adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta penaggung jawab pendidikan itu
sendiri.[2]
Menurut Sidi Ghazalbi Lembaga ada yang tidak dapat berubah atau tetap dan ada
yang dapat berubah.
Puasa yaitu lembaga untuk memdidik jiwa, dengan mengendalikan dan kencendrungankecendrungan fisik dan psikologis.
7. Haji.
Haji yaitu lembaga pemersatu dalam komunikasi umat secara keseluruhan.
8. Ihsan.
Ihsan yaitu lembaga yang melengkapi dan meningkatkan serta menyempurnakan amal dan
ibadah manusia.
9. Ikhlas.
Ikhlas yaitu lembaga pendidikan rasa dan budi sehingga tercapai suatu kondisi kenikmatan
dalam beribadah dan beramal.
10. Takwa.
Takwa yaitu lembaga yang menghubungkan antara manusia dan Allah SWT sebagai suatu
cara untuk membedakan tingkat dan derajat manusia.
4. Lembaga ekonomi.
Lembaga ekonomi yaitu lembaga yang mengatur hibungan ekonomi masyarakat dengan
mencakup segala aspeknya.
5. Lembaga pergaulan social.
6. Lembaga politik.
7. Lembaga seni.
8. Lembaga Negara.
9. Lembaga Ilmu pengetahuan dan Tekhnologi.
10. Lembaga pendidikan.[3]
Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama dalam proses
perkembangan manusia menuju kedewasaannya, keluarga dikatakan sebagai pendidikan yang
pertama karena keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama bagi anak yang belum
masuk pada lembaga-lembaga pendidikan formal, dan secara tidak langsung orang tua adalah
guru pertama bagi anak-anak mereka. Dan dikatakan sebagai pendidikan yang utama, karena
pada usia balita sampai usia menginjak sekolah, anak cenderung untuk meniru, jadi secara
tidak langsung orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya. Apabila dari sejak kecil ia
dibiasakan baik, didik dan dilatih dengan baik, maka ia akan tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang baik pula. Sebaliknya, apabila ia dibiasakan berbuat buruk, nantinya ia
terbiasa berbuat buruk, sehingga ia menjadi celaka dan rusak. Dalam hadits dikatakan:
Artinya :Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, orangtuanya lah yang menjadikan ia
yahudi, nasrani, atau majusi.
Apa yang dapat kita lakukan sebagai orangtua dalam mengamban amanah mendidik
anak ini?. Mendampinginya saat ia menjalani hari-harinya, untuk terus tumbuh dan
berkembang menjadi manusia dewasa adalah alternative terbaik dalam mendidik anak,
memelihara fitrahnya, serta mengembangkan potensi dirinya yang unik, dengan tetap berpijak
pada orisinilitas dan individualitasnya sebagai hamba Allah.
Menurut UU no 2 tahun 1989 bab IV pasal 10 ayat 4:Pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah, yang diselenggarakan dalam keluarga
dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan..
Berdasarkan pendapat dan dictum UU tersebut, maka fungsi keluarga dalam pendidikan
adalah menyangkut penanaman, pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya
dan keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak
b. Formal.
Peran besarnya lebih banyak diarahkan pada pengembangan penalaran murid jalur
formal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan:
1) Umum
2) Kejuruan
3) Akademik
4) Profesi
5) Advokasi
6) Keagamaan.
Pendidikan formal coraknya dapat di wujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat.
Pendidikan dasar yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah berbentuk lembaga sekolah dasar (SD), dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sederajat.
Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun di
selenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyratan untuk mengikuti
pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal (TK
atau Raudatul Athfal), sedangkan dalam non formal bias dalam bentuk (TPQ, kelompok
bermain, taman/panti penitipan anak) dan/ atau informal (pendidikan keluarga, atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan).
Sedangkan pendidikan menengah yang merupakan kelanjutan pendidikan dasar terdiri
atas: pendidikan umum dan pendidikan keguruan dan yang berbentuk Sekolah Menengah
Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Keguruan (SMK), dan Madrasah
Aliyah Keguruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.
Yang terakhir adalah pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah. Pendidikan ini mencakup program pendidikan:
1) Diploma.
2) Sarjana.
3) Magister.
4) Doktor.
Yang
secara
umum
lembaga-lembaga
ini
dibentuk
dan
diformat
untuk
c. Non Formal.
Perannya lebih banyak pada pembentukan karakter social, pendidikan nonformal,
meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal meliputi lembaga
kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBN) dan
majlis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal dapat
dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan, Adapun pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah atau ingin melengkapi pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, yang berfungsi mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan kepada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.[4]
Memberikan bantuan dana atau fasilitas untuk mendukung dan meningkatkan kualitas sekolah
atau madrasah.
Memberi penilaian pengawasan terhadap mutu dan kualitas madrasah.
Memberikan masukan bagi sekolah atau madrasah dalam menyusun program.
rusak menjadi bahasa pasaran, dan bercampur baur dengan bahasa yang lain. Sedangkan di
Badiah, bahasa Arab masih dipertahankan keasliannya dan kemurnian bahasa Arab, yang
masih memperhatikan kefasihan berbahasa dengan memelihara kaidah-kaidah bahasa. Oleh
karena itu, khalifah mengirim anak-anaknya untuk belajar bahasa di sana.
Rumah sakit
Dalam rangka menyebar kesajahteraan umat islam, maka rumah sakit fungsinya tidak hanya
untuk merawat dan mengobati orang sakit, tetapi juga untuk mendidik tenaga-tenaga yang
berhubungan dengan perawatan dan pengobatan. Rumah sakit juga tempat pratikum dari
sekolah-sekolah kedokteran yang didirikan di luar rumah sakit.
Perpustakaan.
Para ulama dari berbagai macam keahlian ilmu, menulis buku-buku dalam bidang masingmasing untuk diajarkan kepada para penuntut ilmu, bahkan ulama mengizinkan para penuntut
ilmu untuk belajar di pustaka pribadinya. Ada juga perpustakaan umum yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau wakaf para ulama.
Mesjid.
Pada zaman nabi, masjid menjadi pusat informasi tempat musyawarah, menyampaikan
penerangan agama dan menyelenggarakan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]