Anda di halaman 1dari 6

Daily Lives of High School Boys

A Naruto Fanfiction
All Character of Naruto Masashi Kishimoto-Senpai
Danshi Koukousei no Nichijou Yamauchi Yasunobu
Original Story Vanille Yacchan
Warning : OOC, AU, TYPO(S), DLDR
Rated T
.
.
.
[#3 Cowok-Cowok SMA dan Tragedi Itachi]
Nee~ Itachi-kun... ucap gadis berambut merah muda itu, kedua iris emeraldnya menatap
bosan ke arah pemuda yang kini sedang sibuk berkutat dengan Iphone seri terbarunya.
Hnnn... jawab pemuda yang dipanggil Itachi itu dengan nada malas. Jari-jarinya dengan
lincah memainkan keypad touchscreen Iphonenya. Kadang terdengar suara geraman terlontar
dari bibirnya.
Pasti game lagi! Pikir gadis berambut merah mudaSakurajengkel. Heeiii! Kau dengar
aku tidak? tanya gadis itu menyambar Iphone Itachi yang layarnya menampakkan sebuah
gameyang entahlah menurut Sakura game apa.
Itachi merengut, kembalikan benda itu! Kau tahu, aku sudah 10 kali bermain game itu dan
10 kali juga kalah. teriaknya sembari tangannya meraih-raih Iphonenya yang telah disandera
oleh Sakura. Tak ayal akibat teriakan dari pemuda yang sudah menjadi sahabat gadis
berambut merah muda selama enam tahun tersebut menjadi tontonan seru oleh pengunjungpengunjung cafe yang berbisik-bisik ke arah mereka.
Sakura menghendikkan bahunya, sembari jarinya menekan keypad touchscreen close dan
menaruhnya di atas meja aluminium putih, Aku gak peduli!
Itachi mendecih, mengaduk-aduk mocca cream yang terhidang dihadapannya. Menghela
napas dalam. Sakura yang menyadari ada sesuatu dibalik helaan napas Itachi segera bereaksi.
Ada apa? Kau bertengkar lagi dengan Hana?
Kedua alis Itachi bertautan, pemuda sulung itu mendengus dan menyilangkan kedua
tangannya di atas dada, Bukan urusanmu.

Sakura menggembungkan pipinya kesal, Kau itu sama saja dinginnya seperti adikmu,
Sasuke. ucap Sakura seraya menyedot jus Strawberrynya, Kadang kau akan berubah 130
derajat jika dihadapkan dengan sebuah game konyol yang sering kau mainkan bersama
Deidara, tambahnya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sekali lagi Itachi menghela napas dalam. Sebenarnya ia tidak ingin melibatkan Sakura dalam
masalah asmaranya. Mana mungkin seorang Uchiha mencurahkan masalahnya dengan orang
lain? Uchiha itu selalu menjaga harga dirinya. Uchiha itu tidak terbuka. Uchiha itu pintar
dalam memecahkan masalah. Uchiha itu... hell terkutuklah harga diri Uchiha dan
kearoganannya. Karena ia juga manusia, yang tak mungkin sanggup menahan beban, ia
merasa Sakura orang yang paling tepat dalam hal ini atau mungkin karena Sakura merupakan
sahabat terbaiknya setelah Deidara si-gamers-sejatitentunya. Maka ia memutuskan untuk
memberitahu sesuatu yang beberapa hari ini telah mengganggu kinerja otaknya. Apa jadinya
kalau ia mencurahkan masalah asmaranya kepada Deidara? Mungkin ia akan menyarankan
Itachi untuk memutuskan hubungannya dengan Hana, dan tetap melanjutkan hobinya sebagai
gamers. Hell ia tak bisa membayangkan bagaimana adiknya yang galak mencabik-cabik
wajahnya yang tampan tapi berkeriput ituoops.
Ya...!
HA? Apa maksudmu? kening Sakura mengerut dalam.
Rona samar terlihat di wajah pemuda yang bisa dibilang memiliki wajah yang paling diidamidamkan oleh seluruh penduduk bergender perempuan di kota ini, Ya! Aku bertengkar
dengan Hana! serunya seraya menggaruk pipinya yang tak gatal.
Sakura mengerang, ia memejamkan matanya sesaat.
Hah! Pantas saja, beberapa hari yang lalu Hana selalu mengeluh tentang dirimu. Ternyata
kalian bertengkar. Duh~ dasar kekanak-kanakan.
Satu alis Itachi terangkat, Dia telah membicarakan apa saja denganmu?
Sakura menyentuh dagu dengan telunjuk tangannya, seraya berpikir. Eeetooo... banyak hal!
Kau tak perlu tahu! Ini urusan perempuan. Hana juga tidak memperbolehkan memberitahumu
apa yang ia bicarakan.
Itachi mendengus, Ternyata kau tak bisa diandalkan.
Hal itu sontak membuat Sakura membelalakan matanya, Apa maksudmu? Kau pikir aku
sahabat yang tidak berguna? Sakura menyilangkan tangannya di atas dada, Asal kau tahu
saja, ya? Hana itu tipe gadis yang tidak suka dihiraukan.
Jeda sebentar, Itachi menyeringai. Ia tahu, Sakura itu tipe gadis yang tak mau dianggap
sebagai orang yang tak bisa diandalkan, maka dia akan dengan mudahnya mengungkapkan
segalanya. Kena kau Sakura, pikir Itachi, masih menyeringai.

Dan sebaiknya kau hindari si banci-berambut-kuning-maniak-game itu! tambahnya dengan


sedikit menaikkan nada suaranya.
Huh? Banci-berambut-kuning-maniak-game? Kedua alis Itachi bertautan. Maksudmu
Deidara? Itachi mengulum senyum dengan nickname baru yang diberikan Sakura pada
Deidara, Kenapa?
Gadis bermarga Haruno itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya, mengiyakan. Itachi
menghela napas dalam.
Kenapa katamu? Duh! Walaupun secara teknis kau pintar dalam segala aspek, ternyata kau
juga sedikit bodoh, kedua alis Itachi bertautan, tentu saja gara-gara si pirang itu serta
gamenya yang bodoh. Semua itu mengakibatkan kerenggangan hubunganmu dan Hana. Apa
kau baru sadar?
Jadi begitu menurutmu? tanya Itachi cuek.
Sakura mengerang dan menjambak rambut merah mudanya, Masa bodohlah dengan
masalahmu, jari telunjuknya terancung dihadapan wajah Itachi yang menampakkan ekspresi
ada-apa-denganmu-?
Berterima kasilah aku sudah memberitahukan penyebab renggangnya hubunganmu dengan
Hana.
Hn! respon Itachi cuek.
BANG! Sukseslah membuat nona Haruno kita satu ini tidak tahan untuk mengeluarkan
emosinya yang sedari tadi ia pendam.
AAAAARRRRGHHHH!! Aku tidak tahu dari sisi mana Hana bisa menyukaimu! KAU ITU
MENYEBALKAN!! teriak Sakura terengah-engah, hampir seluruh pengunjung menatapnya
dengan mulut terbuka.
Hn! Kau berisik! Semua pengunjung menatapmu, apa kau tidak malu? sahut Itachi cuek
sembari atensinya menatap Sakura dengan bosan.
Aku tidak peduli! Kau! telunjuk Sakura terancung dihadapan wajah datar Itachi, Aku
bersumpah jika kau dan Hana bertengkar lagi, aku tidak akan menolongmu! Ingat itu
UCHIHA!! ancam Sakura sembari menyeringai.
Itachi menghela napas pasrah, Benarkah? Kalau begitu aku akan memberitahu Sasuke kalau
kau yang memberikan buku berwarna biru yang selalu Sasuke anggap itu pemberian dari
teman sepermainannya.
Kontan membuat mata Sakura melotot sempurna. Bagaimana Itachi bisa tahu? Seulas
senyuman simpul terukir ditampang Itachi yang kini berbalik menang melawan gadis
berambut merah muda itu.
Ba-ba-ba-bagaimana kau bisa tahu? gagap Sakura.

Itachi mendengus, Mungkin Sasuke memang mudah ditipu. Tapi sayangnya aku bukan
seperti Sasuke yang mudah dibodohi.
Sakura menggigit bibir bawahnya gugup, Eetoo... yang jelas jika kau mengatakan hal itu.
Aku tidak akan MEMAAFKANMU!! tukas Sakura menaikkan nada suaranya diakhir suku
kata yang ia ucapkan.
Itachi menghendikkan bahunya, Ya... jika kau mau menolongku, tentunya!!
Itachi dapat melihat aura di sekitar tubuh Sakura menghitam, gadis bermarga Haruno itu
menggeram, wajahnya yang katanya dibilang imut dan manis itu tertekuk menahan amarah.
Tiba-tiba tangannya yang mungil itu menggebrak meja aluminium putih yang hampir
membuat kedua minuman pesanan mereka tumpah.
Terserah! bentaknya.
Tak lama ia bangkit dari duduknya, menghirup udara secara rakus dan menghembuskannya
dengan keras. Itachi yang atensinya sedari tadi tak beralih menatap gadis dihadapannya itu
menggelengkan kepalanya, heran dengan sikap sahabat perempuannya yang mudah sekali
naik pitam. Tanpa kata-kata Sakura berbalik memutar melangkahkan kaki jenjangnya menuju
pintu kaca di cafe itu. Sebelum tangannya meraih gagang pintu, kepalanya berpaling, iris
emeraldnya bersibok dengan iris obsidian yang sama sekali tak ada perasaan bersalah.
Jengkel karena mengharapkan Itachi akan mengejarnya dan mengatakan kata maaf. Ia dengan
cepat memalingkan wajahnya dan meraih gagang pintu besi. Tak lama gadis berambut merah
muda itu meninggalkan cafe sembari kaki jenjangnya menghentak-hentak di jalanan beraspal.
Wellrupanya nona Haruno kita satu ini mengharapkan yang tak akan mungkin terjadi.
Berterima kasihlah kepada pemuda bernama Itachi yang kini membuat mood gadis berambut
merah muda itu memburuk.
Itachi mengalihkan atensinya ke arah Iphonenya yang tergeletak di samping gelas yang masih
tersisa cairan berwarna merah muda di dalamnya. Ia menggerakkan tangannya mengambil
Iphone yang layarnya menampakkan sebuah pesan dari Sakura. Dengan ragu ia menekan
keypad touchscreennya.
From : Sakura
Hana ingin bertemu denganmu, ia tak berani mengirimu pesan. Makanya ia menyuruhku
mengirim pesan untukmu. Sebenarnya aku masih kesal denganmu... tapi... baiklah aku akan
membantumu, walaupun menyebalkan!! Nanti aku akan mengabarimu lagi!!
Received 04:30 PM
Sebuah senyuman terukir di wajah tampan Itachi. Ia berpikir hari ini tak sepenuhnya sial,
rupanya dewi Fortuna masih berpihak padanya. Itachi merasa beruntung memiliki sahabat
seperti Sakura, walaupun sifat temperamen itu membuatnya kelimpungan.

Dengan menghela napas lega, ia berheadbang sembari bibir tipisnya melantunkan lirik lagu
yang tengah ia dengarkan. Matanya fokus menatap layar Iphonenya, jarinya dengan lincah
memainkan keypad touchscreen tersebut. Yakalian bisa menebak apa yang sedang
dilakukan pemuda satu ini.
Itachi berpikir apa salahnya sembari menunggu kabar dari Sakura ia menghabiskan waktunya
di cafe ini sambil memainkan game yang sempat tertunda. Walaupun ia sedikit risih dengan
tatapan gadis-gadis bahkan ibu-ibu yang menatapnya layaknya hidangan besar siap disantap.
Namun, dari semua keberuntungan itu, tak mungkin pemuda satu ini luput dari kesialan,
bukan? Gara-gara tadi pagi ia menyantap makanan ibunya yang katanya masih tahap
percobaan, alhasil sekarang perutnya mengeluarkan reaksi tak baik.
Kenapa harus sekarang? Batinnya berkecamuk dengan lebay. Itachi menahan rasa sakit di
dalam perutnya. Reaksi tak baik itu tidak saja menimbulkan sakit diperutnya, tapi juga ingin
membuatnya mengeluarkan sebuah gas yang biasanya sering dinamakan kentut.
Setelah lama berpikir sembari menahan rasa sakit, Itachi telah mengambil keputusan. Ia
memutuskan untuk mengeluarkannya di sini, tak mungkin pengunjung di cafe ini bisa
mendengar suara kentutnya, karena suara musik yang diputar oleh pemilik cafe ini terlalu
keras. Ya... walaupun baunya masih bisa tercium. Tapi ia tak peduli, apa jadinya ia terus
menahannya? Tanpa ragu-ragu Itachi mengeluarkan gas dari perutnya. Dengan perasaan lega
ia memejamkan matanya sesaat dan merasakan rasa sakit di perutnya sedikit berkurang.
Atensinya mengarah pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah
pukul lima, pikirnya. Ia sudah menghabiskan waktunya dua jam penuh bersama sahabat
perempuannya, Sakura.
Menghela napas pelan, Itachi bangkit dari duduknya. Iris obsidiannya menatap lurus, dan hal
yang dapat ia lihat adalah sekelompok gadis berseragam SMP diseberangnya terkikik sembari
mata mereka menatap ke arah Itachi. Itachi hanya memaklumi, hal itu sering terjadi. Ia
berbalik memutar menuju pintu kaca cafe. Kedua alisnya bertautan, heran dengan tingkah
semua pengunjung yang kini menatapnya geli sembari menahan tawa.
Dengan cueknya Itachi tetap meneruskan langkahnya menuju pintu kaca cafe. Sebelum ia
meraih gagang besi itu. Itachi membeku. Matanya melotot sempurna. Batinnya meraung
dengan horornya. Itachi baru ingat, sedari tadi cafe ini tak pernah memainkan sebuah alunan
musik satu pun. Memorinya berputar, merekonstruksi hal apa saja yang telah ia lakukan.
Ingatannya mengarah pada kejadian sebelum Sakura pergi meninggalkannya, ia memasang
headset yang terhubung dengan Ipodnya yang kini berada di kantung celana panjang
berwarna hitamnya. Tak mau memakan banyak waktu, Itachi dengan gesit meraih gagang
besi itu dan keluar dengan wajah memerah menahan malu. Ah~ ia bertekad tak akan pernah
menginjakkan kakinya di cafe ini lagi. Walaupun itu disogok dengan beribu-ribu game yang
ia inginkan.
.

.
.
.
-OwariYAK! Vanille datang membawa updatean fict Vanille yang gaje ini. Kali ini menceritakan
persahabatan antara Itachi dan Sakura yang ceritanya mereka memiliki kesamaan umur.
Jadi, otomatis mereka lebih tua daripada Naruto CS. Oh, ya! Itachi dan Sakura juga beda
sekolah ama Naruto CS. Mereka berdua disekolah umum, sedangkan Naruto CS
disekolah khusus laki-laki *ingat-ingat ya~*
Hmmmph... dengan segala kekurangannya, mohon dimaafkan jika banyak typo misstypo,
ataupun ketidak tepatan kalimat yang saya tulis. Maka dari itu reader-san mohon dengan
hati yang ikhlas mau mengklik button berwarna biru bertuliskan Review This Fiction
ARIGATOUUUUUU!!! ^.^

Anda mungkin juga menyukai