida > 250
mg/dl,diet tinggi gula rendah serat.
3.Faktor risiko lain yang terkait dengan risiko diabetes: penderita sindrom ovarium poli-kistik,atau
keadaan klinis lain yang terkait dengan ressitensi insulin,sindrom metabolik,riwayat toleransi glukosa
terganggu/glukosa darah puasa terganggu,riwayat penyakit kardiovascular (stroke,penyempitan
pembuluh darah koroner jantung,pembuluh darah arteri kaki).

Diagnosis Diabetes Melitus


Kriteria diagnosis DM pada lansia tidak berbeda dengan kriteria pada populasi umumnya dimasyarakat.
skrining terhadap kelompok umur diatas 40 tahun sangat penting agar DM tidak diketahui baru pada
stadium lanjut pada lansia. Hal ini penting karena banyak penderita DM dewasa asimptomatik tanpa
gejala atau keluhan.
Kriteria diagnostik DM menurut PERKENI 2006 atau yang dianjurkan ADA (American Diabetes
Association) yaitu bilatredapat salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dibawah ini:
1.

Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan 200 mg/dl

2.

Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126 mg/dl

3.

Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75
gram pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).

Penatalaksanaan Diabetes Melitus


Untuk penatalaksanaannya perlu memperhatikan 4pilar utama yaitu:
1.

Penyuluhan
Penyuluhan ditujukan pada penderita DM, keluarga , pendamping / orang yang merawat penderita
sehari-hari. Penyuluhan bagi pasien DM tidak hanya dilakukan oleh dokter yang menghimbau tetapi
juga oleh segenap jajaran yang terkait seperti perawat penyuluh, ahli gizi,pekerjaan sosial.
Disadari penyuluhan pada lansia tidak mudah apalagi bagi penderita yang suda hada gangguan
pendengaran, kesukaran bicara, demensia, aktivitas fisik sudah Sangay menurun. Penyuluhan dapat
diberikan individu atau dalam grup-grup Cecil sehingga lebih efektif.

2.

Perencanaan Makan
Perencanaan makan pada lansia dikaitkan dengan tujuan mencapai berat badan ideal basal
metabolismo index antara 22-25 pada laki-laki dan 18-24 pada wanita termasuk diet bila
komplikasi-komplikasi sudah ada, pemberian serat yang cukup 23-25 gram perhari, pemberian
vitamin dan mineral yang cukup.
Makanan terbagi dalam 3 porsi : makan besar pagi 20%, siang 30% dan sore 25% ditambah makan
ringan total 10-15%.
Komposisi makanan seimbang yang dianjurkan yaitu karbohidrat 60-70%, protein 10-15% dan lemak
20-25%. Jumlah kalori tentu disesuaikan yaitu kebutuhan basal 24-35 kalori / KGB ditambah
aktivitas penderita 10-30 % dari kalori basal.

3.

Latihan Jasmani
Manfaat latihan jasmani pada lansia:

Dapat meningkatkan sensitivitas insulin

Memperbaiki kesegaran kardiovascular

Memperkuat otot dan tulang

Mengurangi obesitas

Memperbaiki kadar gula darah

Mengurangi kebutuhan obat

Memperbaiki problem psikososial

4.

Obat Hipoglikemik Oral (OHO)


Saat ini dikenal obat OHO yaitu:

Golongan sulphoniluria (generasi 1,2,3) misalnya Daonil,DiamicronAmaryl

Golongan biguanid, misalnya glucophage

Golongan alphaglukosidase inhibitor misalnya Glucobay

Thiazolidiones ,pioglitazone (Actos), rosiglitazone (Avandia)

Glinid repaglinid, misalnya Novonorm

Incretin/penghambat enzim DPP-4, sitagliptin (Januvia), vidagliptin (Galvus)

Obat insulin efek pendek, efek menengah dan efek panjang dan insulin campuran saat ini jarang
dipakai karena adanya insiden insulin hipoglikemia yang tinggi pada lansia.

Komplikasi
Seperti telah dibicarakan pada pendahuluan tulisan ini, DM pada lansia meningkatkan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) bila dibandingkan dengan DM usia muda. Hal ini
disebabkan karena meningkatnya komplikasi akut dan komplikasi kronik pada lansia dibandingkan dengan
DM usia muda (Arshag D dan kawan-kawan 1999). Kematian meningkat pada lansia lebih sering akibat
koma hipoglikemia, koma diabetic ketoasidosis dan hiperosmoler (kesadaran menurun akibat kekurangan
atau kelebihan gula), stroke, infark miokard bila hiperglikemia tidak terkendali.
Meningkatnya poliuria (kencing siering waktu malam) pada lansia dapat menimbulkan inkontinen sia urin,
gangguan tidur, dehidrasi (kehilangan cairan tubuh ) dan meningkatnya resiko sering jatuh karena
gangguan visus (penglihatan). Kadar gula yang selalu tinggi dan kronik dapat berakibat stroke,
claudicatio intermiten, infark miocard dan impotent. Rasa sakit akibat neuropatik perifer dan gangguan
kognitip. Komplikasi-komplikasi pada DM lansia dapat multiple, dan pada akhirnya komplikasi organis
akan diikuti komplikasi psikososial yang akan mempersulit penatalaksanaan DM dan penyakit-penyakit
lain yang di derita kelompok lansia ini.

Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar Glukosa darah yang
melebihi nilai normal pada keadaan puasa lebih atau sama dengan 126mg% atau gula darah sewaktu lebih
atau sama dengan 200mg% atau pada TTGO lebih atau sama dengan 200mg% .
Meningkatnya faktor resiko DM pada lansia akan lebih memudahkan timbulnya melalui mekanisme
gangguan intolerancia glukosa yang lebih mengikat pada usia lanjut. Upaya mengatasi DM melalui
penyuluhan, perencanaan makanan yang baik, melaksanakan latihan jasmani dan memakan OHO secara
teratur.

Anda mungkin juga menyukai