Anda di halaman 1dari 6

Nadya Saffira

1306367826

E N V I R O N M E N TA L M O N IT O R I N G
Environmental impact assessment (EIA) atau dikenal dengan AMDAL (Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan) adalah prosedur yang dilakukan untuk menganalisa dampak yang
positif maupun negatif dari suatu perencanaan, regulasi, program, proyek yang akan
dibangun/dibuat.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) mempunyai tanggung jawab dalam
mengatur regulasi mengenai AMDAL. Dokumen AMDAL terdiri dari dokumen Kerangka
Acuan(EIA study), EIS (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, ANDAL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan (Environmental Management Plan) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (Environmental Monitoring Plan). Dokumen ANDAL berisi hasil analisis
dampak terhadap kegiatan pembangunan. Setelah melakukan evaluasi dan apabila diketahui
terdapat dampak negatif penting maka perlu disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Apabila telah dilakukan studi AMDAL
maka perlu dilakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL).
Comprehensive/targeted post-EIS environmental monitoring program harus dilakukan pada
proyek, rencana atau program agar dapat menghasilkan sistem alternatif yang ramah bagi
lingkungan dalam melaksanakan tahapan project life cycle (siklus kehidupan proyek).
Comprehensive environmental monitoring mengacu pada pengumpulan data kimiawi, fisik,
geologis, biologis, sosial, data kesehatan yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan
lingkungan. Targeted monitoring program adalah elemen yang berkaitan dengan lingkungan
seperti media pada lingkungan(udara, tanah, air, permukaan, kebisingan), hayati (tumbuhan,
hewan dan habitat, visual, dampak sosial, dan kesehatan masyarakat.
Post-project analysis (PPA) adalah studi dampak lingkungan pada fase implementasi (prakonstruksi, konstrusi, operasi dan pasca operasi) dari kegiatan yang telah diputuskan (ECE,
1990). Monitoring
Background Information

Council on Environmental Quality (CEQ,1987) membuat regulasi tentang prinsp dalam


monitoring lingkungan post-EIA. Monitoring lingkungan adalah proses pengamatan,
pencatatan, pengukuran, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur
strandard tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingukan dengan menggunakan
satu aatu beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana,
terjadwal, terkendali dalam satu silklus waktu tertentu. Monitoring berguna untuk

menentukan keefektifan dari setiap jenis tindakan mitigasi.


Dua jenis monitoting berdasarkan US Departement of the Army:
1. Enforcement monitoring berfungsi untuk memastikan bahwa mitigasi yang
direncanakan

berjalan

sesuai

dengan

dokumen

lingkungan

(document

environmental) termasuk ketentuan persyaratan mitigasi dan pinalti didalam


kontrak. Monitoring ini termasuk memastikan bahwa ketentuan-ketentuan dan
peraturan diberlakukan
2. Effectiveness monitoring berfungsi untuk mengukur tingkat kesuksesan dari usaha
mitigasi dan/atau efeknya terhadap lingkungan berdasarkan tingkat kualitatif
secara ilmiah. Pengukuran kualitatif ini dapat memberikan informasi untuk

menentukan apakah metode yang digunakan sudah efektif.


Tiga jenis monitoring lingkungan menurut Sander dan Davies (1988) antara lain adalah
1. Baseline monitoring mengacu pada pengukuran variabel/parameter lingkungan
agar representatif pada periode preproject untuk menggambarkan kondisi
eksisting, variasi range, dan proses perubahan. (Pre-EIS monitoring)
2. Effects/impact monitoring melibatkan pengukuran variabel/parameter lingkungan
pada saat konstruksi dan operasi untuk menentukan perubahan/dampak yang
terjadi akibat proyek tersebut (Post-EIS monitoring)
3. Compliance monitoring adalah bentuk monitoring dengan mengawasi metode
pengambilan sampel secara periodik atau terus-menerus dari pembuangan limbah,
kebisingan atau emisi agar sesuai dengan baku mutu/standard. Pengambilan
sample dan uji laboratorium diperlukan guna mendapatkan hasil yang objektif

sebagai acuan dasar pengambilan keputusan. (Post-EIS monitoring)


Dengan dibuatnya undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat, yaitu
National Environmental Policy Act (NEPA) pada tahun 1969. NEPA mulai berlaku pada
tanggal 1 Januari 1970. Dalam NEPA pasal 102 (2) (C) menyatakan, Semua usulan
legilasi dan aktivitas pemerintah federal yang besar yang akan diperkirakan akan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan
Environmental Impact Assessment (Analsis Dampak Lingkungan) tentang usulan
tersebut.

Purposes of Environmental Monitoring

Kegunaan dilakukan post-EIS monitoring


1. Monitoring Lingkungan memberikan informasi dampak lingkungan dari usulan
aktivitas federal. Berdasarkan informasi ini dapat digunakan dalam menyusun
prediksi dampak dengan kegitan yang serupa
2. Dapat memberikan peringatan mengenai dampak yang mungkin terjadi atau
perubahan mendadak dari impact trends
3. Dapat meberikan peringatan dini apabila suatu indikator lingkungan mendekati
keadaan kritis
4. Memberikan informasi untuk dapat mengontrol waktu, lokasi, dan tingkat dampak
dari suatu proyek. Dari informasi tersebut dapat disusun rencana mitigasi,

implementasi regulasi untuk diterapkan


5. Mengevalusi keefektivan dari mitigasi yang telah diimplementasikan
6. Membuktikan dampak yang diprediksi dan teknik dalam menyusun dampak potensial
Monitoring lingkungan dapat membantu untuk membedakan antara perubahan alami atau
perubahan yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh kegiatan proyek

yang dilakukan.
Biologis dan ekologis monitoring dapat bermanfaat untuk
1. Sebagai dasar untuk mengawasi lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan
2. Managemen dan dan konservasi ekosistem dan poluasi
3. Membantu dalam tata guna lahan yang lebih baik dan dikombinasikan dengan
konservasi dengan fungsi lainnya
4. Menggunakan parameter biologis untuk mengukur kualitas lingkungan
5. Memberikan informasi lebih lanjut mengenai dinamika ekosistem
6. Memberikan informasi mengenai dampak potensial kesehatan terhadap manusia
Studi kasus monitoring lingkungan
Studi Kasus

Program

Program pengontrolan

Kontrol

semut api

pestisida

Monitoing
Efektivitas pestisida
Residu pesisida

di dekat Crystal Lake

dan dampak lingkungan

lingkungan

yang ditimbulkan
Informasi kebutukan

Fasilitas

tank
pengolahan air Aliran air tanah
Kualias danau dan
limbah
ekologi perairan

Tambang Lignin
(Baseline delineation)

Ekstraksi Linin

mengenai keefektifan

terhadap komponen
Pembuangan septic

Pengolahan air limbah

Tujuan Monitoring
Memberikan informasi

Kualitas alir
permukaan dan danau

protek untuk menentukan


efektifitas dari proyek
untuk meningkatkan
kualitas air
Infromasi kondisi
eksisting kualitas ar dan
membangun dasar untuk
mengontrol dampak
potensial

Kebisingan dari

Informasi mengenai

Menambah landasan

Modifikasi

pesawat dan kondisi

tingkat kebisingan dan

pacu bandara

bandara

eksisting level

prediksi kebisingan

kebisingan

model
Kebutuhan proyek dan

Fasilitas pengolahan

Pembungan

Kualitas tanah dan air

memberikan dasar

limbah nuklir

limbah

tanah

perencanaan buangan
limbah

Komposisi tanah,

Informasi Kondisi

produksi wheat,
Tambang Lignin
(Baseline monitoring)

Ekstraksi Lignin

lingkungan eksisting

parameter
hidrogeologi, kualitas
air tanah, aliran pada
baseline, kebisingan

Sistem reservoir di
Sungai Tenessee

dalam perencaan proyek


dan dampak potensial
yang mungkin terjadi

Pengoperasian

Aliran sungai,

Pengaruh operasional

16 reservoir dan

kualitas air,

dari reservoir terhadap

bendungan di

keefektifan aerasi

kualitas air untuk

sungai

dari pengaliran air

meningkatkan kualitas

Tennessee

dari bendungan

air dan habitat perairan

Monitoring lingkungan dapat dilakukan saat sebelum, sesudah, dan saat studi dampak

lingkungan dan persiapan dari penyusunan EISs


Biaya dari monitoring dari studi dari kasus tertentu bergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhi, diantaranya adalah ketersediaan data, jumlah dan tipe parameter yang
diawasi dan lamanya program pengawasan yang dilakukan dan manegemen data serta

kebutuhkan untuk mengintrepetasikan data


Planning Consederation for Monitoring Program
Kesulitan dalam membuat perencanaan dan

implementasi

dari

program

pengawasan/monitoring lingukngan antara lain adalah


1. Kesulitan dalam pengambilan data yang secara rutin harus diambil oleh badan
pemerintah atau swasta
2. Membutuhkan biaya yang mahal dalam melaksanakan maupun proses
perencanaannya, untuk itu perlu dilakukan usaha dalam menrancang program
pengawasan yang lebih efektif dan efisien
3. Sering terjadi overlapping managemen

lingkungan

dan

tanggungjawab

pemerintah maupun pihak swastu, sehingga membutuhkan koordinasi dalam


perancaangan pengawasan lingkungan dari pihak-pihak yang terkait

Menurut (Marcus, 1979, Spellerberg) dua fase dalam pembuatan rancangan konsep
monitoring lingkungan antara lain (1) pengembangan sistem pengawasan (2)

implementasi dan operasi sistem pengawasan.


Dalam pengembangan sistem pengawasan hal yang harus dilakukan adalah
1. perlu ditentukan terlebih dahulu objek yang penting untuk dilakukan pengawasan.
2. Setelah ditentukan objeknya, tentukan tempat monitoring akan dilakukan.
Pertanyaan yang berguna dalam pengembangan sistem pengawasan dalam
pengentuan lokasi (1) Apakah lobasi cocok dan mungkin dilakukan untuk
pengawsan dari objek? (2) Apakah lokasi aman dalam jangka waktu pengawasan?
(3) Apakah lokasi tersebut merepresentasikan data yang valid?
3. Memastikan bahwa data yang terkumpul didokumentasikan dan dapat digunakan
untuk kebutuhan mendatang. Jika program monitoring lingkungan dilaksanakan
dalam periode yang panjang, data yang telah terkumpul masih dapat digunakan.
Untuk itu perlu dipikirkan metode yang tepat guna memastikan waktu retensi dari
data tersebut
4. Manjemen data yang telah dikumpulkan agar dapat dikoordinasikan program lain
yang terkait
5. Pemilihan variabel dan parameter yang tepat yang merepresentasikan kondisi
lingkungan dengan usaha terkecil (logistik, waktu, tenaga) sehingga efisien.
Contohnya adalah diatom yang dapat digunakan sebagai indikator akuatik
karena selain mudah didapatkan, diatom sensitif terhadap perubahan karakteristik
ekologi.
6. Sebelum merancang perencanaan monitoring lingkungan, perlu dilakukan
pengumpulan data-data penelitian sebelumnya
7. Analisis dan presentasi data, kepada siapa data ini akan digunakan dalam proses
implementasi
Guidelines and Policies
1. Baseline monitoring
Pengawasan ini harus direncanakan atau dimualai pada saat pelingkupan pada fase
EIA. Pengawasan ini dapat diintegrasikan dengan prediksi dampak guna
mendapatkan fokus dari dampak pada saat projek berlangsung
2. Formulation of impact prediction
Pernyataan prediksi ini harus dapat diverifikasi menjadi dampak hipotetik
sehingga penelitian dapat dilakukan lebih lanjut. Penyataan ini harus dipaparkan
sejelas-jelasnya berdasarkan:
a. Pentingnya lingkukan
b. Aktivitas yang terkena dampak

c. Sikap publik terhadap proyek


d. Dampak terhadap habitat, spesies langka
e. Frekuensi, durasi, dan besarnya dampak yang dihasilkan
f. Paparan/pendapat para ahli
3. Effects monitoring
Pengawasan ini harus dilakukan untuk membentuk hubungan sebab-akibat yang
dapat menjadi dasar dalam pengelolaan dampak melalui impelemtasi dan langkah
mitigasi.

Anda mungkin juga menyukai