4.1
selanjutnya, dalam hal ini untuk lebih mengerti mengenai informasi yang ada,
fungsi-fungsi yang terdapat dalam sistem serta bagaimana performa sistem
tersebut. Hasil analisis tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk proses
pemecahan masalah yang ada, sehingga akan mampu memberikan alternatif
solusi. Dalam pencarian solusi ini sistem dituntut untuk dapat memenuhi
spesifikasi yang dibuat agar mampu memberikan hasil yang optimal.
4.2.1
Untuk
menyesaikan
permasalahan
steganografi
pada
citra
GIF
38
39
40
bilangan yang sangat besar karena konversi diperoleh dari biner yang
besar. Namakan bilangan yang diperoleh ini sebagai M.
Spesifikasi proses dapat dilihat pada dokumen teknis hal 17 (baris 18 38)
5. Encode
Lakukan iterasi terhadap variabel i dengan nilai i dari 1 sampai N.
Setiap warna dengan urutan N-i dipindahkan ke posisi baru kemudian
cari M selanjutnya. Dengan rumus dibawah ini.
N : jumlah palet
M : jumlah pesan
Iterasi M mod i (to N)= posisi baru
M div i (to N)= nilai M iterasi selanjutnya
Masukkan palet warna baru hasil iterasi pada langkah diatas ke dalam
palet warna berkas GIF. Apabila ada sebuah tempat yang diisi oleh 2
buah warna, maka warna yang sebelumnya menempati tempat tersebut
akan digeser satu tempat berikutnya.
Apabila besar dari palet warna yang baru lebih kecil dari 256, maka
palet warna berikutnya akan diisi dengan warna terakhir dari palet
warna sebelumnya. Kemudian palet warna yang baru pada berkas GIF
menghasilkan berkas GIF yang baru dengan ukuran dan citra yang
sama namun telah disisipi pesan.
41
Spesifikasi proses dapat dilihat pada dokumen teknis hal 19 (baris 39 58)
4.1.1.2.Decoding
Stego Image atau citra yang telah
3.
42
4.
Decode
Anggap pesan sebagai bilangan M, dengan nilai awal 0.
Lakukan iterasi terhadap variabel i dengan nilai i dari N sampai 1.
Untuk mencari nilai asli M, M dikali i, kemudian M ditambahkan
posisi palet warna yang memiliki nilai konversi terkecil. Palet warna
yang telah diiterasi pada langkah 5 kemudian dihapus dan palet warna
berikutnya digeser satu tempat sebelumnya.
Kemudian konversikan bilangan M ke dalam bentuk biner.
Pada pesan biner diambil tiap 8 karakter untuk dikonversi menjadi
desimal suatu karakter tertentu. Kumpulan karakter tersebut
merupakan pesan yang ada di dalam image GIF.
Spesifikasi proses dapat dilihat pada dokumen teknis hal 19 (baris 59 72)
43
1. Menerima inputan data berupa data gambar sebagai media sisipan dan
data pesan rahasia yang akan disisipkan.
2. Melakukan teknik steganografi dengan menggunakan algoritma
gifshuffle.
3. Menampilkan perubahan susunan palet warna padafagambar yang telah
disisipkan .
4. Menyimpan gambar yang telah disisipkan.
5. Mengurai kembali pesan yang telah disisipkan pada gambar.
4.2.2
44
disimpan dengan merubah posisi palet warna gambar tersebut, sehingga media
sisipan tidak akan berubah secara kualitas maupun kuantitas (ukuran).
Setelah proses penyisipan pesan, user dapat menampilkan dan mengurai
kembali pesan didalam gambar tersebut.
4.2.4
45
DFD level 1 serta Perancangan Perangkat Lunak dapat dilihat pada Dokumen
Teknis.
4.3. Pembahasan
Pada pengujian ini menggunakan media citra dengan format GIF dengan
kedalaman warna citra sebesar 8bit, resolusi 128x128dan kapasitasnya 17,5 Kb.
Sedangkan teks yang disisipkan dalam citra diambil dari berkas teks dengan
kapasitas sebesar 202 bytes.
Setelah dilakukan penyisipan pesan maka citra dengan format GIF tidak terlalu
banyak mengalami
galami perubahan hal ini terlihat dari gambar 4.3 yang telah
mengalami penyisipan pesan. Tidak terlihat
hat perbedaan sama sekali.
46
Dari gambar 4.2 dan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa dalam aplikasi ini perubahan
palet warna citra asli dan citra stego yang diakibatkan oleh penyisipan pesan
masih belum dapat dideteksi oleh mata manusia. Berikut ini adalah posisi palet
warna yang berubah dari
d citra asli menjadi citra stego:
Gambar 4. 4 Posisi palet warna dalam citra asli yang telah diurutkan
berdasarkan besar integernya.
47
Tabel 4.1 menunjukkan posisi nilai RGB palet citra asli sebelum diurutkan
(A) berdasarkan aturan, merah (R) * 65536 + hijau * 256 + biru, setelah RGB
dikonversi ke aturan tersebut, kemudian diurutkan berdasarkan besar integer yang
mewakili warna tersebut dari yang terkecil ke besar (B).
48
Tabel 4. 1 Posisi nilai palet citra asli sebelum dan sesudah diurutkan dari kecil
ke besar berdasarkan besar integer
No
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
R
0
4
4
4
6
10
12
12
12
15
16
...
223
223
225
230
233
236
238
238
238
255
G
0
4
4
15
36
6
4
4
63
18
13
...
240
247
147
241
228
175
205
230
234
255
B
0
4
12
4
5
21
4
12
6
29
12
...
107
134
109
161
109
139
179
226
132
255
Integer
0
263172
263180
265988
402437
656917
787460
787468
802566
987677
1051916
...
14676075
14677894
14783341
15135137
15328365
15511435
15650227
15656674
15657604
16777215
Posisi Awal
(A)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
...
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
Posisi Akhir
(B)
0
1
2
5
245
238
167
7
111
137
226
...
78
151
15
208
45
49
71
204
91
57
Setelah palet citra diurutkan dari terkecil ke besar berdasar nilai konversinya,citra
dapat disisipi pesan (encoding). Pada proses encoding dilakukan iterasi terhadap
variabel i dengan nilai i dari 1 sampai jumlah palet (N), setiap warna dengan
urutan N-i dipindahkan ke posisi baru yaitu hasil dari desimal pesan di mod
i,kemudian desimal pesan di div i. Iterasi ini dilakukan berulang sampai desimal
pesan habis. Apabila satu posisi diisi dua warna, warna yang sebelumnya digeser
49
satu tempat ke berikutnya. Dan tabel 4.2 menunjukkan posisi palet citra yang telah
diurutkan (B) dan posisi palet citra yang telah disisipkan pesan (C).
Tabel 4. 2 Posisi nilai palet citra asli yang telah diurutkan dan posisi palet citra
setelah di-encoding
No
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
R
0
4
4
87
91
4
53
12
114
56
138
...
6
151
155
102
184
201
137
74
91
167
167
G
0
4
4
24
136
15
90
4
191
8
201
...
36
165
63
173
220
230
198
160
91
200
200
B
0
4
12
10
39
4
36
12
83
8
122
...
5
89
62
39
122
89
103
55
47
88
88
Integer
0
263172
263180
5707786
5998631
265988
3496484
787468
7520083
3672072
9095546
...
402437
9938265
10174270
6728999
12115066
13231705
9029223
4890679
5987119
10995800
10995800
Posisi Awal
(B)
0
1
2
48
59
3
25
7
92
26
148
...
4
161
177
68
209
231
141
42
58
189
189
Posisi Akhir
(C)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
...
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
Dari tabel 4.2, palet warna menjadi 256 sedangkan palet citra asli hanya
255. Ini terjadi karena dalam proses encoding, apabila besar palet warna yang
baru lebih kecil dari 256, maka palet warna berikutnya akan diisi dengan palet
50
warna terakhir dari palet warna hasil encoding. Jadi palet ke-256 diisi sama
seperti palet ke-255.
4.4. Pengujian Ketahanan Media Penampung
Karakteristik steganografi yang baik adalah imperceptibility tinggi, fidelity
tinggi,
recovery maksimum
dan
robustness tinggi
(Kusnendar,
2009).
Setelah citra stego dilakukan perubahan secara vertikal flip ternyata pesan
dapat diekstraksi lagi. Karena palet citra tidak berubah setelah dilakukan vertikal
flip, seperti ditunjukkan pada gambar 4.7 :
51
2. Rotation
Rotasi adalah teknik pembalikan gambar dengan derajat tertentu. Gambar
di bawah ini mengunakan rotasi dengan 90 derajat.
52
adalah
perubahan
warna
agar
mendekati
hitam-putih.
53