Anda di halaman 1dari 12

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Lembaga Pendidikan Islam


I. Pengertian Lembaga pendidikan Islam.

Pendidikan islam termasuk masalah social, sehingga dalam kelembagaannya tidak


lepas dari lembaga-lembaga social yang ada. Maksud lembaga social adalah suatu bentuk
organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-peranan dan relasi
yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hokum,
guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan social dasar
Dengan demikian lembaga Pendidikan Islam adalah suatu wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan islam atau organisasi yang diadakan untuk untuk
mengembangkan lembaga-lembaga social baik yang permanen maupun yang berubah-ubah.
Lembaga ini mempunyai pola-pola terbentuk dalam memerankan fungsinya, serta
mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berada dalam naungannya,
sehingga lembaga ini mempunyai kekuatan hukum tersendiri.[1]
Lembaga pendidikan islam merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh
kebutuhan-kebutuhan masyarakatyang didasari, digerakkan, dan dikembangkan oleh jiwa
islam (al-quran dan sunnah). Lembaga pendidikan islam secara keseluruhan, bukanlah
sesuatu sesuatu yang dating dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mempunyai hubungan erat dengan kehidupan islam secara umum. Islam telah mengenal
lembaga pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada nabi Muhammad saw.
Secara terminiologi menurut Hasan Langgulung, lembaga pendidikan adalah suatu
system peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, normanorma, ideology-ideologi dan sebagainya, baik tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan
material dan organisasi simbolik.
Defenisi lain tentang lembaga pendidikan adalah suatu bentuk organisasi yang
tersusun relatif tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-peranan relasi-relasi yang terarah
dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sangsi hokum, guna
tercapainya kebutuhan-kebutuhan social dasar.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung
pengertian kongkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian yang abstrak, dengan

adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta penaggung jawab pendidikan itu
sendiri.[2]

II. Macam-macam Lembaga.

Menurut Sidi Ghazalbi Lembaga ada yang tidak dapat berubah atau tetap dan ada
yang dapat berubah.

A. Lembaga yang tidak dapat berubah.


1. Rukun Iman.
Rukun iman yaitu lembaga kepercayaan manusia kepada Tuhan, Malaikat, kitab, Rasul, Hari
akhir, dan takdir.
2. Ikrar Keyakinan (Syahadatain).
Ikrar keyakinan, yaitu lembaga yang merupakan pernyataan atas kepercayaan manusia.
3. Thaharah.
Thaharah adalah lembaga pensucian manusia dari segala kotoran, baik lahir maupun bathin.
4. Shalat.
Shalat yaitu lembaga pembentukkan pribadi-pribadi, yang dapat membantu dalam
menemukan pola tingkahlaku untuk membangun kesajahteraan umat dan mencegah
perbuatan Fakhsya wa munkar.
5. Zakat.
Zakat yaitu lembaga pengembangan ekonomi umat, serta lembaga untuk menghilangkan
sektifikasi status ekonomi masyarakat yang tidak seimbang.
6. Puasa.

Puasa yaitu lembaga untuk memdidik jiwa, dengan mengendalikan dan kencendrungankecendrungan fisik dan psikologis.

7. Haji.
Haji yaitu lembaga pemersatu dalam komunikasi umat secara keseluruhan.
8. Ihsan.
Ihsan yaitu lembaga yang melengkapi dan meningkatkan serta menyempurnakan amal dan
ibadah manusia.
9. Ikhlas.
Ikhlas yaitu lembaga pendidikan rasa dan budi sehingga tercapai suatu kondisi kenikmatan
dalam beribadah dan beramal.
10. Takwa.
Takwa yaitu lembaga yang menghubungkan antara manusia dan Allah SWT sebagai suatu
cara untuk membedakan tingkat dan derajat manusia.

B. Lembaga yang dapat berubah.


1. Ijtihad.
Ijtihad yaitu lembaga berfikir mengerahkan seluruh fikirannya tentang suatu kasus sebagai
upaya yang sungguh-sungguh dalam merumuskan suatu keputusan dalam suatu masalah.
2. Fikih.
Fikih yaitu lembaga hukum islam yang diupayakan oleh manusia melalai lembaga ijtihad.
3. Akhlak.
Akhlak yaitu lembaga nilai-nilai tingkahlaku yang dibuat acuan oleh sekelompok masyarakat
dalam pergaulan.

4. Lembaga ekonomi.
Lembaga ekonomi yaitu lembaga yang mengatur hibungan ekonomi masyarakat dengan
mencakup segala aspeknya.
5. Lembaga pergaulan social.
6. Lembaga politik.
7. Lembaga seni.
8. Lembaga Negara.
9. Lembaga Ilmu pengetahuan dan Tekhnologi.
10. Lembaga pendidikan.[3]

Lembaga pendidikan di Indonesia dalam UU bisa kita klasifikasikan menjadi dua


kelompok yaitu: Sekolah dan Luar sekolah, yang lebih rincinya ada tiga bentuk atau macammacam lembaga.
.
a. Informal
Peran pendidikan informal lebih banyak diarahkan dalam pembentukkan karekter atau
keyakinan dan norma. Pendidikkan informal atau pendidikan pertama adalah kegiatan
pendidikan yang dialkukan oleh keluarga dan lingkungan yang terbentuk kegiatan belajar
secara mandiri, hal ini adalah menjadi pendidikan primer bagi peserta dalam pembentukkan
karakter dan kepribadian, hal ini sesuai dengan konsep Al-quran dalam masalah pendidikan
di keluarga, yaitu menjaga keluarga kita dari hal-hal negatif.
Firman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6:


Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama dalam proses
perkembangan manusia menuju kedewasaannya, keluarga dikatakan sebagai pendidikan yang
pertama karena keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama bagi anak yang belum
masuk pada lembaga-lembaga pendidikan formal, dan secara tidak langsung orang tua adalah
guru pertama bagi anak-anak mereka. Dan dikatakan sebagai pendidikan yang utama, karena
pada usia balita sampai usia menginjak sekolah, anak cenderung untuk meniru, jadi secara
tidak langsung orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya. Apabila dari sejak kecil ia
dibiasakan baik, didik dan dilatih dengan baik, maka ia akan tumbuh dan berkembang

menjadi anak yang baik pula. Sebaliknya, apabila ia dibiasakan berbuat buruk, nantinya ia
terbiasa berbuat buruk, sehingga ia menjadi celaka dan rusak. Dalam hadits dikatakan:
Artinya :Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, orangtuanya lah yang menjadikan ia
yahudi, nasrani, atau majusi.
Apa yang dapat kita lakukan sebagai orangtua dalam mengamban amanah mendidik
anak ini?. Mendampinginya saat ia menjalani hari-harinya, untuk terus tumbuh dan
berkembang menjadi manusia dewasa adalah alternative terbaik dalam mendidik anak,
memelihara fitrahnya, serta mengembangkan potensi dirinya yang unik, dengan tetap berpijak
pada orisinilitas dan individualitasnya sebagai hamba Allah.
Menurut UU no 2 tahun 1989 bab IV pasal 10 ayat 4:Pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah, yang diselenggarakan dalam keluarga
dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan..
Berdasarkan pendapat dan dictum UU tersebut, maka fungsi keluarga dalam pendidikan
adalah menyangkut penanaman, pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya
dan keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak

b. Formal.
Peran besarnya lebih banyak diarahkan pada pengembangan penalaran murid jalur
formal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan:
1) Umum
2) Kejuruan
3) Akademik
4) Profesi
5) Advokasi
6) Keagamaan.

Pendidikan formal coraknya dapat di wujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat.
Pendidikan dasar yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah berbentuk lembaga sekolah dasar (SD), dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sederajat.

Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun di
selenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyratan untuk mengikuti
pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal (TK
atau Raudatul Athfal), sedangkan dalam non formal bias dalam bentuk (TPQ, kelompok
bermain, taman/panti penitipan anak) dan/ atau informal (pendidikan keluarga, atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan).
Sedangkan pendidikan menengah yang merupakan kelanjutan pendidikan dasar terdiri
atas: pendidikan umum dan pendidikan keguruan dan yang berbentuk Sekolah Menengah
Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Keguruan (SMK), dan Madrasah
Aliyah Keguruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.
Yang terakhir adalah pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah. Pendidikan ini mencakup program pendidikan:
1) Diploma.
2) Sarjana.
3) Magister.
4) Doktor.

Perguruan tinggi memiliki bentuk:


1) Akademi.
2) Politehnik.
3) Sekolah Tinggi.
4) Institut atau Universitas.

Yang

secara

umum

lembaga-lembaga

ini

dibentuk

dan

diformat

untuk

menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, serta


menyelenggarakan program akademik, profesi, dan advokasi.
Semua lembaga formal diatas diberi hak dan wewenang oleh pemerintah untuk
memberikan gelar akademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuh pendidikan
dari lembaga tersebut. Khusus bagi perguruan tinggi yang memiliki program profesi sesuai
dengan program pendidikan yang diselenggarakan doctor berhak memberikan gelar doctor
kehormatan (doctor honoris causa) kepada individu yang layak memperoleh penghargaan
berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi,
kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan atau seni.

Untuk menanggulangi permasalahan yang cukup actual dan meresahkan masyarakat


saat ini, seperti pemberian gelar-gelar instant, pembuatan skripsi atau tesis palsu, ijazah palsu
dan lain-lain, pemerintahtelah mengatur dan mengancam sebagai tindak pidana dengan sanksi
yang juga telah di tetapkan dalam UU Sikdiknas yang baru (Bab XX ketentuan Pidana, pasal
67-71).

c. Non Formal.
Perannya lebih banyak pada pembentukan karakter social, pendidikan nonformal,
meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal meliputi lembaga
kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBN) dan
majlis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal dapat
dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan, Adapun pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah atau ingin melengkapi pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, yang berfungsi mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan kepada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.[4]

III. fungsi Lembaga Pendidikan.

Adapun fungsi pendidikan adalah:


1. Fungsi lembaga pendidikan keluarga.
Fungsi keluarga dalam pendidikan jasmani.
Dengan menjaga kesehatan, kebersihan, pakaian dan melindungi dari panas, hujan angina,
tenggelam dan lain-lain.

Fungsi agama dalam moral agama.


Setiap orang harus menciptakan suasana pergaulan yang relegius dalam keluarganya, apalagi
pada masa kanak-kanak dimana anak suka menirukan dan mengidentifikasikan diri dengan
orang dewasa yang ada dilingkungannya. Karena itu orang tua harus menjadikan dirinya
figure yang baik bagi anaknya, dalam bidang moral agama.
Fungsi keluarga dalam pendidikan emosional.
Rasa emosional dan kasih sayang dapat dipenuhi dengan baik karena adanya hubungan darah
antara anak dan keluarga. Dengan memberi peluang mengatakan keinginan, pendapat dan
pikiran dengan sopan dan hormat.
Fungsi keluarga dalam pendidikan social.
Memberi contoh yang baik kepada anak-anak, dalam tingkah social yang sehat, berdasarkan
kepada nilai-nilai agama, membiasakan hidup mandiri, dan membimbingnya jika bersalah.

2. Fungsi lembaga pendidikan sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.


Fungsi lembaga sekolah.
Sekolah bertugas untuk mendidik, mengajar serta memperbaiki, dan memperluas tingkah laku
anak didik yang dibawa dari keluarga.

Sedang fungsi lembaga sekolah menurut Suwarno adalah.:


Memberikan keserdasan berdasarkan dan memberikan pengetahuan.
Sekolah sebagai lembaga social yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Sekolah sebagai lembaga social dalam bidang pendidikan dan pengajaran, menjadi lebih
efesien dalam masyarakat.
Sekolah membantu perkembangan individu menjadi makhluk social, yang dapat beradaptasi
dengan baik dengan masyarakat.
Menjaga warisan budaya yang hidup dalam masyrakat.
Ketika di rumah kehidupan anak bergantung kepada orang tua, disekolah ia mendapat
kesempatan melatih diri untuk bertanggungjawab, dan persiapan sebelum terjun
kemasyarakat.

3. Fungsi lembaga masyarakat.


Memberikan pelayanan pendidikan bagi anggota masyarakat yang tidak mengikuti pendidikan
sekolah.

Memberikan bantuan dana atau fasilitas untuk mendukung dan meningkatkan kualitas sekolah
atau madrasah.
Memberi penilaian pengawasan terhadap mutu dan kualitas madrasah.
Memberikan masukan bagi sekolah atau madrasah dalam menyusun program.

IV. Lembaga Pendidikan Islam di Dunia Islam dan di Indonesia.


1. Lembaga pendidikan islam di dunia islam.
Sebelum munculnya sekolah-sekolah dan universitas sebagai lembaga formal di dunia islam,
sebenarnya sudah berkembang lembaga pendidikan yang bersifat non formal, diantaranya.
Kuttab, sebagai lembaga pendidikan dasar.
Kuttab adalah tempat belajar menulis, yang mendapat tempat serta dorongan yang kuat dari
umat islam, sehingga berkembang luas di kalangan umat islam.
Pendidikan rendah di Istana.
Pendidikan ini adalah untuk anak para pejabat, pemikiran ini berdasarkan bahwa pendidikan
itu bersifat menyiapkan anak didik agar mampu menyelesaikan tugasnya kelak setelah
dewasa. Tujuan pendidikan di istana adalah mendidik budi pekerti, dan mewariskan
kecerdasan dan pengetahuan orang-orang dahulu.
Tokoh-tokoh Kitab.
Tokoh-tokoh kitab berfungsi sebagai tempat berjual beli kitab yang telah ditulis dalam
berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu. Dan juga sebagai tempat
berkumpul para ulama, pujangga dan ahli-ahli ilmu pengetahuan untuk diskusi, berdebat dan
bertukar.
Rumah-rumah para ulama. Fikiran dalam berbagai masalah ilmiah.
Di zaman kejaayaan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam, banyak rumah para ulama ahli
ilmu pengetahuan, menjadi tempat belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan, diantaranya
Ibnu Sina, Al-Gazhali, dan lain-lain.
Majelis atau salon kesusasteraa.
Majelis ini bermula sejak khulafah Al-Rasyidin yang digunakan untuk memberi fatwa,
musywarah dan diskusi.
Badiah. (Padang pasir tempat tinggalnya Badwi)
Sejak berkembang luasnya islam, bahasa Arab dipakai sebagai kata pengantar oleh bangsabangsa luar bangsa Arab yang beragama islam. Akan tetapi, di kota-kota, bahasa Arab telah

rusak menjadi bahasa pasaran, dan bercampur baur dengan bahasa yang lain. Sedangkan di
Badiah, bahasa Arab masih dipertahankan keasliannya dan kemurnian bahasa Arab, yang
masih memperhatikan kefasihan berbahasa dengan memelihara kaidah-kaidah bahasa. Oleh
karena itu, khalifah mengirim anak-anaknya untuk belajar bahasa di sana.
Rumah sakit
Dalam rangka menyebar kesajahteraan umat islam, maka rumah sakit fungsinya tidak hanya
untuk merawat dan mengobati orang sakit, tetapi juga untuk mendidik tenaga-tenaga yang
berhubungan dengan perawatan dan pengobatan. Rumah sakit juga tempat pratikum dari
sekolah-sekolah kedokteran yang didirikan di luar rumah sakit.
Perpustakaan.
Para ulama dari berbagai macam keahlian ilmu, menulis buku-buku dalam bidang masingmasing untuk diajarkan kepada para penuntut ilmu, bahkan ulama mengizinkan para penuntut
ilmu untuk belajar di pustaka pribadinya. Ada juga perpustakaan umum yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau wakaf para ulama.
Mesjid.
Pada zaman nabi, masjid menjadi pusat informasi tempat musyawarah, menyampaikan
penerangan agama dan menyelenggarakan pendidikan.

2. Lembaga Pendidikan islam di Indonesia.


a) Lembaga pendidikan islam sebelum kemerdekaan.
Pendidikan islam mulai berkembang pada abad ke 20 dengan berdirinya Madrasah Islamiyah
yang bersifat formal, seperti:
Madrasah Adabiyah di Padang (syeikh Abdullah Ahmad pada tahun 1909)
Madrasah school di Batusangkar (Syaikh M. Tabib Umar pada tahun 1918 M)
Diniyyah school (Muhammad Yunus) Thawalib di padang panjang (Syaikh Abdulah karim
Amrullah pada tahun 1921 M)
Madrasah Nurul iman di jambi (Abd samad pada tahun 1913 M)
Saadah Adabiyah di Aceh(Tengku Muhammad Daud Baruch pada tahun 1913 M)
Pesantren syaikh Hasan Maksum di Sumatera Timur ( Syaikh Hasan Maksum pada tahun
1916 M).

Sementara didirikan pula pesantren seperti:

Pesantren Tebuireng Jombang (KH Hasyim Asyari)


Salafiah (KH Ilyas)
Pondok modern Gontor (KH Imam Zakarsyi dan KH Sahal pada tahun 1926)
Pesantren Krapyak di Yogyakarta (KH Munawir pada tahun 1911)

b) Lembaga Pendidikan Islam sesudah Indonesia Merdeka.


Setelah Indonesia merdeka, Departemen Agama diserahi kewajiban dan bertanggung jawab
terhadap pembinaan dan perkembangan pendidikan agama. Lembaga pendidikan islam ada
yang berstatus negeri dan swasta, yang berstatus negeri antara lain Madrasah Ibtidaiyah,
Tsanawiyah, Aliyah, PTAIN yang menjadi IAIN, swasta ADIA (Akademi Dinas Ilmu
Agama)
Perhatian pemerintah cukup besar terhadap peguruan islam, dengan memberikan bantuan
seperti subsidi, peralatan pendidikan dan tenaga guru yang digaji oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

H. Ramayulis, ilmu pendidikan islam, Jakarta, Kalam mulia, 2008


Dr. Abdul Mujib, ilmu pendidikan islam , Jakarta, Kencana 2006
www.kampusislam-kumpulanmakalah-kyanti.com
www.muslimah.or.id.com

[1]
[2]
[3]
[4]

Hendropuspito, social agama , (Jakarta : Kanisius, 1988), h. 144


Prof. Dr. H Ramayulis, ilmu pendidikan islam (Jakarta: Kalam mulia, 2008), hal 278
www.kampusislam-kumpulanmakalah-kyanti.com 15 des 2009 waktu 02.35 pm
www.muslimah.or.id.com 15 desember 2009 waktu 02:35 pm

Anda mungkin juga menyukai