Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEKNOLOGI SERAT, KARET, GUM DAN RESIN

Judul :
Kulit Samoa

Disusun oleh :
Kadek Didit Agus P.
Nur Hasanah
Rifqi Fakhirin
Eldora Kurniawan

(F34120030)
(F34120031)
(F34120032)
(G44120041)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan kulit samoa adalah kulit
domba maupun kulit kambing. Kulit merupakan salah satu jenis hasil ternak yang
sekarang ini telah dijadikan sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga
yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari data statistik nilai ekspor kulit
Indonesia, dimana pada tahun 2008 nilai ekspor kulit mencapai 7,600 kg dengan
harga jual US$ 100,000,000. Nilai ekspor yang tinggi ini dapat memberi
keuntungan yang cukup baik bagi industri kulit yang ada di Indonesia. Pada
umumnya kulit dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sepatu, jaket, dompet, ikat
pinggang serta masih ada beberapa produk-produk lain yang memanfaatkan kulit
sebagai bahan bakunya, seperti kerupuk kulit dan gelatin untuk bahan pangan
( Anonim, 2013).
Produk Yang Dihasilkan
Kulit domba diproses melalui penyamakan menghasilkan kulit yang
lembut. Kulit domba umumnya digunakan untuk pembuatan chamois cloth yang
merupakan bahan kain yang digunakan untuk mencuci mobil (Schoenian 2015).

Gambar 1. Chamois Cloth


Sumber: www.therange.co.uk
Kulit domba juga banyak digunakan sebagai bahan pakaian, misalnya
sarung tangan (glove, mitten), topi, penghangat telinga (ear muff), alas kaki, dan
jaket. Kulit domba banyak dipilih sebagai bahan jaket karena memiliki durabilitas
yang baik. Selain itu, kulit domba dapat mempertahankan panas sehingga cocok
digunakan untuk bahan jaket. Kulit domba juga memiliki resistensi terhadap air.
Hal ini dimungkinkan karena seratnya dapat menyerap uap air 30% beratnya tanpa
menyebabkan kulit menjadi lembab (Overland Sheepskin Co. 2015) Kulit domba
juga memiliki sifat anti-bakteri dan hypoallergenic. Bahan kulit ini juga bersifat
anti jamur dan tungau debu sehingga merupakan pilihan yang tepat untuk orangorang yang memiliki alergi tertentu. Tekstur kulit yang lembut merupakan alasan

kulit domba dipilih untuk menjadi bahan pakaian anak-anak dan alas tidur untuk
bayi (US Sheepskin 2014).

Gambar 2. Jaket Musim Dingin


Sumber :http://ussheepskin.com

Gambar 3. Sarung Tangan


Sumber:www.downunderweb.com

Gambar 4 . Sepatu Salju


Sumber:ussheepskin.com
Penggunaan kulit domba meluas ke bidang aksesoris mobil. Salah satu
contoh produk aksesoris mobil yang menggunakan kulit domba adalah kulit
pelapis kursi mobil. Kulit domba memiliki sifat breathable , nyaman, lembut, dan
dapat bertindak sebagai insulator suhu. Kulit domba juga tidak menyebabkan
listrik statis, dapat menyerap keringat dan menguapkannya 7 kali lebih cepat
dibandingkan bahan sintesis, serta resisten terhadap kotoran dan bakteri (US
Sheepskin 2014).

Gambar 5. Kulit Tempat Duduk


Sumber:ussheepskin.com

Teknologi Proses Pengolahan


Penyamakan minyak adalah penyamakan kulit menggunakan minyak,
biasanya minyak ikan, untuk menghasilkan kulit samak minyak (chamois leather).
Metode tradisional pembuatan kulit samoa adalah mengimpregnasi kulit domba
split basah dengan minyak ikan dalam fulling stocks dan kemudian
menggantungnya dalam stoves hangat untuk oksidasi minyak. Minyak yang
teroksidasi tersebut memiliki kemampuan menyamak kulit. Kedua proses tersebut
dapat diulang sampai kulit tersamak dengan memadai. Kelebihan minyak dari
kulit dihilangkan dengan pengepresan hidrolik dilanjutkan dengan pencucian
akhir dalam air alkalin hangat. Kulit tersebut kemudian digantung untuk
pengeringan dan kemudian dilanjutkan ke finishing (Sharpouse 1995; Dewhurst
2004). Minyak yang dibutuhkan dalam penyamakan tergantung dari jumlah bahan
(kulit) yang akan disamak. Minyak tersebut akan melakukan cross-link dengan
protein yang ada di kulit untuk membentuk kulit samak (Suparno 2006).
Dasar penyamakan minyak modern adalah mengoksidasi minyak ikan
yang sudah diaplikasikan pada kulit setelah penghilangan kapur (delimed pelt)
dengan bantuan oksigen atmosfir pada kondisi terkendali. Bahan penyamak
gliserida tak jenuh yang biasa digunakan adalah minyak cod dan minyak sardine.
Asam-asam lemak tersebut memiliki sampai enam ikatan ganda dalam rantai
alifatiknya yang memberikan produk reaksi dari oksidasi dan polimerisasi untuk
memberikan efek penyamakan minyak pada kondisi penyamakan normal
(Sharpouse 1995). Menurut Judoamidjojo (1981), penyamakan minyak
berlangsung minyak berlangsung dalam dua fase, mula-mula minyak diambil oleh
kulit secara mekanis, kemudian dilanjutkan dengan proses oksidasi. Dalam proses
pengikatan yang penting adalah terdapatnya paling sedikit dua ikatan rangkap
dalam molekul. Pada proses oksidasi, ikatan rangkap mengambil dua atom
oksigen dan membentuk peroksida. Sebagian dari peroksida dapat bereaksi
dengan gugus asam amino dari kolagen.
Proses penyamakan kulit dimulai dari kulit pikel yang disamak awal (pretanning) dan setelah itu dilakukan shaving. Kemudian, kulit shaving dicuci lalu
diolesi dengan minyak. Setelah itu, kulit tersebut diberi perlakuan untuk penetrasi

minyak ke kulit dan diberi perlakuan oksidasi. Setelah proses oksidasi, kulit
dicuci untuk menghilangkan minyak yang tidak menempel pada kulit. Bahan
penyamak yang digunakan untuk penyamakan awal dalam produksi kulit samoa
adalah formaldehida, glutaraldehida atau oksazolidin. Bahan-bahan tersebut dapat
berfungsi sebagai penyamak tunggal atau kombinasi. Suhu kerut kulit samak
aldehida adalah 80-85oC (Suparno 2009).
Standar Mutu Bahan Baku
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 06-2739-1992 mengenai standar
kulit domba mentah basah, menjelaskan mengenai standar yang harus dipenuhi
dalam memenuhi kriteria kulit domba mentah yang baik adalah sebagai berikut.
Standar seleksi kulit mentah standar industri, antara lain sebagai berikut :
I.
Kulit Domba Mentah Basah
Standar ini meliputi Diskripsi, klasifikasi, persyaratan, penandaan dan
pengemasan serta pengambilan contoh. yaitu sebagai berikut :
II.
Diskripsi
Kulit Domba Mentah Basah adalah kulit yang diperoleh dari hasil
pemotongan ternak domba, dimana kulit tersebut telah dipisahkan dari
seluruh bagian dagingnya, baik yang segar maupun yang digarami.
III.
Persyaratan
1. Kriteria dan spesifikasi
a. Bau, berbau khas kulit domba
b. Warna dan kebersihan, merata, segar/cerah, bersih dan tidak ada
warna yang mencurigakan
Bulu, tidak rontok
c. Ukuran kulit, dasar penentuan ukuran kulit dipergunakan lembar
kulit atau panjang kulit dalam cm/feet square
d. Elastisitas, cukup elastic
e. Kandungan air
Kulit mentah segar, maksimum 66 %
Kulit mentah garaman, maksimum 25 %
IV. Cacat
a. Mekanis : luka cambukan, goresan potongan pisau dan lain lain
b. Parasit : caplak, lalat dan lain lain
Bahan pengawet, garam Na CL khusus untuk kulit garaman
Teknik, kontaminasi dan hygiene
V. Teknik
Kulit setelah dipisahkan dari karkas kemudian dibersihkan dari sisa-sisa
daging/lemak yang menempel pada kulit kemudian kulit diawetkan dengan
penggaraman dengan 2 cara yaitu:

a. Sistem pencelupan dalam larutan garam yaitu setelah kulit


dibersihkan kemudian dicelupkan kedalam larutan garam jenuh
selama 24 jam, lalu ditiriskan kemudian ditaburi kristal garam
secukupnya untuk kemudian ditumpuk pada tempatnya.
b. Sistem penaburan garam kristal yaitu setelah kulit dibersihkan lalu
ditaburi kristal garam secukupnya untuk kemudian ditumpuk pada
tempatnya
Catatan : penumpukan kedua cara ini diperhatikan agar tumpukan kulit
paling bawa diberi alas papan dan jangan mencuci kulit dengan air sebelum
kulit digarami. Kulit siap untuk di proses lebih lanjut di industri
penyamakan kulit.
VI.

Kontaminasi
Tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme dan serangga serta larvanya.
VII.
Hygiene
Tempat penyimpanan harus bersih dan mudah dikontrol
VIII.
Mutu kulit
1. Mutu kuit I
Dengan syarat berbau kulit khas kulit domba cerah bersih, tidak ada cacat
(lubang-lubang, penebalan kulit). Kandungan airnya pada kulit mentah
segar maksimum 66 %, sedangkan pada kulit mentah garaman 25%.
2. Mutu II
Dengan syarat berbau khas kulit domba, cerah, bersih, cukup elastis,
terdapat sedikit cacat diluar daerah punggung (croupon) dan bulu tidak
rontok. Kandungan airnya pada kulit mentah segar maksimum 66 %,
sedangkan pada kulit mentah garaman maksimal 25 %.
3. Mutu kulit III
Dengan syarat berbau khas kulit domba, warna tidak cerah, kurang elastis,
tidak utuh/banyak cacat dan ada kerontokan bulu, Kandungan airnya pada
kulit mentah segar maksimum 66 %, sedangkan pada kulit mentah
garaman maksimal 25 %.
4. Afkir / Reject
Menyimpang dari mutu I,II, dan III
IX.
Penandaan dan pengemasan
1. Penandaan
a. Mutu kulit I
b. Mutu kulit II
c. Mutu kulit III
2. Pengemasan.
a. Kulit dikemas berdasarkan lasifikasi mutu dengan memakai label yang
berisi
b. Nama pemilik
c. Mutu kulit
d. Jumlah lembar kulit

X.

Pengambilan contoh
Cara pengambilan contoh, untuk setiap mutu contoh (sample) di ambil
secara acak 5 % dari jumlah lembar kulit atau minimal 1 (satu) lembar
kulit,diuji organoleptis dan diambil oleh petugas yang bersertifikat dan
berpengalamanyang ditetapkan oleh direktur jendral peternakan atau pejabat
yang ditunjuk olehnya. Pemeriksaan organoleptik dengan nomor : Nomor
008-MP / SPI- NAK.
Standar Mutu Produk

Standar mutu kulit Samoa berdasarkan SNI 06-1752-1990


No
1
1.
1
1.
2
1.
3
2
2.
1
2.
2
2.
3
2.
4
2.
5
2.
6
3
3.
1
3.
2

Uraian

Satuan

Persyaratan
Min.
Maks.

Keterangan

Kimiawi
Kadar Minyak

10

Kadar Abu

pH

Sesudah
disarikan
minyaknya

Fisik
Tebal

Mm

0,3

N/mm2

7,5

50

Kekuatan jahit

N/mm2

40

Kekuatan sobek

N/mm

15

Penyerapan air
2 jam
24 jam
Organoleptik

%
%

100
200

Kekuatan tarik
Kemuluran

Keadaan kulit
Warna

Halus
Kuning muda/
mendekati
putih

Persyaratan mutu kulit samoa untuk kulit sarung tangan

1,2

seperti beludru

Parameter
Kadar abu
Bahan-bahan lemak
Kekuatan tarik
Ektensi pada 2 N/cm
Elongation at break
Kemampuan cuci
Nilai pH

Persyaratan
maks. 6%
maks. 10%
min. 10 N/cm2
min. 30
min. 50%
maksimum suhu pencucian 30
2oC
Aqueous extract (1:20), 8,5

Persyaratan mutu kulit samoa untuk orthopedic leather


Parameter
Bahan-bahan lemak
Kadar abu total
Nilai pH (ekstrak)
Kekuatan tarik
Elongation at break
Absopsi air
setelah 2 menit
setelah 1 jam
Bahan-bahan berbahaya

Persyaratan
maks. 20%
maks. 6%
4,0-8,0
min. 1000 N/cm2
min 50%
min. 150%
min. 175%
Tidak mengandung bahan-bahan berbahaya
Neraca Massa

Gambar 1. Neraca massa pembuatan kulit samoa


Sumber: Suparno dan Wahyudi (2012)

Kulit pikel

Penimbangan

Pencucian 1
(20 menit, 8oBe)

NaCl 8-10%
Air 200%

NaCl 8-10%
Air 200%

Pencucian 2
(1o menit, pH min 3, 8oBe)

Relugan GT50 1.5%


Air 9%

Natr. formiat 1%
Air 10%

Natr. Karbonat 2%
Air 10%

Air 10%

Air cucian

Pretanning 1
(3x15+30 menit)

Pretanning 2
(4x10+20 menit)

Pretanning 3
(3x15 menit)

Pretanning 4
(1 jam, pH 8)

Shaving
(0.7 0.8 mm)

Kulit shaving

Air cucian

Gambar 6. Diagram Alir Proses Penyamakan Awal


(Suparno, Kartika, Muslich 2013)
kulit

Penimbangan
Air cucian
Air 200%

Natr. Karbonat
0.5%
Air 100%

Pencucian 1
(3x10 menit)

Pengaturan pH
(10 menit, pH 8-9)

Penirisan
(1jam)

Setting out

Minyak biji karet 20%


Natr.karbonat 0.5%
Air 1.5%

Penyamakan

Pemeraman
(semalam)

Penetrasi minyak
( 8jam )

Oksidasi di togel
(9 hari)

Air cucian

Gambar 7. Diagram Alir Proses Penyamakan Minyak


(Suparno, Kartika, Muslich 2013)
X

natr. Karbonat 4%
eusapon 2%
Air 40oC 300%

Pencucian 2
(60 menit)

Air cucian

Air 40oC 1000%

Pencucian 3
(15 menit)

Air cucian

Setting out
natr. Karbonat 2%
eusapon 1%
Air 40oC 1000%

Pencucian 4
(60 menit)

Air cucian

Air 40oC 1000%

Pencucian 5
(15 menit)

Air cucian

Setting out

Pengeringan
(2 hari)

Stacking

Buffing
(0.3-1.2 mm)

Kulit samoa

Gambar 8. Diagram Alir Proses Penyamakan Minyak (lanjutan)


(Suparno, Kartika, Muslich 2013)
DAFTAR PUSTAKA

[SNI] Standar Nasional Indonesia SNI 06-2739-1992 mengenai standar kulit


domba mentah basah. Badan Standarisasi Nasional Indonesia
[SNI] Standar Nasional Indonesia SNI 06-1752-1990 mengenai standar mutu kulit
samoa. Badan Standarisasi Nasional Indonesia
Dewhurst J. 2004. Oil Tan Buff Leather-Mans First Leather?. Journal of the
Society of Leather Technologists and Chemists, 88(6) : 260-262.
Judoamidjojo RM. 1981. Teknik Penyamakan Kulit untuk Pedesaan. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Overland Sheepskin Co. 2015. https://www.overland.com (diakses 22 Oktober
2015)
Schoenian S.2015. Sheep101.http://www.sheep101.info (diakses 22 Oktober
2015)
Sharphouse JH. 1995. Leather Technicians Handbook. Northampton: Leather
Producers Association.
Suparno O. 2006. Potensi pemanfaatan biji karet di Indonesia. Bogor:
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Suparno O. 2009. Penyamakan kulit samoa (chamois leather). Bogor:
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Suparno O dan Wahyudi E. 2012. Pengaruh Konsentrasi Natrium Perkarbonat dan
Jumlah Air pada Penyamakan Kulit Samoa terhadap Mutu Kulit Samoa.
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol 22 (1):1-9 (2012).
Suparno O, Kartika IA, Muslich. 2013. Sains dan Teknologi Proses Produksi
Minyak/Lemak dan Kulit Samoa (Chamois Leather)
U.S. Sheepskin, Inc. .2014. ussheepskin.com (diakses 22 Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai