Anda di halaman 1dari 32

TUGAS KASUS KELOMPOK 9

DISUSUN OLEH :
ASTRI WIDYASTUTI

N21115709

NUR FADILLA PIKRI

N21115800

ALFREDS ROOSELVELT

N21115815

NURUL MAGFIRAH

N21115826

HIDAYATUL ULYAH

N21115841

PUTRI UTAMI MUIS

N21115854

KASUS 1
A. DATA PASIEN
Nama pasien

: Tn. S

Umur

: 53 tahun

MRS

: 7 Februari 2015

Keluhan MRS

: Mual (+), muntah (+)

Diagnosa

: CKD + DM + anemia + hipertensi

Alergi

:-

Merokok 1 2 batang perhari


Anamnesis

: Pasien merasa mual dan sulit makan semenjak masuk RS,

Diagnosis

: CKD dan berobat rutin sejak November 2014

1. NILAI LAB

2. Terapi obat yang telah diberikan :

B. PERTANYAAN KASUS
1. Apakah semua obat sudah tepat indikasi, dosis, aturan pakai, dan lama pemberian,apakah
tidak ada obat yang diberikan tapi tidak diberikan?
2. Apa komentar atau saran yang akan anda ajukan berdasarkan tinjauan data lab mengenai
ketepatan obat dan indikasi
3. Apa saran anda mengenai monitoring efikasi dan efek samping obat
C. KAJIAN KASUS
1. Apakah semua obat sudah tepat indikasi, dosis, aturan pakai, dan lama pemberian,apakah
tidak ada obat yang diberikan tapi tidak diberikan?
Dari beberapa obat yang telah diberikan ada beberapa obat yang tidak tepat indikasi dan
ada juga obat yang diberikan tapi sebenarnya tidak diperlukan
Kajian Obat
Novomix (medicastore.com)
Komposisi

: Insulin aspart 30%, protaminated insulin aspart 70%.

Indikasi

: Untuk terapi diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2.

Dosis

: 0,5-1 iu/kgBB/hari.

Pemberian Obat

: Diberikan segera sebelum atau setelah makan.

Kontra Indikasi

: Hipoglikemia.

Perhatian

: Penyakit atau obat yang dapat memperlambat absorpsi makanan


dan atau meningkatkan kebutuhan insulin. Pengurangan jadwal
makan, aktivitas fisik yang berat. Preparat yang mengandung
metacresol yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Dapat
mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.
Hamil.

Efek Samping

: Hipoglikemia; edema.

Interaksi Obat

:Obat hipoglikemik oral, oktreotid, MAOI, penyekat- adrenergik


non selektif, ACE inhibitor, salisilat, alkohol, steroid anabolik,
sulfonamid. Kontrasepsi oral, tiazid, glukokortoid, hormon tiroid,
simpatomimetik, danazol.

Omeprazole
Indikasi

: Pengobatan jangka pendek tukak duodenal dan yang tidak


responsif terhadap obat-obat antagonis reseptor H2. Pengobatan
jangka pendek tukak lambung., Pengobatan refluks esofagitis

erosif / ulceratif yang telah didiagnosa melalui endoskopi.


Pengobatan jangka lama pada sindroma Zollinger Ellison.
Kontraindikasi

:Penderita hipersensitif terhadap omeprazole.

Dosis

: Dosis yang dianjurkan 20 mg atau 40 mg, sekali sehari, kapsul


harus ditelan utuh dengan air (kapsul tidak dibuka, dikunyah, atau
dihancurkan). Sebaiknya diminum sebelum makan.

Efek samping

: Omeprazole umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Pada dosis


besar

dan

penggunaan

yang

lama,

kemungkinan

dapat

menstimulasi pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-likecells).


Pada penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan adanya
pertumbuhan bakteri yang berlebihan di saluran pencernaan.
Peringatan dan perhatian

: Pada wanita hamil, wanita menyusui dan anakanak

sebaiknya dihindari bila penggunaannya dianggap tidak cukup


penting.
Interaksi obat

: Omeprazole dapat memperpanjang eliminasi obat-obat yang


dimetabolisme melalui sitokrom P-450 dalam hati yaitu diazepam,
warfarin, fenitoin. Omeprazole mengganggu penyerapan obat-obat
yang absorbsinya dipengaruhi pH lambung seperti ketokonazole,
ampicillin dan zat besi.

Furosemid

Penggunaan furosemid (loop diuretik) pada pasien yang memiliki diagnose penyerta
berupa diabetes mellitus dan gagal ginjal kronik seperti pada kasus ini, diperbolehkan.
Sehingga pemilihan furosemid dapat dianggap rasional.
Dari segi dosis, umumnya furosemid diberikan sekali sehari dalamiv (20-40 mg/hari
-Dipiro),pada kasus ini pasien menerima furosemid 40 mg masih dalam batas dosis
yang dianjurkan.
Efek

samping

terjadinya

ketidak

seimbangan

elektrolit,

hipotensiberesiko

hiperglikemik (dalam jangka panjang) (Kodak KImbel).

Nephrosteril (mims.com)
Komposisi

: Per L L-isoleucine 5.1 g, L-leucine 10.3 g, L-lysine monoacetate


10.01 g (setara dg L-lysine 7.1 g), L-methionine 2.8 g,
acetylcysteine 0.5 g (setara dg L-cysteine 0.37 g), L-phenylalanine
3.8 g, L-threonine 4.8 g, L-tryptophan 1.9 g, L-valine 6.2 g,
arginine 4.9 g, L-histidine 4.3 g, aminoacetic acid 3.2 g, L-alanine
6.3 g, L-proline 4.3 g, L-serine 4.5 g, L- malic acid 1.5 g, acetic
acid, glacial 1.38 g. Total amino acids 70 g , total kandungan
nitrogen 10.8 g. Energi: 280 kkal.

Indikasi

: Suplai asam amino pd gagal ginjal akut & kronik misalnya dlm
kondisi malnutrisi, hipoproteinemia, pra & pasca op..

Dosis

: Dws Gagal ginjal kronik 200 mL/hr diinfus melalui vena perifer
dg kecepatan 100 mL/jam (sekitar 25 tetes/mnt) atau 400 mL/hr

diinfus melalui vena sentral. Gagal ginjal akut 600 mL/hr diinfus
melalui vena sentral.
Kontra Indikasi

: Gangguan metabolisme asam amino, ggn hati stadium lanjut,


insufisiensi

jantung

yg

berat,

hiperhidrasi,

hipokalemia,

hiponatremia. Koma hepatik, kelainan metabolisme asam amino yg


bersifat herediter, ggn ginjal berat atau azotemia, hiperamonemia.
Perhatian Khusus : Suplai K dlm jumlah mencukupi. Monitor metabolisme airelektrolit, keseimbangan asam basa, & kadar urea serum secara
berkala. Hiperamonemia atau ggn kesadaran (hentikan pemberian).
Pemberian kalori yg tdk adekuat, ggn fungsi KV, ggn hati,
perdarahan GI, ggn keseimbangan elektrolit yg berat, ggn
keseimbangan asam basa, asidosis berat. Ikterus (anak). Hamil &
laktasi. Lanjut usia, anak & bayi.
Efek samping

: Mual, menggigil, & muntah (krn pemberian tetesan infus yg


terlalu cepat). Erupsi, ruam kulit (hentikan pemberian). Rasa tdk
nyaman pd dada, palpitasi; peningkatan SGOT, SGPT, bilirubin
total, amonia, BUN & kreatinin; asidosis; demam, sakit kepala,
nyeri vaskuler, edema pd ekstremitas bawah, hiperkalemia, mulut
kering.

Kalitake ( Mims.com)
Komposisi

: Ca polystyrene sulfonate.

Indikasi

: Hiperkalemia krn gagal ginjal akut & kronik.

Dosis

: Dws 15-30 g/hr terbagi dlm 2-3 dosis, dilarutkan dlm 30-50 mL
air, diberikan dlm 3-4 dosis terbagi.

Pemberian Obat

: Sebaiknya diberikan pada saat perut kosong.

Kontra Indikasi

: Obstruksi usus.

Perhatian Khusus : Monitor kadar K & Ca serum scr teratur selama terapi. Stenosis
usus, tukak GI, hipertiroid, mieloma multipel.
Efek samping obat : Perforasi & obstruksi usus, konstipasi, mual, anoreksia, rasa tdk
enak pd lambung. Hipokalemia.
Interaksi Obat

: Antasida & laksatif yg mgd Al, Mg, atau Ca. Digitalis.

Simvastatin
Indikasi

:Hiperkolesterolemia., Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL


pada penderita hiperkolesterolemia primer (Tipe IIa dan IIb).

Rekomendasi umum :Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, agar disingkirkan


terlebih dahulu penyebab sekunder dari hiperkolesterolemia
(seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, hipotiroid, sindrom
nefrotik, disproteinemia, penyakit hati obstruktif, terapi dengan
obat lain, alkoholism), dan lakukan pengukuran profil kolesterol
total, kolesterol HDL dan trigliserida (TG).

Kontra indikasi

:Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat., Penyakit


hati aktif atau peningkatan transaminase serum yang menetap yang
tidak jelas penyebabnya. Wanita hamil dan menyusui.

Dosis

: Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari sebagai dosis tunggal


pada

malam

hari.

Dosis

awal

untuk

pasien

dengan

hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg sehari. Pengaturan


dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai
maksimum 40 mg sehari sebagai dosis tunggal malam hari.
Lakukan pengukuran kadar lipid dengan interval tidak kurang dari
4 minggu dan dosis disesuaikan dengan respon penderita. Bila
kadar kolesterol LDL turun dibawah 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau
kadar total kolesterol plasma turun dibawah 140 mg/dl (3,6
mmol/l)

maka

perlu

dipertimbangkan

pengurangan

dosis

simvastatin.
Penderita gangguan fungsi ginjal : tidak diperlukan penyesuaian
dosis, karena simvastatin tidak diekskresikan melalui ginjal secara
bermakna.

Walaupun

demikian,

hati-hati

pemberian

pada

insufisiensi ginjal parah, dosis awal 5 mg sehari dan harus dipantau


ketat. (http://www.hexpharmjaya.com/page/simvastatin.aspx)
Efek samping

: Abdominal pain, konstipasi, flatulens, astenia, sakit kepala,


miopati, rabdomiolisis. Pada kasus tertentu terjadi angioneurotik
edema.

Peringatan dan perhatian :Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan


pemeriksaan kolesterol secara periodik. Pada pasien yang
mengalami peningkatan kadar serum transaminase, perhatian
khusus berupa pengukuran kadar serum transaminase harus
dilakukan jika terjadi peningkatan yang menetap (hingga 3 kali
batas normal atas) pengobatan segera dihentikan.
Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum pengobatan dimulai,
6 dan 12 minggu setelah pengobatan pertama, dan berikutnya
secara periodik (misalnya secara semianual).Hati-hati penggunaan
pada pasien alkoholism dan / atau yang mempunyai riwayat
penyakit hati.1
Terapi dengan simvastatin harus dihentikan sementara atau tidak dilanjutkan
pada penderita dengan miopati akut dan parah atau pada penderita dengan
resiko kegagalan ginjal sekunder karena rabdomiolisis atau terjadi kenaikan
Creatinin phosphokinase (CPK).
Interaksi obat :Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan, itrakonazol,
gemfibrozil, niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan
pada gangguan otot skelet (rabdomiolisis dan miopati).Dengan
antikoagulan kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin.
Antipirin, propanolol, digoksin
Nephrovit Fe ( Mims.com)

Komposisi

: Vit B1 1.5 mg, vit B2 1.8 mg, pantothenic acid 10 mg,


niacinamide 20 mg, vit B6 10 mg, vit B12 6 mcg, vit C 60 mg,
folic acid 1 mg, vit E 15 mg, biotin 300 mcg, Fe 100 mg.

Indikasi

: Pra & pasca hemodialisis.

Dosis

:1 tab/hr.
Pemberian Obat

Dapat

diberikan

bersama

atau

tanpa

makanan : Dpt diberikan bersama makanan agar diabsorpsi lebih


baik atau jika timbul rasa tidak nyaman pada GI.
Clonidin
Komposisi

: Amlodipine besylate 10 mg

Indikasi

: Hipertensi arterial. Terapi profilaksis angina pektoris.

Dosis:

: Awal : 1 kali sehari 5 mg. Maksimal : 10 mg/hari.

Pemberian Obat

: Diberikan sebelum atau sesudah makan.

Kontra Indikasi

: Gangguan hati berat, hipotensi berat, hipersensitif


terhadap amlodipine atau dihidropidin lain atau salah satu
komponen obat ini. Syok kardiogenik, stenosis aorta berat,
angina pektoris tidak stabil, infark miokard akut.

Perhatian

: Gangguan fungsi hati dan ginjal, gagal jantung


kongestifhipotensi.

Efek Samping

: Gangguan KV (edema, palpitasi, pusing), sensasi panas


dan

kemerahan

pada

wajah,

keringat

berlebihan,

ginekomastia, disfungsi seksual, nyeri, gangguan saluran


kemih kelamin, gangguan sistem syaraf (sakit kelapa, lelah,
mengantuk, somnolen), gangguan sensorik (diplopia,
konjungtivitis, tinitus), gangguan GI (mual, nyeri perut),
gangguan hati (ikterus, peningkatan enzim hati), kelainan
kulit (eksantema), gangguan muskuloskeletal (astenia,
kram otot, mialgia, artralgia).
Interaksi Obat

Efek

ditingkatkan

oleh

antihipertensi

lain

dan

antidepresan trisiklik, nitrat, -bloker, amiodaron, kuinidin.


Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi ( Hipertensi )
Dosis:
Dosis awal: 50-100 mcg melalui mulut (per oral), 3 kali sehari, atau 75-150 mcg
melalui mulut (per oral), 2 kali sehari.
Dosis rumatan: 300-1200 mcg/hari melalui mulut, dalam dosis yang dibagi.
Dosis maksimum: 2.4 mg/hari

Efek Samping:
Efek CNS (keadaan mengantuk, kepeningan, sakit kepala, depresi, kecemasan,
kelelahan, gangguan tidur, impotensi); Efek GI (mulut kering, konstipasi, mabuk,
anoreksia); Efek GU (sulit buang air kecil, incontinece); Efek CV (hipotensi
ortostatik, penyimpanan cairan).

Efek lainnya yang tidak umum: Bradycardia, gangguan ECG, gagal jantung,
halusinasi, dan lain-lain.
Instruksi Khusus:
Gunakan dengan hati-hati pada pasien kerusakan ginjal, penyakit jantung
isemik, MI (myocardial infarction), penyakit vaskular perifer oklusif atau pada
mereka yang memiliki riwayat depresi.
Amdixal
Komposisi

: Amlodipine besylate 10 mg

Indikasi

: Hipertensi arterial. Terapi profilaksis angina pektoris.

Dosis

: Awal : 1 kali sehari 5 mg. Maksimal : 10 mg/hari.

Pemberian Obat : Diberikan sebelum atau sesudah makan.


Kontra Indikasi : Gangguan hati berat, hipotensi berat, hipersensitif terhadap
amlodipine atau dihidropidin lain atau salah satu komponen obat
ini. Syok kardiogenik, stenosis aorta berat, angina pektoris tidak
stabil, infark miokard akut.
Perhatian

:Gangguan fungsi hati dan ginjal, gagal jantung kongestifhipotensi.

Efek Samping

:Gangguan KV (edema, palpitasi, pusing), sensasi panas dan


kemerahan pada wajah, keringat berlebihan, ginekomastia,
disfungsi seksual, nyeri, gangguan saluran kemih kelamin,
gangguan

sistem

syaraf

(sakit

kelapa,

lelah,

mengantuk,

somnolen), gangguan sensorik (diplopia, konjungtivitis, tinitus),

gangguan GI (mual, nyeri perut), gangguan hati (ikterus,


peningkatan enzim hati), kelainan kulit (eksantema), gangguan
muskuloskeletal (astenia, kram otot, mialgia, artralgia).
Interaksi Obat

: Efek ditingkatkan oleh antihipertensi lain dan antidepresan


trisiklik, nitrat, -bloker, amiodaron, kuinidin.

Pro Renal
Komposisi

: DL-3-methyl-2-oxo-valeric acid 67 mg, 4-methyl-2-oxo-valeric


acid 101 mg, 2-oxo-3-phenyl-propionic acid 68 mg, 3-methyl-2oxo-butyric acid 86 mg, DL-2-hydroxy-4-methylthio-butyric acid
59 mg, L-lysine monoacetate 105 mg, L-threonine 53 mg, Ltrytophan 23 mg, L-histidine 38 mg, L-tyrosine 30 mg.

Indikasi

:Insufisiensi ginjal kronik dalam hubungan dengan diet tinggi


kalori rendah protein pada retensi yang terkompensasi atau tak
terkompensasi.

Dosis

:Dewasa dengan BB 70 kg untuk insufisiensi ginjal kronik 4-8


tablet 3 x/hari. Untuk retensi yang terkompensasi 4-6 tablet 3 x/hari
dengan nutrisi tinggi kalori rendah protein. Untuk retensi yang tak
terkompensasi 4-8 tablet 3 x/hari dengan nutrisi tinggi kalori rendah
protein.

Pemberian Obat :Diberikan setelah makan pada saat makan. Telan utuh.
Kontra Indikasi : Hiperkalsemia, gangguan metabolisme asam amino, hamil, anak.

Perhatian

:Pastikan kecukupan asupan kalori. Kurangi penggunaan AI


hidroksida seiring dengan adanya perbaikan gejala uremia.
Monitor kadar Ca serum secara berkala.

Efek Samping:

Dapat menyebabkan hiperkalsemia.

Ondansentron
Indikasi : mual dan muntah akibat kemoterapi dan radioterapi, pencegahan mual
dan muntah pasca operasi.
Dosis : 8 mg 24 mg / hari
Peringatan:
hipersensitivitas terhadap antagonis 5HT3 lainnya, kepekaan terhadap perpanjangan
interval QT, obstruksi intestinal subakut, operasi adenotonsillar, kehamilan,
menyusui, gangguan hati sedang dan berat (maksimal 8 mg/hari)

Interaksi:
fenitoin, karbamazepin dan rifampisin: meningkatkan metabolisme ondansetron,
tramadol: ondansetron menurunkan efek tramadol, rifampisin: meningkatkan
metabolisme ondansetron
Kontraindikasi:
hipersensitivitas, sindroma perpanjangan interval QT bawaan
Efek Samping:

sangat umum: sakit kepala; umum : sensasi hangat atau kemerahan, konstipasi,
reaksi lokasi injeksi, tidak umum : kejang, gangguan gerakan (termasuk reaksi
ekstrap iramidal seperti reaksi distoni, oculogyric crisis , diskinesia), aritmia, nyeri
dada
2. Apa komentar atau saran yang akan anda ajukan berdasarkan tinjauan data lab
mengenai ketepatan obat dan indikasi ?
Untuk pemberian obat diabetes, seharusnya dilampirkan data HbA1c untuk
lebih memastikan kadar glukosa darah pasien, jika memang kadar nya lebih dari 6.8
% pertama diberikan metformin, pertimbangkan gol. Sulfonylurea sebagai alternatif.
Namun jika telah dikombinasi tapi kadar gula darah ( Hba1c ) masih diatas 7.5
persenbarulah diberikan terapi dengan insulin (Novomix)
http://pathways.nice.org.uk/pathways/diabetes/managing-type-2-diabetes#path=view
%3A/pathways/diabetes/blood-glucose-lowering-therapy-for-type-2diabetes.xml&content=view-node%3Anodes-when-to-consider-sulfonylurea-as-analternative-to-metformin
Pemberian simvastatin tidak rasional karena data lab menunjukkan bahwa
kadar kolesterol pasien masih normal ,juga pemberian simvastatin untuk pasien CKD
juga

harus

lebih

diperhatikan

(http://pathways.nice.org.uk/pathways/kidney-

conditions) ( hal. 41)


Pemberian omeprazole sebaiknya tidak diberikan karena pasien tidak di
indikasikan menderita maag / ulkus.
Pemberian furosemide baik dikombinasikan dengan obat golongan ACEInhibitor dan juga RAAS , tapi RAAS harus diberikan hati hati bagi penderita CKD
harus dikontrol kadar kalium terlebih dahulu. ACE- I juga adalah first choice untuk
pasien Hipertensi dibawah umur 55 tahun.

http://pathways.nice.org.uk/pathways/diabetes/managing-type-2-diabetes#path=view
%3A/pathways/diabetes/blood-glucose-lowering-therapy-for-type-2diabetes.xml&content=view-node%3Anodes-when-to-consider-sulfonylurea-as-analternative-to-metformin
Menurut jurnal pengobatan CKD dengan komplikasi Hiperrtensi untuk tekanan
darah antara 130-149/80-90 maka first line pengobatannya adalah golongan ACE-I
atau ARB tidak menunjukkan perubahan maka di berikan kombinasi dengan diuretic /
CCB http;// HFHS_CKD_V6.pdf
Penggunaan obat Amdixal tidak rasional karena amdixal (golongan CCB )
dimana golongan CCB ini disarankan untuk pasien yang berusia diatas 55 tahun,
sedangkan

pasien

diatas

berumur

dibawah

53

tahun

http://pathways.nice.org.uk/pathways/diabetes/managing-type-2-diabetes#path=view
%3A/pathways/diabetes/blood-glucose-lowering-therapy-for-type-2diabetes.xml&content=view-node%3Anodes-when-to-consider-sulfonylurea-as-analternative-to-metformin
Penggunaan Klonidin tidak perlu karena sudah ada obat golongan diuretik
yang diberikan yaitu furosemid
Penggunaan kalitake, sebaiknya disertakan kadar kalium untuk mengontrol
kadar kalium setelah pemberian kalitake.Menurut penelitian terjadi penurunan kadar
kalium setelah pemberian kalitake dosis 3x 5g/ hari. http://jurnalmedika.com/edisitahun-2011/edisi-no-08-vol-xxxvii-2011/353-kegiatan/703-terapi-hiperkalemiapada-pasien-penyakit-ginjal-kronik
Nephrovit tetap diberikan sebagai nutris bagi pasien gagal ginjal ( baik
hemodialisis/ pasien ginjal tanpa hemodialisis) ( mims Indonesia )

Vitamin yang mengandung besi (Fe) disarankan untuk pasien dengan CKD
dan anemia (ANEMIA OF CHRONIC KIDNEY DISEASE by Anatole Besarab)
www. /HFHS_CKD_V6.pdf
Ondansentron tetap digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada pasien .

Parameter
RBC
PLT
Neutro

Hasil lab
Rendah

Efek yg ditimbulkan
Anemia,

Terapi obat
Nephrovit Fe

Rendah
Tinggi

glomerulonefritis
Pendarahan,anemia
Infeksi,
gangguan

Nephrovit Fe
Nephrovit Fe

metabolic,
EUS

Rendah

pendarahan.
Stress, kondisi pasca

LYMPH
MONO
GDS
GDP
Kreatinin

Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi

operasi
Gagal ginjal, infeksi
Antibiotik
Anemia, limfositik
Nephrovit Fe
Hiperglikemik,DM
Novomix
Hiperglikemik, DM
Novomix
Gagal
ginjal, Furosemid, clonidin

Nephrovit Fe

penurun.aliran darah
ke ginjal, nefropati
HCT
HGB

Rendah
Rendah

diabetic
Anemia
Anemia,
penurun.
Gizi,

hemolisis,

penyakt gagal ginjal.

Nephrovit Fe

Fe
PT

Rendah
Tinggi

Anemia, kekurangan
zat besi
Defesiensi vit

Nephrovit Fe
Neprhosteril

,absorbsi lemak yg
buruk

3. Apa saran anda mengenai monitoring efikasi dan efek samping obat
Monitoring efek samping obat :
Pemberian obat nephrovit harus dimonitoring efek sampingnya yaitu : mual, menggigil,
& muntah (peningkatan SGOT, SGPT, bilirubin total, amonia, BUN & kreatinin; asidosis;
demam, sakit hiperkalemia.
Pemantauan tekanan darah dan juga kadar glukosa darah secara berkala

KASUS 2

DATA KLINIK (LAB )

*Semua data klinik menunjukkan dalam batas normal


DATA PENGOBATAN

PERTANYAAN KASUS
1. Apakah semua obat sudah tepat indikasi, dosis, aturan pakai, dan lama pemberian,apakah tidak
ada obat yang diberikan tapi tidak diberikan?
2. Apa komentar atau saran yang akan anda ajukan berdasarkan tinjauan data lab mengenai
ketepatan obat dan indikasi?
3. Apa saran anda mengenai monitoring efikasi dan efek samping obat?

Infus NaCl
Indikasi

: Pengganti cairan plasma isotonik yang hilang, pengganti cairan pada kondisi
alkalosis hipokloremia, petngganti cairan ekstraselular.

Perhatian

: pada pasien gagal jantung kongesif, gangguan fungsi ginjal, hipoproteinemia,


edema perifer atau paru, kehamilan, dan pasien hipertensi.

Dexamethason (http://bukusakudokter.org/2012/12/08/dexamethasone/)
Komposisi

: Dexamethasone 0,5 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,5 mg.


Dexamethasone 0,75 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,75 mg

Farmakologi :Dexamethason (deksametason) adalah obat antiinflamasi dan antialergi yang


sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0,75 mg setara dengan obat
sebagai berikut : cortisone 25 mg, hydrocortisone 20 mg, prednisone 5 mg, dan
prednisolone 5 mg.

Deksametason tidak mempunyai aktivitas mineral kortikosteroid dari cortisone


atau hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan adrenocortical tidak
berguna.
Indikasi

: Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya untuk :

Antiinflamasi,

Pengobatan rematik arthritis, dan penyakit kolagen lainnya,

Alergi dermatitis,

Penyakit kulit,

Penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana glucocorticoid


berguna lebih menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu dan
limfoma dan inflamasi pada jaringan lunak dan anemia hemolitik.

Kontraindikasi:

Penderita yang hipersensitif terhadap deksametason.

Penderita infeksi jamur sistemik.

Jangan diberikan kepada penderita herpes simpleks pada mata, tuberkulosis


aktif, peptik ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.

Jangan diberikan kepada wanita hamil karena akan terjadi hipoadrenalisme


pada bayi yang dikandungnya, atau diberikan dengan dosis yang serendahrendahnya.

Peringatan dan perhatian :

Kekurangan adrenocortical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat


dikurangi dengan mengurangi dosis secara bertahap.

Ada penambahan efek kortikosteroid pada penderita dengan hipotiroidisme


dan sirosis.

Efek samping :
Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik

steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis, dan penghambatan pertumbuhan


anak.

Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila

dibandingkan dengan glucocorticoid lainnya.

Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.

Interaksiobat :

Insulin, hipoglikemik oral : menurunkan efek hipoglikemik.

Fenitoin, fenobarbital, dan efedrin : meningkatkan clearance metabolik dari


deksametason, menurunkan kadar steroid dalam darah dan aktifitas fisiologis.

Antikoagulan oral : meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.

Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan risiko hipokalemia.

Glikosida kardiak : meningkatkan risiko aritmia atau toksisitas digitalis


sekunder terhadap hipokalemia.

Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.

Imunisasi : menurunkan respon antibodi.

Dosis dan aturan pakai :

Dewasa : 0,5 mg 10 mg per hari.

Anak-anak : 0,08 mg 0,3 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 atau 4
dosis.

Karbamazepin
INDIKASI

Epilepsi, epilepsi umum primer atau sekunder dari kejang dengan komponen tonik-klonik

Neuralgia trigeminal

Neuralgia glosofaringeal.

KONTRA INDIKASI

Hipersensitif terhadap Karbamazepin, blok AV.

Riwayat depresi sumsum tulang atau porfiria akut dan berkala.

Penggunaan kombinasi dengan penghambat mono amin oksidase (MAO).

PERHATIAN

Penyakit kardiovaskular berat, gangguan hati atau ginjal, lansia, kehamilan, menyusui.

Terganggunya aktivitas berkendaraan dan mengoperasikan mesin.

Depakote
Komposisi

: Divalproex Na (Asam Valproat)

Indikasi

: Terapi episode manik akut atau campuran yang berhubungan dengan


gangguan bipolar dengan atau tanpa disertai psikosis. Terapi tunggal dan
tambahan untuk kejang parsial kompleks yang terjadi pada kasus khusus
atau yang berhubungan dengan kejang tipe lain dan kejang tipe multipel.
Profilaksis migren pada orang dewasa

Dosis

:Dosis awal : 15 mg/kg BB/hari. Ditingkatkan dengan interval 1 minggu


sebesar : 5-10 mg/kg BB/hari hingga kejang terkendali. Maksimal : 60
mg/kg BB/hari

Pemberian Obat

:Berikan sesudah makan. Telan utuh, jangan dikunyah/ dihancurkan

Kontra Indikasi

:Penyakit hati atau gangguan fungsi hati yang signifikan. Diketahui


mengalami gangguan siklus urea

Perhatian

Riwayat penyakit hati, pankreatitis, penurunan asupan makanan

atau minuman, somnolen yang berlebihan; individu yang mendapat


berbagai antikonvulsan; penyakit otak organik. Hamil. Anak < 2 tahun
atau dengan gangguan metabolik kongenital atau kejang berat yang
disertai dengan retardasi mental
Efek Samping

:Mual, muntah, gangguan pencernaan, diare, kram perut, konstipasi,


anoreksia, sedasi, sakit kepala, pusing, nistagmus, ruam kulit, eritema
multiformis

Interaksi Obat

:Antiepilepsi, aspirin, depresan SSP, barbiturat, warfarin, dikumarol

Manfaat Vitamin B6:


Piridoksin berperan dalam metabolisme berbagai asam amino (protein).
Sumber Vitamin B6:
Daging unggas, ikan, sapi, kentang, tomat, pisang, buah yang berwarna ungu dan sayuran hijau.
Indikasi:

Selain untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6, juga diberikan bersama

vitamin lain atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan pengobatan vitamin B kompleks
lainnya.
-

Gangguan metabolik, drug-induced neurotoxicity dan intoksikasi akut, mushroom toxicity,

sideroblastic anemia .
-

Piridoksin juga diberikan bersama isoniazid (antituberkulosis) atau hidralazin guna

mencegah neuritis perifer.


-

Pemberian piridoksin pada wanita yang menggunakan kontrasepsi yang mengandung

estrogen dibenarkan, karena adanya defisiensi piridoksin pada wanita-wanita tersebut.


Kontraindikasi:
Pasien dengan sejarah sensitivitas pada vitamin, hipersensitivitas terhadap piridoksin atau
komponen lain dalam formulasi.
Dosis:
Untuk Indikasi defisiensi piridoksin :
Dewasa : dosis awalnya 2,5 - 10 mg perhari. Setelah gejala klinisnya terkoreksi, sediaan
multivitamin mengandung vitamin B6 2-5 mg perhari harus diberikan selama beberapa minggu
Untuk terapi drug-induced deficiency anemia atau neuritis, dosis awal 100-200 mg perhari
selama 3 minggu diikuti dosis profilaksis oral 25-100 mg perhari.
Efek Samping :
Sistem saraf pusat : sakit kepala, kejang (mengikuti pemberian dosis IV yang sangat besar),
sensory neuropathy
Endokrin & metabolik : penurunan sekresi serum asam folat Gastrointestinal :

Mual Hepatik : Peningkatan AST Neuromuskular & skeletal : paresthesia Lain-lain : reaksi
alergi.
1. Apakah semua obat sudah tepat indikasi, dosis, aturan pakai, dan lama pemberian,apakah
tidak ada obat yang diberikan tapi tidak diberikan?
Ada obat yang tidak tepat indikasi, dosis, aturan pakaian, dan sebenarnya tidak dibutuhkan
namun diberikan pada pengobatan.
2. Apa komentar atau saran yang akan anda ajukan berdasarkan tinjauan data lab mengenai
ketepatan obat dan indikasi ?
Infus Nacl diberikan untuk menyeimbangkan kadar elektrolit dalam tubuh (mengganti cairan
tubuh yang hilang ) akibat lemas pada saat kejang dan muntah.
Untuk pengobatan epilepsy ( Tonik klonik seizure) baik untuk anak dan dewasa lini
pertama yang dipilih adalah obat lamotrigin dan natrium valporat. Namun natrium
valporate memiliki efek teratogenik. Jadi dapat diberikan Karbamazepin untuk menghindari
resiko

teratogenik

pada

ibu

hamil.

NICE

clinical

guideline

137

(2012)

http://pathways.nice.org.uk/pathways/epilepsy#path=view%3A/pathways/epilepsy/antiepileptic-drugs-aeds-to-offer-based-on-epilepsy-syndrome.xml&content=view-node
%3Anodes-epilepsy-with-generalised-tonicclonic-seizures-only
Pemberian domperidon pada pasien untuk mengatasi muntah.
Menurut jurnal , pemberian depakote (asam valproat ) dosis 500 mg ketika
ditingkatkan menjadi 750 mg maka dapat mengurangi kejang pada pasien epilepsy seizure
sekitar 50 % . Valproate juga adalah obat antiepilepsi utama dengan spektrum yang luas
yang toksisitasmya rendah. Pasien dengan epilepsi yang menerima valproate sebagai monoterapi selama 6 bulan mengakibatkan pengurangan yang signifikan dari dasar frekuensi

kejang

untuk

semua

jenis

kejang

http://www.seizure-journal.com/article/S1059-

1311(10)00215-3/abstract
Dalam beberapa kasus pemberian kortikosteroid (dexamethason )di butuhkan untuk
tambahan terapi epilepsy. http://www.pedneur.com/article/S0887-8994(09)00361-0/fulltext
Obat kortikosteroid juga mungkin memiliki mekanisme yaitu bertindak melalui
sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal untuk merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan
glukokortikoid dan, melalui umpan balik negatif, menekan corticotrophin releasing hormone
(CRH). Hal ini juga dapat bertindak sebagai modulator dari neurosteroid intraseluler dan
produksi adenosine dengan tambahan, efek tidak langsung ("utusan kedua" efek) pada
reseptor GABA. Telah mendalilkan bahwa CRH, produksi dan pelepasan yang meningkat
pada saat-saat "stres" dapat mengakibatkan hyperexcitability neuronal (khusus dalam sistem
limbik dan batang otak), yang akibatnya, di otak belum matang, dapat memfasilitasi
pengembangan ACTH, dengan menekan sintesis CRH dapat kemudian menghentikan kejang.
http://adc.bmj.com/content/90/4/379.full
Pada pemberian deksametason pasien umur 9 tahun (4 mg / hari selama dua minggu,
meruncing selama tiga bulan berikutnya). Semua empat anak menunjukkan normalisasi EEG,
panjang

remisi

abadi

afasia,

dan

peningkatan

kontrol

kejang.

http://adc.bmj.com/content/90/4/379.full
Interaksi antara depakote dan karbamazepin :. Penggunaaan karabamazepin dan
depakote mungkin perlu penyesuaian dosis atau tes khusus untuk karena kombinasi ini dapat
mengubah efek kedua obat.
0,918-484

http://www.drugs.com/interactions-check.php?drug_list=497-

3. Apa saran anda mengenai monitoring efikasi dan efek samping obat ?
Monitoring menggunakan Electroencephalogram (EEG), Melakukan EEG hanya
untuk mendukung diagnosis epilepsi pada anak-anak dan orang muda. Jika EEG dianggap
perlu, lakukan itu setelah kejang epilepsi kedua. Namun, mungkin, dalam keadaan tertentu,
seperti dievaluasi oleh spesialis, dianggap setelah kejang epilepsi pertama. Pada pasien yang
mengalami kejang tak beralasan pertama, menggunakan aktivitas epileptiform pada EEG
tegas untuk menilai risiko kejang kekambuhan. Gunakan EEG untuk membantu menentukan
jenis kejang dan sindrom epilepsi ketika epilepsi diduga. Hal ini memungkinkan anak-anak,
orang muda dan orang dewasa untuk diberikan prognosis yang benar. Epilepsy. NICE
clinical guideline 137 (2012)
http://pathways.nice.org.uk/pathways/epilepsy#path=view
%3A/pathways/epilepsy/diagnosing-epilepsy-and-supportinginvestigations.xml&content=view-node%3Anodes-electroencephalog
Pada anak dan dewasa dengan epilepsi disertai kejang dan tidak menanggapi obat
anti-epilepsi yang sesuai (AED) ke spesialis epilepsi pediatrik tersier untuk pertimbangan
penggunaan diet ketogenik.
Memberikan informasi kepada anak-anak, remaja dan orang dewasa dan keluarga dan
/ atau wali yang sesuai tentang alasan untuk mempertimbangkan operasi. Sepenuhnya
menjelaskan manfaat dan risiko dari prosedur
Stimulasi Saraf vagus diindikasikan untuk review digunakan sebagai terapi
tambahan untuk mengurangi Frekuensi kejang pada Anak-anak yang tidak mempan dengan
obat anti epilepsi dan tidak dapat dilakukan operasi . The NICE guidance that was used to
create this part of the pathway.

Epilepsy. NICE clinical guideline 137 (2012)


http://pathways.nice.org.uk/pathways/epilepsy#path=view
%3A/pathways/epilepsy/interventions-additional-to-anti-epileptic-drug-aed-treatment-forepilepsy.xml&content=view-node%3Anodes-ketogenic-diet-in-children-and-young-people

Efek samping obat yang harus dimonitoring yaitu pemberian depakote yang dapat
menyebabkan muntah pada pasien. (www.mims.com ) mims Indonesia

Anda mungkin juga menyukai