ANALISIS EKONOMI
Untuk mengevaluasi kelayakan suatu produk dan tingkat pendapatannya, maka
dilakukan analisis perhitungan secara teknik. Selanjutnya perlu juga dilakukan analisis
terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Suatu produk dianggap layak dipasarkan bila
dapat beroperasi dalam kondisi yang memberikan keuntungan.
Analisis ekonomi digunakan untuk menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
pembuatan produk selai mawar baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap dengan perhitungan
sebagai berikut:
1. Biaya Produksi
1.1 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
a. Biaya Bahan Baku, Pembantu, dan Kemasan
Dalam satu kali produksi diasumsikan produksi dari industri selai mawar ini
akan menghasilkan sebanyak 300 cup kemasan dengan menyesuaikan kapasitas
karyawan dan hari kerja selama 25 hari. Jadi, kapasitas produksi dalam satu bulan
untuk produksi selai mawar sebanyak 7.500 bungkus.
Perhitungan :
Periode perhitungan 1 bulan = 25 hari kerja
Produksi Selai Mawar 300 cup kemasan/hari
Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku dan Pembantu
Nama Produk
Data Resep
Selai Mawar
30 kg
Kelopak mawar
45 kg
Gula pasir
300 gr
Garam
600 gr
Vanili
1,5 kg
Tepung maizena
96,66 kg atau 300 cup kemasan
96,66 kg x 25 hari = 2.416,5 kg atau 7.500 cup kemasan
No
Bahan
Jumlah
Rp @ satuan
.
1
Kelopak mawar
30 kg
50.000/kg
Rp/hari
1.500.000
2 Gula pasir
45 kg
3 Garam
300 gr
4 Vanili
600 gr
5 Tepung maizena
1,5 kg
Jumlah
Biaya Bahan Baku per hari
11.000/kg
4.000/kg
25.000/kg
7.000/kg
495.000
1.200
15.000
10.500
2.021.700
Rp 2.021.700,00
Ukuran
Jumla
Rp @ satuan
Rp/hari
h
300
1.000/botol
300.000
300
450/stiker
135.000
435.000
Rp/hari
2.021.700
435.000
2.456.700
Rp 61.417.500,-
Jumlah
3
5
Rp/bulan
65.790
300.000
40.000
405.790
Perhitungan:
a. Peralatan dengan listrik
2 Blender: Daya terpakai 190 watt, 4 jam kerja perhari, dengan tarif listrik Rp
787/Kwh.
Maka, Besar Listrik per bulan = 2 x 190 x 25 x 787 x 4 / 1.000 = Rp 29.915
Cup Sealer : Daya terpakai 300 watt, 4 jam kerja perhari, dengan tarif listrik
Rp 787/Kwh.
Maka, Besar Listrik per bulan = 300 x 25 x 787 x 4 / 1.000 = Rp 23.675
Jml.
Timbangan
Baskom
Blender
Wajan besar
Kompor gas
Pengaduk
Solet
Sendok
Cup sealer
3
10
3
3
3
6
5
5
1
Rp @ satuan
Harga (P)
Nilai
32.000
10.000
88.000
70.000
188.000
3.000
3.000
2.500
1.500.000
(Rp)
96.000
100.000
264.000
210.000
564.000
18.000
15.000
12.500
1.500.000
2.779.500
sisa (S)
1.920
0
5.280
0
11.280
0
0
0
30.000
Jam/bulan
Deprisiasi
100
75
100
150
150
150
50
100
100
(Rp/bln)
1.128,96
900
3.104,64
3.780
9.948,96
324
90
150
17.640
37.066,56
Rp/bulan
61.417.500
405.790
37.066,56
61.860.356,56
Rp/bulan
1.000.000
2.500.000
2.100.000
100.000
100.000
500.000
6.300.000
Jml.
Rp @
Harga (P)
Nilai
3
10
3
3
3
6
5
5
1
satuan
32.000
10.000
88.000
70.000
188.000
3.000
3.000
2.500
1.500.00
(Rp)
96.000
100.000
264.000
210.000
564.000
18.000
15.000
12.500
1.500.00
sisa (S)
1.920
0
5.280
0
11.280
0
0
0
30.000
0
2.779.50
0
Deprisiasi
Deprisias
4
1
3
2
3
1
1
3
5
(Rp/th)
23.520
100.000
86.240
105.000
184.240
18.000
15.000
4.166,67
294.000
i (Rp/bln)
1.960
8.333,33
7.186,67
8.750
15.535,33
1.500
1.250
347,22
24.500
830.166,6
69.180,55
c. Biaya Amortisasi
Tabel 4.9 Biaya Amortisasi
Harta tak berwujud
Perijinan (Rp 500.000,- selama 2 th)
Rp/bln
20.833
20.000
40.833
e. Dana Sosial
Per bulan Rp 50.000,00
Tabel 4.10 total Biaya Tetap (Fixed Cost)
Komponen Biaya Tetap
Biaya Usaha
Biaya Penyusuta/Depresiasi
Biaya Amortisasi
Pajak Usaha dan Asuransi
Dana Sosial
Jumlah
Total Biaya Produksi (Total Cost)/Bulan
Rp/bulan
6.300.000
69.180,55
40.833
138.975
50.000
6.598.988,55
Penjualan/bulan
Jumlah/bln
Rp 75.000.000,00
b. Perhitungan Rugi/Laba
i. Laba kotor = Penjualan - Total Biaya Produksi
= Rp 75.000.000,00 - Rp 68.459.345,11
= Rp 6.540.654,89
ii. Laba bersih = Laba Kotor - Pajak Kepemilikan Usaha
= Laba Kotor - (5% x laba kotor)
= Rp 6.540.654,89 - (5% x Rp 6.540.654,89)
= Rp 6.540.654,89 - Rp 327.032,74
= Rp 6.213.622,15
c. Break Even Point (BEP)/Titik Impas
Analisis Titik Impas (BEP) Unit
BEP Produksi = (Total Biaya Tetap)/(Harga - VC/unit)
= (Rp 6.598.988,55)/(Rp 10.000,00 Rp8.248)
= (Rp 6.598.988,55)/(Rp 1.752)
= 3.766,6 3.767 cup kemasan/bulan
BEP Harga = (Total Biaya Produksi)/( Kapasitas Produksi)
= (Rp 68.459.345,11)/(7.500 kemasan)
= Rp 9.127,91
Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi sebanyak 3.767 kemasan dan
dengan harga Rp 9.127,91.
d. Return of Investment (ROI) sebelum pajak
= (Laba Kotor)/(Total Biaya Produksi) x 100%
= (Rp 6.540.654,89)/(Rp 68.459.345,11) x 100%
= 9,6 %
e. Return of Investment (ROI) setelah pajak
= (Laba Bersih)/(Total Biaya Produksi) x 100%
= (Rp 6.213.622,15)/(Rp 68.459.345,11) x 100%
= 9,1 %
f. Payback Period (PP)
= (Total Biaya Produksi)/(Laba Kotor)
= (Rp 68.459.345,11)/(Rp 6.540.654,89)
= 10,5 bulan
g. Benefit Cost Ratio (Net B/C)
B/C = (Penjualan)/(Total Biaya Produksi)
= (Rp 75.000.000,00)/(Rp 68.459.345,11)
= 1,1
1.4 Analisis Ekonomi
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa analisis ekonomi usaha
selai mawar adalah:
a. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan,
yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.
i. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan
tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha,
amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan asuransi serta dana sosial.
Biaya tetap produksi Selai Mawar setiap bulan sebesar Rp 6.598.988,55.
ii. Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika
melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku,
bahan pembantu, dan kemasan, biaya energi dan pembersih, serta biaya
perawatan dan perbaikan. Biaya tidak tetap produksi Selai Mawar setiap bulan
sebesar Rp 61.860.356,56.
b. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat dihasilkan
oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas produksi selai mawar setiap
bulan adalah 7.500 cup kemasan.
c. Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi merupakan harga minimal yang harus diberikan pada
produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari biaya produksi (biaya
tetap dan biaya variabel) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (kapasitas
produksi). Harga pokok selai mawar adalah Rp 9.127,91/cup.
d. Harga Jual
Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah ditambah
keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan mengacu/berdasarkan kepada
harga pokok, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka harga jual harus lebih
tinggi dari harga pokok produksi. Harga jual selai mawar Rp 10.000,00/cup.
e. Laba (Keuntungan)
Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau
selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba perusahaan meliputi laba kotor dan
laba bersih.
1) Laba Kotor
Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari selisih hasil penjualan dengan
biaya produksi sebelum dikurangi pajak usaha. Laba kotor produksi selai mawar ini
sebesar Rp 6.540.654,89.
2) Laba Bersih
Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari selisih laba kotor dengan
pajak kepemilikan usaha. Laba bersih produksi selai mawar setiap bulannya adalah
Rp 6.213.622,15.
f. BEP (Break Even Point)
Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut
pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana
perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Produksi
selai mawar mencapai titik impas pada tingkat produksi 3.767 kemasan dari kapasitas
produksi 7.500 cup setiap bulannya. Jadi selisih antara kapasitas produksi dan titik
impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu
usaha/produksi selai mawar ini akan tetap dapat berjalan.
g. ROI (Return of Investment)