Anda di halaman 1dari 7

MODUL 4

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH
HAKIKAT KURIKULUM
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus
ditempuh. Dalam dunia pendidikan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran
tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai
untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.
Ada beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli sebagai
berikut:
1. Menurut John Dewey kurikulum adalah pengalaman, pengalaman ras,
pengalaman anak yang dikonstruksi terus menerus menjadi sejumlah pengetahuan
atau bidang studi.
2. Menurut Franklin Bobbit kurikulum dirumuskan:
a. Sebagai keseluruhan pengalaman yang berkaitan dengan perkembangan individu.
b. Serangkaian pengalaman pendidikan yang dipergunakan oleh sekolah untuk
menyempurnakan perkembangan anak.
3. Menurut Caswell dan Campbell kurikulum adalah semua pengalaman yang
dimiliki anak dibawah bimbingan guru.
4. Menurut Ralph Tyler kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang
direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
5. Menurut Krug kurikulum terdiri dari semua alat pengajaran yang dipakai sekolah
untuk memberi kesempatan belajar kepada siswa menuju belajar yang
dikehendaki.
6. Menurut Hilda Taba kurikulum tersusun dari unsure-unsur tertentu.

7. Menurut Johnson kurikulum rangkaian hasil belajar yang diinginkan.


8. Menurut Robert Gagne kurikulum sebagai suatu rangkaian rumit yang disusun
sedemikian rupa sehingga setiap unit dipelajari secara utuh, dengan syarat
kecakapan dan kemampuan yang terdapat dalam tujuan unit sebelum harus
dikuasai oleh anak terlebih dahulu.
9. Menurut Harnack kurikulum meliputi semua pengalaman belajar dan mengajar
yang terpimpin dan diarahkan oleh sekolah.
10. Menurut Hass kurikulum adalah semua pengalaman individu anak dari suatu
program pendidikan yang tujuannya mencapai tujuan umum maupun tujuan yang
spesifik yang direncanakan dalam rangka teori, riset atau praktek professional
masa lalu dan sekarang.
Dalam UU Pendidikan No. 2 tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum dalam buku Ketentuan Umum Kurikulum 2004 merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Ragam kurikulum menurut Goodlad yaitu:
1. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum diharapkan dapat mencerminkan pengetahuan
yang diakumulasikan berzaman-zaman.
2. Kurikulum formal, kurikulum yang direstui dan disahkan oleh pemerintah.
3. Kurikulum bayangan , yaitu kurikulum yang ada dalam pikiran yang diinginkan
oleh orang tua dan guru.
4. Kurikulum operasoanal, yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
5. Kurikulum pengalaman, yaitu kurikulum yang dialami oleh setiap anak didik.
Ragam kurikulum menurut Goltthorn yaitu:
1. Kurikulum rekomendasi, yaitu kurikulum yang direkomendasikan para ahli,
asosiasi professional, komisi pembaruan pendidikan, dan juga berdasarkan
kebijakan pemerintah.

2. Kurikulum tertulis, merupakan kurikulum yang sudah disetujui pemerintah.


3. Kurikulum dukungan dibentuk dari sumber-sumber yang dialokasi untuk
menunjang kurikulum (alokasi waktu untuk mata pelajaran, untuj guru, alokasi
personel, dan bahan ajar).
4. Kurikulum yang diajarkan, yaitu kurikulum yang diajarkan guru dalam kelas yang
seharusnya didasarkan pada kurikulum yang tertulis.
5. Kurikulum yang diuji, yaitu kurikulum yang terdiri dari serangkaian kegiatan
belajar yang dinilai melalui tes.
6. Kurikulum yang dipelajari, yaitu kurikulu yang merupakan hasil belajar.
7. Kurikulum yang tersembunyi, yaitu kurikulum yang tidak berwujud namun
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku anak didik.

B. FUNGSI DANTUJUAN KURIKULUM


Bagi sekolah fungsi kurikulum dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Bagi sekolah yang bersangkutan yaitu sebagai:
a. Alat untuk mencapai tujuan.
b. Pedoman bagi guru untuk menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar
siswa serta mengevaluasi siswa.
c. Pedoman supervise kepala sekolah.
2. Bagi sekolah tingkat atasnya berfungsi untuk:
a. Keseimbangan proses pendidikan.
b. Penyiapan tenaga baru.
Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat
sejumlah pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan
melengkapi bekal hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat.

Fungsi kurikulum bagi masyarakat yaitu orang tua dan pemakai lulusan. Dengan
memahami kurikulum, orang tua akan mengetahui program-program apa saja
yang akan dilaksanakan sekolah. Sedangkan bagi pemakai lulusan akan
membantu memperlancar pelaksanaan program dan akan memberikan kritik/saran
untuk menyempurnakan program yang dilaksanakan/ direncanakan.
Fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis:
1. The adjustive of adaptive funtion (fungsi penyesuaian), yaitu penyesuaian anak
didik terhadap lingkungannya.
2. The integrating function (fungsi pemanduan), yaitu terciptanya kepaduan pribadi
anak didik.
3. The differentiating function (fungsi pembedaan), maksudnya kurikulum harus
mampu melayani perbedaan-perbadaan individu anak didik.
4. The prapaedetic function (fungsi penyiapan), kurikulum harus mampu
menyiapkan anak didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
5. The selective function (fungsi pemilihan), berhubungan dengan pemilihan
program yang mampu mengembangkan bakat masing-masing anak didik.
6. The diagnostic function (fungsi diagnostic), berhubungan dengan pelayanan
terhadap anak didik agar dia memahami akan dirinya sendiri.
Fungsi dan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia SD dalam kurikulum
2004, yaitu:
1. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara, yaitu:
a. Sarana Pembina persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Sarana peningkatan pengetahuan ddan ketrampilan dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya.
c. Sarana peningkatan pengetahuan
d. Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik.
e. Sarana pengembangan penalaran.

f. Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia.


2. Secara umun tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai beriut:
a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa Negara.
b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta
penggunaanya yang tepat dan kreatif.
c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, emosional, dan kematangan social.
d. Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan bebahasa.
e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya satra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan,
dan kemampuan berbahasa.
f. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.

C. KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Kurikulum Berbasi Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki 4
komponen, yaitu:
1. Pengelolaan Kurikulum Berbasi Kompetensi
Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan
sumberdaya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar.
2. Kegiatan Belajar Mengajar
Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran
untuk mencapai kompeensi yang ditetapkan dan gagasan-gagasan pedagogis dan
androgogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.

3. Penilaian Berbasis Kelas


Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang
lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas public melalui penilaian terpadu
dengan belajar mengajar di kelas, kinerja, dan tes tulis.
4. Kurikulum dan Hasil Belajar
Memuat perencanaan pengembangan kompetensi, hasil belajar, dan
indikator peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai
18 tahun.
KB 2. ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN BAHASA
A. ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BAHASA
1. Mendengarkan
Aspek mendengarkan seperti mendengarkan berita, petunjuk,
pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan,
penjelasan, laporan, ceramah, kotbah, pidato, pembicaraan nara sumber, dialog
atau percakapan, pengumuman, serta perintah yang didengar dengan memberikan
respons secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan
mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita
binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan menonton drama anak.
2. Berbicara
Aspek berbicara seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan,
menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan
diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang gambar
tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh,
kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan,
serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, uisi anak,
syair lagu, pantun, dan drama anak.
3. Membaca
Aspek membaca seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf,
berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus,
ensiklopedi, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca

hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi
anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
4. Menulis
Aspek menulis seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan
tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca,
pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan
kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Komponen menulis
juga diarahkan untuk menumbuhkan kebiasaan menulis.
Dalam keempat aspek di atas (yang merupakan empat keterampilan
berbahasa) terdapat aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan
bersastra. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat berkomunikasi. Untuk itu
pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi,
sedangkan fungsi utama sastra adalah sebagai penghalus budi, peningkatan rasa
kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya dan penyaluran
gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan
maupun tertulis. Siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi, bukan dituntut lebih banyak untuk menguasai pengetahuan
tentang bahasa, sedangkan pengajaran sastra ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sartra.

Anda mungkin juga menyukai