Anda di halaman 1dari 5

2.3.

Evaporasi
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap
air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan
dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar
pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan.
Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekulmolekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai
derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer
energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan
energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat
permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan
"menguap"
Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam
gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini
memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu
sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan
lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun
cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih
lambat dan karena itu lebih tak terlihat
Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan
berkumpul menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang
berukuran kecil dapat bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan
turun hujan. [1]. Siklus air terjadi terus menerus. Energi surya menggerakkan
penguapan air dari samudera, danau, embun dan sumber air lainnya. Dalam
hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan penguapan di dalam
stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi.dan
evaporasi pada tumbuhan ada disini.

Gambar 2.1 proses evaporasi

Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :


1) Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di
permukaan tanah. Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
2) Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang
dengan uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas).
Besar kecilnya penguapan dari muka air bebas dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
1) Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya).
2) Tekanan udara .
3) Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar
penguapannya
4) Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan
semakin kecil.
4) kecepatan angina
5) Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin
kecil
6) Sinar matahari
7) Temparatur
Ada beberapa konsep penting :
1)Transpirasi, yaitu proses hilangnya air dalam tumbuhan akibat penguapan
melalui stomata daun.
2)Evapotranspirasi, yaitu penguapan yang terajdi pad permukaan air, tanah,
maupun tumbuhan air pada suatu DAS
3)Potential evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan luas dan
waktu yang terjadi pada keadaan atmosfer saat itu, apa bila tersedia cukup
air.
4)Actual evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan luas dan
waktu yang benar-benar terjadi pada saat itu.
5)Potential evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal dari
tumbuhan, tubuh air, permukaan tanah dalam keadaan jenuh pada kondisi
iklim saat itu (syarat air yang tersedia berlebihan).
6)Actual evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal dari
tumbuhan,tubuh air, permukaan tanah dalam keadaan jenuh yang benarbenar terjadi pada saat itu.

2.3.1. Evaporator

Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau


keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri
dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana
cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari
cairan lalu dimasukkan ke dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi)
atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan)
biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi.Larutan yang
sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah
menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri
makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh
(merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator
mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator.
Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada
sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh
cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan
energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum,
memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.

2.3.2. faktor-faktor
Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi
maupun evapotranspirasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi,
yang meliputi : radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara, dan
kecepatan angin. Untuk memperkirakan besarnya penguapan yang terjadi
diperlukan data-data tersebut. Beberapa instansi seperti BMKG, Dinas
Pengairan, dan Dinas Pertanian secara rutin melakukan pengukuran data
klimatologi.
1)Radiasi Matahari
Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari
zat cair menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air
(penyubliman) diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk
penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari
merupakan sumber utama panas dan mempengaruhi jumlah evaporasi di
atas permukaan bumi, yang tergantung letak pada garis lintang dan
musim.
Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang
tergantung pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada
bulan Desember kedudukan matahari berada paling jauh di selatan,
sementara pada bulan Juni kedudukan matahari berada palng jauh di

utara. daerah yang berada di belahan bumi selatan menerima radiasi


maksimum matahari pada bulan Desember, sementara radiasi terkecil
pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang sampai
ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan
oleh awan dinyatakan dalam persentase dari lama penyinaran matahari
nyata terhadap lama penyinaran matahari yang mungkin terjadi.
2)Temperatur
Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh
terhadap evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar
kemampuan udara untuk menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi
temperatur, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air
semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk
uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah evaorasi lebih
tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin).
Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif
kecil.
3)Kelembaban Udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di
atas permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air.
Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada
waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas
permukaan
air,
sehingga
udara
mengandung
uap
air.
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air.
Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan
uapnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin
kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di
atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai
tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan terhenti.
Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut
cukup luas, mempunyai kelembaban udara tinggi. Kelembaban udara
tergantung pada musim, di mana nilainya tinggi pada musim penghujan
dan berkurang pada musim kemarau. Di daerah pesisir kelembaban udara
akan lebih tinggi daripada di daerah pedalaman.
4)Kecepatan Angin
Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan evaporasi
menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh terhadap
uap air dan proses evaporasi terhenti. Agar proses penguapan dapat
berjalan terus lapisan udara yang telah jenuh tersebut harus diganti
dengan udara kering. Penggantian tersebut dapat terjadi apabila ada
angin. Oleh karena itu kecepatan angin merupakan faktor penting dalam
evaporasi. Di daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih
besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam.

Untuk di negara Indonesia, kecepatan angin relatif rendah. Pada musim


penghujan angin dominan berasal dari barat laut yang membawa banyak
uap air, sementara pada musim kemarau angin berasal dari tenggara yang
kering.

http://id.wikipedia.org/wiki/Evaporator
http://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan
http://versesofuniverse.blogspot.com/2013/09/pengertian-evaporasikondensasi.html
http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-dan-faktor-evaporasi.html
http://www.fisiologi-pohon.com/perbedaan-transpirasi-dengan-evaporasidan-gutasi/

Anda mungkin juga menyukai