Anda di halaman 1dari 8

Kasus Ford Pinto

Latar Belakang Kasus Ford Pinto


Pada bulan Mei tahun 1968, Ford Motor Company, berdasarkan rekomendasi saat itu wakil
presiden Lee Iacocca, memutuskan untuk memperkenalkan mobil subkompak untuk menghadapi
persingan kuat dari Volkswagen. Demi mendapatkan pangsa pasar yang besar, mobil tersebut
dirancang dan dikembangkan secara cepat di dalam negeri. Yang di maksud secara cepat di sini
adalah bahwa desain dan pengujian pra produksi biasanya membutuhkan waktu sekitar tiga
setengah tahun dan pengaturan produksi yang sebenarnya agak lebih lama, namun pada
kenyataanya desain Ford Pinto dimulai pada tahun 1968 dan produksi dimulai tahun 1970.
Tujuan lain Ford Pinto adalah memproduksi mobil dengan berat sebesar 2.000 pound, dengan
label harga sebesar $2.000 atau kurang. Dan ternyata selama beberapa tahun penjualan pertama
Pinto bisa dikatakan sangat bagus, karena total penjualan mencapai 3.200.000 unit dari berbagai
varian.
Proyek Pinto diawasi oleh Robert Alexander, wakil presiden teknik mobil, dan telah disahkan
oleh Komite Perencanaan Produk Ford, terdiri dari Iacocca, Alexander, dan wail presiden teknik
mobil kelompok Ford, Harold MacDonald. Para insinyur di seluruh Ford yang bekerja pada
proyek tersebut bertanggungjawab kepada supervisor langsung mereka, di mana melaukan hal
yang sama selanjutnya kepada atasan mereka, dan selanjutnya bagi Alexander dan MacDonald
dan akhirnya Iacocca.
Banyak laporan yang dilewatkan dalam rantai komando selama desain dan proses
persetujuan, termasuk beberapa diantaranya yang menguraikan hasil tes tumbukan, dan usulan
untuk memperbaiki kecenderungan mobil meledak ke dalam kobaran api ketika bagian belakang
dipacu pada kecepatan 21 mil per jam.
Kecenderungan tersebut disebabkan karena Ford Pinto mengadopsi penempatan tangki bahan
bakar di bagian belakang. Pinto adalah sebuah proyek terburu-buru, dimulai pada tahun 1968 dan
mengambil lebih dari dua tahun untuk mencapai ruang pamer. Akibatnya, keputusan desain
rekayasa datang setelah keputusan gaya ke tingkat yang lebih besar dari biasanya. Desain ini
sangat berbahaya, karena jika terjadi tabrakan pada bagian belakang Ford Pinto maka bisa
menyebabkan ledakan, kemudian disusul efek domino pintu mobil yang menjadi sulit dibuka
sehingga penumpang akan terperangkap di dalamnya. Selama desain dan produksi,
bagaimanapun, tes tabrakan mengungkapkan cacat serius dalam tangki bensin. Dalam tabrakan

lebih dari 25 mil per jam, tangki bensin selalu pecah. Untuk memperbaikinya diperlukan
perubahan dan memperkuat desain.
Perbaikan yang tersedia untuk Ford termasuk memposisikan tangki gas di atas roda belakang,
yang akan mengurangi ruang bagasi, atau menginstalasi bladder karet di tangki bensin. Ford
bereksperimen dengan menggunakan insalasi bladder karet, tetapi tampaknya memutuskan
bahwa bladder karet tidak efektif akan biaya. Kemudian, sebagai bagian dari upaya lobi yang
berhasil terhadap peraturan pemerintah untuk tes wajib kecelakaan (tes kecelakaan tertunda
delapan tahun sampai 1977), analisis biaya manfaat Ford terungkap dalam studi perusahaan yang
berjudul Fatalities Assosiated with Crash-Included Fuel Leakage and Fires seperti yang telah
dijelaskan sebelumnyabiaya instalasi bladder karet jauh melebihi manfaatnya.
Ford mengambil angka $200.000 untuk biaya kematian dari sebuah studi tentang National
Highway Traffic Safety Administration, yang menggunakan perkiraan atau analisis tabular dalam
kasus ini.

Kronologi Kasus 1
Pada tanggal 10 Agustus 1978, sebuah Ford Pinto ditabrak dari belakang di jalan raya Indiana.
Hantaman tabrakan itu menyebabkan tangki bahan bakar Pinto pecah, meledak dan terbakar. Hal
ini mengakibatkan kematian tiga remaja putrid yang berada di dalam mobil itu. Kejadian ini

bukan pertama kalinya Pint terbakar akibat tabrakan dari belakang. Dalam tujuh tahun sejak
peluncuran Pinto, sudah ada 50 tuntutan hukum yang berhubungan dengan tabrakan dari
belakang. Meskipun demikian, kali ini Ford dituntut di pengadilan criminal akibat
penumpangnya tewas.
Untuk kasus ini, desainer dan pihak Ford secara keseluruhan tidak memikirkan dampak
berbahaya yang bisa terjadi. Desain dari mobil Ford Pinto tidak memikirkan aspek keamanan dan
keselamatan nyawa pengemudi dan penumpangnya.
Dilema yang dihadapi para desainer yang mengerjakan Pinto adalah menyeimbangkan
keselamatan orang yang mengendarai mobil dan kebutuhan untuk memproduksi Pinto dengan
harga yang dapat bersaing di pasar. Mereka harus berusaha menyeimbangkan tugas mereka
kepada public dan tugas mereka kepada atasan. Akhirnya usaha Ford untuk menghemat beberapa
dolar dalam biaya manufaktur mengakibatkan pengeluaran jutaan dolar untuk membela diri dari
tuntutan hukum dan membayar ganti rugi korban. Tentu saja ada juga kerugian akibat hilangnya
penjualan akibat publisitas buruk dan persepsi publik bahwa Ford tidak merancang produknya
untuk keamanan pengendara.Semua menjadi dilemma. Karena sangat sulit kalau sebuah institusi
lebih mengutamakan laba perusahaan daripada nyawa manusia.
Pada awalnya desain yang berbahaya ini telah diketahui oleh perusahaan Ford sebelum mobil
Ford Pinto dipasarkan, namun Ford lebih memilih untuk membayar biaya ganti rugi kematian
daripada mendesain ulang tangki bahan bakar, karena dirasa akan membutuhkan biaya yang
lebih besar untuk mendesain ulang tangki bahan bakar.
Kronologi Kasus 2
Pada bulan November 1971, Grays membeli baru 1972 Pinto hatchback yang diproduksi oleh
Ford pada bulan Oktober 1971. The Grays mengalami kesulitan dengan mobil dari awal. Selama
beberapa bulan pertama kepemilikan, mereka harus mengembalikan mobil ke dealer untuk
perbaikan beberapa kali. Masalah mobil mereka termasuk gas yang berlebihan dan konsumsi
minyak, turun pergeseran transmisi otomatis, kurangnya daya, dan sesekali mengulur-ulur. Ia
kemudian mengetahui bahwa mengulur-ulur dan konsumsi bahan bakar yang berlebihan
disebabkan oleh pelampung karburator berat.
Pada tanggal 28 Mei 1972, Mrs Gray, disertai dengan 13 tahun Richard Grimshaw, ditetapkan
dalam Pinto dari Anaheim untuk Barstow untuk bertemu Mr Gray. The Pinto saat itu berusia 6

bulan dan telah didorong sekitar 3.000 mil. Mrs Gray berhenti di San Bernardino untuk bensin,
kembali ke jalan bebas hambatan (Interstate 15) dan melanjutkan ke arah tujuan nya di 60-65 mil
per jam. Saat ia mendekati Route 30 off-jalan di mana lalu lintas padat, ia pindah dari jalur cepat
ke luar jalur tengah dari jalan bebas hambatan. Tak lama setelah perubahan jalur ini, Pinto tibatiba terhenti dan meluncur berhenti di jalur tengah. Ia kemudian menetapkan bahwa pelampung
karburator telah menjadi begitu jenuh dengan bensin yang tiba-tiba tenggelam, membuka ruang
mengambang dan menyebabkan mesin untuk banjir dan kios. Sebuah mobil bepergian segera
balik Pinto mampu berbelok dan menyebarkannya tetapi driver dari 1962 Ford Galaxie tidak
mampu untuk menghindari bertabrakan dengan Pinto. The Galaxie telah bepergian 50-55 mil per
jam tapi sebelum dampaknya telah mengerem dengan kecepatan 28-37 mil per jam.
Pada saat dampak, Pinto terbakar dan interior yang dilalap api. Menurut ahli penggugat,
dampak dari Galaxie telah didorong tangki gas Pinto depan dan menyebabkan ia menjadi
tertusuk oleh flens atau salah satu baut di perumahan diferensial sehingga bahan bakar
disemprotkan dari tangki bocor dan masuk ke kompartemen penumpang melalui kesenjangan
yang dihasilkan dari pemisahan bagian roda belakang baik dari lantai pan. Pada saat Pinto datang
untuk beristirahat setelah tumbukan, kedua penghuni telah menderita luka bakar serius. Ketika
mereka muncul dari kendaraan, pakaian mereka hampir sepenuhnya dibakar. Mrs Gray
meninggal beberapa hari kemudian dari gagal jantung kongestif akibat luka bakar. Grimshaw
berhasil bertahan hidup, tetapi hanya melalui tindakan medis heroik. Dia telah mengalami
banyak dan luas operasi dan cangkok kulit dan harus menjalani operasi tambahan selama 10
tahun ke depan. Dia kehilangan bagian dari beberapa jari di tangan kirinya dan bagian dari
telinga kirinya, sementara wajahnya diperlukan banyak cangkok kulit dari berbagai bagian
tubuhnya.
Pada pengadilan pertama, sebuah penilaian diberikan terhadap Ford dan jaksa memutuskan pihak
Ford wajib menggati rugi atas kecelakaan kepada keluarga Gray $ 560.000 dan Matius
Grimshaw $ 2,5 juta pada tetapi yang mengejutkan datang ketika hakim pada awalnya
memutuskan memdakwa uang ganti rugi sebesar $ 125 juta dan kemudian diturunkan menjadi $
3,5 juta.

Analisis Etika Kasus Ford Pinto


Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukkan bahwa etika konsistem dengan
tujuan bisnis, khususnya dalam kencari keuntungan. Jika perusahaan Ford memperhatikan
keselamatan pengendara dalam produksi Ford Pinto, perusahaan Ford tidak akan mengeluarkan
biaya tambahan untuk memberikan ganti rugi pada korban kecelakaan.
Dalam pengerjaan teknis perancangan dan pembuatan sebuah mobil Ford Pinto, terjadi juga
pelanggaran kode etik seorang insinyur/engineer yaitu
membuat keputusan yang konsistem terhadap keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
public, serta menghindari sekaligus menyungkap faktor-faktor yang membahayakan public dan
lingkungan.
Etika bisnis berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan pelaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar
itu diterapkan ke dalam sistem dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk
memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa, serta diterapkan kepada orang-orang yang
ada di dalam organisasi.
Sebagai seorang wirausaha hendaknya menerapkan etika saat berusaha. Dalam bidang
otomotif ada etika engineering dan etika bisnis yang mengikat dan harus ditaati. Kejayaan suatu
perusahaan besar dituntut dari hal-hal seperti kepercayaan, nama baik perusahaan, produk yang
berkualitas, dan tentunya ketahanan terhadap persaingan dengan kompetitor. Dalam kasus Ford
Pinto, keputusan bisnis yang dibuat untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor telah
mengabaikan kepercayaan, nama baik perusahaan, kualitas produk dengan mengabaikan etikaetika dasar yang harusnya ditaati.
Sistem keselamatan terlihat tidak ada sama sekali. Hal ini tidak disebutkan di seluruh artikel.
Seperti Lee Iacocca, salah seorang General Motors di Ford, yang sering katakan, adalah
"Keselamatan tidak menjual". Desain produk ini memang cacat. Seorang insinyur Ford, yang
tidak ingin namanya disebutkan, berkomentar: "Perusahaan ini dijalankan oleh salesman, bukan
insinyur, maka prioritas adalah styling, bukan keselamatan."

Dalam kasus Ford Pinto ini, desainer dan pihak Ford secara keseluruhan tidak memikirkan
dampak berbahaya yang bisa terjadi. Desain dari mobil Ford Pinto tidak memikirkan aspek
keamanan dan keselamatan bahkan nyawa seseorang.
Kasus Ford Pinto tidak akan terjadi jika kebijakan bisnis untuk mendapatkan laba yang lebih
besar dengan mengorbankan keamanan tidak diambil oleh Ford. Kepercayaan konsumen
terhadap sebuah produk bisnis sangatlah penting, karena menjadi poin dasar dalam penentuan
pemasaran produk dan keberlangsungan sebuah perusahaan.
Salah satu bahan pertimbangan Ford adalah analisis biaya manfaat dari mengubah tangki
bahan bakar. Menurut perkiraan Ford, tangki tidak aman akan menyebabkan kematian membakar
180 jiwa, 180 luka bakar serius, dan 2.100 kendaraan terbakar setiap tahun. Perhitungnya akan
hal itu, bahwa Ford harus membayar $ 200.000 per kematian, $ 67.000 per cedera, dan $ 700 per
kendaraan, dengan total sebesar $ 49,5 juta. Namun, biaya menyelamatkan nyawa dan luka-luka
bakar bahkan lebih tinggi dengan diadakannya perubahan akan menelan biaya $ 11 per mobil,
yang jika dijumlahkan mencapai hingga $ 121 juta per tahun.
Perusahaan Ford tidak menginstal rubber bladder karena memakan banyak biaya sebesar
$137.500.000, sedangkan jika rubber bladder tidak dipasang maka biayanya hanya sebesar
$49.530.000. Ini berarti Ford Mobil Company bisa menghemat biaya sebesar $87.970.000.
Dilihat dari sisi Ford, jelas Ford lebih mencari profit daripada harus menginstal rubber bladder
untuk keselamatan penumpang. Dilihat dari sisi konsumen, jelas konsumen dirugikan karena
Ford sudah melakukan kecurangan dengan melakukan penghematan biaya produksi dan tidak
memperhatikan kualitas produk untuk keamanan dan keselamatan pengendara.

KASUS FORD PINTO


ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

Oleh:
Silviana Isyanto

(14/MPA/XXXB/20)

Valentina Yoram S

(14/MPA/XXXC/29)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

Anda mungkin juga menyukai