Basofilia Sebanyak 50% kasus polisitemia vera dengan keluhan gatal (pruritus) di
seluruh tubuh terutama setelah mandi air panas, dan 10% kasus polisitemia vera
dengan urtikaria, yaitu suatu keadaan yang disebabkan oleh meningkatnya kadar
histamin dalam darah sebagai akibat meningkatnya basofilia. Terjadinya gastritis
dan perdarahan lambung terjadi karena peningkatan kadar histamin.
>. Splenomegali. Splenomegali tercatat pada sekitar 75% pasien polisitemia vera.
Splenomegali ini terjadi sebagai akibat sekunder hiperaktivitas hemopoiesis
ekstramedular.
. Hepatomegali. Hepatomegali dijumpai pada kira-kira 40% polisitemia vera.
Sebagaimana
halnya
splenomegali,
hepatomegali
juga
merupakan
akibat
3.
Defisiensi vitamin B12 dan asam folat. Laju siklus sel darah yang tinggi dapat
mengakibatkan defisiensi asam folat dan vitamin B12. Hal ini dijumpai pada
30% kasus polisitemis vera karena penggunaan untuk pembuatan sel darah,
sedangkan kapasitas protein tidak tersaturasi pengikat vitamin B 12 (unsaturated
B12 binding capacity) dijumpai meningkat pada >75% kasus.
3.
10.
Keluhan lain yang tidak khas, seperti cepat lelah, sakit kepala, cepat
10.
Manifestasi
perdarahan
(10-20
%),
dapat
berupa
epistaksis,
1.
Gejala awal (early symptom). Gejala awal dari polisitemia vera sangat
minimal dan tidak selalu ada kelainan walaupun telah diketahui melalui tes
laboratorium. Gejala awal biasanya sakit kepala (48%), telinga berdenging
(43%), mudah lelah (47%), gangguan daya ingat, susah bernapas (26%),
hipertensi (72%), gangguan penglihatan (31%), rasa panas pada tangan/kaki
(29%), pruritus (43%), perdarahan hidung, lambung (24%), sakit tulang
(26%).
2.
trombosis, dengan
peningkatan asam urat (10%) yang berkembang menjadi gout dan peningkatan
risiko ulkus peptikum.
3.
alam bab ini dijelaskan mengenai gangguan fungsi neutrofil dan penyebab
peningkatan .au penurunan jumlah sel darah putih (tidak termasuk penyakit
hematologi berbahaya iperti leukemia). Defisiensi limfosit tidak akan dibahas
karena lebih tepat masuk alam bidang imunologi daripada hematologi.
4.
5.
6.
sukosit yang bersirkulasi dalam aliran darah berasal dari sumsum tulang.
unqsi Leukosit
Selain ukosit, tetapi juga sel-sel darah merah dan trombosit, dihasilkan
secara terus-menerus. alam keadaan normal, di dalam sumsum tulang
dapat ditemukan banyak sekali ukosit yang belum matang dari berbagai
jenis dan "pool" leukosit matang yang itahan sebagai cadangan untuk
dilepaskan ke dalam sirkulasi darah. Jumlah setiap nis leukosit yang
bersirkulasi dalam darah perifer dibatasi dengan ketat dan diubah ;esuai
kebutuhan" jika timbul proses peradangan. Artinya, dengan rangsangan
respons eradangan, sinyal umpan balik pada sumsum tulang mengubah laju
produksi dan engeluaran satu jenis leukosit atau lebih ke dalam aliran
darah.
7.
8.
Sranulosit
9.
10.
MimmmmHHMHHMHansKWiag
eosinofil, dan asofil. Tiga jenis sel ini dinamakan granulosit karena adanya
granula dalam sitoplasma. ranulosit akan tampak setelah diberi zat warna
tertentu. Dua jenis leukosit lain, yaitu
Lonosit
11.
Pada
saat
dilepaskan
ke
dalam
aliran
darah,
neutrofil
sekali
yang
terlihat
dalam
sitoplasma
eutrofil
sebenamya
granula
dalah
berbagai
zat
antimikroba.
Jadi,
neutrofil
12.
13.
14.
Makrofag
dalam
rongga
tubuh
dan
jaringan
penyambung
melakukan fungsi 'ang mirip polisi. Selain itu, pengambilan benda asing oleh
makrofag merupakan angkah pertama yang esensial dalam rantai peristiwa yang
berpengaruh pada respons mun. Fungsi sehari-hari yang penting dari sistem monositmakrofag melibatkan DToses hemoglobin sel darah merah yang sudah mencapai
akhir masa hidupnya. viakrofag menangkap dan menggunakan kembali unsur-unsur
yang penting ini iengan memecahkan hemoglobin menjadi dua bagian, satu bagian
yang mengandung Desi dan bagian lain yang tidak mengandung besi. Besi akan
dipakai kembali untuk -nembuat sel darah merah lain, peristiwa ini berlangsung di
dalam sumsum tulang. 3agian yang tidak mengandung besi diproses lebih jauh,
melepaskan substansi yang iikenal dengan nama bilirubin, yang mengalir dalam
darah menuju hati. Di hati, Dilirubin disaring oleh hepatosit dan disekresikan sebagai
bagian dari empedu.
15.
sangat kecil jntuk waktu yang cukup lama, yaitu sampai reaksi peradangan menjadi
kronis, <arena fungsi limfosit yang diketahui, semuanya berada dalam bidang
imunologi.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
saluran pernapasan.
22.
23.
24.
25.
Amerika Serikat adalah 1 dalam 500.000. Pada sebagian besar kasus disebabkan
karena hasil kekurangan NADPH oksidase. Sebagian besar kasus (65-75%) adalah
karena mutasi pada gen untuk CYBB sitokrom b, pada kromosom X. Bentuk X-linked
kadang-
Anemia Aplastik
Eritrosit Murni
26.
27.
dan
Anemia
idiopatik).
Sebagian
besar
kasus
anemia
aplastik
idiopatik
28.
adanya prekursor eritroid dalam sumsum tulang. Berbeda dengan anemia aplastik,
prekursor granulosit dan megakariosit berada dalam keadaan normal. Aplasia eritrosit
murni juga dapat iiwariskan atau diperoleh. Ada banyak penyebab aplasia eritrosit
murni didapat, beberapa di antaranya juga dapat menyebabkan anemia aplastik.
29.
kondisi khas anemia dan prekursor eritroid abnormal dalam sumsum tulang.
30.
31.
Hipersplenisme
Anemia megaloblastic vitamin B12 atau kekurangan folat Penyakit autoimun: lupus eritematosus sistemik (SLE
Infeksi berat
jarang terjadi, yang paling umum (sekitar dua pertiga kasus) adalah anemia
Fanconi, yang
32.
33.
34.
Anemia FanCOni.
35.
36.
Mani/estasi
Klinis.
Gambaran
klinis
anemia
Fanconi
tampak
37.
menjadi
termasuk
mielodisplasia,
leukemia
(biasanya
leukemia
mielogenous akut), dan lain-lain. Insidensi keganasan mulai meningkat setelah pasien
berumur
sekitar
10
tahun
dan
meningkat
secara
bertahap
seiring
dengan
bertambahnya umur.
38.
39.
diepoxybutane
atau
mitomycin
yang
menunjukkan
peningkatan
ketidakstabilan kromosom.
40.
41.
Sindrom
Schwachman-Diamond
adalah kelainan khas bawaan yang terjadi karena kekurangan eksokrin pankreas,
pansitopenia, perubahan tulang, dan lain-lain. Warisan bersifat resesif autosomal.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kerapuhan kromosom tidak meningkat. Pasien
dengan sindrom
43.
44.
45.
kelainan
DiskeratOSis Kongenita.
mukokutan
dengan
gangguan
hematologi
yang
bervariasi.
46.
47.
48.
49.
Penyebab anemia
aplastik didapat di antaranya yaitu radiasi pengion, bahan kimia, obat, infeksi
varus, dan sebab lainnya. Masing-masing dijelaskan berikut ini.
Bahan kimia. Bensol adalah bahan kimia yang paling terkait erat dengan
anemia aplastik. Benzena dan metabolitnya mengikat DNA, menghambat sintesis
DNA. Zat tersebut telah digunakan dalam pembuatan berbagai macam produk,
termasuk kulit, sepatu, cat, karet, pewama, obat-obatan, linoleum, baterai, dan
lain-lain. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai larutan dan pembersih.
Benzena ditemukan dalam knalpot mobil, beberapa sulingan minyak bumi, dan
asap rokok. Tanda-tanda toksisitas benzena dapat terjadi dalam beberapa minggu
dari keterpaparan atau mungkin tidak terjadi selama bertahun-tahun. Anemia
aplastik dapat berkembang lama setelah paparan telah berhenti. Benzena juga
telah dikaitkan dengan perkembangan leukemia mielogenous akut. Bahan kimia
lainnya yang telah dikaitkan dengan anemia aplastik mencakup hidrokarbon
lainnya dan pelarut organik, pestisida, dan arsen anorganik.
Obat. Obat merupakan penyebab kedua yang paling umum dari anemia aplastik,
bertanggungjawab untuk sekitar 15-25% kasus. Obat dapat menyebabkan
ar.emia aplastik dalam dua cara, yaitu: 1. Aplasia berhubungan dengan dosis dan
reaksi idiosinkratik yang tidak terduga. Jenis pertama dari reaksi dapat terjadi
pads siapa saja, 2. Jenis reaksi yangjarang terjadi, hanya sebagian kecil orang
yanj diberikan obat, dan dapat terjadi dengan dosis kecil.
Infeksi Virus. Infeksi virus adalah penyebab yang telah diakui pada anemia
aplastik, yang tersering adalah hepatitis. Sekitar 5-10% dari kasus anemia
aplastik tampaknya terkait dengan hepatitis. Virus hepatitis yang berhubungan
dengan anemia aplastik belum teridentifikasi, anemia aplastik tampaknya tidak
berhubungan dengan salah sacu hepatitis virus yang dikenal (A, B, C, D , E ,
atau G). Tanda-tanda anemia aplastik biasanya muncul sekitar 1-2 bulan setelah
timbulnya hepatitis, terjadi paling sering pada pria muda. Anemia aplastik juga
dapat terjadi oleh infeksi virus Epstein-Ban (EBV), HIV, parvovirus B 19, virus
dengue, dan flavivirus.
kehamilan
biasanya
diikuti
dengan
pemulihan
gangguan
lainnya
eritematosus
adalah
sistemik,
penyakit
autoimun
difus
fasciitis
(artritis
reumatoid,
eosinofilik),
lupus
thymoma,
Bab 7 Anemia
I 209
E\aluasi. Riwayat medis lengkap masa lalu dan riwayat keluarga (khususnya
yang, berkaitan dengan anemia atau penyakit hematologi lainnya) harus
diteliti. Riwayat pengobatan yang lengkap dan rinci wajib dilakukan,
termasuk obat yang digunakarL pada masa lalu maupun saat ini. Bertanya
tentang obat yang tidak diresepkan, diet-suplemen, dan obat herbal juga
merupakan
hal
yang
penting.
Riwayat
pekerjaari-diperlukan,
dengan
perhatian khusus pada paparan bahan kimia atau radiasi. Penting. juga untuk
menanyakan hobi, terutama mereka yang mungkin mengalami papararL
pelarut atau bahan kimia.
setidaknya dua jalur sel dan sering ketiganya. Apusan darah dapat menunjukkan
makrositosis ringan, tetapi kelainan morfologi lainnya dan sel imatur lainnya tidak
ditemukan.. Jumlah retikulosit menurun.
Sumsum Tulang. Aspirasi tulang sumsum dan biopsi diperlukan. Suatu hal
yang penting bahwa biopsi cukup memadai dengan ukuran untuk evaluasi
(minima] 1 cm), tanpa aspirasi luas atau kontaminasi artefak. Sumsum
tulang hiposelular. Aspirasi biasanya didominasi limfosit dan sel plasma,
prekursor hematopoietik normal semua jenis menjadi berkurang. Hal ini
penting sebagai perhatian untuk berhati-hati dalam mengevaluasi aspirasi
pada keadaan displastik. Mungkin ada displastik: pada prekursor eritroid
(diseritropoiesis), tetapi tidak ada perubahan displastik pads prekursor
granulosit atau megakariosit. Hitungan mieloblast dengan cermat jugs
diperlukan. Agregat limfoid sering ada, tetapi fibrosis, granuloma, dan
metastasis neoplasma tidak ada.
Diagnosis
Banding.
Diagnosis
banding
meliputi
semua
penyebab
mielodisplasis
hiposelular,
leukemia
akut
hiposelular,
dan
1.
2.
3.
tersedia.
Paroxysmal
nocturnal
hemoglobinuria
dapat
didiagnosis
dengan
adany
4.
orang dewasa, engan umur onset dalam dekade kelima sampai ketujuh.
Gambaran
khasnya
adalah
ecara
bertahap,
kelelahan,
dan
kelemahan.
Pemeriksaan fisik biasanya dalam batas lormal, kecuali pucat, dan dalam kasus
aplasia eritrosit murni idiopatik, dapat nenunjukkan perubahan dari penyakit
primer menjadi sekunder.
5.
6.
.aboratorium. Anemia normositik dan mungkin cukup parah. Jumlah leukosit dan
rombosit normal. Morfologi eritrosit pada apusan darah tepi tidak menunjukkan
celainan. Jumlah retikulosit menumn. Laktat dehidrogenase serum, bilirubin, dan
laptoglobin semua normal. Sumsum tulang normoselular, dengan adanya penurunan
prekursor eritroid (<1% dari sel-sel sumsum). Terdapat prekursor granulosit dan
negakariosit dan menunjukkan pematangan normal. Tidak ada kelainan morfologi
ialam seri limfosit, tetapi jumlahnya dapat meningkat, dan agregat limfoid mungkin
Tiuncul
pada
biopsi.
Adanya
proeritroblast
dengan
sitoplasma
bervakuola
menunjukkan <emungkinan infeksi parvovirus B19 atau gizi buruk. Suatu hal yang
jarang terjadi >raitu dapat didahului oleh periode diseritropoiesis, dengan eritroid
hiperplasia di sumsum tulang dan tahap pematangan proeritroblast atau eritroblast
basofilik.
7.
8.
Evaluasi. Evaluasi umumnya mirip dengan anemia aplastik. Riwayat medis lengkap
masa lalu diperlukan, dengan perhatian khusus untuk riwayat keluarga yang
mengalami anemia, serta daftar lengkap pemberian
obat-obatan.
Computed
9.
10.
Polisitemia
11.
12.
13.
Polisitemia Sekunder.
maka
produksi
eritrosit
akan
berlangsung
terns
tanpa